Share

Bab 1284

Author: Kacang Merah
Reina tetap tenang dan menelepon kepala satpam yang baru dipekerjakannya, "Kami sudah sampai di pintu masuk kantor, apa bisa kawal kami?"

Kepala satpam adalah pengawal terlatih pilihan Deron.

"Ya, jangan khawatir, kami akan menjemputmu."

Reina menutup telepon dan meminta sopir untuk terus mengemudi ke pintu kantor.

Sopir melajukan mobilnya sampai akhirnya mobil Reina dikepung orang banyak.

Karena tahu Reina sedang hamil, mereka sengaja berpenampilan garang dan menggedor-gedor jendela mobil.

"Keluarlah, bos bajingan! Keluar dan tanggung jawab!"

Mereka yang berteriak adalah orang bertubuh besar dan punya peringai kasar. Sekilas langsung ketahuan mereka bukanlah orang baik.

Sopir ciut, wajahnya pucat pasi.

Reina tetap tenang karena mobil mereka tahan peluru. Tidak peduli berapa kali orang-orang ini memukul jendela, mereka sendirilah yang merasa tangannya kesakitan.

Reina duduk tenang dan meyakinkan si sopir, "Jangan takut, nggak apa-apa."

Sopir itu sangat mengagumi keberanian Reina. Seora
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1285

    Ekki juga mengaguminya, "Dulu kupikir Nyonya adalah orang yang lembut dan lemah, aku nggak nyangka ternyata dia lembut di luar dan kuat di dalam. Hebat sekali dia bisa begitu tenang di hadapan begitu banyak orang. "Maxime menyunggingkan senyum dan terlihat sangat bangga."Tentu saja, istriku!"Dia begitu bahagia saat mendengar orang lain memuji istrinya.Maxime belum keluar dari mobil, dia ingin Reina menangani perkara ini sendiri.Para pendemo awalnya terdiam, namun setelah menerima instruksi Tanu, mereka kembali beraksi."Hahh ... Teman-teman wartawan, lihat nggak kelakuan wanita ini? Ini yang namanya manusia?""Keluarga kami lagi kesulitan begini, dia malah menghina kami. Mana mungkin biaya kompensasinya cukup untuk kami hidup?""Iya! Ibuku masih dirawat di rumah sakit, kalau begini sama saja dia sudah membunuhnya!"Orang-orang ini sungguh tidak tahu malu.Reina tidak tinggal diam.Reina tersenyum dan menghampiri pria yang memegang foto ibunya di rumah sakit, "Kak, ibumu terlihat s

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1286

    Tanu mulai menelepon pemimpin pendemo, "Sekarang, nggak usah bersikap masuk akal. Tangkap dan hajar Reina! Lebih bagus kalau bisa mengenai perutnya, tapi jangan terlalu terang-terangan ya!""Selama kalian bisa membunuh anak Reina, aku akan kasih kalian masing-masing dua miliar!"Dua miliar bagi orang awam tentu angka yang besar.Pemimpin pendemo langsung setuju.Dia memberi perintah pada semua orang melalui headset.Mereka tentu gelap mata karena bisa mendapat uang sebanyak itu hanya dengan membunuh janin Reina. Mereka tidak perlu masuk penjara karena bisa berdalih ini semua perbuatan tidak sengaja.Mata semua orang tertuju seketika pada Reina!Semuanya berjalan mendekat."Dasar bos nggak punya hati! Kuhajar kamu!"Orang pertama maju, disusul orang kedua.Mata Sisil menegang, dia melindungi Reina dengan menghentikan para pendemo mendekat.Gaby dan Brigitta juga langsung melindungi Reina.Para satpam juga bergerak melindungi Reina.Namun para pendemo benar-benar menolak menyerah dan maj

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1287

    Ekspresi Maxime tetap tidak berubah, "Aku kebetulan lewat."Kebetulan lewat? Terlalu kebetulan sekali? Masa dia lewat saat terjadi sesuatu pada Reina, bahkan sempat-sempatnya membawa segerombolan pengawal.Reina merasa Maxime tidak pandai berbohong.Namun, Reina tidak membongkar kedoknya karena Maxime sudah menyelamatkannya hari ini.Kalau Maxime tidak datang, mungkin akan terjadi bencana."Bos."Sisil buru-buru menghampiri Reina, takut bosnya terluka oleh ulah para pendemo."Sudah, aku nggak apa-apa. Ayo balik, kita lanjut kerja," ucap Reina sambil tersenyum."Oke."Semua orang merasa lega dan masuk ke kantor bersama.Reina pun dengan sopan mengajak Maxime masuk, "Mau mampir sebentar?""Oke."Maxime sama sekali tidak sungkan.Reina mengajaknya duduk di kantornya.Maxime langsung menutup pintu kantor Reina dengan punggung tangannya.Reina tercengang, "Ngapain kamu nutup pintu?"Reina merasa canggung jika pintu kantornya dikunci di siang bolong begini, apalagi mereka hanya berduaan di d

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1288

    Grogi?Maxime tertegun tidak percaya.Kenapa Reina grogi saat bersamanya?Maxime bertanya pada Jovan dengan ragu-ragu, "Orang grogi karena suka sawa lawan jenis nggak sih?"Jovan tertegun sejenak, "Pertanyaan macam apa ini?""Sudah jawab saja!" Maxime kehilangan kesabarannya."Kayaknya sih banyak faktor ya, salah satunya bisa dibilang begitu." Jovan menganalisis, "Kadang bisa juga karena faktor lingkungan. Apa kalian sudah lama nggak dalam situasi seperti itu?"Jovan menatap Maxime seolah mencari gosip.Tentu saja, Maxime tidak akan memuaskan keinginan Jovan."Ngapain kamu banyak nanya?"Setelah itu, Maxime masuk ke kamar rawat Reina.Jovan yang ditelantarkan pun menggerutu, "Kak Max itu terlalu lugu."Jovan ikut memeriksa Reina dan setelah memastikan semua baik-baik saja, barulah dia kembali.Maxime duduk di samping Reina dan dilirik sinis oleh Reina."Kamu nggak sadar situasi tadi membuatku nggak nyaman?" Reina juga tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya, tiba-tiba otaknya terasa k

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1289

    Pria yang tadinya masih sombong tiba-tiba kehilangan kesombongannya.Melihat hal tersebut, istrinya semakin tidak senang, "Dengar nggak? Bos sehebat dia saja sangat bertanggung jawab saat menemani istrinya periksa kehamilan, lah kamu?"Pria itu menundukkan kepalanya dan berhenti memainkan ponselnya.Saat ini di luar rumah sakit, Reina sedikit geli. Maxime dianggap pria pengangguran?Setelah masuk ke mobil, Reina memperhatikan wajah Maxime lebih dekat.Wajah Maxime tampak sedikit muram, "Aku kelihatan kayak pengangguran?"Reina spontan tersenyum, "Nggak kok.""Terus kenapa kamu ketawa?"Seumur hidup, hanya segelintir orang yang berani mengatai Maxime seperti itu.Reina pun menahan diri supaya tidak tertawa."Sudahlah."Maxime mengangkat alisnya, "Hmph! Sudahlah, yang penting kamu ketawa, cantik."Sudah lama sekali dia tidak melihat wajah tersenyum Reina."Aku nggak mau ketawa."Reina memejamkan mata dan bersandar di bahu Maxime.Maxime menariknya mendekat.Reina tidak menghentikannya, d

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1290

    Benar saja, setelah diseret pergi, Tanu berteriak kesakitan dan membuat Syena bergidik.Ekki menguap, "Ayo pergi."Setelah Ekki pergi, Syena menemui ayahnya dan bentuknya sudah tidak seperti manusia."Ayah, Ayah!"Syena berteriak keras memanggilnya, tapi Tanu tidak bereaksi sama sekali."Reina! Kamu sudah menyakiti ayahku, aku nggak akan melepaskanmu! Tunggu pembalasanku!"Syena pun memanggil ambulans.Kali ini, Tanu harus dirawat untuk sementara waktu.Ketika Syena kembali ke rumah Keluarga Hinandar, dia memanggil Raisa."Nona Syena, ada urusan apa?"Raisa selalu memanggilnya Syena dengan sebutan 'Nona' saat mereka sendirian."Cepat nangis di depan Liane sekarang dan bilang Reina mau membunuhmu. Pokoknya, suruh Liane menyingkirkannya!"Sekarang Syena tidak lagi yakin bahwa Liane akan menyakiti Reina demi dirinya.Jadi Syena berharap pada Raisa karena bagaimanapun Raisa adalah putri kandung Liane.Raisa kaget.Masa Syena semudah itu membunuh seseorang? Ini nyawa!Raisa teringat pada ib

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1291

    Raisa melirik Syena terlebih dahulu, lalu mendatangi Liane dan tiba-tiba berlutut."Bu."Liane buru-buru berdiri dan mendatangi Raisa, "Ada apa? Kenapa kamu tiba-tiba berlutut?""Bu, aku mau memohon padamu sesuatu. Asal Ibu setuju, aku baru bangun," ucap Raisa."Ada apa?"Liane merasa sedih melihat putrinya seperti ini."Bu, aku mau Reina mati. Apa Ibu bisa membantuku?"Liane tercengang, "Apa katamu?""Bu, aku benci Reina. Aku takut Reina akan menyakitiku. Tolong bantu dan selamatkan aku." Raisa mulai terisak, "Kalau Ibu nggak mau membantuku, aku akan tetap berlutut."Syena ikut angkat bicara, "Bu, aku 'kan sudah bilang Reina itu hama yang harus dibasmi. Benar saja 'kan, adikku juga nggak suka sama dia.""Kamu mau membunuh seseorang cuma atas dasar nggak suka?" Liane bertanya balik.Syena tersedak.Liane berdiri dan berkata pada Raisa, "Jangan main-main sama nyawa manusia. Aku nggak mau dengar hal begini lagi."Kemudian, Liane melirik Syena."Syena, ke ruang kerjaku sebentar."Syena ag

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1292

    "Ya sudah, istirahatlah."Liane merasa Raisa menolak buka mulut. Jadi tidak ada gunanya dia bertanya lebih lanjut.Begitu Raisa pergi, Liane memanggil asistennya."Kayaknya Syena memegang rahasia Raisa. Coba periksa."Kalau tidak, mana mungkin Raisa begitu menurut pada Syena?Liane tahu sifat manusia. Kalau bukan hasutan Syena, Raisa putri kandungnya tidak mungkin sekejam itu.Raisa di sisi lain menghela napas lega dan bergegas kembali ke kamarnya.Dia tidak sabar untuk memberi tahu Reina kabar baik, mengatakan bahwa Liane sama sekali tidak setuju dengan Syena."Terima kasih sudah memberitahuku," kata Reina."Sudah seharusnya. Aku nggak mau kamu kenapa-kenapa, kamu penolong kami." Raisa terdiam sejenak, lalu melanjutkan, "Tapi Liane sangat kuat. Aku khawatir dia akan mencelakai ibuku lagi.""Liane? Kamu yakin ini perbuatannya?"Reina bingung."Yah, menurut Syena juga begitu. Dia sangat mengenal Liane."Reina mengernyit mendengar jawaban Syena, "Kenapa kamu malah ngasih tahu Syena? Gima

Latest chapter

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2303

    Reina menutup telepon dan akhirnya merasa lega.Selama Syena tidak melakukan sesuatu yang buruk, semuanya tidak apa-apa.Dia sudah makin berumur dan hanya ingin menjalani hidupnya dengan baik.Jika Syena melakukan sesuatu yang salah lagi, dia akan menghabisinya....Musim semi berganti menjadi musim gugur.Waktu berlalu dalam sekejap.Dalam sekejap mata, rambut Reina pun dipenuhi dengan uban. Saat ini, Reina hampir berusia tujuh puluh tahun.Beberapa anak laki-lakinya akhirnya menikah. Anak-anak Riko dan Riki sudah duduk di bangku sekolah dasar.Reina mengambil ponselnya. Pada hari itu, dia mendengar anak buahnya berkata, "Bos, Marshanda meninggal."Meninggal adalah sebuah kata yang sering didengar Reina di masa tuanya.Selama bertahun-tahun, mertuanya juga sudah meninggal dunia.Mantan saudara perempuannya, Brigitta, juga meninggal tahun lalu.Ethan menyusul pada paruh pertama tahun ini.Hanya Erina dan suaminya yang tersisa untuk menjaga bisnis Keluarga Yusdwindra.Suami yang Erina d

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2302

    Sisca pergi ke sekolah dan hendak meminta guru untuk memanggil Talitha. Namun, dia melihat Talitha berdiri di depan gedung sekolah dari kejauhan.Di seberang Talitha ada Syena!Ekspresi Sisca langsung berubah.Dia berjalan cepat menghampiri keduanya. "Talitha."Talitha menoleh ke arahnya. "Ibu."Syena langsung marah mendengar putrinya memanggil wanita lain dengan sebutan ibu."Talitha, aku ini ibumu, dia nggak ada hubungan darah denganmu."Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, wajah Syena sangat pucat dan kuyu. Tatapan matanya menatap Sisca lekat-lekat.Sisca juga tidak merasa terintimidasi olehnya, menarik putrinya untuk berdiri di sisinya."Syena, saat itu kamulah yang nggak menginginkan Talitha. Sekarang, kamu ingin mendapatkan anakmu lagi?"Talitha menimpali, "Aku cuma punya satu ibu, namanya Sisca. Nama keluargaku juga Santiago. Jadi, kamu pergi saja dan berhenti mencariku."Mendengar apa yang dikatakan putrinya, gelenyar kelegaan menyelimuti benak Sisca.Syena terlihat makin mura

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2301

    Reina beranjak dan melangkah pergi.Marshanda menatap punggungnya dan tiba-tiba berdiri. "Reina."Langkah kaki Reina terhenti dan dia berbalik untuk menatapnya.Tiba-tiba, mata Marshanda menjadi sedikit memerah."Reina! Aku merasa sepertinya aku melakukan kesalahan."Selama sepuluh tahun terakhir, Marshanda telah bermimpi tentang masa lalu hingga berulang kali.Mimpi itu terjadi di masa lalu, ketika dia baru dijemput oleh Anthony.Saat itu, dia tidak memiliki niat licik. Saat pertama kali bertemu Reina, dia merasa bahwa Reina sangat baik.Reina akan memberinya pakaian yang bagus untuk dipakai!Memberikan makanan yang enak untuknya!Reina juga akan berbagi uang saku dengannya!Mungkin karena dia makin tua, ingatannya tentang ketika dia masih muda menjadi begitu jelas, dia pun bernostalgia.Mendengar Marshanda mengakui kesalahannya, Reina menunjukkan kerumitan di antara kedua alisnya."Itu semua sudah berlalu."Dia hanya mengatakan beberapa kata tanpa menyebutkan maaf.Marshanda memperha

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2300

    Riki benar-benar tidak berubah, ucapannya sangat manis dan masih terus menempel kepadanya.Maxime hendak mengatakan sesuatu tentangnya.Riki melepaskan pelukannya pada Reina dan memujinya."Papa, hari ini Papa bersinar banget dan makin jantan saja. Aku mau belajar dari Papa."Maxime tidak terbujuk oleh perkataannya. "Kalau mau belajar dariku, ikuti kakakmu dan uruslah perusahaan keluarga."Riki menggaruk-garuk kepalanya ketika diminta mengurus perusahaan.Sayangnya, dia benar-benar tidak suka menjadi bos.Dia hanya ingin menjadi seorang penyanyi.Dia mewarisi bakat musik yang kuat dari Reina dan merupakan penyanyi generasi baru.Reina juga memahami kebenaran bahwa setiap anak memiliki potensinya sendiri dan keempat anaknya pun berbeda."Sudah, biarkan Riki melakukan apa pun yang dia inginkan, toh ada Riko yang ngurus perusahaan.""Atau nanti kalau Leo dan Liam sudah besar, mereka juga bisa bantu ngurus perusahaan."Maxime langsung diam begitu Reina berbicara.Riki berterima kasih kepad

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2299

    Revin memang cukup terlambat saat menikah. Belakangan, dia menelepon Reina dan mengatakan bahwa dia punya anak.Maxime sedikit tercengang. "Dia punya anak dari mana? Bukannya dia nggak nikah?"Sejujurnya, Maxime juga mengagumi Revin.Sebagai seorang pria, dia sangat menyukai Reina dengan sepenuh hati dan perasannya tidak pernah berubah.Maxime menduga bahwa Revin tidak pernah menikah karena Reina.Setiap kali mendengar tentang Revin, Maxime langsung ketakutan, takut pria ini akan datang dan merebut istrinya."Katanya sih bayi tabung," kata Reina.Maxime mendengarkan dengan serius. "Siapa ibu dari anak itu?"Reina menggelengkan kepalanya. "Aku nggak tahu, katanya sih rahasia dan nggak ada yang tahu siapa ibu dari anak itu. Tapi, Revin sangat luar biasa. Gen yang dia pilih pasti sangat bagus juga."Mendengar ini, Maxime mengangguk setuju.Hatinya sangat lega.Dia sudah sangat tua, sekarang Revin akhirnya memiliki seorang anak sendiri. Dia seharusnya tidak lagi akan memiliki ketertarikan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2298

    Jess tidak tahu apa yang ada di pikiran Erik. Dia mengangkat tangannya dan menepuk pundaknya. "Bodoh, mana mungkin aku nikah sama orang lain, aku saja sudah punya kamu sama anak kita."Erik menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Aku tahu kalau istriku ini memang sangat mencintaiku. Cuma aku, 'kan?"Jess ragu-ragu sejenak, tetapi dengan cepat mengangguk."Ya, tentu saja."Keraguannya yang sangat tipis ini masih bisa ditangkap oleh Erik.Itu juga pertama kalinya Erik menyadari bahwa dia bisa menjadi begitu peka dan perasa, seperti seorang wanita.Dulu, hanya wanita yang selalu khawatir dia macam-macam. Sekarang, keadaan berbalik dan dia selalu mengkhawatirkan Jess.Ada pepatah yang ternyata memang benar.Jika dunia bertanya apa itu cinta, cinta adalah sesuatu yang bisa menaklukkan segalanya.Jess adalah orang yang bisa menaklukkannya....Lima belas tahun telah berlalu.Tanpa disadari, keempat putra Reina dan Maxime telah tumbuh dewasa dan semuanya sangat tampan.Riko adalah yang paling

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2297

    Entah kebetulan atau tidak, Jess yang saat itu berada jauh di Kota Simaliki juga bermimpi.Dalam mimpi itu, dia benar-benar menikah dengan Morgan dan memiliki seorang anak.Ketika terbangun dari mimpi itu, entah kenapa hati Jess terasa kosong. Dia tidak tahu kenapa ada emosi rumit di dalam hatinya.Dia menoleh ke samping, melihat seorang anak kecil yang sedang tidur di sampingnya.Di sisi anak itu ada suaminya, Erik.Wajah pria itu terlihat tampan saat tidur. Saat sinar matahari menyinarinya, dia terlihat makin memukau.Sudut mulut Jess tanpa sadar terangkat. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh putranya yang menggemaskan, sebelum meletakkan tangannya di sisi wajah Erik dan menyentuhnya.Erik merasakan sentuhan di wajahnya. Dengan mata terpejam, dia mengangkat tangannya dan meraih tangan Jess, menariknya ke pelukannya."Tanganmu dingin? Sini aku hangatkan." Dia bahkan tidak membuka matanya dan apa yang dia lakukan tampak natural.Jess memperhatikan tindakannya dan hatinya menjadi hanga

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2296

    Mata sipit Maxime sedikit menyipit. "Apa itu?"Sulit untuk menyembunyikan ketegangan di wajah Morgan."Itu cuma koran. Aku bosan dan mau mengisi waktu luang. Jangan diambil, ya?"Melihat raut wajahnya, Maxime tahu bahwa itu jelas bukan koran biasa.Maxime kembali menepis Morgan, berjalan dengan cepat untuk mengambil koran itu.Maxime membukanya dan isinya penuh dengan informasi tentang Jess.Morgan menerjang ke arah Maxime, seolah-olah rahasianya telah terbongkar.Namun, dengan kondisi fisiknya saat ini, Maxime bisa menghindar dengan mudah.Suara Morgan terdengar serak, "Kembalikan, ini milikku!"Maxime menatapnya dengan acuh."Sepertinya kamu lebih peduli sama asistenmu itu daripada Nana."Morgan tersipu malu."Apa kamu bercanda? Siapa juga yang suka sama dia. Aku nggak tertarik sedikit pun sama dia."Dia masih bersikap keras kepala.Maxime bisa melihatnya. Aktingnya benar-benar sangat kentara."Kalau begitu akan aku bawakan koran lain biar kamu bisa baca."Setelah mengatakan itu, Max

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2295

    "Sekarang, semuanya sudah jelas, jadi mulai sekarang kamu nggak perlu menjagaku lagi. Aku baik-baik saja," kata Reina.Namun, Maxime menggelengkan kepalanya. "Nggak, sekarang aku nggak terbiasa."Dia mengikuti Reina setiap hari, jadi tidak terbiasa jika harus terpisah darinya.Reina tidak berdaya ketika melihat ini."Baiklah, tapi kamu harus berubah secara perlahan."Terus menempel pada orang lain juga cukup merepotkan.Dia juga menginginkan waktu untuk dirinya sendiri.Maxime mengiakan, "Ya, terserah kamu saja."Keesokan harinya.Maxime benar-benar tidak mengikuti Reina ke tempat kerja. Dia mengutus seseorang untuk menjaganya, sementara dia sendiri kembali ke IM Group untuk bekerja.Ketika Gaby dan Sisil mengetahui bahwa Maxime telah kembali ke IM Group, mereka semua terlihat terkejut."Kenapa Pak Maxime tiba-tiba berubah pikiran?" Gaby terkejut.Sisil berbisik, "Bos, apa kalian bertengkar?"Reina menggelengkan kepalanya. "Nggak kok, hubungan kami baik-baik saja. Aku mencoba bicara ba

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status