Matahari mulai menunjukan sinarnya yang semakin tinggi dan memanas, pertanda pagi hari akan berganti menjadi siang hari.
Terlihat di sebuah rumah tercium bau-bau masakan yang sedang di persiapkan oleh seorang gadis.
Kirana meletakan piring terakhir yang berisikan nasi goreng, entah kenapa hari ini dia masak banyak sekali. Bahkan setelah Kirana membereskan koper, dia membersihkan seluruh rumah besar sendirian.
Kirana menatap meja yang sudah penuh dengan makanan, lalu pandangannya beralih kearah pintu, gadis itu terlihat sedang menunggu kedatangan seseorang.
"Apa Richard tidak datang yah," batin Kirana merasa sedikit cemberut.
"Kenapa aku jadi memikirkannya terus," gumam Kirana pelan, gadis itu menutup seluruh wajahnya ketika tahu bahwa wajahnya telah memerah karena malu.
Kirana menggelengkan kepalanya pelan, dia pun melangkahkan kaki kearah tangga, untuk membereskan sesuatu di atas, supaya pikirannya teralihkan dan tak memikirkan Richard teru
Malam hari mulai menyapa, terlihat bangunan tua terbengkalai yang sudah memancarkan aura kegelapannya, beberapa burung gagak yang ikut mondar mandir di atas gedung itu, membuat kesan yang sangat horor.Walau terlihat sepi dan seram, gedung itu ternyata di tempati oleh banyak orang yang telah mereka jadikan markas.BRUKK!! BRAKK!!Terlihat tiga orang yang sedang menyiksa pria yang tangannya di borgol, serta tubuhnya sudah berlumuran darah."Jangan mati dong Justin, kami ingin main-main denganmu." Jakson mengangkat kepala Justin, dia bisa melihat wajah Justin yang sudah babak belur dan bengkak akibat perbuatan mereka."Apa kita terlalu kasar? Kasian Justin kecilku tak sanggup menerima semua ini." Mr Mommy mengelus kepala Justin, tapi tiba-tiba dia langsung menjambak kepala Justin.Mr Monkey hanya bisa merekam video dan tertawa seperti psikopat, dia benar-benar senang melihat Justin di perlakukan seperti hewan.Dari jauh terlihat Mr Blac
TING! TONG!Kirana mengarahkan pandangannya kearah pintu, dia baru saja menyelesaikan mandinya. Kirana melangkahkan kakinya menuju kearah pintu."Siapa?" tanya Richard yang ikut turun ke bawah.Kirana hanya bisa menggelengkan kepalanya, dia pun membuka pintu itu dan terlihat seorang gadis yang sudah berdandan cantik, tak lupa dia membawakan beberapa bungkusan makanan di tangannya."Halo Richard, padahal cuman terpisah tadi sore, tapi aku benar-benar merindukanmu." Jessica melambaikan tangannya secara perlahan-lahan kearah Richard.Richard tak membalasnya dengan lambaian atau senyuman, dia membalikkan badannya dan wajahnya menunjukan bahwa dia tak nyaman dengan Jessica.Jessica berjalan masuk kedalam rumah, dia masuk hingga menyenggol lengan Kirana, dia tak memperdulikan Kirana yang ada depannya itu.Kirana agak aneh dengan tingkah mereka berdua. Tadi siang, setelah berbicara dengan Jessica di atas, Richard dan Jessica turun dalam kead
"Semoga kamu selamat Keynest."Kenneth bersembunyi di balik pohon, dia memeluk dirinya dan menunggu sampai Keynest kembali dengan selamat.Semenit telah terlewat, tidak ada tanda-tanda bahwa Keynest keluar atau sudah sampai di lantai tiga."Keynest ... cepatlah keluar," batin Kenneth memohon.Kenneth terus menunggu, walau dirinya sedangan kedinginan, bahkan bibirnya telah pucat pasi seperti mayat akibat dinginnya malam ini.Dua menit hingga tiga menit terlewat, Kenneth merasa ada yang janggal, gadis itu keluar dari persembunyiannya dan hendak masuk kedalam."Aku masuk kedalam, atau mencari bantuan," gumam Kenneth bingun, walau selalu ranking pertama di kelasnya, dia tidak tahu harus berbuat apa di situasi seperti ini.Kenneth memberanikan dirinya, dia berjalan lalu kemudian berlari pelan menuju kearah gedung.DORRR!!Bunyi tembakan yang terdengar dari dalam gedung itu, langsung membuat Kenneth terjatuh kaget akibat suara
CKITTT!!Sebuah mobil mendarat tepat di depan rumah Richard, orang yang mengendarai mobil itu langsung berlari masuk kedalam rumah."Ada apa ini?" tanya Arnold, nafasnya tersenggal-senggal karena panik.Arnold menatap keadaan sekitar yang sudah sangat serius, matanya mendapati adik Richard yang tengah menangis."Aku ingin kamu cari tahu tentang alamat gedung yang aku kirim di ponselmu," ucap Richard.Arnold mengangguk pelan. "Aku sudah tahu alamat gedung ini, gedung ini dulunya adalah sebuah kampus, tapi karena biaya anggaran mereka sedikit, mereka jadi bangkrut dan kampus itu menjadi terbengkalai sampai setahun ini," jelas Arnold.Richard menatap Arnold, tatapannya seperti mengisyaratkan sesuatu yang sangat rahasia."Kalian para gadis tunggu saja disini, biar aku sama Arnold yang akan pergi ke tempat itu," ujar Richard.Kirana dan Kenneth mengangguk pelan."Kak Richard, Kenneth mohon bawah pulang Keynest dengan selamat,
"RST MELATI."Richard menatap tulisan yang bertuliskan sebuah kalimat aneh, pria itu tak ingin curiga, tapi bau darah segar ini membuatnya makin curiga dengan kalimat ini."Richard! naik ke lantai empat, tim c sepertinya menemukan seseorang di atas sana," ucap Arnold di balik earphonenya.Richard dengan cepat membalikkan badannya, pria itu langsung bergegas menaiki anak tangga satu persatu, hingga dia akhirnya sampai di atas."Dimana?" tanya Richard saat sampai, tatapannya mengelilingi seluruh sudut ruangan."Ini pak, sedang kami amankan, sepertinya anak ini sedang pingsan," ucap salah satu pengawal.Richard berjalan mendekat kearah anak yang baru saja mereka temukan, dia berjalan mendekat, lalu menyalakan senter tepat di depan wajah anak itu."Keynest," gumam Richard dan dengan cepat langsung memeluk Keynest yang sudah pingsan tak sadarkan diri."Bawa Keynest ke bawah, dan larikan dia ke rumah sakit," perintah Richard.
"Kalau begitu kamu tunggu disini, dan jika aku tidak keluar sampai tiga menit, berarti kamu harus cari bantuan." Keynest memegang kedua pundak saudari kembarnya itu.Kenneth menggelengkan kepalanya, dia tak ingin mereka berdua berpisah, dia takut jika Keynest akan kenapa-kenapa di dalam sana."Lebih baik kita datang dengan polisi," ucap Kenneth dengan nada suara yang gemetar."Aku percaya kamu," ucap Keynest, dia membalikkan badannya dan lari menuju gedung kosong itu.Keynest masuk kedalam gedung, dia berendap-endap menundukan kepala ketika memasuki gedung itu.Matanya mendapati beberapa pengawal yang berlalu lalang, di tempat itu."Ada apa ini? Kenapa banyak sekali orang-orang di tempat ini?" gumam Keynest tak percaya.Padahal gedung yang terlihat sunyi dan sepi sekali, ternyata ada banyak orang di dalam sini."Sial! Sepertinya aku salah masuk, apa sebaiknya aku keluar saja?" batin Keynest, pria kecil itu benar-benar bingun da
CKLEK!Pintu itu terbuka dengan lebar, mata Keynest menatap beberapa orang bertopeng yang sedang mengelilingi meja bundar.BRAKK!!Pandangan semua orang teralihkan oleh Mr Mommy yang berdiri secara tiba-tiba, bahkan membuat Keynest kaget seketika."Sialan! Siapa yang menyuruh kamu membawanya kesini?" tanya Mr Mommy.Penjaga bertopeng yang mengantar Keynest hanya bisa menunduk dengan hormat. "Maafkan kelancangan saya, tapi anak ini kami temukan menyusup kedalam gedung."Mr Monkey berdiri dari duduknya. "Jadi kalian membiarkan anak kecil menyusup ke tempat ini?"Penjaga itu hanya bisa menganggukkan kepalanya pelan. "Aku tidak tahu bagaimana caranya, dia me--"DORR!!Peluru pistol langsung tertancap dengan hebat di kepala penjaga itu, topengnya hancur lebur dan dirinya terjatuh tak bernyawa.Darahnya terciprat ke wajah Keynest, pria kecil itu berjalan mundur ketakutan, jantungnya benar-benar berdetak tak karuan
"Aku ingin bertanya, apa yang kamu lihat di dalam gedung itu?"Richard menatap manik dalam mata Keynest, dia sangat berharap besar bahwa Keynest akan memberikannya jawaban.Keynest menggelengkan kepalanya pelan. "Aku tidak tahu, saat aku masuk di dalam gedung, tidak ada siapa-siapa di tempat itu.""Apa kamu yakin tidak melihat siapa-siapa di tempat itu?" tanya Richard lagi dan mendapat balasan gelengan kepala dari Keynest."Tapi sebelum kamu naik ke lantai empat, apa kamu melihat sebuah tulisan? Atau darah?" tanya Richard ingin memastikan lagi dan lagi.Keynest kebingungan, pria kecil itu menggelengkan kepalanya, dia heran dan bingun dengan apa yang di katakan Richard.Richard sedikit kecewa, padahal dia benar-benar menantikan jawaban dari Keynest, dia ingin tahu siapa dalang di balik kalimat yang ada di gedung itu."Lalu kenapa kamu bisa pingsan di lantai empat?" tanya Arnold ketika berjalan mendekat."Di dalam benar-benar gel
Pagi hari yang cerah membentang luas diangkasa, matahari menunjukan sinar ultra violetnya dan menyinari seluru makhluk hidup dimuka bumi.Bunga bermekaran dimana-mana sambil menunjukan keindahannya, musim semi menjadi musim yang paling ditunggu semua orang.Tak hanya bunga-bunga saja, bahkan pohon juga menunjukan buah segarnya kepada makhluk hidup lainnya.Hari demi hari, minggu demi minggu dan bulan demi bulan, tiga tahun terlewat begitu saja, semuanya tampak normal pada umumnya.Seluruh kota masih sama seperti dulu, semua bangunan dari pribadi maupun umum masih sama seperti tahun lalu, mungkin yang berubah hanyalah anak-anak kecil yang sudah mulai perlahan beranjak remaja dan dewasa.Dipagi hari yang cerah ini, kebahagiaan mulai terpancar besar disebuah gedung mewah, terlihat banyak sekali orang yang datang menghadiri pernikahan seorang pria dan gadis muda."Selamat atas pernikahannya, Arnold Bernald dan Angelina Casanova."Tulisan tersebut terpampang dengan jelas diatas banguan meg
CEKLEK!!Pintu rumah langsung terbuka dengan lebar, pintasan ingatan langsung terlintas dan membuat jantung Richard berdegub sangat kencang tak teratur."RICHARD!" teriak Kirana saat melihat Richard hampir saja jatuh kebawah.Richard menggelengkan kepalanya dengan kuat, pria itu mencoba menetralisirkan nafasnya."Kalau kamu tidak kuat, kita undur saja," ucap Kirana khawatir dengan mental suaminya itu.Richard menegakkan badannya kembali, dia menatap Kirana diselingi dengan senyuman kecil, tak lama tangannya menggenggam kuat tangan kecil milik Kirana."Aku tidak mau kabur lagi," ucap Richard masih mengeratkan pegangan tangannya.Kirana menatap suaminya itu, walau sudah berkata bahwa dia akan mengatasinya, tapi hati gadis kecil itu selalu saja merasa khwatir akan suaminya.Mereka berdua langsung melangkahkan masuk kedalam rumah, hawa keadaan sekitar langsung berubah dengan drastis.Terasa sejuk didalam, tak dingin maupun panas, seperti membuat tubuh untuk tetap betah dan tinggal disini.
Pagi hari yang selalu diawali dengan cerahnya matahari, kini berganti menjadi mendung seperti musim dingin pada umumnya.Awan menghitam dari subuh, namun air hujan tak kunjung turun setitik pun, dunia seperti sedang bersedih hari ini.Jam menunjukan pukul 07:00, terlihat kedua pasangan yang sudah memakai pakaian serba hitam, mereka akan pergi untuk memperingati hari seseorang."Apa tidak ada yang ketinggalan?" tanya Richard kepada Kirana.Gadis yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya dengan pelan, tanpa menunggu waktu lama, mobil langsung menuju dengan cepat dijalan raya.Sepanjang perjalanan, Richard tak terlalu membicarakan sesuatu, mungkin kenangan-kenangan pahit itu muncul lagi diingatannya, apalagi Richard belum sepenuhnya melupakan kejadian yang menyeramkan itu.Kirana menatap awan hitam yang membentang luas diatas, langit seperti mengetahui bahwa mereka sedang bersedih hari ini."Seperti biasanya, aku benci awan seperti ini," ucap Richard membuka obrolan.Kirana yang tengah
CKITT!!Mobil hitam pekat itu mendarat disebuah rumah sakit pusat kota, keempat orang itu turun dan menatap bangunan didepan.Didalam perjalanan mereka sempat membatalkan janji untuk pergi jalan-jalan, dan terpaksa mengunjungi seseorang dirumah sakit ini."Apa ayah sudah melakukan pemeriksaan?" tanya Richard dan mendapat anggukan pelan dari Kenneth."Kemarin sudah melakukan pemeriksaan terakhir, mungkin ayah saat ini berada diruang rawatnya," jawab Kenneth.Richard menatap Kirana yang tengah membawakan bungkusan kue untuk Justin.Tanpa menunggu waktu lama, mereka langsung berjalan masuk kedalam rumah sakit. Berasa dejavu, Richard teringat kembali saat dia berada dirumah sakit sebulan yang lalu, setelah insiden Black Tiger dan Dark Devil.Semuanya terjadi begitu cepat, bahkan Richard masih ingat bagaimana Andy, musuh mereka yang mati dengan terhormat.Tak mau memikirkan masa lalu yang suram itu, Richard menepuk pelan pipinya supaya tersadar, dan menatap masa depan yang cerah.CKELEK!P
Pagi hari yang cerah mulai menyapa, seperti hari-hari biasa lainnya, semua orang kembali melakukan aktivitas mereka, dari pekerja kantoran sampai anak-anak sekolahan.Disebuah hotel, terlihat banyak sekali orang-orang yang sudah siap bepergian pulang karena menginap semalaman ditempat ini, ada juga yang menetap menikmati masa liburan mereka."Apa tidak ada yang ketinggalan lagi?" tanya Kirana kepada Keynest, karena gadis kecil itu membawakan banyak sekali buku-buku belajar.Pandangan Kirana tertuju pada Serani dan Acha yang berjalan mendekat, mereka berpelukan dengan Kirana sebelum berpamitan pulang."Kami duluan yah, maaf gak bisa pulang barengan," ucap Serani tak tegaan, karena keadaan membuat mereka seperti ini.Serani dan Acha mereka bekerja disatu perusahaan batik yang terkenal diindonesia, mereka beruntung mendapat cuti libur sehari, dan hari ini terpaksa pergi ke kantor.Kirana tersenyum menatap kedua sahabatnya itu. "Gak apa-apa, setidaknya kalian masih menyempatkan diri untuk
Piknik liburan berakhir dengan cepat hingga malam hari, mereka semuanya setuju untuk melakukan penginapan malam ini.Hawa dingin malam mulai menerpa seluruh tubuh orang-orang, walau tadi pagi cuacanya sedang bagus, tak menutup kemungkinan, karena ini adalah musim dingin.Dari arah pantai, terlihat seorang gadis yang berjalan menyusuri pasir. Dingin yang ia rasakan, walau sudah memakai jaket tebal, tapi dinginnya angin malam ini, benar-benar membuat seluruh tubuhnya seperti membeku.Langkah kakinya terhenti tepat didepan air laut, dia menatap air yang begitu tenang, serta ingatan waktu ia jatuh cinta untuk pertama kalinya, langsung terlintas begitu saja."Kirana!" teriak seseorang dan membuatnya membalikkan badan kebelakang.Senyumannya mengembang menatap pria yang tengah berlari cemas kearahnya, dengan cepat pelukan hangat langsung dia terima dengan kedatangan pria itu."Kamu dari mana saja? Aku khawatir saat kamu gak ada dihotel," ucap Richard sambil memeluk erat tubuh Kirana.Kirana
Musim kian berganti dan berlalu dengan cepat, semua aktivitas mulai kembali dengan normal layaknya seorang manusia pekerja dipagi hari.Hidup terasa menjadi ringan dan bermakna, lika-liku yang selama ini diperjuangkan, kini telah usai dan diganti dengan sebuah kebahagiaan.Matahari mulai menyapa sebuah rumah mewah, terlihat cahayanya yang mulai masuk melalui celah-celah rumah, dan mengganggu indra seorang gadis yang tengah tertidur pulas.Gadis itu mengedipkan matanya berkali-kali, dan menetralkan penglihatannya, iris matanya pun teralihkan dengan seorang pria yang kini tengah tertidur disampingnya."Sudah bangun?" tanya pria itu sembari membuka mata dan memiringkan tubuhnya kedepan gadis itu.Kirana kaget dan menatap Richard cukup lama, ternyata pria itu sudah bangun dari tadi, dan mungkin sedang mengumpulkan tenaga untuk bangun.Seminggu setelah pernikahan berlalu, Kirana dan Richard resmi menjadi seorang pasangan baru, dan baru tadi malam saja mereka melakukan kegiatan yang biasa d
Acara selamatan dari semua pengunjung pun berakhir, kini kedua pasangan itu dapat beristirahat dan menikmati pertunjukan dari para penari maupun penyanyi."Akhirnya kalian bisa duduk dengan tentram," ucap Angelina dan Arnold yang kini tengah menghampiri kedua pasangan itu."Jangan bahas itu lagi, kaki ku seakan-akan mau terlepas saja," ucap Richard sambil memijit pelan betisnya."Iya, bahkan sepanjang selamatan, Richard selalu memohon supaya semua ini cepat berlalu," canda Kirana, dia merasa lucu ketika melihat tingkah Richard yang cemberut akibat acara selamatan yang tak kunjung selesai.Mereka bertiga langsung tertawa dan menistakan Richard, sehingga membuat pria yang diejek hanya bisa pasrah dengan keadaan.Dari kejahuan, terlihat kedua orang gadis yang tengah menatap Kirana tersenyum bahagia bersama teman-teman barunya itu."Apa dia melupakan kita? Dia bahkan tidak menceritakan pernikahan kontrak itu sekali pun," ucap Acha yang kini merasa kesal karena tingkah Kirana.Serani menco
Pesta pernikahan digelar dengan begitu meriah, setelah kedua pasangan dinyatakan sah menjadi suami dan istri, pesta tarian maupun nyanyian dari artis terkenal, langsung memeriahkan acara tersebut.Orang-orang berpesta ria sambil mencicipi makanan serta minuman yang telah disediakan.Kedua pasangan yang menjadi topik utama itu, kini sedang bersalamah dan berfoto dengan orang-orang yang hadir diacara pernikahan mereka.Acara salaman memakan waktu yang cukup lama untuk bersalaman dengan semua orang yang hadir diacara itu, dari sekian banyaknya orang, hingga akhirnya tersisa sedikit orang saja untuk menyelesaikan acara salaman."Bagaimana perasaan kalian berdua?" tanya Angelina dan Arnold yang kini naik untuk berpegangan tangan dengan kedua mempelai."Lelah, lebih baik kalian berdua turun saja, biar acara salaman ini cepat berakhir," ucap Richard yang sudah lelah dengan salaman terus menerus.Arnold menahan tawanya, baru kali ini dia melihat Richard kesusahan seperti orang yang mau mati.