Claudia tidak perlu menunggu lama untuk bertemu dengan Jansen, karena General Manager ini langsung berusaha menemuinya di ruangannya, bukan memanggilnya ke ruangan Jansen seperti biasanya. "Kapan kamu memutuskan untuk kembali, Claudia? Kemana saja kamu selama ini?' tanya Jansen seakan tidak tahu apa-apa mengenai kejadian yang menimpanya. Claudia merasa muak dengan kepura-puraan Jansen yang merasa cemas terhadap dirinya, karena menurut nalisanya Jansen terlibat dengan semua kejadian yang menimpanya. Hanya saja dia belum menemukan buktinya. "Aku mengambil cuti panjang, Pak Jansen! Hanya Dewan Direksi yang mengetahuinya!" ujar Claudia sambil tersenyum. Jansen tampak tidak percaya dengan alasan yang diutarakan oleh Claudia. "Cuti panjang? Mana ada yang bisa mengambil cuti panjang di perusahaan ini, apalagi hanya bagian pemasaran seperti dirimu, Claudia!: ujar Jansen dengan raut wajah tidak percayanya. "Tapi itulah yang terjadi, Pak Jansen!" sahut Claudia singkat. "Bagaimana caranya
Jansen masih belum beranjak dari dalam kantor Claudia.Pria ini sepertinya tidak puas dengan jawaban yang diberikan oleh Claudia atas pertanyaannya.Bahkan tampaknya Jansen bukan pria yang bisa menerima penolakan begitu saja, apalagi dari bawahannya yang sudah tidak mau menuruti ajakannya lagi."Pak Jansen masih ada keperluan apa dengan saya?' tanya Claudia sopan.Menghadapi orang seperti Jansen harus dengan kesopanan, karena semakin Claudia bersikap bermusuhan nanti akan semakin sulit menyelidiki keterlibatan Jansen terhadap penculikan dan penyiksaan dirinya."Aku minta maaf kalau sikapku kurang sopan, Claudia! Aku masih ingin mengajakmu makan bersama. Bagaimana kalau kita makan siang bersama saja? Kan biasa kalau rekan kantor makan siang bersama," ajak Jansen sambil terrsenyum.Claudia sekarang agak jijik terhadap Jansen. Senyuman Jansen yang dahulu membuat dirinya terasa nyaman, sekarang baginya bagai seringai serigala yang siap menerkamnya dan menghancurkan seluruh tubuhnya."Kala
Jansen ternyata tidak main-main dengan ajakan makan siangnya.Saat Claudia sudah berada di tempat makan yang biasanya dikunjungi karyawan di kantor mereka, Jansen sudah menunggunya."Kamu mau makan apa, biar aku yang traktir!" seru Jansen."Kita bayar sendiri-sendiri saja, pak! Makan bersama tidak apa-apa, tapi bayar sendiri saja!" tegas Claudia,Berbagai macam makanan banyak dijual di tempat yang semaacam Foodcourt ini.Claudia memilih makan steik dengan kentang goreng, sementara Jansen memilih makan salad saja.Keduanya memilih meja yang agak jauh dari keramaian."Sebenarnya ada tujuan apa Pak mengajak saya makan siang?" tanya Claudia mulai menyelidiki Jansen.Jansen sedikit tersentak dengan pertanyaan Claudia yang tiba-tiba ini."Memangnya menurut kamu, saya punya tujuan khusus dengan mengajakmu makan siang?" tanya Jansen tidak senang dengan pertanyaan Claudia."Bukan begitu maksud saya, Pak Jansen! Mungkin saja Pak Jansen ingin membahas masalah pekerjaan yang tidak bisa dibahas di
Claudia sengaja tidak menyinggung masalah penculikan dirinya, karena menurutnya belum saatnya memberitahukan Jansen tentang kejadian sebenarnya.Apabila Jansen terlibat dalam penxulikannya, sungguh berbahaya memberitahukan dirinya tentang Christine. Jadi lebih baik Claudia berpura-pura tidak ada kejadian yang menimpanya.Suasana kantor juga sudah lebih kondusif.Janet memenuhi janjinya bekerja dengan giat dan tidak pernag bergunjing lagi.Jansen tetap mengajak Claudia makan siang bersama, dua hari sekali. Entah untuk tetap memantau perkembangan Claudia atau menjaga agar Claudia tidak jauh darinya, tapi untuk urusan apa masih menjadi misteri.Direktur Mark tidak terlalu menjaga Claudia lagi, agar Jansen tidak curiga.Jansen sangat pintar menyembunyikan semua rencananya, sehingga semua upaya Claudia tidak membawa hasil sama sekali.Untuk itu Claudia mengubah strateginya.Dia mengejar Christine sekarang untuk mengorek keterangan langsung dari Christine tentang alasan penculikan dirinya y
"Albert sebenarnya tidak pernah menyentuhku, tapi dia juga berperan dalam penculikanku, jadi dia sama bersalahnya dengan yang lainnya!" ujar Claudia dalam hati.Master Wu menepati janjinya degan mengirim lokasi keberadaan Albert ke ponsel Claudia.Ternyata Albert masih berada di kota London, tepatnya di apartemennya.Sejak kejadian yang menimpa Claudia yang disiksa dengan kejam, Albert memutuskan keluar dari pekerjaannya karena merasa bersalah tidak bisa menolong Claudia saat itu.Albert tahu Christine merupakan anggota organisasi kejahatan ternama di kota London, sehingga dia tidak berani untuk bertindak menolong Claudia.Kalau sampai ketahuan Christine, maka bukan hanya naywanya yang terancam tapi seluruh keluarganya termasuk orang tuanya akan dihabisi oleh organisasi ini karena dia dianggap berkhianat.Hukuman penghianat bagi organisasi hitam ini adalah hukuman mati.Itulah yang membuat Albert tidak berani membebaskan Claudia, walaupun dia mempunyai kesempatan untuk kembali ke bang
Kehidupan kantor terasa sangat membosankan bagi Claudia.Jansen sangat pintar menyembunyikan kegiatannya sehingga tidak diketahui sama sekali oleh Claudia.Bahkan Jansen sudah mulai menjauhi Claudia, yang tidak Claudia ketahui sebabnya.Tidak ada lagi ajakan makan siang seperti biasanya, yang membuat Claudia mulai merasa kalau jansen tahu kalau dia sedang menyelidiki dirinya.Albert yang sudah kembali bekerja untuk Christine juga belum melapor sama sekali kepada Claudia, yang membuat Claudia berpikir kalau Albert telah berkhianat dan tetap setia dengan Christine.Sudah seminggu berlalu tanpa hasil, membuat Claudia harus mengambil tindakan agar semua penyiksanya ini tidak lenyap tak berbekas.“Kenapa Master Wu tidak menjawab teleponku ya? Apa karena tindakanku menyelidiki Christine yang membuatnya marah?” gumam Claudia dalam hati.Pesan dan telepon Claudia dibiarkan begitu saja oleh Master Wu tanpa dijawabnya.Claudia berinisiatif menanyakan keadaan Master Wu kepada Direktur Mark, kare
“Apa yang kamu bicarakan dengan Direktur Mark?” tanya Jansen yang menaruh curiga terhadap dirinya.“Kenapa kamu ingin tahu?” tanya Claudia tanpa menjawab pertanyaan Jansen.Jansen sudah seminggu terakhir ini jarang berada di kantor, membuat Claudia bertanya-tanya tentang apa yang sedang dikerjakan olehnya.“Aku ini atasanmu, jadi aku berhak tahu apa yang sedang kamu kerjakan!” tegas Jansen menunjukkan kekuasaannya.Claudia berusaha menanhan diri untuk tidak bertengkar dengan Jansewn.Dia tidak mau Jansen curiga dan mengawasinya dengan ketat sehingga dia tidak bisa leluasa bergerak.“Aku hanya membantu Direktur Mark untuk negosiasi dengan salah satu klien yang langsung di bawah Direktur Mark!” jawab Claudia santai.“Kenapa dia tidak minta bantuanku? Kenbapa harus kamu?” tanya Jansen penuh selidk.“Pak Jansen kan akhir-akhir ini jarang berada di kantor! Mungkin itu alasan Direwktur Mark meminta bantuanku!” elak Claudia.Alasan Claudia yang asal ceplos dari mulutnya ini ternyata bisa dit
Selesai membayar taksi, Claudia bergerak perlahan dengan hati-hati untuk mengikuti Jansen.Claudia mengambil keputusan nekad untuk mengetahui apa yang sedang dikerjakan oleh Jansen yang jauh dari kantor dan Kota London.Jansen terlihat berdiri di pinggiran kontainer besar, seperti sedang menunggu seseorang yang akan ditemuinya.“Siapa yang hendak ditemui oleh Jansen? Jangan-jangan pemimpin Organisasi Hitam yang disegani oleh Master Wu!” ujar Claudia dalam hati.Claudia mengarahkan ponselnya untuk memotret Jansen dari kejauhan sebagai bukti baginya untuk diserahkan kepada Master Wu.Tidak lama kemudian muncul mobil sedan hitam yang berhenti di depan Jansen.Tampak oleh Claudia, Jansen yang sedang berbicara dengan seseorang di dalam mobil dengan kaca terbuka ini.“Siapa yang diajaknya bicara ini? Kenapa orang ini tidak keluar menemui Jansen?” tanya Claudia dalam hati.Claudia tidak berani mengarahkan ponselnya sekarang karena khawatir sinar matahari akan memantulkan poselnya yang akan me