Share

Bab 116

Author: Kacang Merah
last update Last Updated: 2024-04-07 18:00:27
Setelah sekian lama, Reina merasa ada yang tidak beres.

Maxime terus menciumnya tapi dia tidak lanjut ke tahap berikutnya.

Tepat saat napas Reina mulai memburu dan pikirannya menjadi kosong karena kekurangan oksigen, pintu ruangan Maxime pun diketuk.

Barulah Maxime berhenti.

Ternyata sekretarisnya datang untuk melapor pekerjaan.

Reina langsung duduk kembali.

Dia lagi-lagi gagal.

Siang harinya, mereka makan siang bersama.

Sopir mengantar mereka ke restoran privat yang sering Maxime kunjungi.

Sambil makan, Maxime menguji perasaan Reina. "Jangan khawatir, aku nggak akan menceraikanmu."

Reina tercengang.

Reina tidak langsung paham maksud Maxime, tapi pria itu sudah lebih dulu melanjutkan, "Marshanda itu cuma mau status, jadi aku kasih."

"Aku nggak akan menikahinya secara sah. Jadi jangan khawatir, aku nggak akan menceraikanmu."

Reina menatap Maxime dengan tatapan tidak percaya, "Kamu bercanda?"

"Kalau kamu nggak puas dengan keputusanku, kamu boleh kasih solusi lain."

Reina tidak sadar kala
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Saeva Safia
sangat menarik
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 117

    Jantung Maxime berdebar kencang, dia sadar tangan dan kaki Reina terluka. Jadi, Maxime langsung menyeret Reina kembali ke dalam mobil dan mengantarnya ke rumah sakit.Meski sudah duduk di dalam mobil, Reina masih merasa ketakutan. Tadi dia memang terlalu gegabah dan lupa bahwa dia punya Riko dan Riki yang bergantung padanya.Maxime yang tegang pun bertanya, "Untuk apa marah-marah!"Reina tidak menjawab, rasa sakit di tangan dan kakinya mulai terasa.Suasana di dalam mobil kembali hening.Maxime benci saat Reina tidak bicara.Padahal dulu Reina sangat bawel, apalagi waktu masih kecil. Reina bisa berceloteh tanpa henti.Tapi sekarang, Reina membisu.Maxime bertanya dengan kesal, "Barusan kamu mau ke mana?""Aku cuma mau jalan. Aku nggak terpikir mau ke mana."Memangnya Reina bisa pergi ke mana? Riki 'kan ada di tangan Maxime.Mobil mereka akhirnya tiba di pintu rumah sakit dan Maxime langsung turun bersama Reina.Di luar ruang UGD.Maxime hendak membuka pintu."Kak Max, kok kamu ada di s

    Last Updated : 2024-04-07
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 118

    Jovan mengira ada bagian yang sulit dijangkau, jadi dia mengulurkan tangan ingin membantu.Ketika Reina melihat tangannya terulur, dia spontan mengira pria itu akan memukulnya, jadi dia refleks bergerak menghindar. Salep itu pun jatuh tepat di punggung tangan Jovan."Maaf." Reina berdiri dan berkata, "Aku pergi sekarang."Jovan tahu Reina telah salah paham, sehingga dia merasa harus menjelaskan. "Aku cuma mau bantu kamu ngolesin obatnya.""Terima kasih, tapi nggak perlu." Reina hendak pergi.Jovan tidak ingin wanita itu salah paham lagi, jadi dia menghentikannya."Kak Max minta kamu tunggu sampai dia kembali."Reina menatapnya dengan mata acuh tak acuh. "Aku bisa tunggu di luar."Melihat Reina seperti ini, Jovan merasa sangat tidak enak."Jangan takut padaku, aku nggak akan menyakitimu lagi."Jangan takut? Tidak akan menyakitinya lagi?Reina seakan mendengar lelucon paling menggelikan yang pernah dia dengar. Jovan dulu pernah mengatakan hal yang sama agar dia mau percaya padanya."Tolo

    Last Updated : 2024-04-07
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 119

    Setelah masuk ke dalam mobil, Maxime menengok ke arah rumah sakit di belakangnya."Kamu ngobrol apa sama Jovan waktu aku pergi tadi?""Dia tanya, apa aku pernah menyelamatkan seseorang waktu aku masih kuliah." Reina tidak menyembunyikan apa pun.Menyelamatkan seseorang?Maxime ingat, saat Marshanda masih kuliah, dia ada di tempat kecelakaan mobil Jovan dan ibunya dan menyelamatkan mereka berdua."Terus?""Terus kamu datang."Reina tidak mau bicara apa-apa lagi tentang kejadian itu.Hari sudah petang.Maxime masih harus menghadiri perayaan ulang tahun malam ini.Reina merasa dia tidak perlu ikut kembali ke kantor perusahaan. Dia menatap dedaunan yang beterbangan di luar jendela mobil dan berkata, "Aku ingin pulang.""Kamu ikut aku ke perayaan ulang tahun malam ini."Sorot mata Reina menampakkan rasa terkejut.Maxime tidak menjelaskan dan hanya meminta sopir untuk mengantar mereka ke tempat acara.Sebelum perayaan ulang tahun.Maxime membawa Reina di dalam sebuah ruang pribadi yang tenan

    Last Updated : 2024-04-07
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 120

    Di tempat perayaan ulang tahun.Maxime menyaksikan ibunya menyodorkan anggur padanya gelas demi gelas dengan pandangan mengarah ke Marshanda.Seketika itu juga, dia paham."Aku nggak bisa minum lagi, masih ada kerjaan malam ini."Maxime menolak anggur yang ditawarkan ibunya lagi.Melihat dia sedikit mabuk, Joanna melirik ke arah Marshanda.Marshanda segera menghampiri Maxime dan menggandengnya. "Kak Max, kayaknya kamu agak mabuk. Aku antar kamu pulang, ya?"Dia bertekad, sesuatu harus terjadi malam ini.Maxime masih belum mabuk. Dia baru saja ingin mengulurkan tangannya ketika matanya tertuju pada seorang wanita di kejauhan yang cantik nan menggairahkan dalam balutan gaun biru langit.Dia tidak melepaskan diri dari Marshanda, tetapi dia menatap Reina dalam-dalam.Kemunculan Reina menarik perhatian banyak orang.Penampilannya begitu luar biasa. Sampai-sampai sebagian besar tamu tidak mengenali bahwa dia adalah wanita yang dulunya putri keluarga Andara, yang mengalami gangguan pendengara

    Last Updated : 2024-04-07
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 121

    Perkataan Marshanda memang topik sensitif bagi Maxime. Pasalnya, Marshanda dan Revin sudah mempunyai anak.Begitu Maxime keluar, dia melihat Reina sedang berbicara dengan Ethan.Ketika Ethan sudah beranjak, Maxime berjalan cepat menuju Reina dengan kaki jenjangnya."Sudah selesai? Kita pulang sekarang?"Meski kata-kata Reina biasa saja, kesannya berbeda saat jatuh di telinga Maxime.Maxime merasa seperti terbakar dari bagian perut ke bawah, tetapi dia tetap menjaga kejernihan pikirannya. "Ya."Dia menatap Reina penuh rasa ingin tahu. "Sudah berapa lama kamu ngobrol sama Ethan?"Ethan sangat pendiam. Dia jarang bicara saat berkumpul bersama teman-teman.Kecuali dengan istrinya tadi, Maxime belum pernah melihatnya mengobrol dengan seorang wanita."Dia yang panggil aku duluan. Aku nggak bilang apa-apa ke dia."Maxime mendengarkan jawabannya dan tidak bertanya lagi.Dia mendorong Reina masuk ke dalam mobil, lalu ikut masuk dan duduk di sebelahnya.Reina merasa agak aneh. Dia jelas-jelas mi

    Last Updated : 2024-04-07
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 122

    Reina yang benar-benar tidak bisa melampiaskan perasaannya pun berjalan ke sebuah bar dan memesan beberapa gelas minuman. Hanya dengan mabuk dia bisa melupakan kekhawatirannya untuk sementara waktu.Di sisi lain, Maxime harus mandi air dingin begitu lama sampai efek obatnya hilang.Saat berjalan keluar mengenakan jubah mandinya, dia mendapati Reina tidak ada di rumah.Setelah bertanya kepada pengawal, dia diberi tahu bahwa Reina keluar ke bar sendirian.Di dalam bar.Reina sedang minum-minum sendirian. Tiba-tiba, sesosok tubuh tinggi menghalangi cahaya di depannya.Dia mendongak dengan pikiran sedikit linglung dan melihat wajah tampan Maxime di hadapannya."Kok kamu di sini?"Saat berbicara, terasa aroma menyengat alkohol dari bibir Reina.Maxime mengerutkan kening. "Kapan kamu belajar minum?"Dia dulu bisa langsung mabuk hanya setelah minum satu gelas. Sekarang, ada beberapa gelas di depannya yang semuanya kosong.Reina tidak menyangka dia akan bertanya tentang seberapa banyak dia bis

    Last Updated : 2024-04-07
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 123

    "Selama kamu bersedia melepaskan aku dan Riki. Bersedia membiarkan semuanya berlalu."Maxime mengencangkan cengkeramannya sedikit demi sedikit. "Nggak akan mungkin."Yang dia katakan sebelumnya itu benar, mana mungkin dua orang yang pernah menjadi suami istri bisa berteman?Jika Reina ingin pergi, mati dulu baru bisa pergi!Mata Reina kehilangan seluruh sinarnya dan dia tersenyum pahit. "Andaikan aku tahu kamu orang yang sangat pendendam, harusnya aku yang minta putus waktu kita menikah dulu."Lagi-lagi berkata andaikan!Seutas awan kelabu pun datang menutupi wajah Maxime, mengingat saat Reina berkata bahwa dia menyesal telah menikah dengannya.Pria itu tidak menjawab lagi.Mobil melaju melewati malam yang gelap. Suasana hening.Reina sedikit pusing dan wajahnya memerah.Maxime mengira dia tertular flu darinya, jadi dia mengangkat tangan ingin mencoba merasakan suhu tubuhnya. Namun, sebelum sempat mendarat di dahi, wanita itu refleks menjauh.Tangannya membeku di tengah jalan. Kemudian

    Last Updated : 2024-04-07
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 124

    Di dada Maxime terasa seperti ada batu yang menindih.Dia tidak pernah peduli lagi soal uang dan proyek itu.Dia hanya tidak suka ditipu!Entah di dunia bisnis atau di tempat lain, saat itu adalah kali pertama dan satu-satunya dia ditipu dan dipermainkan di depan semua orang!Melihat dia tidak menjawab, Reina tidak tahu bagaimana cara membantunya melepas dendam di hatinya."Selain yang itu, aku benar-benar nggak tahu bagaimana caranya membuatmu melepaskan masa lalu."Saat dia akhirnya berhenti bicara, Maxime menoleh dan melihat sosok mungilnya di kursi."Delapan tahun paling nggak sudah berlalu sejak perjanjian antara keluarga Andara dan keluarga Sunandar. Dalam delapan tahun ini, baik itu proyek atau uang sudah banyak berubah. Kamu mau mengembalikan pakai cara apa?""Sebut satu harga. Entah bagaimana caranya, aku akan mengembalikannya padamu," jawab Reina.Pandangan mata Maxime yang dalam sama-samar bersinar. "Oke kalau begitu, aku akan melepaskanmu setelah kamu membayarnya."Reina se

    Last Updated : 2024-04-07

Latest chapter

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2090

    Daniel mengangguk berulang kali. "Tentu saja, Kak."Setelah mengatakan itu, sebagai orang tua yang baik, dia langsung melangkah mendekati Tommy."Tommy, kalau kamu nggak mau pakai topeng ini, kamu nggak perlu memakainya."Daniel memaafkan Tommy atas nama Riko tanpa menanyakan apa yang terjadi hari itu.Riko mengerti orang seperti apa kakeknya, dia pun tidak marah.Tommy segera melepaskan topeng Siluman Babi itu dari wajahnya. Dia menginginkan topeng Raja Kera, siapa yang menginginkan topeng Siluman Babi.Aarav pura-pura memelototinya. "Tommy, cepat bilang terima kasih sama Kakek.""Terima kasih, Kakek.""Ini bukan apa-apa, nggak perlu berterima kasih," kata Daniel sambil tertawa.Aarav memperhatikan bahwa situasi di sini begitu harmonis dan bahagia, jadi dia mengutarakan tujuan kedatangannya."Max, karena kita keluarga, aku nggak akan basa-basi. Aku dengar IM Grup memiliki proyek di luar negeri yang membutuhkan penghubung? Bagaimana pendapatmu tentang perusahaan kita?"Maxime tahu bahw

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2089

    "Ayah, kalau Ayah benar-benar ingin berubah, lebih baik bersikap baik pada Ibu dulu, itu yang utama." Maxime mengatakan ini dari lubuk hatinya yang terdalam. "Apa Ayah ingat, saat aku dan Reina ingin bercerai, bukankah Ayah menasihatiku biar nggak cerai dengannya atau aku akan menyesal nantinya.""Saat ini, apa Ayah menyesal?" tanya Maxime.Wajah Daniel sedikit menegang.Dalam hal hubungan dan perasaan, pihak yang menyaksikanlah yang akan sadar lebih jelas.Pada awalnya, dia bisa melihat sekilas bahwa Reina adalah menantu yang baik, dia pun memperlakukan Maxime dengan baik. Jika Maxime menceraikannya, dia pasti tidak akan bisa menemukan orang lain yang akan memperlakukannya dengan baik.Demikian pula, Maxime juga menerapkan situasi ini kepada ayahnya."Sayangnya, aku dan ibumu sudah tua dan berbeda darimu saat itu. Kamu nggak ngerti."Daniel masih tidak bisa melepaskan harga dirinya dengan meminta rujuk.Maxime sadar akan hal ini dan tidak mencoba membujuknya lebih jauh."Oh ya, bagaim

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2088

    Hidup memang tidak bisa diprediksi.Diego memandang Sophia yang terbaring tidak jauh dari sana melalui cahaya yang redup, tiba-tiba merasa bahwa kehidupan seperti ini tampaknya menyenangkan.Dia memejamkan mata dan memasuki alam mimpi.Pada hari pertama tahun ini, ada kegembiraan di mana-mana.Reina mengajak keempat anaknya membuat boneka salju di halaman rumah, sementara Maxime mengawasi mereka dari jauh.Mereka tampak harmonis.Pada saat itu, sebuah mobil melaju di luar rumah.Morgan duduk di dalam mobil mewah, menyaksikan pemandangan ini dari jauh. Dia tidak merasakan apa pun di dalam hatinya.Simpul di tenggorokannya bergulir pelan saat dia memberi isyarat kepada pengemudi untuk menepi.Saat Morgan turun, Reina juga memperhatikannya.Baru satu atau dua bulan sejak terakhir kali Reina melihatnya, tetapi Morgan terlihat kehilangan sebagian besar berat badannya. Bahkan wajahnya terlihat sangat tirus.Dia dan Maxime adalah saudara kembar, dulu mereka terlihat persis sama. Namun, sekara

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2087

    Sophia bisa memahami pemikiran keduanya.Di masa lalu, semua orang biasanya pulang ke pedesaan untuk merayakan malam Tahun Baru, di mana kerabat dan tetangga tinggal bersama, berbicara dan mengobrol dengan gembira.Namun, Tahun Baru kali ini mereka harus tinggal di kota karena khawatir penyakit kedua orang tuanya kambuh dan tidak bisa sampai ke rumah sakit tepat waktu."Ya, kalau sudah selesai, kalian harus tidur." Sophia membujuk keduanya, seakan mereka adalah anak kecil.Erna dan Robi pun bersimpati padanya. Mereka menganggukkan kepala tanda setuju. "Ya."Diego juga menemani di samping, membicarakan tentang acara yang mereka saksikan kepada keduanya."Program-program sekarang nggak sebagus dulu. Sayang sekali, Tahun Baru sudah nggak semeriah dulu," kata Robi pelan.Dia juga tahu bahwa di pedesaan pun demikian. Semua orang bermain dengan ponsel mereka, jadi komunikasi secara langsung pun jadi berkurang."Kalau tahun depan kita pulang kampung, pasti akan lebih meriah," kata Sophia samb

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2086

    Tahun Baru hampir tiba.Reina menyiapkan banyak kebutuhan Tahun Baru, mengirimkan sebagian untuk kakek dan neneknya.Sebagian lagi, dia tetap menyimpannya di rumah sendiri.Pada malam Tahun Baru.Reina dan Maxime membawa anak-anak mereka kembali ke kediaman Keluarga Sunandar. Pertemuan ini membuat suasana menjadi sangat meriah.Namun, di meja makan, hubungan Joanna dan Daniel agak renggang.Daniel menunjukkan wajah muram. "Max, tolong hubungi Morgan. Katakan padanya bahwa hari ini, di malam Tahun Baru, dia harus kembali."Morgan sudah lama tidak kembali ke kediaman Keluarga Sunandar.Daniel menghubunginya beberapa kali, tetapi panggilannya selalu ditolak."Ayah, Morgan bukan anak kecil lagi, dia akan pulang kalau memang ingin pulang. Kalau nggak, jangan diambil pusing," kata Maxime dengan tenang."Bicara apa kamu ini. Malam Tahun Baru harusnya jadi reuni keluarga, mana bisa dibenarkan kalau Morgan nggak pulang?" tegur Daniel.Di sampingnya, Joanna menyuapi Leo makanan pendamping ASI de

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2085

    Setelah makan sampai kenyang, semua orang duduk bersama dan mengobrol cukup lama.Ketika tiba waktunya untuk tidur di malam hari, Sophia dan Diego tidur secara terpisah.Namun, Erna berpikiran sangat terbuka. "Kalian berdua akan menikah, nggak masalah kalau tidur di satu kamar.""Apa boleh begini?" Sophia sedikit tidak percaya.Dia pernah menjalin hubungan, tetapi Erna selalu menyuruhnya untuk menjaga diri dan tidak melakukan hubungan badan atau apa pun sebelum mereka menikah.Sekarang, ibunya ini malah menawarinya tidur dengan Diego?"Tentu saja boleh, masyarakat sekarang sudah nggak seperti dulu lagi," kata Erna sambil tersenyum.Zaman sudah berbeda. Sekarang, kondisinya dan suaminya sudah seperti ini, jadi Sophia harus mempertahankan pria sebaik Diego."Tapi ...." Sophia masih ragu, merasa ada yang aneh dengan kedua orang tuanya.Erna mendorongnya ke kamar Diego. "Sudah, masuk sana. Ayahmu sudah ingin menggendong cucu."Kata-kata itu membuat Sophia makin tidak percaya.Dia didorong

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2084

    "Apa kakakmu sudah menikah?" Erna bertanya, mengambil alih pembicaraan.Para wanita biasanya khawatir akan memiliki seorang kakak ipar yang terlalu mendominasi di dalam keluarga mertua."Sudah menikah dan punya beberapa anak," kata Diego dengan jujur."Oh, begitu rupanya." Mata Erna tertuju pada Robi.Robi tidak basa-basi lagi dan bicara langsung pada intinya, "Diego, sejujurnya sejak bertemu denganmu, kami merasa kamu anak yang baik.""Hanya saja, kami nggak tahu bagaimana pendapatmu tentang Sophia ...."Sebelum Robi sempat menyelesaikan kalimatnya, Diego mengambil alih pembicaraan, "Aku sangat menyukai Sophia dan aku pasti akan memperlakukannya dengan baik di masa depan."Sophia menyantap makanannya dengan menunduk tanpa berkata apa-apa.Meskipun ini adalah kalimat yang telah mereka bicarakan dan sepakati, dia masih agak malu ketika mendengar ada seorang pria mengatakan bahwa dia mencintainya dan akan memperlakukannya dengan baik.Melihat Sophia bersikap seperti itu, Robi dan Erna ma

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2083

    Ketika Robi dan Erna mendengar bahwa orang tua Diego sudah meninggal dunia, mereka menatapnya dengan kesedihan di matanya."Orang tuamu seharusnya belum terlalu tua, kenapa mereka bisa meninggal?"Diego berkata dengan jujur, "Ayah mengalami kecelakaan mobil dan ibu meninggal karena kanker."Mendengar ini, Erna makin merasa tidak tega kepada Diego."Anak baik, jangan sedih. Mulai sekarang, kami akan jadi keluargamu."Diego mengangguk berulang kali. "Ya."Sophia berdiri di samping, melihat keakraban Diego dan kedua orang tuanya. Pembicaraan ini seakan dia dan Diego benar-benar bersama."Ayah dan Ibu, kalian bicara dulu saja, aku akan menyiapkan makanan," kata Sophia.Diego langsung berdiri. "Sophia, aku akan membantumu. Om, Tante, kalian istirahat dulu saja.""Ya."Senyum di wajah Erna dan Robi belum hilang sejak mereka melihat Diego.Ketika putri mereka dan Diego pergi ke dapur untuk memasak bersama ....Erna tidak bisa menahan diri lagi dan berkata, "Diego anak yang sangat baik, tampan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2082

    Robi langsung bertingkah seperti orang yang sangat bersemangat. "Aku dan Ibumu merasa makin bersemangat akhir-akhir ini. Sepertinya setelah kita kembali untuk merayakan Tahun Baru, kita nggak perlu lagi dirawat di rumah sakit."Melihat wajah pucat kedua orang tuanya, Sophia tahu bahwa mereka hanya ingin menghibur dan membohonginya.Namun, dengan momen hangat seperti ini, tentu saja dia tidak akan merusaknya."Hmm, baguslah."Robi berencana untuk menanyakan identitas Diego.Sophia berdiri. "Kita kembali dulu saja dan lanjutkan pembicaraan di sana. Tempat ini terlalu kecil dan nggak ada tempat istirahat. Setelah pulang nanti, aku akan memasak makanan untuk kalian. Kalian bisa bicara dengan Diego pelan-pelan.""Ya, ya, ya."Keduanya mengangguk berkali-kali.Sejujurnya, mereka sangat ingin keluar, tidak ingin terus tinggal di rumah sakit.Namun, penyakit mereka sangat serius. Jika mereka meninggalkan rumah sakit terlalu lama, nyawa mereka mungkin akan jadi taruhannya.Sophia juga mengetahu

DMCA.com Protection Status