Share

Bab 20

Author: Vhiena Vhie
last update Last Updated: 2023-03-13 12:23:33
Alarm brankas telah berhenti berbunyi dengan sendirinya. Tidak ada lagi suara berisik yang berlomba dengan degup jantung Nauna, tapi suasana di kamar itu tidak berubah menjadi lebih baik.

Tatapan nyalang Lusi dan Tari yang tak bergeser sedikit pun dari wajahnya, membuat Nauna bergeming untuk beberapa saat. Sementara itu, dia melihat Tika membawa Bella pergi sembari mengeluarkan ponsel dari saku.

“Beraninya kamu masuk ke kamarku dan mencoba membuka brankas. Apa yang ingin kamu ambil, hah? Dasar pencuri!” Lusi berteriak, telunjuknya menuding Nauna tepat di depan wajah.

Selama hidupnya, Nauna belum pernah merasa terhina seperti ini. Ketika lancang mulut Lusi menyebutnya sebagai pencuri, dia merasa harga dirinya telah dijatuhkan dengan keji.

Tangannya mengepal hingga buku-buku jarinya memutih. Tuduhan Lusi tidak bisa dia terima begitu saja. Meskipun dia memang menyelinap ke kamar perempuan itu dan mencoba membuka brankas, tapi dia bukan pencuri.

“Semakin lama, semakin terlihat kelakuan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Rencana Rahasia Para Ipar Serakah   Bab 21

    Begitu mendapat kabar dari Tika bahwa seseorang telah menyusup ke kamar Lusi dan mencoba membobol brankas, Dean segera meminta izin pada atasannya untuk pulang ke rumah. Dia sudah menyuruh Tika menghubungi polisi, tapi ketika sampai di rumah, dia tidak melihat tanda-tanda kehadiran aparat sama sekali. Hanya ada tukang kebun yang membantu membukakan gerbang untuknya. Setelah memarkir mobil dengan asal, Dean bergegas masuk ke dalam rumah. Seketika, suara ribut orang-orang di ruang tengah sampai ke telinganya. Dia tidak membuang waktu lagi dan segera beranjak ke sumber suara. “Apapun yang ingin kamu ambil dari brankasku, kamu tetaplah seorang pencuri!” “Ya, nggak perlu mengelak lagi. Mengaku saja bahwa kamu memang pencuri!” Langkah Dean tertahan di ambang pintu, ketika jelas caci maki itu terdengar olehnya. Dia mengedarkan pandangan, melihat satu per satu, siapa saja yang ada di ruangan itu. Dia pikir, orang yang menyusup ke kamar Lusi sedang dihakimi, tapi dia tidak melihat ada ora

    Last Updated : 2023-03-14
  • Rencana Rahasia Para Ipar Serakah   Bab 22

    Semua orang yang berkumpul di ruang tengah, telah berpindah ke kamar Lusi. Beberapa berdiri di depan lemari, beberapa lainnya duduk di atas sofa dan tempat tidur. Nauna dan Dean adalah yang berdiri di depan lemari, bersama dengan Yoga yang berkacak pinggang dan Lusi yang bersiap membuka brankas. Pada saat ini, jantung Nauna berdebar sangat kencang. Pandangannya tidak beralih sedikitpun dari brankas yang telah membuatnya kelimpungan hari ini. “Ayo buka brankasnya, Mbak! Biar semuanya jelas.” Yoga mengomando, tampak tidak sabar ingin melihat isi di dalam brankas milik Lusi. Nauna merasa semakin gusar. Jika memang di dalam sana ada sesuatu yang bisa membongkar rahasia para iparnya, mereka pasti tidak akan seberani ini. Segala kemungkinan terburuk bisa saja terjadi, tapi Nauna tidak punya kesempatan untuk mundur. Dia hanya bisa berharap, keberuntungan berpihak padanya kali ini. Sementara itu, Lusi mulai menekan beberapa tombol di pintu brankas. Bunyi ‘klik' menandakan kunci telah ber

    Last Updated : 2023-03-15
  • Rencana Rahasia Para Ipar Serakah   Bab 23

    Nauna bukan tipikal orang yang sulit mengucap kata maaf, tapi itu tergantung kepada siapa dia harus mengucapkannya. Sekalipun dia tidak salah, jika orang itu pantas mendapatkan permintaan maaf, maka dia akan melakukannya dengan segala kerendahan hati. Tapi, dalam hal ini, para iparnya adalah pengecualian. Ketika Dean menyuruhnya untuk meminta maaf pada mereka, dia malah bergumam dengan pelan, “Minta maaf?”Nauna menatap orang-orang di sekitarnya satu per satu. Berbagai ekspresi tercetak di wajah mereka. Yoga dan Daniel terang-terangan tersenyum sinis. Tari dan Tika masih dengan wajah marah mereka yang menakutkan. Sedangkan Lusi dan Rudy terlihat lebih terlihat tenang. Mereka semua seperti menunggu permintaan maaf darinya untuk kemudian menertawakannya dalam hati. Membayangkan bagaimana mereka akan merayakan keberhasilan hari ini, membuat Nauna tidak sudi meminta maaf. Tatapannya lalu berhenti di wajah Dean. Seraut suram itu belum berubah. Mata kelam yang menatap ke arahnya masih mem

    Last Updated : 2023-03-16
  • Rencana Rahasia Para Ipar Serakah   Bab 24

    Mungkin, itu adalah permintaan maaf terberat yang pernah Nauna ucapkan. Dia terus menundukkan kepala, tidak mau melihat raut kemenangan di wajah para iparnya. Mereka mungkin sedang menertawakannya dalam hati—pikirnya.Beberapa saat berlalu, belum ada respons dari permintaan maafnya yang tidak tulus. Pada saat ini, Nauna memberanikan diri mengangkat kelopak mata dan melihat para iparnya memalingkan wajah darinya. “Kalau memang ingin minta maaf, lakukanlah dengan tulus.” Rudy berkata dengan acuh tak acuh. Ekspresinya tidak bisa ditebak. Nauna meringis dalam hati, tapi hanya bisa menghela napas dan menundukkan kepala sekali lagi. Setelah mengatur suaranya, dia kembali mengulang, “Aku minta maaf.”“Terdengar nggak tulus sama sekali.” Tika mencemooh. “Nau, lakukan dengan sungguh-sungguh.” Dean meminta. “Berjanjilah, kamu nggak akan mengulangi lagi dan akan bersikap baik pada mereka.”Nauna menarik napas dalam-dalam dan membuangnya dengan kasar. Dia benar-benar diperlakukan seperti orang

    Last Updated : 2023-03-18
  • Rencana Rahasia Para Ipar Serakah   Bab 25

    Pernyataan itu mungkin akan mengantarkan Nauna pada masa-masa sulit dalam hidupnya. Dia tahu, para iparnya tidak akan membuang kesempatan untuk menindasnya lebih jauh lagi, tapi dia tidak mau menjadi seorang pengecut dan melarikan diri dari tanggung jawab. Bagaimanapun, dia sudah terlanjur sepakat akan menuruti semua keinginan para iparnya, jika terbukti rumah ini bukan milik Dean. Meski dia yakin sertifikat yang mereka tunjukkan adalah palsu, tapi dia tidak bisa membuktikannya untuk saat ini. Jadi, dia terpaksa mengalah dan membiarkan mereka menang—untuk sementara waktu.Sesuai dugaan, apapun yang mereka inginkan, bukanlah sesuatu yang baik untuk Nauna. Pada saat itu, Lusi menarik seringai di bibir dan berkata dengan penuh penekanan, “Kalau begitu, mulai hari ini, kamu akan jadi pembantu di rumah ini.”Lusi tidak sedang bercanda. Hari itu juga, Nauna benar-benar berubah status menjadi pembantu rumah tangga. Para iparnya dengan senang hati membebankan segala pekerjaan rumah kepadanya.

    Last Updated : 2023-03-20
  • Rencana Rahasia Para Ipar Serakah   Bab 26

    Rudy berjalan cepat menuju motornya yang terparkir di halaman depan. Di belakangnya, Lusi menyusul dengan terburu-buru. Langkah mereka begitu lebar dan ekspresi serius terbayang di wajah keduanya. “Kita harus lebih hati-hati.” Rudy berkata setelah dia duduk di atas motor. “Nauna pasti sudah tahu rencana kita. Jangan sampai dia tahu lebih banyak lagi.” Dia mewanti-wanti dengan cemas. Lusi mengangguk dan berkata, “Iya, aku dan yang lainnya akan lebih waspada.” Rudy membuang napas berat. Sebenarnya, dia sangat kesal. Dia telah menyusun rencana untuk mendapatkan tanda tangan Dean, agar bisa menjual rumah ini dalam waktu dekat. Akan tetapi, Nauna sepertinya telah mencuri dengar rencana mereka dan memengaruhi Dean agar meminta untuk melihat sertifikat rumah. Gara-gara itu, Rudy harus mengeluarkan banyak uang untuk memalsukan sertifikat rumah. Meski pada akhirnya Nauna kalah, tapi rencana yang telah disusun tetap saja menjadi berantakan. Tanda tangan Dean akan semakin sulit di dapat dan i

    Last Updated : 2023-03-21
  • Rencana Rahasia Para Ipar Serakah   Bab 27

    Meski dengan berat hati, Nauna tetap mengerjakan apa yang diperintahkan oleh para iparnya. Dia memasak mie instan dan menyajikannya di meja makan dengan wajah cemberut. Lantas, dia melewatkan makan siangnya sendiri. Semua yang terjadi hari ini membuatnya tidak berselera makan. Setelah sholat dzuhur, dia pergi untuk membeli semua yang para iparnya inginkan. Dia benar-benar merasa kesal. Baru beberapa saat menjadi budak para iparnya, dia sudah dibuat naik darah. Mereka terus memerintahnya untuk melakukan ini dan itu. Bahkan, tanpa malu menyuruhnya membeli kebutuhan mereka dengan menggunakan uangnya.Nauna tidak bisa membiarkan situasi ini berlangsung lebih lama. Karena itu, dia harus segera menemukan cara untuk membongkar rencana rahasia para iparnya. Dengan begitu, dia bisa membalikkan keadaan. Setelah membeli semua yang mereka inginkan, Nauna membuat janji bertemu dengan seseorang. Dia duduk di sebuah kedai kopi dan seorang perempuan berpakaian formal menghampirinya setelah hampir t

    Last Updated : 2023-03-22
  • Rencana Rahasia Para Ipar Serakah   Bab 28

    Sebagai seorang pengacara, Dinara sudah tidak asing lagi dengan orang-orang licik dan juga jahat. Dia sering kali menjumpai orang-orang seperti itu saat menangani kasus para kliennya. Berdasarkan pengalamannya, orang-orang licik dan jahat selalu menghalalkan segala cara untuk menang. Jadi, tidak bisa dihadapi dengan gegabah. Harus ada strategi yang disusun secara rapi. Dia belum pernah bertemu dengan para ipar Nauna, tapi dia bisa menyimpulkan dari apa yang diceritakan sepupunya itu. Mereka adalah tipikal orang yang akan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Dinara khawatir Nauna tidak bisa menghadapi mereka sendirian, sedangkan dia tidak bisa membantu secara langsung. Jadi, dia mencoba memikirkan sebuah strategi dan membaginya pada perempuan itu. “Untuk menggagalkan rencana para iparmu, yang harus kamu lakukan adalah mendapatkan sertifikat asli rumah itu.” Dinara mulai menjelaskan dengan panjang lebar. “Menurutku, setelah apa yang terjadi hari ini, mereka nggak a

    Last Updated : 2023-03-23

Latest chapter

  • Rencana Rahasia Para Ipar Serakah   106

    Andaikan bisa menolak, Jihan tentu tidak akan mengatakan iya. Masalahnya adalah, apa yang diminta oleh Jeremy juga merupakan tuntutan dari pengadilan. Oleh karena itu, dia sama sekali tidak punya pilihan, selain menerima dengan berat hati. Pada akhirnya, rumah itu benar-benar dikembalikan kepada pemiliknya. Betapa bersyukurnya Dean dan Nauna ketika menerima kembali sertifikat rumah yang selama ini mereka perjuangkan. Air mata bahagia tumpah ruah, pasangan suami istri itu saling memeluk, sambil tak henti mengucap syukur. Hari berganti. Jihan dan Viola mulai mengemasi barang-barang milik mereka dan juga milik Jeremy untuk di bawa pergi. Alvaro dan beberapa orang suruhan membantu mereka membawakan barang-barang tersebut ke dalam mobil pickup. Setelah memastikan semuanya sudah terbawa, Jihan melangkah keluar dengan langkah yang begitu berat. Raut wajahnya benar-benar suram. Kesedihan masih tampak jelas dari kedua matanya yang sembab. Viola dan Alvaro yang mendampingi sang ibu, hanya bi

  • Rencana Rahasia Para Ipar Serakah   Bab 105

    “Apa yang dilakukan perempuan itu di sini tadi? Dia menemuimu?” Alvaro bertanya dengan tajam. Tatapannya mengarah lurus pada Jeremy yang duduk diam di hadapannya. Tidak ada jawaban. Jeremy tidak berkata apa-apa. Dia hanya mengangkat pandangan yang semula terpaku pada permukaan meja, lalu menatap Alvaro dengan tatapan dingin. Aura suram menguar dari keseluruhan dia pada saat ini. Sangat jauh berbeda dibandingkan dengan pada saat dia berhadapan dengan Dinara. Alvaro berdecak kesal, tidak suka dengan reaksi Jeremy yang seperti ini. Dia menginginkan jawaban atas pertanyaannya, bukan sorot mata dingin dan mengintimidasi. “Nggak salah lagi, dia pasti datang untuk menemuimu dan kamu pasti bersedia bertemu dengannya.” Alvaro menyimpulkan sendiri, sebab tak kunjung mendapat jawaban. Jeremy masih belum menanggapi, alih-alih membiarkan Alvaro kembali berkata-kata, “Seharusnya, kamu menolak bertemu dengannya, Kak. Dia pasti datang untuk menertawakanmu, kan? Dia pasti senang melihatmu seperti

  • Rencana Rahasia Para Ipar Serakah   Bab 104

    Hampir tiga puluh menit berlalu sejak tiba di kantor polisi, Dinara masih saja berdiam diri di dalam mobil. Bukan tanpa alasan, perempuan itu hanya perlu waktu sedikit lebih lama, untuk menyiapkan hati dan meyakinkan diri, sebelum benar-benar pergi menemui Jeremy. Sebab, bukan hal mudah untuk berhadapan dengan Jeremy di ketika ini. Jika kemarin siang saja laki-laki itu bisa menunjukkan kemarahan yang begitu menggebu-gebu terhadap dirinya, lantas bagaimana dengan hari ini? Biar bagaimanapun, ditahannya Jeremy, tidak terlepas dari upaya Dinara yang diam-diam merekam pembicaraan mereka kemarin lalu. Jadi, bukan tidak mungkin dia akan meluapkan kemarahan, jika mereka bertemu nanti. Pemikiran itulah yang membuat Dinara merasa was-was. Namun demikian, dia tidak bisa mundur begitu saja. Apapun yang terjadi, dia harus tetap bertemu dan bicara dengan Jeremy. Bukan sekedar untuk memenuhi permintaan Viola, melainkan juga untuk menuruti kata hatinya sendiri. Pada akhirnya, setelah memeriksa w

  • Rencana Rahasia Para Ipar Serakah   Bab 103

    Sebagaimana yang dikatakan oleh Dinara, rekaman suara itu benar-benar bisa menjadi barang bukti yang kuat. Beberapa jam setelah Dean menyerahkannya pada polisi, Jeremy akhirnya resmi di tahan. Rasa kaget dan tak percaya tentu saja menyeruak dalam diri Jeremy, saat polisi menunjukkan surat perintah penahanan terhadap dirinya. Mereka mengatakan, sudah ada bukti yang menguatkan dugaan, bahwa dirinya terlibat dalam kasus penipuan yang dilakukan oleh Rudy. Hal yang membuat Jeremy merasa semakin kalut adalah, polisi menahannya ketika dia sedang memimpin rapat di kantor. Akibatnya, bukan hanya orang-orang yang berada di ruang rapat, tapi hampir semua orang yang ada di kantor melihat dengan mata kepala mereka sendiri, bagaimana dia dibawa pergi oleh polisi. Desas-desus tentang sang CEO yang ditangkap oleh polisi seketika menyebar dengan cepat. Berbagai spekulasi bermunculan. Dalam sekejap, Jeremy telah menjadi perbincangan hangat semua orang di perusahaannya, dan reputasinya benar-benar te

  • Rencana Rahasia Para Ipar Serakah   Bab 102

    Jeremy menyorot Dinara dengan bias kemarahan di kedua matanya. Aura suram dan mengintimidasi yang menyeruak dari kesuluruhan dia, berhasil membuat mantan istrinya itu menahan napas selama sepersekian detik. “Apa yang sudah kamu katakan pada ibuku?” Sekali lagi, Jeremy mengulang pertanyaan yang sama, namun dengan nada yang lebih ditekan-tekankan dari sebelumnya. Dinara tidak segera menjawab, alih-alih menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan perlahan. Dalam diam, dia tengah mengatur debar jantung yang sempat berpacu dengan kencang, begitu pula dengan ritme pernapasan yang sempat tertahan hingga akhirnya menjadi berantakan. Dinara sepenuhnya mengerti, cara terbaik menghadapi seseorang yang sedang diselimuti emosi seperti Jeremy di ketika ini, adalah dengan bersikap tenang dan hati-hati. Karena itu, Dinara sebisa mungkin menciptakan aura tenang di keseluruhan dirinya, alih-alih menunjukkan ketakutan dan rasa terintimidasi yang kentara. “Kamu bilang padanya tentang kasus pen

  • Rencana Rahasia Para Ipar Serakah   Bab 101

    "Mas?" Nauna menahan langkah saat dia dan Dean baru saja keluar dari ruangan tempat bertemu dengan Lusi. Ketika laki-laki itu menoleh dan mengunci tatap padanya, dia segera bertanya dengan hati-hati, "Kamu sungguh-sungguh sudah memaafkan Mbak Lusi?"Dean tidak langsung menjawab. Sesaat, dia menatap Nauna dalam-dalam. Sekian detik kemudian, barulah dia buka suara, tapi bukan untuk memberikan jawaban, alih-alih balik bertanya, "Apa aku terlihat nggak bersungguh-sungguh, Nau?""Bukan begitu, Mas." Nauna segera menyangkal. "Aku hanya ingin memastikan. Maksudku... Mbak Lusi sudah melakukan hal yang sangat merugikanmu. Apakah semudah itu dia mendapatkan maaf darimu?"Dean lagi-lagi tidak segera menjawab, alih-alih mengajak Nauna duduk di kursi yang berada tak jauh dari mereka. Setelah duduk, Dean mulai berkata-kata, "Sebenarnya, nggak semudah itu, Nau. Jujur, aku juga merasa berat, tapi..." Dean menggantung sebentar kalimatnya. Setelah menghela napas berat, barulah dia genapkan, "Bagaimanap

  • Rencana Rahasia Para Ipar Serakah   Bab 100

    "Nau, cepat ganti baju, kita ke kantor polisi sekarang!"Nauna baru saja keluar dari kamar mandi, ketika Dean tiba-tiba berkata dengan nada terburu-buru. "Ada apa, Mas?" Menanyakan itu, Nauna sambil beranjak menuju lemari, kemudian mengambil sehelai baju ganti dari dalamnya. "Mas Rudy dan Mbak Lusi sudah tiba di kantor pusat. Citra juga ada di sana, kita jemput dia sekarang," sahut Dean sebagaimana adanya. Mendengar ucapannya, sepasang mata Nauna terbuka lebar-lebar. Dia sudah menunggu kabar ini sejak tiga hari yang lalu, tepatnya sejak dia dan Dean pertama kali mendapatkan kabar tentang Rudy dan Lusi yang sudah ditangkap oleh polisi. Tanpa bertanya apa-apa lagi, Nauna bergegas berganti pakaian, kemudian mengambil kerudung dan mengenakannya dengan cepat. "Ayo, Mas!" ajak Nauna sembari menyambar tas dan memasukkan ponsel ke dalamnya. Dean mengangguk. Setelah meraih kunci mobil di atas nakas, dia dan Nauna segera keluar dari kamar dengan langkah tergesa-gesa. "Sudah sejak kapan me

  • Rencana Rahasia Para Ipar Serakah   Bab 99

    "Ibu, tenanglah!" Viola berkata sembari menyentuh bahu sang ibu sebagai upaya menenangkannya. Meski Viola juga terkejut dengan semua yang dikatakan Dinara, dia masih bisa berpikir dengan jernih. Alih-alih mengusir mantan iparnya itu seperti apa yang dilakukan Jihan, dia justru ingin mendengar penjelasannya lebih banyak lagi. Akan tetapi, Jihan yang begitu emosional, tampaknya tidak mau mendengar apapun lagi. Sepasang matanya menyorot Dinara dengan tajam, kemudian berkata, "Pergilah, Dinara! Jangan katakan omong kosong apapun lagi tentang Jeremy!"Dinara tahu Jihan sedang kalut, karena itu dia sama sekali tidak ambil hati atas sikap dan ucapan wanita itu. Alih-alih angkat kaki seperti apa yang diminta, dia justru tetap duduk di tempatnya. "Bu," katanya dengan nada rendah dan terukur. "Ini nggak ada hubungannya dengan urusan pribadiku dan Mas Jeremy. Semua yang aku katakan ini, semata-mata untuk memberitahu Ibu yang sebenarnya, tentang apa yang sudah dilakukan Mas Jeremy demi mendapat

  • Rencana Rahasia Para Ipar Serakah   Bab 98

    Setelah meninggalkan kediaman Jihan, Dinara segera mengajak Dean dan Nauna bertemu. Kebetulan, pasangan suami istri itu sedang berada di luar rumah, jadi mereka memutuskan untuk bertemu di sebuah kafe, sekalian makan siang bersama. Dinara tiba lebih dulu, sementara Dean dan Nauna datang sekitar sepuluh menit kemudian. Setelah memesan makanan dan minuman masing-masing, mereka tidak berbasa-basi lagi. Dinara segera menceritakan secara detail semua yang dia dengar dari Jihan, tentang persaingan bisnis antara orang tua Dean dan orang tua Jeremy. Mendengar apa yang diceritakan oleh Dinara, Dean dan Nauna tampak terkejut. "Aku sama sekali nggak tahu tentang ini." Dean berkomentar setelah Dinara benar-benar menyelesaikan ceritanya. "Aku nggak pernah mendengar kalau perusahaan Ayah sampai menyebabkan kebangkrutan untuk perusahaan lain. Mungkin karena saat itu aku masih terlalu muda untuk mengetahuinya."Dinara menghela napas. "Sudah kuduga," ucapnya dengan nada rendah nyaris tenggelam. "Ka

DMCA.com Protection Status