Share

Bab 2

Penulis: Shifra Kamalia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-13 10:14:55
Satu jam kemudian, dokter memberiku hasil USG kandunganku. Aku mengerutkan kening, ingin mengatakan sesuatu, tetapi mengurungkannya.

Jantungku berdegup kencang. Aku meraih lembar USG yang menunjukkan bahwa janin berhenti berkembang.

"Bu Ellia, janin Ibu sudah hampir seminggu nggak mengalami perkembangan. Usia janin baru lima bulan, jadi lebih baik dilakukan induksi sekarang ...."

Dokter itu masih mengatakan sesuatu, tetapi aku tidak mendengarkan apa pun. Yang terdengar di telingaku hanya dengungan.

Aku meraih pintu dan berlari keluar sampai ke trotoar. Aku berjongkok di sana, tidak bisa menghentikan air mataku yang terus menetes.

Janin berhenti berkembang sejak seminggu yang lalu?

Namun, jelas-jelas dua hari yang lalu di rumah sakit, Ivana mengatakan bahwa bayinya sehat!

Bagaimana ini bisa terjadi?

Bayiku, bagaimana bisa mengalami hal seperti ini?

Ivana, kenapa kamu melakukan ini padaku?

Tiba-tiba, aku teringat kata-kata Mama Laura berambut putih itu. Ya, ada Mama Laura! Mungkin dia punya solusinya!

Aku meraba-raba amplop merah yang diberikan oleh Mama Laura dan menghubungi nomornya dengan tangan gemetar. "Halo, Mama Laura, ini aku ...."

Belum selesai aku berbicara, dia menyela, "Gunakan bungkusan merah untuk membungkus uang 48.888 juta dan bawa ke gedung Merdeka nomor 21 di Jalan Pamekasan."

48.888? Mama Laura ini, seharusnya bukan penipu, bukan?

Namun, apa lagi yang bisa aku lakukan sekarang?

Demi anakku, aku harus mencoba!

Aku menyeka air mataku, berlari ke bank terdekat untuk mengambil uang tunai. Aku membungkuskan uang itu ke dalam kain merah, menghentikan taksi dan bergegas ke Jalan Pamekasan.

Sepanjang jalan, hatiku dihantui perasaan cemas, terus berdoa agar Mama Laura benar-benar memiliki cara untuk menyelamatkan anakku.

Sebelum taksi sampai di tempat itu, ponselku berdering. Ternyata Rigel yang menelepon. Dia bertanya, "Ellia, buat apa kamu ambil uang sebanyak itu?"

Tiba-tiba aku teringat bahwa aplikasi perbankan di ponsel Rigel terhubung dengan kartuku. Jadi, dia pasti tahu tentang uang tunai yang aku ambil.

Ivana adalah adik perempuannya. Apa aku harus memberitahunya tentang Ivana yang menukar janin di dalam kandunganku menggunakan parasit?

Namun, aku teringat kalau mereka berdua sudah tidak memiliki orang tua sejak kecil dan saling bergantung sejak kecil. Mereka memiliki hubungan yang sangat baik, jadi aku memutuskan untuk mencari tahu semuanya terlebih dahulu. Jadi, aku menjelaskan dengan tergagap, "Itu ... temanku tiba-tiba datang dan ingin pinjam uang. Kebetulan aku ada di dekat bank, jadi aku ambil tunai ...."

Rigel menarik napas panjang, lalu mengatakan, "Kamu di mana sekarang? Ke supermarket kenapa lama sekali? Ivana khawatir karena nggak melihatmu ketika sampai di rumah."

Ivana. Ketika mendengar nama ini, jari-jariku yang memegang ponsel sedikit gemetar. Aku hanya menjawab, "Aku ambil uang buat dipinjamkan ke temanku. Mungkin akan pulang sedikit lebih lama."

Aku tidak menunggu Rigel mengatakan sesuatu yang lain dan langsung menutup telepon. Aku takut dia akan mengajukan pertanyaan lebih lanjut dan membuat dia sadar akan sesuatu.

Setelah menutup telepon, setiap sepuluh menit, Rigel mengirimiku pesan yang menanyakan keberadaanku.

Perasaan ini terlalu aneh. Rigel tidak pernah sepeduli ini kepadaku sebelumnya.

Mengikuti alamat yang diberikan oleh Mama Laura, aku melangkah menuju sebuah bangunan kecil berlantai tiga.

Ketika masuk ke dalam rumah, aroma herbal yang begitu kuat langsung tercium. Melalui cahaya redup, aku bisa melihat bahwa rumah ini dipenuhi dengan berbagai macam botol dan stoples. Beberapa di antaranya terdapat kertas jimat kuning yang menempel di atasnya, yang terlihat menyeramkan untuk dilihat.

"Mama Laura, dokter mengatakan kalau bayiku sudah nggak berkembang sejak seminggu yang lalu ...." Aku menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri dan memberi tahu Mama Laura tentang kepergianku ke rumah sakit sore tadi.

Setelah mendengar ini, Mama Laura mengambil bungkusan merah yang aku serahkan dan tidak membukanya untuk menghitungnya. "Uang ini harus diserahkan untuk menangkal serangan balik dari pembersihan parasit."

"Ada harga yang harus dibayar untuk pembersihan parasit di dalam kandunganmu."

Aku mengangguk dengan gugup, lalu bertanya dengan hati-hati, "Kalau begitu, apa anakku masih bisa diselamatkan?"

Mama Laura mengulurkan tangan dan menyentuh perutku, wajahnya menjadi muram. "Roh bayi janin mati ini telah diberi makan oleh parasit selama beberapa hari. Perkembangan parasit ini menjadi lebih baik dan sudah mulai menjadi parasit di dalam tubuhmu. Sulit untuk dibersihkan, tapi bukan nggak mungkin buat dihilangkan."

Sambil berkata demikian, dia mengeluarkan sebuah stoples keramik hitam dari bawah kotak dupa yang berisi tanah liat hitam.

Sebelum aku sempat bereaksi, ponselku tiba-tiba berdering. Itu adalah pesan dari Ivana. "Ellia, kamu di mana? Cepat pulang, aku sudah membuatkanmu sup ikan, nih."

"Kenapa nggak balas? Sup ikan baik buat wanita hamil, jadi kamu harus memakannya."

Aku tidak berani membalas pesannya. Beberapa menit kemudian, dia mengirim pesan lain yang membuatku merinding. "Ellia, kamu ada di Jalan Pamekasan, aku akan menjemputmu sekarang juga."

Aku mendongakkan kepala dan menatap mata Mama Laura.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Puji
semua cerita bgus
goodnovel comment avatar
Ruziah Zie
cerita bgus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Rencana Licik Kakak Ipar   Bab 3

    "Roh janin mati itu akan memberitahukan di mana kamu berada."Setelah mengatakan hal itu, Mama Laura memasukkan jari-jarinya ke dalam stoples dan mengaduknya. Dalam waktu singkat, beberapa cacing kecil berwarna hitam berminyak dan mengkilap keluar dari sela-sela jarinya, membuat kulit kepalaku tergelitik saat melihatnya.Setelah itu, dia menghancurkan cacing-cacing itu dan menaburkannya ke dalam segelas air, lalu menyerahkannya kepadaku. "Minumlah."Aku sedikit takut, tetapi Mama Laura berkata, "Parasit juga bisa merasa takut akan sesuatu. Minumlah, ini bisa menekan janin yang ada di dalam perutmu untuk sementara."Aku menelan ludah dan Ivana mengirim pesan lagi. "Lima belas menit lagi aku sampai."Aku sangat takut, jadi aku langsung meminum airnya. "Bagaimana dengan bayiku? Apa aku bisa menukarnya kembali?"Mama Laura berkata, "Sekarang, janin mati ini dikendalikan olehnya, jadi nggak mudah untuk menukarnya. Lepaskan dulu parasit di dalam tubuhmu, lalu berikan kepadaku."Aku tidak men

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Rencana Licik Kakak Ipar   Bab 4

    Aku memaksakan diri untuk tenang, menoleh ke arahnya dan sengaja berkata dengan suara keras, "Ivana, kamu bilang apa? Aku nggak ngerti maksudmu."Ivana menunjuk perutku dan berkata, "Aku sudah tanya sama temanku dan nggak ada satu pun dari mereka yang bertemu denganmu kemarin."Aku menelan ludahku, lalu mundur beberapa langkah. "Kalau begitu mungkin aku salah ingat. Kemarin aku pergi ke beberapa tempat, jadi ingatanku sedikit berantakan.""Kamu!" Ivana memelototiku tidak senang. Ada banyak orang di sekitar, jadi dia hanya melotot padaku dan berbalik ke ruang penanganan setelah itu.Aku menantikan situasi ini.Dalam sekejap, aku menarik kerah punggung Ivana dan mengangkatnya ke atas!Benar-benar ada seekor cacing hitam gemuk yang menjijikkan tergeletak di punggungnya. Ukurannya sebesar setengah telapak tanganku, yang saat ini tengah masuk ke dalam daging dan darah Ivana. Melihat ini, kulit kepalaku langsung mati rasa."Ah!"Sebuah jeritan terdengar di kerumunan. Orang yang berada paling

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Rencana Licik Kakak Ipar   Bab 5

    Aku melihat waktu dan merasa bahwa dia sepertinya baru berangkat kerja. Aku menarik napas dalam-dalam. "Aku akan mencarinya sekarang!"Kembali ke rumah, aku langsung pergi ke kamar, mulai mengobrak-abrik lemari dan mencarinya. Aku mencari di laci, tempat tidur, lemari pakaian dan semua tempat. Aku mencari di semua tempat, tetapi masih tidak menemukan apa-apa.Aku jatuh tidak berdaya dan duduk di lantai, hatiku kacau. Saat itu, tiba-tiba aku teringat bahwa Mama Laura mengatakan bahwa parasit kembar harus dibangkitkan dengan darah segar."Ugh!" Aku menarik napas dalam-dalam. Dengan tangan gemetar, aku mengambil pisau dan menyayat jariku tanpa ragu-ragu.Darah segar langsung menyembur keluar, jatuh setetes demi setetes ke lantai.Aku menahan napas dan mendengarkan dengan saksama gerakan di sekeliling."Sraa ... sraa ...."Sebuah suara menggeliat pelan terdengar dari dinding. Aku menoleh dan melihat ke dinding. Suara itu berasal dari dinding yang ada di belakang foto pernikahanku dan Rigel

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Rencana Licik Kakak Ipar   Bab 6

    Satu hari?Aku langsung berkeringat dingin. "Apa yang akan terjadi padanya setelah janin ditukar?"Mama Laura menjawab, "Janin mati ini sudah makan banyak parasit dan dikendalikan olehnya selama beberapa waktu. Dia memiliki perasaan padanya, jadi wajar kalau dia langsung berubah dan menjadi parasit.""Entah dia mengandung janin mati dan hidup dalam penderitaan selama beberapa tahun atau dia menggugurkan kandungannya dan mati bersama janin itu."Melihatku tidak mengatakan apa-apa, Mama Laura berpikir bahwa aku tidak tega. Jadi, dia menambahkan, "Sekarang, janin mati masih belum sepenuhnya jadi parasit, kalau mau menggugurkannya, mungkin kamu masih bisa hidup.""Dan dia ... nggak akan mati."Aku menggelengkan kepala, "Aku ingin bayiku kembali, aku nggak peduli kalau dia meninggal!""Jadi, sekarang apa yang harus aku lakukan untuk bisa mendapatkan janinku kembali?"Mama Laura mengeluarkan beberapa stoples hitam dan menggumamkan sesuatu. Terlihat bahwa dua ekor cacing merangkak keluar satu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Rencana Licik Kakak Ipar   Bab 7

    Ivana hendak mengatakan sesuatu yang lain, tiba-tiba aku mengeluarkan roti lapis dan menyerahkannya kepadanya. "Sepertinya kamu lagi nggak enak badan, jadi aku beli ini buat kamu."Dia tidak menerimanya, menatapku dengan hati-hati. "Nggak mau."Aku tertawa dingin di dalam hati, tetapi masih menunjukkan raut khawatir. "Makan sedikit saja. Kamu belum makan apa pun hari ini, jangan sampai kamu sakit."Ivana mengabaikanku dan hanya menoleh ke samping, terus menatap langit-langit."Dokter Ivana, makanlah." Pada saat ini, perawat jaga masuk dengan membawa roti lapis di tangannya. "Dokter belum makan apa-apa sepanjang hari ini, nggak baik buat janin dokter.""Makan ini saja."Ivana sedikit ragu-ragu. Dia melihat ke tangan perawat, kemudian melihat ke tanganku. Melihat ini, aku mengatakan, "Jangan sampai bayi di dalam perutmu kelaparan. Buat apa marah denganku, cepatlah makan."Ivana menyentuh perutnya dan mengambil roti lapis yang disodorkan perawat.Sebenarnya, Ivana berusaha sangat keras un

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Rencana Licik Kakak Ipar   Bab 8

    Mati? Apa maksudnya?Sebelum aku sempat mencerna perkataannya, Ivana tiba-tiba bergegas ke arahku, mencengkeram kerah bajuku dan berteriak ke arahku dengan wajah galak, "Kalau aku nggak punya anak darinya, ibunya akan mengusirku! Aku nggak akan dapat apa pun! Sementara kamu, kenapa kamu harus membuatku nggak dapat apa-apa?"Terkejut dengan ledakan yang tiba-tiba ini, aku merenggut tangannya sekuat tenaga dan mundur beberapa langkah, menatapnya tidak percaya.Aku hampir tertawa melihat cara berpikirnya yang tidak masuk di akal ini. "Ivana, tolong pahami situasi dengan benar. Kamulah yang mencuri bayiku! Sekarang, kamu berani mengatakan kalau aku membuatmu nggak punya apa-apa?""Akulah yang korban di sini!"Saat itu, ponselku tiba-tiba bergetar dan itu adalah pesan dari Mama Laura, "Penukaran janin sudah dimulai, kamu harus sembunyi."Gawat!Aku terkejut dan melihat sekeliling dengan gugup. Sekarang, pintu bangsal tidak dikunci oleh Ivana dan dia menjaga pintu dengan ketat, bagaimana aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Rencana Licik Kakak Ipar   Bab 1

    Saat aku berbelanja ke supermarket, ada seorang wanita tua tiba-tiba menarik tanganku dengan erat.Tanpa sadar, aku langsung menyentuh perutku yang sudah membesar, sementara dia berkata, "Janin di perutmu ini sudah dikasih parasit pengubah janin. Janin itu akan jadi parasit di tubuhmu."Aku hanya berpikir dia berbohong, tetapi detik berikutnya dia berkata, "Pergi dan muntahkan sekarang juga. Muntahkan sebanyak mungkin ikan yang baru kamu makan."..."Ikan?" Saat mengatakan ini, aku langsung menutup mulutku karena terkejut.Aku memang baru makan ikan, bagaimana wanita tua ini bisa tahu?Jangan bilang kalau wanita tua ini ingin memerasku?Memikirkan hal ini, aku menatapnya dengan waspada dan mundur setengah langkah.Dia tidak menatapku, malah langsung meletakkan tangannya di perutku.Tanpa sadar, aku melindungi perutku yang sudah membesar. Namun, entah bagaimana aku seolah-olah terpaku dan tidak bergerak sama sekali, membiarkan tangan tuanya meraba-raba perutku."Ya ampun, dosa besar! Do

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13

Bab terbaru

  • Rencana Licik Kakak Ipar   Bab 8

    Mati? Apa maksudnya?Sebelum aku sempat mencerna perkataannya, Ivana tiba-tiba bergegas ke arahku, mencengkeram kerah bajuku dan berteriak ke arahku dengan wajah galak, "Kalau aku nggak punya anak darinya, ibunya akan mengusirku! Aku nggak akan dapat apa pun! Sementara kamu, kenapa kamu harus membuatku nggak dapat apa-apa?"Terkejut dengan ledakan yang tiba-tiba ini, aku merenggut tangannya sekuat tenaga dan mundur beberapa langkah, menatapnya tidak percaya.Aku hampir tertawa melihat cara berpikirnya yang tidak masuk di akal ini. "Ivana, tolong pahami situasi dengan benar. Kamulah yang mencuri bayiku! Sekarang, kamu berani mengatakan kalau aku membuatmu nggak punya apa-apa?""Akulah yang korban di sini!"Saat itu, ponselku tiba-tiba bergetar dan itu adalah pesan dari Mama Laura, "Penukaran janin sudah dimulai, kamu harus sembunyi."Gawat!Aku terkejut dan melihat sekeliling dengan gugup. Sekarang, pintu bangsal tidak dikunci oleh Ivana dan dia menjaga pintu dengan ketat, bagaimana aku

  • Rencana Licik Kakak Ipar   Bab 7

    Ivana hendak mengatakan sesuatu yang lain, tiba-tiba aku mengeluarkan roti lapis dan menyerahkannya kepadanya. "Sepertinya kamu lagi nggak enak badan, jadi aku beli ini buat kamu."Dia tidak menerimanya, menatapku dengan hati-hati. "Nggak mau."Aku tertawa dingin di dalam hati, tetapi masih menunjukkan raut khawatir. "Makan sedikit saja. Kamu belum makan apa pun hari ini, jangan sampai kamu sakit."Ivana mengabaikanku dan hanya menoleh ke samping, terus menatap langit-langit."Dokter Ivana, makanlah." Pada saat ini, perawat jaga masuk dengan membawa roti lapis di tangannya. "Dokter belum makan apa-apa sepanjang hari ini, nggak baik buat janin dokter.""Makan ini saja."Ivana sedikit ragu-ragu. Dia melihat ke tangan perawat, kemudian melihat ke tanganku. Melihat ini, aku mengatakan, "Jangan sampai bayi di dalam perutmu kelaparan. Buat apa marah denganku, cepatlah makan."Ivana menyentuh perutnya dan mengambil roti lapis yang disodorkan perawat.Sebenarnya, Ivana berusaha sangat keras un

  • Rencana Licik Kakak Ipar   Bab 6

    Satu hari?Aku langsung berkeringat dingin. "Apa yang akan terjadi padanya setelah janin ditukar?"Mama Laura menjawab, "Janin mati ini sudah makan banyak parasit dan dikendalikan olehnya selama beberapa waktu. Dia memiliki perasaan padanya, jadi wajar kalau dia langsung berubah dan menjadi parasit.""Entah dia mengandung janin mati dan hidup dalam penderitaan selama beberapa tahun atau dia menggugurkan kandungannya dan mati bersama janin itu."Melihatku tidak mengatakan apa-apa, Mama Laura berpikir bahwa aku tidak tega. Jadi, dia menambahkan, "Sekarang, janin mati masih belum sepenuhnya jadi parasit, kalau mau menggugurkannya, mungkin kamu masih bisa hidup.""Dan dia ... nggak akan mati."Aku menggelengkan kepala, "Aku ingin bayiku kembali, aku nggak peduli kalau dia meninggal!""Jadi, sekarang apa yang harus aku lakukan untuk bisa mendapatkan janinku kembali?"Mama Laura mengeluarkan beberapa stoples hitam dan menggumamkan sesuatu. Terlihat bahwa dua ekor cacing merangkak keluar satu

  • Rencana Licik Kakak Ipar   Bab 5

    Aku melihat waktu dan merasa bahwa dia sepertinya baru berangkat kerja. Aku menarik napas dalam-dalam. "Aku akan mencarinya sekarang!"Kembali ke rumah, aku langsung pergi ke kamar, mulai mengobrak-abrik lemari dan mencarinya. Aku mencari di laci, tempat tidur, lemari pakaian dan semua tempat. Aku mencari di semua tempat, tetapi masih tidak menemukan apa-apa.Aku jatuh tidak berdaya dan duduk di lantai, hatiku kacau. Saat itu, tiba-tiba aku teringat bahwa Mama Laura mengatakan bahwa parasit kembar harus dibangkitkan dengan darah segar."Ugh!" Aku menarik napas dalam-dalam. Dengan tangan gemetar, aku mengambil pisau dan menyayat jariku tanpa ragu-ragu.Darah segar langsung menyembur keluar, jatuh setetes demi setetes ke lantai.Aku menahan napas dan mendengarkan dengan saksama gerakan di sekeliling."Sraa ... sraa ...."Sebuah suara menggeliat pelan terdengar dari dinding. Aku menoleh dan melihat ke dinding. Suara itu berasal dari dinding yang ada di belakang foto pernikahanku dan Rigel

  • Rencana Licik Kakak Ipar   Bab 4

    Aku memaksakan diri untuk tenang, menoleh ke arahnya dan sengaja berkata dengan suara keras, "Ivana, kamu bilang apa? Aku nggak ngerti maksudmu."Ivana menunjuk perutku dan berkata, "Aku sudah tanya sama temanku dan nggak ada satu pun dari mereka yang bertemu denganmu kemarin."Aku menelan ludahku, lalu mundur beberapa langkah. "Kalau begitu mungkin aku salah ingat. Kemarin aku pergi ke beberapa tempat, jadi ingatanku sedikit berantakan.""Kamu!" Ivana memelototiku tidak senang. Ada banyak orang di sekitar, jadi dia hanya melotot padaku dan berbalik ke ruang penanganan setelah itu.Aku menantikan situasi ini.Dalam sekejap, aku menarik kerah punggung Ivana dan mengangkatnya ke atas!Benar-benar ada seekor cacing hitam gemuk yang menjijikkan tergeletak di punggungnya. Ukurannya sebesar setengah telapak tanganku, yang saat ini tengah masuk ke dalam daging dan darah Ivana. Melihat ini, kulit kepalaku langsung mati rasa."Ah!"Sebuah jeritan terdengar di kerumunan. Orang yang berada paling

  • Rencana Licik Kakak Ipar   Bab 3

    "Roh janin mati itu akan memberitahukan di mana kamu berada."Setelah mengatakan hal itu, Mama Laura memasukkan jari-jarinya ke dalam stoples dan mengaduknya. Dalam waktu singkat, beberapa cacing kecil berwarna hitam berminyak dan mengkilap keluar dari sela-sela jarinya, membuat kulit kepalaku tergelitik saat melihatnya.Setelah itu, dia menghancurkan cacing-cacing itu dan menaburkannya ke dalam segelas air, lalu menyerahkannya kepadaku. "Minumlah."Aku sedikit takut, tetapi Mama Laura berkata, "Parasit juga bisa merasa takut akan sesuatu. Minumlah, ini bisa menekan janin yang ada di dalam perutmu untuk sementara."Aku menelan ludah dan Ivana mengirim pesan lagi. "Lima belas menit lagi aku sampai."Aku sangat takut, jadi aku langsung meminum airnya. "Bagaimana dengan bayiku? Apa aku bisa menukarnya kembali?"Mama Laura berkata, "Sekarang, janin mati ini dikendalikan olehnya, jadi nggak mudah untuk menukarnya. Lepaskan dulu parasit di dalam tubuhmu, lalu berikan kepadaku."Aku tidak men

  • Rencana Licik Kakak Ipar   Bab 2

    Satu jam kemudian, dokter memberiku hasil USG kandunganku. Aku mengerutkan kening, ingin mengatakan sesuatu, tetapi mengurungkannya.Jantungku berdegup kencang. Aku meraih lembar USG yang menunjukkan bahwa janin berhenti berkembang."Bu Ellia, janin Ibu sudah hampir seminggu nggak mengalami perkembangan. Usia janin baru lima bulan, jadi lebih baik dilakukan induksi sekarang ...."Dokter itu masih mengatakan sesuatu, tetapi aku tidak mendengarkan apa pun. Yang terdengar di telingaku hanya dengungan.Aku meraih pintu dan berlari keluar sampai ke trotoar. Aku berjongkok di sana, tidak bisa menghentikan air mataku yang terus menetes.Janin berhenti berkembang sejak seminggu yang lalu?Namun, jelas-jelas dua hari yang lalu di rumah sakit, Ivana mengatakan bahwa bayinya sehat!Bagaimana ini bisa terjadi?Bayiku, bagaimana bisa mengalami hal seperti ini?Ivana, kenapa kamu melakukan ini padaku?Tiba-tiba, aku teringat kata-kata Mama Laura berambut putih itu. Ya, ada Mama Laura! Mungkin dia pu

  • Rencana Licik Kakak Ipar   Bab 1

    Saat aku berbelanja ke supermarket, ada seorang wanita tua tiba-tiba menarik tanganku dengan erat.Tanpa sadar, aku langsung menyentuh perutku yang sudah membesar, sementara dia berkata, "Janin di perutmu ini sudah dikasih parasit pengubah janin. Janin itu akan jadi parasit di tubuhmu."Aku hanya berpikir dia berbohong, tetapi detik berikutnya dia berkata, "Pergi dan muntahkan sekarang juga. Muntahkan sebanyak mungkin ikan yang baru kamu makan."..."Ikan?" Saat mengatakan ini, aku langsung menutup mulutku karena terkejut.Aku memang baru makan ikan, bagaimana wanita tua ini bisa tahu?Jangan bilang kalau wanita tua ini ingin memerasku?Memikirkan hal ini, aku menatapnya dengan waspada dan mundur setengah langkah.Dia tidak menatapku, malah langsung meletakkan tangannya di perutku.Tanpa sadar, aku melindungi perutku yang sudah membesar. Namun, entah bagaimana aku seolah-olah terpaku dan tidak bergerak sama sekali, membiarkan tangan tuanya meraba-raba perutku."Ya ampun, dosa besar! Do

DMCA.com Protection Status