Share

Bab 207

Author: Kacang Merah
Di tengah hembusan angin dingin, Reina masih merasa kedinginan meski sudah memakai jaket.

Deron memperhatikan kamera pengintai di sepanjang jalan dan menunggu di tempat yang jaraknya paling dekat dengan Reina.

Tak lama kemudian, Deron melihat seorang wanita kurus berjalan mendekat.

Deron langsung keluar dari mobil dan membuka pintu.

"Terima kasih." Reina masuk ke mobil setelah mengucapkan terima kasih.

Deron juga masuk dan langsung menyalakan pemanas di dalam mobil.

Sejak Reina pergi ke luar negeri, Deron menghabiskan banyak waktu untuk melindungi Reina.

Dia tahu Reina tidak tahan pada dingin.

"Sekarang kita mau ke mana?"

Reina bersandar di kursi, berpikir sejenak dan menjawab, "Pulang ke Vila Magenta."

Kalau dia kabur, Maxime akan langsung mengetahuinya dan pasti akan mencarinya.

"Oke."

Deron memilih jalan dengan pemandangan yang bagus.

Reina melihat pemandangan di luar jendela mobil dan bertanya padanya, "Apa semua baik-baik saja? Kenapa kemarin buru-buru pulang?"

Deron mengencangkan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Jue Apr
lovley story
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 208

    Pengawal yang terus membuntuti Reina tidak banyak pikir saat melihat Reina naik mobil Deron yang ternyata adalah sebuah taksi, dia menjawab dengan jujur, "Nona Reina baru naik taksi, dilihat dari rutenya sepertinya dia pulang ke Vila Magenta."Hati Maxime yang tegang sedikit lega saat tahu Reina masih di Kota Simaliki.Maxime bingung, kenapa Reina tiba-tiba pulang."Kamu tahu nggak kenapa dia pulang?""Nggak tahu."Para pengawal tidak ada yang tahu.Maxime menutup telepon dan meminta seseorang menyiapkan mobil untuk langsung mengantar Maxime kembali ke Vila Magenta.Dalam perjalanan.Maxime masih mencoba menelepon Reina tetapi tetap tidak tersambung.Maxime meminta sopir untuk mengemudi secepat mungkin.Di sisi lain, Reina sudah tiba di Vila Magenta. Setelah mengucapkan selamat tinggal pada Deron, Reina tidak langsung masuk dan hanya berdiri di depan pintu vila.Reina melamun, dia membiarkan gerimis turun di bahunya dan tubuhnya tertiup angin dingin.Entah sudah berapa lama, akhirnya d

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 209

    Maxime sudah ganti baju dan saat ini sedang duduk tegak di sofa sambil meregangkan kakinya yang jenjang.Rambutnya belum kering. Garis wajah yang tegas juga mata yang terlihat tajam menyiratkan ekspresi yang tidak bisa ditebak."Ya masuk aja," jawabnya santai.Reina mengencangkan jubah mandinya dan berkata, "Keluar."Maxime tidak terlihat akan keluar, dia malah berdiri dan berjalan menghampiri Reina."Sebenarnya kenapa kamu marah?"Maxime belum dapat jawaban, dia Reina sendiri yang memberitahunya.Reina tidak menggubris Maxime, "Nggak apa-apa. Tolong keluar, aku mau ganti baju."Maxime tidak bergerak sama sekali."Aku 'kan sudah pernah lihat."Reina tersipu, dia tidak punya pilihan selain memunggungi Maxime untuk ganti baju.Maxime kembali duduk di sofa, matanya terpaku pada punggung mulus Reina. Pemandangan ini membuat tenggorokannya terasa hangat.Maxime langsung menyadari perubahan pada dirinya, dia pun buang muka dan mengeluarkan ponselnya untuk memeriksa apa pengawalnya sudah meny

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 210

    "Kau pikir siapa aku?" Setelah Maxime selesai bicara, dia keluar dari kamar tidur tanpa menunggu jawaban Reina.Reina ditinggal sendiri, tubuhnya limbung saat terngiang perkataan Maxime barusan.Reina sadar dia sudah terlalu polos. Bahkan meski dia memainkan peran istri selama sebulan penuh, belum tentu Maxime akan melepaskannya dan Riki.Sepertinya, Reina hanya bisa memaksakan kondisi. Dia harus membawa Riki kabur.Tapi dia tidak mau menyusahkan Revin lagi.Reina menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri, memikirkan apa yang harus dilakukan untuk membawa Riki pergi sendirian."Brak!"Terdengar suara Maxime membanting pintu di bawah.Reina duduk sendirian di kursi dan berpikir cukup lama. Saat ini hanya ada satu cara yang terbersit di benaknya, dia hanya bisa membawa Riki kabur kalau Maxime mengizinkannya bertemu Riki.Namun setelah membawa Riki pergi, bagaimana dia bisa keluar dari Kota Simaliki?Reina terpikir seseorang, dia menggunakan ponsel yang diberikan Deron untuk menele

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 211

    Saat Luki bergegas ke ruang bawah tanah dengan panik, Maxime sudah tidak ada di sana.Dia melihat putrinya meringkuk di pojok ruangan dengan tubuh menggigil dan terus menerus minta maaf."Lili, kamu kenapa?"Pengawal di sampingnya menjawab dengan dingin, "Pak Luki, Pak Maxime bilang dia nggak pantas tinggal di Keluarga Sunandar. Mulai hari ini, Pak Maxime nggak mau melihatnya lagi di Kota Simaliki."Luki mengangguk dengan mata merah."Ya, ya, baik. Aku akan mengirimnya ke luar negeri."Saat ini barulah Lili merasa tenang, dia memeluk ayahnya, "Ayah, aku nggak mau pergi."Lalu, Lili berbisik, "Semua ini karena Reina."Luki menepuk bahunya, tatapannya jadi tajam."Ayah tahu, Ayah tahu."....Di luar vila.Maxime duduk di dalam mobil dan menyalakan rokok tanpa henti.Ekki melaporkan kondisi terkini perusahaan. Selain mengenai Revin, semuanya berjalan normal."Para pemegang saham diam-diam sudah mengeluh tentang persaingan yang merugi," kata Ekki dengan bijaksana.Baru-baru ini, Maxime sib

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 212

    Reina menutup matanya rapat-rapat, tubuhnya sedikit gemetar.Tangan Maxime berhenti bergerak saat mengetahui bahwa Reina belum tidur.Awalnya dahi Reina sudah mulai berkeringat, dia menghela napas lega ketika Maxime menghentikan aksinya.Tengah malamnya.Maxime masih tidak bisa tidur, jadi dia bangun dan keluar kamar.Paginya waktu Reina bangun, Maxime sudah tidak ada lagi di sampingnya.Segala yang terjadi semalam tampak seperti mimpi.Reina pun tidak ambil pusing dan pergi mandi.Reina berdiri di depan cermin dan mengatur emosinya sebelum keluar dari kamar.Pintu ruang belajar terbuka, saat Reina lewat dia bisa langsung melihat Maxime duduk di meja kerja dengan postur tegak.Maxime terlihat tenang seperti biasa dan membaca dokumen dengan matanya yang tajam.Begitu teringat akan rencananya, Reina menurunkan harga diri dan mengetuk pintu."Apa?" tanya Maxime tanpa mengangkat kepalanya."Aku mau minta maaf soal kemarin." Reina mengatakan hal yang bertentangan dengan kata hatinya, "Mungk

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 213

    Begitu Reina tiba dan selesai sarapan, dia menerima pesan dari Joanna.Ibu mertuanya itu mengajaknya bertemu untuk membicarakan sesuatu.Reina memberi tahu Maxime.Maxime berkata terus terang, "Kalau kamu nggak mau pergi, tolak aja."Reina tidak tahu Maxime itu tulus atau hanya basa basi."Nggak apa-apa."Reina pun bangkit berdiri dan pergi menemui Joanna.Di taman, Joanna yang mengenakan gaun tradisional sedang menyiram bunga. Waktu melihat Reina datang, dia menyerahkan selang siram pada pelayan."Buang semua tanaman yang nggak berbunga.""Baik."Joanna sengaja berkata seperti ini di depan Reina sebagai perumpamaan dia akan dibuang kalau tidak punya anak.Reina paham maksud Joanna, dia tetap tenang.Keduanya berjalan depan belakang dan masuk ke mobil.Dalam perjalanannya, Joanna terlihat gelisah."Nana, kamu tahu nggak? Belakangan ini aku ketemu seorang anak yang sangat lucu, dia mirip banget sama Maxime waktu masih kecil."Mata Reina menegang dan mengira Joanna sudah tahu rahasianya,

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 214

    Joanna menyerahkan berbagai mainan mewah yang dibawanya untuk Riko, berharap bisa membuat anak itu bahagia.Siapa yang sangka Riko sama sekali tidak peduli dan menjawab, "Terima kasih Nenek Joanna, tapi Mama bilang nggak boleh terima barang dari orang asing."Reina berusaha keras bersembunyi supaya Riko tidak melihatnya.Reina masih tidak tahu apa Joanna mengenali siapa Riko atau tidak, jadi Reina tidak boleh gegabah.Joanna yang berjongkok di depan Riko merasa tidak nyaman saat Riko menganggapnya sebagai orang asing."Kok Riko bilang Nenek orang asing? Kan kita sudah kenal beberapa bulan? Nenek sayang banget lho sama Riko."Joanna langsung teringat sosok Alana waktu Riko menyebut kata 'Mama', Joanna pun menjawab, "Mamamu nggak percaya sama Nenek?""Nanti setelah Festival Kue Bulan, Nenek ajak mama Riko ngobrol ya. Setelah itu Riko nggak anggap Nenek orang asing lagi, 'kan?"Riko tidak menyangka Nenek yang sudah menindas mamanya ini akan terus mengejarnya. Selama sebulan ini, dia terus

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 215

    Sesampainya di rumah.Joanna meminta Reina untuk kembali memikirkan dan jangan buru-buru menolak."Kita sama-sama tahu Keluarga Andara sudah bangkrut. Kamu 'kan sudah bercerai, pasti nggak gampang punya penghasilan tetap."Reina berdiri di balkon kamar Maxime, melihat pemandangan di luar sambil memikirkan perkataan Joanna.Apa seorang janda, apa seorang wanita tidak bisa menghidupi dirinya sendiri?Suatu hari nanti, Reina akan membuktikan pada Joanna bahwa dia tidak perlu bergantung pada orang lain.Reina menjernihkan pikirannya, lalu meletakkan gelasnya dan melakukan panggilan video ke Alana."Kenapa Na?" jawab Alana sambil makan buah."Alana, aku mau ngomong sama Riko.""Oke, tunggu sebentar."Alana mengarahkan kamera ponselnya ke arah Riko. Anak laki-laki itu berpakaian rapi dan sedang duduk tegak di depan meja."Mama.""Ya." Reina tersenyum penuh arti.Reina sedang berpikir bagaimana cara bertanya pada Riko tentang Joanna bisa mengenalnya, tak disangka Riko seolah bisa membaca piki

Latest chapter

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2303

    Reina menutup telepon dan akhirnya merasa lega.Selama Syena tidak melakukan sesuatu yang buruk, semuanya tidak apa-apa.Dia sudah makin berumur dan hanya ingin menjalani hidupnya dengan baik.Jika Syena melakukan sesuatu yang salah lagi, dia akan menghabisinya....Musim semi berganti menjadi musim gugur.Waktu berlalu dalam sekejap.Dalam sekejap mata, rambut Reina pun dipenuhi dengan uban. Saat ini, Reina hampir berusia tujuh puluh tahun.Beberapa anak laki-lakinya akhirnya menikah. Anak-anak Riko dan Riki sudah duduk di bangku sekolah dasar.Reina mengambil ponselnya. Pada hari itu, dia mendengar anak buahnya berkata, "Bos, Marshanda meninggal."Meninggal adalah sebuah kata yang sering didengar Reina di masa tuanya.Selama bertahun-tahun, mertuanya juga sudah meninggal dunia.Mantan saudara perempuannya, Brigitta, juga meninggal tahun lalu.Ethan menyusul pada paruh pertama tahun ini.Hanya Erina dan suaminya yang tersisa untuk menjaga bisnis Keluarga Yusdwindra.Suami yang Erina d

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2302

    Sisca pergi ke sekolah dan hendak meminta guru untuk memanggil Talitha. Namun, dia melihat Talitha berdiri di depan gedung sekolah dari kejauhan.Di seberang Talitha ada Syena!Ekspresi Sisca langsung berubah.Dia berjalan cepat menghampiri keduanya. "Talitha."Talitha menoleh ke arahnya. "Ibu."Syena langsung marah mendengar putrinya memanggil wanita lain dengan sebutan ibu."Talitha, aku ini ibumu, dia nggak ada hubungan darah denganmu."Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, wajah Syena sangat pucat dan kuyu. Tatapan matanya menatap Sisca lekat-lekat.Sisca juga tidak merasa terintimidasi olehnya, menarik putrinya untuk berdiri di sisinya."Syena, saat itu kamulah yang nggak menginginkan Talitha. Sekarang, kamu ingin mendapatkan anakmu lagi?"Talitha menimpali, "Aku cuma punya satu ibu, namanya Sisca. Nama keluargaku juga Santiago. Jadi, kamu pergi saja dan berhenti mencariku."Mendengar apa yang dikatakan putrinya, gelenyar kelegaan menyelimuti benak Sisca.Syena terlihat makin mura

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2301

    Reina beranjak dan melangkah pergi.Marshanda menatap punggungnya dan tiba-tiba berdiri. "Reina."Langkah kaki Reina terhenti dan dia berbalik untuk menatapnya.Tiba-tiba, mata Marshanda menjadi sedikit memerah."Reina! Aku merasa sepertinya aku melakukan kesalahan."Selama sepuluh tahun terakhir, Marshanda telah bermimpi tentang masa lalu hingga berulang kali.Mimpi itu terjadi di masa lalu, ketika dia baru dijemput oleh Anthony.Saat itu, dia tidak memiliki niat licik. Saat pertama kali bertemu Reina, dia merasa bahwa Reina sangat baik.Reina akan memberinya pakaian yang bagus untuk dipakai!Memberikan makanan yang enak untuknya!Reina juga akan berbagi uang saku dengannya!Mungkin karena dia makin tua, ingatannya tentang ketika dia masih muda menjadi begitu jelas, dia pun bernostalgia.Mendengar Marshanda mengakui kesalahannya, Reina menunjukkan kerumitan di antara kedua alisnya."Itu semua sudah berlalu."Dia hanya mengatakan beberapa kata tanpa menyebutkan maaf.Marshanda memperha

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2300

    Riki benar-benar tidak berubah, ucapannya sangat manis dan masih terus menempel kepadanya.Maxime hendak mengatakan sesuatu tentangnya.Riki melepaskan pelukannya pada Reina dan memujinya."Papa, hari ini Papa bersinar banget dan makin jantan saja. Aku mau belajar dari Papa."Maxime tidak terbujuk oleh perkataannya. "Kalau mau belajar dariku, ikuti kakakmu dan uruslah perusahaan keluarga."Riki menggaruk-garuk kepalanya ketika diminta mengurus perusahaan.Sayangnya, dia benar-benar tidak suka menjadi bos.Dia hanya ingin menjadi seorang penyanyi.Dia mewarisi bakat musik yang kuat dari Reina dan merupakan penyanyi generasi baru.Reina juga memahami kebenaran bahwa setiap anak memiliki potensinya sendiri dan keempat anaknya pun berbeda."Sudah, biarkan Riki melakukan apa pun yang dia inginkan, toh ada Riko yang ngurus perusahaan.""Atau nanti kalau Leo dan Liam sudah besar, mereka juga bisa bantu ngurus perusahaan."Maxime langsung diam begitu Reina berbicara.Riki berterima kasih kepad

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2299

    Revin memang cukup terlambat saat menikah. Belakangan, dia menelepon Reina dan mengatakan bahwa dia punya anak.Maxime sedikit tercengang. "Dia punya anak dari mana? Bukannya dia nggak nikah?"Sejujurnya, Maxime juga mengagumi Revin.Sebagai seorang pria, dia sangat menyukai Reina dengan sepenuh hati dan perasannya tidak pernah berubah.Maxime menduga bahwa Revin tidak pernah menikah karena Reina.Setiap kali mendengar tentang Revin, Maxime langsung ketakutan, takut pria ini akan datang dan merebut istrinya."Katanya sih bayi tabung," kata Reina.Maxime mendengarkan dengan serius. "Siapa ibu dari anak itu?"Reina menggelengkan kepalanya. "Aku nggak tahu, katanya sih rahasia dan nggak ada yang tahu siapa ibu dari anak itu. Tapi, Revin sangat luar biasa. Gen yang dia pilih pasti sangat bagus juga."Mendengar ini, Maxime mengangguk setuju.Hatinya sangat lega.Dia sudah sangat tua, sekarang Revin akhirnya memiliki seorang anak sendiri. Dia seharusnya tidak lagi akan memiliki ketertarikan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2298

    Jess tidak tahu apa yang ada di pikiran Erik. Dia mengangkat tangannya dan menepuk pundaknya. "Bodoh, mana mungkin aku nikah sama orang lain, aku saja sudah punya kamu sama anak kita."Erik menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Aku tahu kalau istriku ini memang sangat mencintaiku. Cuma aku, 'kan?"Jess ragu-ragu sejenak, tetapi dengan cepat mengangguk."Ya, tentu saja."Keraguannya yang sangat tipis ini masih bisa ditangkap oleh Erik.Itu juga pertama kalinya Erik menyadari bahwa dia bisa menjadi begitu peka dan perasa, seperti seorang wanita.Dulu, hanya wanita yang selalu khawatir dia macam-macam. Sekarang, keadaan berbalik dan dia selalu mengkhawatirkan Jess.Ada pepatah yang ternyata memang benar.Jika dunia bertanya apa itu cinta, cinta adalah sesuatu yang bisa menaklukkan segalanya.Jess adalah orang yang bisa menaklukkannya....Lima belas tahun telah berlalu.Tanpa disadari, keempat putra Reina dan Maxime telah tumbuh dewasa dan semuanya sangat tampan.Riko adalah yang paling

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2297

    Entah kebetulan atau tidak, Jess yang saat itu berada jauh di Kota Simaliki juga bermimpi.Dalam mimpi itu, dia benar-benar menikah dengan Morgan dan memiliki seorang anak.Ketika terbangun dari mimpi itu, entah kenapa hati Jess terasa kosong. Dia tidak tahu kenapa ada emosi rumit di dalam hatinya.Dia menoleh ke samping, melihat seorang anak kecil yang sedang tidur di sampingnya.Di sisi anak itu ada suaminya, Erik.Wajah pria itu terlihat tampan saat tidur. Saat sinar matahari menyinarinya, dia terlihat makin memukau.Sudut mulut Jess tanpa sadar terangkat. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh putranya yang menggemaskan, sebelum meletakkan tangannya di sisi wajah Erik dan menyentuhnya.Erik merasakan sentuhan di wajahnya. Dengan mata terpejam, dia mengangkat tangannya dan meraih tangan Jess, menariknya ke pelukannya."Tanganmu dingin? Sini aku hangatkan." Dia bahkan tidak membuka matanya dan apa yang dia lakukan tampak natural.Jess memperhatikan tindakannya dan hatinya menjadi hanga

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2296

    Mata sipit Maxime sedikit menyipit. "Apa itu?"Sulit untuk menyembunyikan ketegangan di wajah Morgan."Itu cuma koran. Aku bosan dan mau mengisi waktu luang. Jangan diambil, ya?"Melihat raut wajahnya, Maxime tahu bahwa itu jelas bukan koran biasa.Maxime kembali menepis Morgan, berjalan dengan cepat untuk mengambil koran itu.Maxime membukanya dan isinya penuh dengan informasi tentang Jess.Morgan menerjang ke arah Maxime, seolah-olah rahasianya telah terbongkar.Namun, dengan kondisi fisiknya saat ini, Maxime bisa menghindar dengan mudah.Suara Morgan terdengar serak, "Kembalikan, ini milikku!"Maxime menatapnya dengan acuh."Sepertinya kamu lebih peduli sama asistenmu itu daripada Nana."Morgan tersipu malu."Apa kamu bercanda? Siapa juga yang suka sama dia. Aku nggak tertarik sedikit pun sama dia."Dia masih bersikap keras kepala.Maxime bisa melihatnya. Aktingnya benar-benar sangat kentara."Kalau begitu akan aku bawakan koran lain biar kamu bisa baca."Setelah mengatakan itu, Max

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2295

    "Sekarang, semuanya sudah jelas, jadi mulai sekarang kamu nggak perlu menjagaku lagi. Aku baik-baik saja," kata Reina.Namun, Maxime menggelengkan kepalanya. "Nggak, sekarang aku nggak terbiasa."Dia mengikuti Reina setiap hari, jadi tidak terbiasa jika harus terpisah darinya.Reina tidak berdaya ketika melihat ini."Baiklah, tapi kamu harus berubah secara perlahan."Terus menempel pada orang lain juga cukup merepotkan.Dia juga menginginkan waktu untuk dirinya sendiri.Maxime mengiakan, "Ya, terserah kamu saja."Keesokan harinya.Maxime benar-benar tidak mengikuti Reina ke tempat kerja. Dia mengutus seseorang untuk menjaganya, sementara dia sendiri kembali ke IM Group untuk bekerja.Ketika Gaby dan Sisil mengetahui bahwa Maxime telah kembali ke IM Group, mereka semua terlihat terkejut."Kenapa Pak Maxime tiba-tiba berubah pikiran?" Gaby terkejut.Sisil berbisik, "Bos, apa kalian bertengkar?"Reina menggelengkan kepalanya. "Nggak kok, hubungan kami baik-baik saja. Aku mencoba bicara ba

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status