Setelah mendengar ucapan Alana, Reina akhirnya mengerti bahwa Joanna sama sekali tidak khawatir kalau Christy mendekati Sandy."Yah, semoga dia bahagia deh."Reina melihat ke kejauhan.Christy tidak pergi menemui Sandy, melainkan sedang memamerkan cincin permatanya pada wanita lain.Para wanita yang sudah tahu karakter Sandy pun mencibir. Namun mereka yang tidak tahu pun merasa iri pada Christy.Ada beberapa wanita yang tidak menyukai Christy yang pamer, mereka pun memberi tahu Christy kalau Sandy bukan pria sembarangan, salah-salah malah nyawa yang melayang.Christy tidak menganggap kabar itu serius dan berkata, "Kalian pikir aku sama kayak para mantannya? Aku berbeda, aku lebih pintar, lebih muda dan lebih cantik dari mereka."Dengan adanya ucapan ini, Reina pun sadar kalau Christy juga sudah tahu seperti apa Tuan Sandy.Namun, Christy memilih untuk mengabaikan semua berita negatif. Dia sudah merasa dirinya adalah jodoh Sandy dan lebih baik dari wanita lain.Namun hidup ini tidak sam
Sebagai seorang wanita, Syena bisa melihat Jess punya maksud tersembunyi pada Morgan.Alasan mengapa Syena tidak membongkar kedok Jess adalah karena Jess sangat tomboi dan tidak punya latar belakang.Wanita seperti ini tidak layak menjadi lawannya, tidak mungkin Morgan bisa menyukainya.Jess pun menjelaskan, "Ini urusan pekerjaan.""Justru kalau urusan kerjaan, harusnya aku ikutan dengar. Kamu lupa? Grup Hinandar itu mitra terbesar Grup Rajawali."Sambil bicara, Syena mencari keberadaan Liane. Dia ingin Liane memberi pelajaran pada Jess yang cari mati dengan mengganggu pernikahannya.Jess tidak menyangka Syena bersikap konyol. Jess pun hanya menatap Morgan."Tuan Morgan."Semua orang pun menatap Morgan, mereka tidak mengerti asal usul momen ini.Morgan tahu Jess sangat profesional. Pasti telah terjadi hal yang tidak boleh diketahui publik."Syena, aku pergi sebentar."Morgan hendak pergi meninggalkannya di depan banyak orang. Syena terlihat tidak senang dan langsung merangkul lengan Mo
prosesi pernikahan dimulai.Di tengah kerumunan, seorang pengawal menghampiri Aarav dan membisikkan sesuatu di telinganya. Seketika, Aarav menjadi bersemangat."Serius?""Ya," kata pengawal itu.Aarav langsung tersenyum, "Ckckck. Kupikir Morgan sama kejamnya dengan Maxime, nggak aku sangka ternyata dia lemah.""Apa perlu kita laporkan pada Tuan Besar Latief sekarang?" bisik pengawal itu.Aarav melambaikan tangannya, "Nggak usah buru-buru, hari ini adalah hari baik Morgan. Sebagai paman, aku nggak boleh terlalu kejam. Hahaha!"Padahal sambil berkata demikian, Aarav sudah memikirkan cara untuk menghabisi Morgan.Pengawalnya barusan memberitahunya bahwa Grup IM memanfaatkan kelengahan Morgan yang fokus pada pernikahannya untuk merebut banyak sebagian besar inti Grup Rajawali.Mereka juga merebut semua klien lama Grup Rajawali. Baik klien maupun proyek yang direbut adalah pemegang saham yang mendapat keuntungan besar. Sekarang bahkan dengan bantuan Liane, akan sulit bagi Morgan untuk terus
Morgan terlihat tenang, dia malah menghibur Jess yang cemas, "Nggak apa-apa, kamu istirahat dulu aja."Mana mungkin Jess pergi istirahat? Sebagai asisten Morgan, tidak seharusnya dia baru mendapat kabar ini sekarang.Syena makin kesal melihat Morgan begitu memperhatikan Jess."Morgan, situasinya sudah begini dan kamu masih belain dia? Coba kalau dia ngomong dari tadi, kita nggak mungkin ketemu jalan buntu begini!"Morgan langsung menatap Syena dengan dingin.Seketika, punggung Syena terasa dingin.Morgan adalah pria yang lembut, namun kenapa barusan Syena merasa barusan sepertinya Morgan mau membunuhnya?Joanna adalah orang pertama yang bereaksi, dia langsung mematikan tayangan di layar lebar itu dan berkata pada para tamu, "Maaf ya, ada iklan sebentar."Namun para tamu yang adalah pemegang saham, tentu tidak termakan gurauannya."Nyonya Joanna, ada apa ini? Apa kalian juga baru tahu sekarang kalau proyek kita direbut?""Kami para pemegang saham nggak bodoh Nyonya Joanna, kamu harus me
Liane melihat beberapa pemegang saham masih tidak mau mengalah, jadi dia ikut angkat bicara."Para pemegang saham yang terhormat, kalian tenang saja. Grup Hinandar akan berinvestasi di Grup Rajawali, kupastikan kalian tidak akan kecewa."Padahal Aarav hanya asal bicara, tidak disangka Liane benar-benar dapat membantu Grup Rajawali.Mereka semua takut pada Liane, si wanita kuat penguasa kota. Jadi, mereka pun tutup mulut.Melihat situasinya kembali stabil, Joanna pun melanjutkan prosesi pernikahan.Raisa baru pertama kali melihat situasi seperti ini. Doni yang berdiri di sisinya langsung berlari saat melihat Riko."Doni."Raisa yang tersadar dan langsung celingak celinguk mencari anaknya.Doni pikir Riko adalah Riki. Doni mendatanginya dan memanggil dengan patuh, "Kak Riki kok ada di sini?"Riko menatapnya dengan tenang, "Aku bukan Riki, aku saudara kembarnya, Riko."Doni tidak mengerti. Kenapa orang yang sama mengaku bukan Riki?Raisa yang juga melihat Riko pun salah mengenalinya sebag
Saat para pemegang saham sudah tenang, tiba-tiba muncul sebuah berita yang mengatakan bahwa Morgan bekerja sama dengan Keluarga Baclig untuk mentransfer sebagian besar aset Grup Rajawali."Sebenarnya ada apa ini?""Kalau berita itu benar, artinya Morgan melakukan kejahatan!""Dia mau kabur sama semua uang kita?""..."Para pemegang saham tidak bisa duduk diam. Joanna tidak menyangka semua kekacauan ini merusak hari pernikahan.Semua orang mendatangi Morgan untuk meminta penjelasan.Morgan tahu ada seseorang yang sengaja mengincarnya, tetapi karena tanpa persiapan, Morgan tidak tahu siapa pelakunya.Syena panik, "Morgan, berita ini benar?"Morgan tidak menjawab, dia hanya berkata pada para tamu, "Nanti setelah prosesi selesai, aku akan kasih penjelasan."Reina yang berdiri tidak jauh dari panggung juga terlihat cemas.Siapa yang menghukum Morgan sampai terus-terusan menekannya begini? Ada dendam kesumat apa?Kali ini, pemegang saham tidak mau termakan janji manis."Morgan, kamu jelaskan
Maxime muncul di pesta pernikahan dalam kondisi sehat walafiat. Sebelum dia sempat bicara, beberapa pemegang saham lama mulai meminta bantuannya, "Tuan Maxime, senang sekali melihatmu kembali sehat. Tolong ambil alih Grup Rajawali.""Ya, kami semua menunggu kepulanganmu.""Tuan Maxime, memang hanya Tuan yang bisa memimpin Grup Rajawali.""..."Kata-kata para pemegang saham membuat wajah Aarav terlihat sangat buruk.Apa maksud mereka hanya Maxime yang cocok memimpin Grup Rajawali?Kenapa mereka bukan memilih Aarav? Dia sudah pulang dan dia adalah senior Maxime.Syena yang berdiri di atas panggung panik setengah mati. Ini adalah hari pernikahan yang sudah dia tunggu-tunggu. Pertama, ada orang yang merusak acara. Sekarang, ada orang yang ingin merebut posisi suaminya."Kalian pikir baik-baik. Kalau bukan karena Morgan, ibuku nggak akan mau mendukung Grup Rajawali."Liane yang mendengar percakapan itu dari jauh merasa Syena agak bodoh.Jelas-jelas sekarang situasinya tidak menguntungkan Mo
"Terus, sejak kapan Maxime bisa melihat lagi?"Alana benar-benar penasaran.Reina tidak bisa menjelaskan, jadi dia hanya berkata, "Ceritanya panjang. Nanti kamu tanya Jovan aja.""Jovan sudah tahu?" Alana jadi lebih bingung."Kayaknya sih begitu."Pikiran Reina sedang kacau balau. Dia juga tidak paham apa maksud tindakan Maxime.Maxime bukan seperti seorang kakak yang membereskan kekacauan perbuatan adiknya, melainkan seperti pamer, Maxime seolah menyerang Morgan di depan semua orang.Syena yang ada di atas panggung sangat marah. Dia baru menikah namun sudah dihina seperti ini!Sialan!Kalau bukan karena Liane yang mengedipkan mata pada Syena dan menyuruhnya menahan amarah, Syena pasti sudah meledak-ledak.Morgan mengambil dokumen itu dengan tenang, "Terima kasih, Kak."Meski nada bicara Morgan sangat lembut, tatapannya begitu dingin.Kali ini, dia kalah telak.Maxime memberi Morgan pelajaran yang mendalam di depan semua orang.Setelah Ekki menyerahkan dokumen itu pada Morgan, dia pun
Morgan tidak bisa menghindar, tidak punya pilihan selain menerima pukulan keras itu.Darah keluar dari sudut mulutnya, tubuhnya limbung. Cengkeraman tangannya di lengan Jess terlepas saat dia terdorong mundur dan hampir jatuh ke tanah.Erik mengepalkan tinjunya dan berdiri di antara dia dan Jess, menatap Morgan dengan dingin."Aku sudah berbaik hati mengantarmu ke rumah sakit, tapi aku nggak menyangka kamu akan datang ke sini dan berbuat kasar sama Jess. Sepertinya kamu masih belum cukup sadar, jadi aku akan membuatmu sadar!"Jika dia tidak datang untuk menjemput Jess, dia tidak akan melihat adegan Morgan yang mengganggu Jess.Dia mengatupkan giginya karena marah, ada sedikit kejengkelan dalam tatapannya saat dia menatap Jess."Kamu baik-baik saja?" tanyanya.Jess sedikit panik saat mendengar pertanyaannya, tetapi dia mengangguk. "Ya, aku baik-baik saja."Erik menoleh ke arah Morgan dan melangkah mendekatinya.Morgan berdiri diam sebelum menatap orang di depannya. Dia mengangkat tangan
Morgan melihat ke arah panggilan yang ditutup, suasana hatinya langsung jatuh ke titik terendah.Namun, dia tidak beranjak pergi.Di dalam perusahaan.Jess mengira Morgan sudah pergi, jadi dia berkemas seperti biasa dan keluar dari perusahaan.Sebelum dia keluar, Erik bahkan mengiriminya pesan."Aku jemput, ya?"Jess membalas pesan itu, "Nggak perlu, aku pulang sendiri saja."Dia terbiasa melakukan segala sesuatunya sendiri, bahkan setelah menghabiskan banyak waktu dengan Erik, dia masih belum terbiasa untuk dijaga olehnya seperti itu."Penolakan ditolak, aku sudah di lantai bawah perusahaanmu, cepat keluar." Erik tersenyum dan mengirimkan pesan itu.Jess sedikit tidak berdaya saat melihat pesan itu, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa lagi.Erik memang seperti itu, selalu melakukan segala sesuatu terlebih dahulu, baru memberitahunya. Jess sudah terbiasa dengan hal itu.Berjalan keluar dari pintu perusahaan, Jess mencari-cari mobil Erik. Namun, sebelum dia bisa menemukannya, sesosok tu
Morgan hanya perlu menunggu persetujuan Jess, tidak mempermasalahkan apakah Jess sudah menikah atau belum.Jess tidak tahu harus bahagia atau sedih saat ini.Ternyata orang yang dia sukai kini juga menyukainya. Ternyata cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.Namun, yang menyedihkan adalah dia sudah menikah. Pernikahan ini diatur oleh orang tuanya, yang juga atas keinginannya sendiri. Erik memperlakukannya dengan baik, jadi dia tidak bisa melakukan sesuatu yang kiranya bisa mengkhianati Erik."Maafkan aku, Tuan Morgan. Tuan mungkin sudah salah paham dengan niatku untuk Tuan. Tuan itu atasanku, jadi aku harus bersikap baik kepada Tuan karena tuntutan pekerjaan, bukan karena aku menyukai Tuan seperti yang Tuan katakan." Jess terdiam sejenak, kemudian melanjutkan, "Selain itu, aku sudah menikah dan suamiku memperlakukanku dengan sangat baik. Kami berdua saling mencintai dan aku nggak akan menceraikannya."Kami berdua saling mencintai!Kata-kata itu sangat tajam dan menusuk ketika terdenga
Morgan membuka kontaknya dan melihat catatan panggilan pegawai tempat dia minum dengan Jess saat dia mabuk.Pikirannya kacau dan dia ingin sekali memastikannya.Entah sudah berlalu berapa lama, Morgan akhirnya berhasil menghubungi nomor Jess.Pada saat itu, Jess sedang sendirian di dalam perusahaan, sementara Erik pergi untuk menjalankan tugasnya sendiri setelah mengantarnya.Melihat panggilan dari Morgan, Jess ragu-ragu sejenak sebelum mengangkatnya."Tuan Morgan, ada apa?"Tuan Morgan?Morgan sedikit terdiam saat mendengar panggilan yang tidak biasanya digunakan Jess saat memanggilnya."Kamu yang membawaku ke rumah sakit hari ini?" tanya Morgan.Jess tidak mencoba menyembunyikan apa pun dan menjawab, "Aku dan Erik yang mengantarmu. Untung saja ada dia yang membantu. Kalau nggak, aku nggak akan bisa membawamu ke rumah sakit sendirian."Sepanjang jawabannya, dia menyebutkan nama Erik hingga beberapa kali.Morgan mengerti bahwa ini adalah untuk memberitahukan bahwa dia dan Erik sudah me
Simpul di tenggorokan Morgan bergulir. Dia menggunakan seluruh kekuatannya untuk membuka matanya dan melihat Jess. Ketika dia yakin itu adalah Jess, dia langsung mengangkat kedua tangannya.Jess tidak tahu apa yang ingin dilakukan Morgan, jadi dia mendekat dan bertanya kepadanya."Tuan Morgan, apa Tuan baik-baik saja? Apa ada yang nggak nyaman? Apa Tuan butuh air? Sebentar lagi kita sampai di rumah sakit."Begitu kata-kata terakhir itu terucap, tangan Morgan tiba-tiba mendarat di sisi wajahnya.Pria itu bergumam dengan suara pelan, "Jess? Apa aku sedang ... bermimpi?"Wajah Jess terasa panas, tubuhnya menegang dan dia menatapnya tidak percaya.Wajah Erik yang duduk di samping langsung berubah muram. Dia mengangkat tangannya untuk menepis tangan Morgan."Ngapain kamu?"Tangan Morgan jatuh dan dia benar-benar kehabisan tenaga, menutup matanya lagi.Jess menatap Erik dengan tatapan penuh rasa bersalah. "Maafkan aku."Erik kesal, tetapi tidak menunjukkannya."Dia yang menyentuhmu, jadi kam
Ketika Jess dan Erik sampai, mereka langsung dimarahi."Kalian akhirnya datang juga. Bukan hanya mabuk, dia juga merusak banyak minuman di toko kami. Jadi, jangan lupa bayar dulu sebelum kalian membawanya pergi," kata pemilik tempat itu.Mendengar itu, Jess melihat ke arah yang pria ini tunjuk.Ini adalah pertama kalinya dia melihat Morgan seperti itu.Pakaiannya sedikit acak-acakan, wajahnya berjanggut dan sedikit tidak terawat. Dia mabuk berat, duduk tidak berdaya di kursi. Ada banyak pecahan botol di sekelilingnya, membuat udara pekat oleh bau alkohol.Mata Jess terlihat khawatir. Dia hendak meminta maaf kepada pemilik tempat ini, tetapi Erik yang berada di antara mereka berkata dengan dingin, "Apa kalian nggak tanggung jawab? Apa kamu tahu, kalau sesuatu terjadi dengannya di tempatmu ini, tidak ada satu pun dari kalian yang bisa lepas dari tanggung jawab."Dia tidak sebaik Jess."Itu masalah dia, apa hubungannya dengan kita?" Pelayan tidak terintimidasi oleh perkataan Erik.Ini ada
Jess sedikit tidak percaya. Kesehatan Morgan tidak baik. Selama bertahun-tahun dia merawatnya, dia tidak pernah melihat Morgan minum.Sekarang, mendengar nada bicara pria itu, Morgan sepertinya sedang mabuk berat.Namun ....Jess menoleh ke arah Erik, hatinya terkoyak.Dia sudah menikah dan bertekad untuk menjauhi Morgan. Dia tidak akan pernah bisa mengkhianati Erik."Itu, aku nggak bisa ke sana. Kalau kamu ada waktu, tolong antar dia ke rumah sakit. Setelah dia sadar dari mabuk, dia pasti akan sangat berterima kasih kepadamu," jawab Jess dengan sopan."Apa kamu bercanda? Kamu yang temannya saja nggak mau antar dia ke rumah sakit, apalagi aku yang cuma orang asing? Kamu ingin aku mengantarnya? Aku masih harus kerja." Pria itu menjawab dengan tidak sabar. "Kalau kamu nggak datang, aku juga nggak peduli lagi."Setelah mengatakan itu, pria di seberang sana menutup telepon.Wajah Jess terlihat cemas.Melihat ini, Erik tidak bisa menahan diri dan bertanya, "Ada apa?""Morgan mabuk." Jess me
"Nona Reina." Jess memanggilnya terlebih dahulu.Reina mengangguk dan menuntun kedua anaknya berjalan ke arah mereka.Kedua anak itu dengan sopan memanggil mereka, "Om Erik, Tante Jess.""Hmm." Jess tersenyum, menunjukkan senyuman lembut.Erik juga tersenyum. "Kita baru sebentar nggak bertemu, kalian sudah tambah tinggi rupanya."Dulu, ketika berada di luar negeri, Erik pernah bertemu kedua anak ini beberapa kali saat mengikuti Revin. Jadi, dia cukup akrab dengan keduanya.Kedua anak itu juga memiliki cukup akrab dengannya."Om Erik kapan punya anak? Hari ini kami ikut Mama ke rumah sakit dan melihat bayi yang dilahirkan Tante Alana, lucu sekali." Riki bertanya sambil mengedipkan mata.Mendengar kata anak, wajah Erik dan Jess langsung berubah.Namun, semua itu menghilang dengan cepat.Erik terbatuk-batuk dua kali. "Hal semacam ini nggak bisa dipaksakan, nggak boleh buru-buru juga.""Oh." Riki sepertinya mengerti, dia pun mengangguk. "Om Erik dan Tante Jess harus lebih semangat. Setelah
Alana sengaja menggoda Riki. "Riki, kenapa kamu bilang begitu? Aku dan mamamu sudah seperti kakak adik, jadi wajar saja kalau kami jadi mak comblang anak kami sendiri. Bukankah kamu sering melihat itu di drama TV?""Jangan khawatir, kali ini Tante memang belum melahirkan anak perempuan, tapi lain kali Tante baka berusaha lebih keras lagi agar bisa melahirkan anak perempuan yang cantik. Saat itu tiba, aku akan menikahkannya denganmu, ya? Kamu sangat pengertian, pasti kamu akan memperlakukannya dengan baik, bukan?"Riki jauh mudah ditipu ketimbang Riko. Berpikir bahwa Alana berencana akan melahirkan anak perempuan di kemudian hari, dia langsung merasa ngeri."Tante Alana, aku ... mungkin aku nggak akan nikah."Dia ketakutan sampai punya pikiran untuk tidak menikah.Reina menggodanya, "Tapi bukannya kamu pernah bilang kalau Talitha cantik? Katamu, siapa yang bisa nikah sama dia, orang itu pasti sangat bahagia.""Hah? Kamu suka punya seseorang yang kamu suka?" Alana memasang wajah terkejut