Master Wu yang bangun pagi-pagi sekali agak terkejut melihat Claudia sudah melakukan latihan fisik yang biasa dilakukannya.Kakek misterius ini hanya tersenyum dan membiarkan Claudia melakukan latihan fisiknya tanpa mencegahnya.Kegigihan Claudia tampak saat dia berusaha menarik batu besar dengan segenap kekuatan tubuhnya.Claudia yang hanya sehari-hari melakukan joging dan rutin ke gym untuk kebugaran tubuhnya, kali ini harus mengerahkan seluruh tenaganya untuk menarik bongkahan batu besar dengan kekuatan tubuhnya yang tidak dilatih untuk kekuatan fisik seperti ini.AAARRRGGHH ....!Teriakan Claudia yang berusaha mengerahkan seluruh tenaganya ini terdengar lantang di pagi hari yang masih gelap gulita ini.Berkat tekad dan semangatnya, bongkahan batu ini perlahan-lahan mulai bergeser dan bisa ditariknya.Keringat mulai bercucuran, dan nafas gadis ini mulai tersengal-sengal tapi Claudia tetap tidak menghentikan usahanya dan beristirahat."Kekuatan semua manusia itu sama, hanya saja ada
Master Wu menepati janjinya dengan mengajari Claudia semua ilmu bela diri yang diketahuinya.Claudia juga berhasil menjalankan semua jurus-jurus ilmu bela diri ini, bahkan dengan kekuatan yang melebihi jurus aslinya."Aku tidak menyangka kalau kekuatan chi di dalam tubuhmu sangat besar, Claudia!" seru Master Wu dengan kagum."Semua berkat Master Wu yang menyalurkan energi chi kepadaku saat aku terluka parah!' kata Claudia merendah."Aku hanya menyalurkan energi chi saja. Kalau energi chi ini tidak diolah dan dikendalikan dengan baik, maka tidak akan berfungsi untuk menyokong jurus-jurus bela diri yang sekarang kamu peragakan.""Aku merasakan kekuatan yang besar, Master Wu! Kekuatan di dalam tubuhku yang masih belum bisa kukeluarkan!" seru Claudia."Suatu saat kamu bisa mengeluarkan energi yang besar ini apabila kamu telah mencapai tingkat tertentu di dalam tingkat kependekaran!" ujar Master Wu. "Energi besar ini nanti bisa kamu gunakan apabila ingin berkultivasi!"*****Master Wu sud
"Kamu sudah belajar semuanya, Claudia! Sudah saatnya kamu menjalankan kehidupan normalmu kembali seperti dulu!" ujar Master Wu setelah Claudia menyelesaikan seluruh latihannya.'Apa kemampuan menembakku sudah sempurna, Master Wu?" tanya Claudia.Sudah seminggu dia melatih kemampuannya menembak di ruang bawah tanah, juga kemampuannya membaca kecepatan dan arah angin saat belajar menjadi sniper."Sempurna sih belum ... kesempurnaan dalam menggunakan senjata api baru bisa didapatkan setelah mempraktekannya di lapangan dan berhadapan dengan lawan yang hendak membunuhmu langsung!" jelas Master Wu.Claudia agak bergidik mendengar penuturan Master Wu. Berarti dia harus lebih mahir dari musuh yang juga mempunyai senjata api, apabila tidak ingin tertembak oleh musuh."Aku ingin bertanya satu hal, Master!" ujar Claudia."Apa yang hendak kamu tanyakan?""Apa tempat Master Wu ini di Kota London? Aku tidak mengenali tempat ini, jadi aku yakin kalau aku tidak berada di London sekarang!""Maafkan M
Master Wu mengajak Claudia untuk melihat kembali tempat yang menjadi mimpi buruk bagi dirinya.Bagi Master Wu, melihat kembali lokasi kejadian akan membuat Claudia lebih tegar dan tidak akan terpuruk lagi oleh kejadian di masa lalunya.Tapi tidak demikian dengan pendapat Claudia.Gadis merasa kalau kembali lagi ke tempat dirinya disiksa akan mmebangkitkan kenangan yang sangat menyakitkan saat dirinya dihina habis-habisan oleh ketiga pengawal Christine, terutama Albert yang sangat melecehkan dirinya."Kita jalan kaki saja ke sana! Tempat ini sudah dipagari dengan pagar aliran listrik, jadi kamu akan aman dalam perjalanan menuju gedung kosong!" kata Master Wu untuk membuat Claudia tenang."Buat apa Master Wu membeli semua lahan di sini? Apa gunanya?" tanya Claudia."Aku membelinya bukan hanya untuk menjamin keamanan tempat tinggalku dan juga dirimu, tapi lokasi ini menurutku akan menjadi pusat keramaian kelak!" jelas Master Wu."Sepertinya akau harus banyak belajar darimu, Master!" ujar
Perjalanan dengan mobil limousine yang mewah membuat Claudia tertidur sejenak. Tapi, sejak belajar ilmu bela diri dari Master Wu, kewaspadaannya tetap ada walaupun dia sedang tertidur. Sopir limousine ini tahu dengan tepat alamat rumah yang ditempatinya di pinggiran kota London. "Wah! Lega rasanya kembali ke rumah tanpa adanya halangan yang berarti!" kata Claudia dalam hati begitu sampai di depan rumahnya. Tanpa Claudia sadari kalau Master Wu mengirim pengawal terbaiknya untuk mengawal mobil limousine ini dari darat dan udara untuk memastikan Claudia tiba dengan selamat sampai di rumahnya. Sopir limousine Claudia juga adalah pengawal terpercaya Master Wu yang sangat mahir menggunakan senjata dan bela diri. Namun betapa terkejutnya Claudia saat melihat seisi rumahnya sangat berantakan bagaikan dilanda badai. Sofanya robek dimana-mana, belum lagi semua pembatas dinding hancur berantakan. Kamar tidurnya lebih parah lagi. Seluruh kasurnya robek dan lemarinya berantakan dengan sel
Claudia tidak banyak membuang waktu untuk bersenang-senang dengan fasilitas yang diberikan oleh Master Wu.Pagi-pagi sekali gadis ini sudah berangkat ke kantor lamanya.Master Wu telah memberikan kartu akses baru untuknya untuk bisa memasuki kantor tempatnya bekerja.Seorang pria yang berpakaian rapi, lengkap dengan dasi sudah menunggunya di depan pintu masuk kantor."Claudia ya? Aku Mark, direktur baru yang ditugaskan oleh Master Wu untuk menyediakan semua yang kamu perlukan!" sambut pria bernama Mark ini.Dilihat dari postur tubuhnya, Claudia yakin kalau pria ini juga mahir ilmu bela diri dan menggunakan senjata.Gadis ini tidak mempermasalahkan apa yang telah dilakukan Master Wu kepadanya. Dia yakin semua itu demi kebaikannya."Terima kasih, Pak Direktur!" ujar Claudia singkat."Ayo aku antarkan kamu ke ruanganmu! Sesuai permintaanmu, kamu masih di bawah pimpinan Jansen, General Manager kita! Jabatanmu sekarang adalah Manajer Wilayah.""Aku harap semuanya berjalan seperti dahulu ag
Claudia tidak perlu menunggu lama untuk bertemu dengan Jansen, karena General Manager ini langsung berusaha menemuinya di ruangannya, bukan memanggilnya ke ruangan Jansen seperti biasanya. "Kapan kamu memutuskan untuk kembali, Claudia? Kemana saja kamu selama ini?' tanya Jansen seakan tidak tahu apa-apa mengenai kejadian yang menimpanya. Claudia merasa muak dengan kepura-puraan Jansen yang merasa cemas terhadap dirinya, karena menurut nalisanya Jansen terlibat dengan semua kejadian yang menimpanya. Hanya saja dia belum menemukan buktinya. "Aku mengambil cuti panjang, Pak Jansen! Hanya Dewan Direksi yang mengetahuinya!" ujar Claudia sambil tersenyum. Jansen tampak tidak percaya dengan alasan yang diutarakan oleh Claudia. "Cuti panjang? Mana ada yang bisa mengambil cuti panjang di perusahaan ini, apalagi hanya bagian pemasaran seperti dirimu, Claudia!: ujar Jansen dengan raut wajah tidak percayanya. "Tapi itulah yang terjadi, Pak Jansen!" sahut Claudia singkat. "Bagaimana caranya
Jansen masih belum beranjak dari dalam kantor Claudia.Pria ini sepertinya tidak puas dengan jawaban yang diberikan oleh Claudia atas pertanyaannya.Bahkan tampaknya Jansen bukan pria yang bisa menerima penolakan begitu saja, apalagi dari bawahannya yang sudah tidak mau menuruti ajakannya lagi."Pak Jansen masih ada keperluan apa dengan saya?' tanya Claudia sopan.Menghadapi orang seperti Jansen harus dengan kesopanan, karena semakin Claudia bersikap bermusuhan nanti akan semakin sulit menyelidiki keterlibatan Jansen terhadap penculikan dan penyiksaan dirinya."Aku minta maaf kalau sikapku kurang sopan, Claudia! Aku masih ingin mengajakmu makan bersama. Bagaimana kalau kita makan siang bersama saja? Kan biasa kalau rekan kantor makan siang bersama," ajak Jansen sambil terrsenyum.Claudia sekarang agak jijik terhadap Jansen. Senyuman Jansen yang dahulu membuat dirinya terasa nyaman, sekarang baginya bagai seringai serigala yang siap menerkamnya dan menghancurkan seluruh tubuhnya."Kala