Share

Part 38

Beranjak dari kursi, aku melangkah lebar-lebar meninggalkan kafe tersebut karena semuanya terasa sia-sia. Waktuku terbuang percuma hanya untuk menunggu orang yang sudah tidak mau lagi bersua denganku.

Sudahlah. Sepertinya mengikhlaskan adalah jalan yang terbaik, meskipun rasanya teramat sakit.

Tapi, akankah aku sanggup menjalani hari-hari dengan perasaan rindu yang terus saja membelenggu? Begitu mendamba cinta dari Nirmala, berharap ada keajaiban dari Tuhan, dan cinta kami kembali dipersatukan oleh takdir.

Bruk!

Saking seriusnya berjalan, tanpa sengaja aku menabrak seorang perempuan berhijab panjang menjuntai. Wanita cantik dengan bibir tipis itu meringis kesakitan, berusaha berdiri sendiri walaupun aku mengulurkan tangan.

"Kamu adeknya Rangga 'kan?" sapaku ramah, sambil menatap lamat-lamat wajah ayunya.

"I--iya, Mas. Saya Rani, adeknya Bang Rangga. Mas temen kerjanya Abang kan?" Dia balik bertanya.

Aku han
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status