Share

Bab 1140

Author: Kacang Merah
Karena tidak ada pilihan lain, Morgan pun menemani Syena.

Ketika Syena hendak pergi, dia tidak lupa berpura-pura bertanya pada Reina, "Kakak ipar hari ini juga nggak perlu pergi kerja, 'kan? Kan harus jagain Kak Max."

"Dengan kondisi Kak Max sekarang, kasihan 'kan kalau kamu tinggal kerja tiap hari? Benar 'kan, Riki?"

Setelah selesai bicara, Syena melenggang pergi dengan sombong tanpa melihat wajah Reina dan Joanna.

Joanna tidak pernah merasa sedih seperti sekarang ini. Dia menghibur Reina, "Nana, maaf ya Ibu nggak bisa membelamu, Ibu Syena, Liane, adalah klien besar perusahaan kita, kita nggak boleh sampai kehilangannya."

"Kamu tahu 'kan Morgan belum lama mengambil alih perusahaan dan banyak orang yang mengincar posisinya."

Tentu saja Reina mengerti, "Aku tahu Bu."

Reina akan bekerja keras dan menunjukkan kemampuannya pada Syena.

Setelah mengantar Riki ke sekolah, Reina duduk di dalam mobil dan berpikir.

Sejujurnya, di masyarakat sekarang ini, orang yang berusaha dengan kemampuan send
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1141

    "Sayang, aku sudah harum nih, sudah mandi. Sekarang kamu sampai mana? Kok nggak balas pesanku?"Wajah Maxime seketika penuh dengan aura hitam saat melihat obrolan ini di layar ponsel Reina.Maxime bisa membuka ponsel Reina, karena kata sandi ponsel Reina sangat sederhana dan Maxime dapat mengingatnya hanya dalam sekali lihat.Maxime membuka kotak masuk dan langsung melihat serangkaian pesan menjijikkan dari Rendy.Namun, Reina tidak membalas satu pun pesan tersebut.Wajah Maxime pucat dan dia hendak mengetik balasan saat Reina keluar dari ruang ganti, "Menurutmu yang ini gimana?"Reina mengenakan gaun berwarna gading, terlihat berwibawa dan anggun.Saat Reina keluar ruang ganti, dia melihat Maxime memegang ponselnya seolah ingin mengirim pesan."Itu ... ponselku ..."Maxime jadi gelagapan dan langsung menutup ponsel Reina.Reina melihat perilaku aneh Maxime, jadi dia melangkah maju untuk mengambil ponselnya.Maxime pun menatap Reina dan berkata, "Kok kamu nggak ngasih tahu aku kalau Re

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1142

    Sekarang Rendy sudah sadar. Untung dia punya rencana cadangan dengan memasang kamera di kamar.Tuan Besar Latief langsung menyuruh orang memeriksa kamera di kamar Rendy.Hati Rendy langsung berdebar kencang."Kok bisa nggak ada? Kan aku sendiri yang naruh?"Begitu dia selesai bicara, Melisha datang dengan penuh amarah, "Rendy berengsek! Kamu bilang butuh uang itu buat bisnis, maksudmu bisnis yang kayak gini?"Pasangan itu bertengkar.Morgan juga datang dan begitu melihat situasi ini dia langsung berkata pada Tuan Besar Latief, "Kakek, reputasi Kak Rendy sekarang sangat buruk. Menurutku sebaiknya dia diistirahatkan untuk sementara waktu."Ini berarti Rendy akan dicopot dari jabatannya.Rendy yang susah payah bisa kembali ke kantor pusat tentu menolak.Bercanda? Memangnya masalahnya segawat apa sampai dia harus mengundurkan diri?Morgan menatapnya dengan dingin, "Menurutmu bagaimana kami harus menyelesaikan masalah ini? Klien perusahaan sudah keberatan dengan kualitas kerjamu dan nggak m

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1143

    Keluarga kaya memang punya banyak cerita. Paman Maxime masih punya putra haram lain selain Rendy, namun pria itu ada di cabang Grup Rajawali di luar negeri.Semua ini juga hasil karya tangan dingin Maxime, kalau tidak, tidak mungkin paman dan putra pamannya itu bersedia dipindahkan ke luar negeri.Belakangan Reina bisa merasa dengan jelas internal Grup Rajawali sedang kacau. Dia merasa paman Maxime dan yang lainnya sedang berusaha mencari cara untuk pulang.Saat para pelayan melihat Reina pulang, mereka langsung menutup mulut mereka.Setelah Reina pergi, mereka mulai menggosipkan Reina."Dia cinta mati deh kayaknya sama Maxime. Tiap hari dia yang paling pertama datang merawat dan yang paling terakhir pulang.""Mungkin dia terpesona sama kegantengan Tuan Maxime. Meski idiot, dia 'kan ganteng banget.""..."Untungnya Reina tidak mendengar gosipan para pelayan, Reina bisa mati tertawa.Sekarang Reina sedang bergumul.Awalnya dia pulang untuk mencari tahu situasi Rendy, tapi sekarang dia s

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1144

    Reina mengernyit bingung karena orang yang datang bukan pengawalnya.Begitu pengawal Reina keluar, mereka juga bingung.Pemimpin dari mereka yang memukul Rendy berkata dengan hormat pada Reina, "Nyonya, maaf sudah membuatmu takut."Nyonya? Reina langsung paham."Kamu bawahan Maxime?""Ya."Setelah itu mereka pergi sambil membawa Rendy yang dikarung.Reina yang bingung pun bertanya, "Kalian mau bawa dia ke mana?""Ke Pak Maxime."Karena kebetulan Reina tidak ada urusan, dia pun berkata, "Aku ikut."Mereka bingung, haruskah mereka menolak.Reina terlihat santai, "Nggak apa-apa, sekalian aku mau jenguk dia. Dia juga bilang kok aku boleh ke sana menemuinya setiap hari."Barulah mereka setuju.Untuk menghindari gosipan orang lain, mereka masuk lewat pintu belakang sedangkan Reina masuk lewat pintu depan.Setengah jam kemudian.Rendy sudah sadar kembali dan kepalanya terasa sangat sakit."Siapa yang memukulku?"Dia mengusap kepalanya dan perlahan melihat sekeliling dengan jelas. Hal pertama

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1145

    Pengawal itu membungkuk hormat, lalu menjawab, "Sudah kami kumpulkan, ada 128 ekor. Mereka nggak dirawat dengan baik, banyak orang yang mengeluh.""Oh, jadi dia nggak bertanggung jawab. Ya sudah, lempar saja dia ke anjing-anjing itu." Maxime berkata dengan santai."Baik."Pengawal itu langsung berjalan menuju Rendy.Rendy tercengang dan langsung bersujud."Max! Max, tolong ampuni aku. Aku nggak berani lagi!""Aku sudah nggak tahu malu dan kurang ajar. Aku salah, aku akan menebus dosaku."Rendy berkata sambil menampar dirinya sendiri.Dia tahu betul bahwa Maxime tidak pernah bercanda. Dia hampir mati kedinginan terakhir kali.Kali ini, dia tidak tahu kemana dia sudah dibawa Maxime. Apa Tuan Besar Latief bisa menyelamatkan dirinya tepat waktu?Reina tidak menyangka Maxime akan langsung bertindak kejam seperti ini. Awalnya Reina mau membujuk Maxime melepaskan Rendy, namun kemudian dia sadar tidak perlu berlembut hati dalam berhadapan dengan penjahat tidak tahu malu seperti Rendy.Maxime t

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1146

    Ekki juga bingung. Memang sangat sulit menebak pikiran seorang wanita.Tapi kalau diartikan secara harafiah ..."Bos, apa jangan-jangan Nyonya selingkuh?"Detik berikutnya, Maxime langsung menutup telepon.Ekki langsung terdiam.Rapuh sekali hati bosnya sekarang?Kalau tidak bisa terima fakta, untuk apa bertanya?Ekki hendak tidur saat tiba-tiba ada notifikasi transfer uang dua miliar ke rekeningnya."Hah? Apa-apaan ini? Penipuan?"Saat Ekki sedang menggumam, tiba-tiba masuklah pesan dari Ethan, "Coba tanya pacarmu, gimana kabar Brigitta dan putriku. Uang dua miliar itu untuk biaya telepon."Padahal Ekki baru saja selesai teleponan dengan Gaby, namun karena uang sudah ditransfer, Ekki pun kembali menelepon Gaby.Ekki basa basi sebentar, lalu menanyakan kabar Brigitta.Gaby bilang belakangan ini kondisi Brigitta sangat bagus, kondisi fisiknya sudah pulih dan anaknya sangat sehat.Gaby mengernyit bingung, "Kenapa kamu perhatian banget sama Brigitta dan anaknya?""Aku cuma nanya aja. Saya

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1147

    Raisa jadi teringat suaminya. Dengan bantuan Liane, suaminya menjadi bos sebuah perusahaan padahal awalnya hanya seorang programmer biasa.Liane juga berkata, "Raisa, kalau kamu mau kerja, Ibu akan berikan sebuah perusahaan untukmu."Raisa ingin, tapi Syena tidak mengizinkannya. Dia meminta Raisa menolak bantuan Liane dengan alasan merawat anaknya Doni.Raisa sangat membenci Syena. Kalau bukan karena Syena tahu dirinya bukan putri kandung Liane. Jangankan perusahaan, bahkan Keluarga Hinandar akan menjadi miliknya."Ma, tempat ini besar sekali kayak taman, bahkan lebih indah dari taman."Doni berkata dengan gembira.Doni tidak peduli saat dianggap norak oleh beberapa pelayan.Liane bisa melihat tatapan menghina para pelayan, dia pun melangkah maju, "Kalian pikir kalian siapa? Tahu nggak dia itu cucuku? Kalian merasa pantas merendahkan cucuku?"Para pelayan takut. Tadinya mereka pikir Doni adalah anak bawahan Liane.Karena Raisa sama sekali tidak mirip Liane."Maaf, maaf Bu Liane."Merek

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1148

    "Bu besan, ini putri kandungmu yang baru diketemukan ya? Wah, ternyata persis seperti Anda," kata Joanna, lain dari kata hatinya.Liane hanya mengangguk dengan dingin.Dulu Liane sempat menjalani operasi plastik supaya dia tidak diincar oleh musuh-musuhnya. Harusnya, Raisa malah tidak boleh mirip dengan dirinya sekarang."Ya. Raisa, ini Bibi Joanna, calon ibu mertua kakakmu."Setelah diperkenalkan oleh Liane, Raisa menatap Joanna. Meski usianya sudah lebih dari 50 tahun, wajahnya masih tampak sangat muda seperti wanita berumur 40 tahun-an."Halo Bibi Joanna." Raisa menyapa dengan ragu-ragu.Setelah itu, Raisa menarik Doni dan berkata, "Doni, cepat sapa nenek."Doni langsung bersembunyi di belakang ibunya karena malu, ini tempat asing baginya.Liane menjelaskan, "Ini cucuku. Mereka belum terbiasa dengan gaya hidup kita, tolong jangan tersinggung.""Oh, nggak kok." Joanna tersenyum lembut.Setelah itu, Reina melangkah maju, "Bu Liane, Nona Raisa, bagaimana kalau kuantar kalian ke kamar u

Latest chapter

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2229

    Kediaman Keluarga Andara.Reina mengalami mimpi buruk lagi. Ketika terbangun dari mimpi buruknya, dia secara naluriah memeluk Maxime di sampingnya.Namun, tangannya yang terulur tidak meraih apa pun.Reina menyalakan lampu di samping tempat tidur dan menyadari bahwa Maxime tidak ada di sampingnya."Pergi ke toilet?" Reina sedikit bingung dan melihat ke arah toilet, lampu di sana juga tidak menyala.Dia jadi sulit tidur dan sedikit takut karena Maxime tidak ada. Dia langsung bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke luar.Ketika masuk ke aula, tidak ada lampu yang menyala. Rumah dalam keadaan gelap gulita.Maxime juga tidak ada di sini, kemana dia pergi selarut ini?Reina ingat bahwa mereka berdua tidur bersama, apakah ada sesuatu yang terjadi di kantor?Saat dia bertanya-tanya, pintu depan dibuka dari luar. Bersamaan dengan itu, lampu-lampu juga dinyalakan.Maxime mengenakan jas hitam, berdiri di ambang pintu. Saat mendongak, kebetulan dia melihat Reina berdiri di tangga."Kenapa kamu

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2228

    Maxime tidak tahan saat melihat sikap Joanna yang seperti ini. Dia akhirnya berbicara, "Ya, aku bakal bantu cari. Ibu pulanglah.""Ya, ya." Baru setelah itu Joanna melepaskan tangannya, lalu melangkah masuk ke dalam mobil.Mobil melaju menjauh.Maxime hanya berdiri di sana.Reina berjalan ke sisinya. "Lepaskan Morgan."Dia tahu bahwa Morgan pasti sudah sangat menderita akhir-akhir ini, jadi dia tidak akan berani melakukan apa pun padanya.Dia awalnya mengira Maxime akan setuju, tetapi dia menoleh ke arah Reina. "Melepaskannya? Apa kamu bercanda?"Morgan telah melakukan sesuatu yang lebih buruk dari binatang. Dia sudah sangat berbelas kasihan karena tidak merenggut nyawanya.Reina sedikit bingung saat mendengar itu. "Tapi ibumu ....""Kamu nggak perlu khawatir soal Ibu. Kamu harus tahu, nggak peduli siapa pun yang nyakitin kamu, aku bakal selalu ada di pihakmu."Maxime berhenti sejenak, lalu melanjutkan, "Apa yang aku katakan pada Riki sama Riko barusan semuanya benar. Kamu itu orang ya

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2227

    "Apa yang dikatakan Papa menyebalkan memang benar." Riki memuji sambil mengusap-usap kepalanya.Riko juga setuju dengan pemikiran Maxime. "Hmm."Dia mengangguk tanda setuju.Maxime duduk. "Sudah, makan yang banyak. Kalian cuma peduli sama rasa suka kalian, tapi kalian saja nggak tahu apakah mereka suka sama kalian atau nggak."Riki menjawab dengan sangat bangga, "Papa, lihatlah wajahku dan Kakak. Apa kami perlu khawatir ada yang nggak suka sama kami?"Reina tertawa lagi.Memang benar bahwa pria sangat egois, tidak peduli apakah mereka anak kecil atau orang dewasa."Sudah, ayo makan. Kalian memang yang paling tampan."Setelah itu, Riko dan Riki menyantap makanan mereka dengan tenang.Mereka duduk mengelilingi meja makan dengan suasana bahagia.Setelah selesai makan, Reina keluar untuk berjalan-jalan dan Maxime mengikutinya lagi.Reina bingung. "Kenapa kamu ngikutin aku terus?"Maxime seperti seorang pengikut akhir-akhir ini, tidak bisa disingkirkan.Riki sedang makan buah, tetapi dia tu

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2226

    Reina tidak bisa menahan senyumnya saat melihat sikap kedua putranya. "Riki, kamu kangen sama Talitha dan Erina? Kamu bisa telepon Tante Sisca sama Tante Brigitta. Bukannya Mama sudah kasih nomor mereka ke kalian?"Riki memainkan jari tangannya."Ini ... bukannya nggak baik kalau menghubungi ibu mertua terlalu cepat? Lagipula, aku belum nyiapin apa-apa."Reina, "..."Riko. "Jangan bilang kalau kamu suka sama mereka berdua?"Riki menoleh ke arahnya. "Tentu saja, mereka sama-sama lucu."Itu hanya bisa dikatakan oleh seorang anak kecil. Kalau orang dewasa yang mengatakannya, mereka akan dimarahi."Riki, kita hanya boleh suka sama satu orang. Yang namanya hati nggak bisa dibagi jadi dua." Reina menjelaskan.Riki mengangguk dengan berat, lalu menjawab, "Mama, kalian salah paham denganku. Aku suka sama mereka berdua, tapi cuma satu yang mau aku nikahi.""Oh, siapa?" Reina bertanya dengan penasaran.Riki mengerutkan keningnya, lalu mengedipkan matanya yang indah. "Mama, itu rahasia."Reina me

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2225

    Reina mengikuti Gaby keluar dan mereka berdua sampai di luar mal.Maxime sudah lama menantikan kesempatan ini dan menunggu mereka di luar.Dia melihat Ekki menggigil karena angin dingin dan langsung mencibirnya. "Kamu minggat dari kantor?"Melihat Maxime di sini, Ekki menggigil seperti melihat hantu."Bos, lain kali jangan bicara aneh-aneh. Aku nggak minggat, aku pergi karena terdesak."Pergi karena terdesak?Sudut mulut Maxime terangkat naik. Apa yang ada di dalam pikirannya sampai berpikir bahwa seorang bos suka mendengar alasan seperti ini?Saat ini, Reina dan Gaby sudah sampai di depan mereka berdua."Kenapa kalian bareng begini?" tanya Reina pada Maxime.Maxime berbohong, "Karena sudah pulang kerja, jadi aku jemput ke sini. Kebetulan ketemu sama dia."Ekki tentu saja tidak tahu bahwa Maxime telah mengikuti Reina dan Gaby, jadi dia mengangguk. "Hmm.""Ayo pulang." Maxime menambahkan."Ya."Reina menghampiri Maxime dan melambaikan tangan pada Gaby dan Ekki.Di belakangnya, Gaby menc

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2224

    Gaby mengucapkan selamat tinggal pada Brigitta hari itu, mengemasi barang-barangnya dan pindah ke Grup Yinandar.Grup Yinandar.Begitu Gaby tiba, Reina meninggalkan Maxime dan pergi berbelanja dengannya.Maxime sedikit khawatir. "Aku ikut kalian."Reina langsung menggelengkan kepalanya."Kita para wanita mau belanja, nggak nyaman kalau ada pria ikut. Gaby juga nggak terbiasa. Kalau kamu ikut, nanti dia jadi obat nyamuk."Maxime menghela napas panjang. "Kalau begitu aku panggil Ekki juga.""Ekki masih harus kerja, ngapain panggil dia? Selain itu, bukannya kamu bilang mau bantu kerjaanku, ingin aku istirahat dan senang-senang?" kata Reina sambil tersenyum.Maxime makin tidak nyaman saat melihat senyum di wajah Reina.Dia pikir Reina hanya berpura-pura menjadi kuat. Namun, memang lebih baik jika dia membuat Reina bergaul dengan Gaby sebentar."Baiklah." Dia mengangguk. "Kalian bersenang-senanglah. Kalau butuh sesuatu, hubungi aku.""Terima kasih." Reina membungkuk dan mencium sisi wajahny

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2223

    Mendengar itu, Reina menaruh tangannya di dagunya. "Kamu nggak mau digaji, apa kamu nggak rugi?""Habiskan lebih banyak waktu denganku saja kalau malam," kata Maxime.Perkataan Maxime membuat Reina tersipu malu. "Dasar nggak waras.""Aku cuma minta kamu ngabisin lebih banyak waktu denganku saat malam, sisi mananya yang nggak sopan? Nana, kamu mikir ke mana sih?" tanya Maxime.Wajah Reina makin memerah, mengambil pulpen dan melemparkannya ke arahnya. Namun, Maxime menangkapnya dengan satu tangan. "Kita sudah nikah lama, jadi jangan mikir aneh-aneh.""Kamu itu yang aneh-aneh."Reina tidak berbicara dengannya lagi, menunduk untuk melanjutkan meninjau dokumen.Di dalam perusahaan, sebagian besar pekerjaan Reina adalah meninjau beberapa rencana bisnis bawahannya dan membuat keputusan.Selebihnya, dia memiliki janji dengan klien atau rapat.Dengan adanya Maxime yang membantunya dalam pekerjaannya, dia bisa meluangkan sebagian besar waktunya dan masih bisa berkeliling perusahaan tanpa harus m

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2222

    Maxime menginstruksikan pengawalnya, "Jangan biarkan dia tidur malam ini. Tentu saja, kalian harus bersikap lembut padanya, jangan lupa panggil dokter buat periksa keadaannya. Aku nggak mau dia sampai mati."Maxime mengatakan bahwa dia akan membuat hidup Morgan lebih buruk daripada kematian, dia akan memastikan bahwa Morgan tetap hidup.Kematian akan terlalu murah untuk Morgan. Selain itu, dia kembaran Maxime sendiri, jadi dia tidak akan membiarkan Morgan mati begitu saja....Keesokan harinya, Reina terbangun oleh dering telepon.Dia tidak membuka matanya, mengusap-usap telepon dengan lelah.Maxime mengulurkan tangannya yang panjang dan mengambilnya terlebih dahulu sambil berkata, "Ini ponselku, Ibu telepon.""Oh."Maxime mengangkat telepon dan mendengar suara cemas Joanna di sisi lain telepon, "Max, adikmu hilang. Kenapa aku nggak bisa menemukannya?"Suara ini tidak pelan dan Reina bisa mendengar apa yang dikatakan Joanna. Dia langsung menatap Maxime.Dia tahu ini pasti ulah Maxime.

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2221

    "Ayo pulang." Reina berdiri.Maxime meraih tangan Reina. "Aku mau lihat lukamu."Reina membeku.Berpikir bahwa Maxime sudah tahu, dia tidak mengelak dan memperlihatkan luka di lehernya.Karena dibungkus kain kasa, Maxime tidak melihat bagian dalamnya."Aku nggak apa-apa," kata Reina."Ayo ke rumah sakit." Maxime sedikit khawatir dan dia tidak berani membuka kain kasa Reina dengan asal.Reina tidak ingin pergi, tetapi sikap Maxime begitu memaksa, jadi dia tetap mengikutinya ke rumah sakit.Di dalam rumah sakit, dokter membuka kain kasa Reina, memperlihatkan luka sepanjang jari di sana.Lukanya sangat dalam, seharusnya itu bukan luka ringan.Mata Maxime sedikit menyipit. "Dalam sekali lukanya. Kenapa menyembunyikannya dariku?""Ini sudah nggak apa-apa kok," jawab Reina.Jemari Maxime sedikit gemetar saat menyentuh leher Reina. "Jangan menyembunyikan apa pun lagi dariku, ya?"Suaranya sedikit serak.Reina mengangguk lagi. "Ya, aku mengerti."Lagi-lagi dia menjawab dengan ekspresi tidak pe

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status