Mian Yin masih menatap Ling Li yang berada di tengah-tengah air dan angin yang mengelilinginya, baru kali ini dirinya melihat seseorang yang bisa mengeluarkan seperti itu. Mian Yin pernah membaca sebuah buku bahwa yang bisa mengeluarkan unsur api, air, angin dan tanah hanya penyihir, sekolah penyihir sudah dihancurkan sejak puluhan tahun lalu bagaimana mungkin masih ada murid yang tersisa apa lagi murid itu masih sangat muda.Racun yang masih mengalir di tubuh Ling Li menyebar sempurna dengan cepat, hawa dingin membantu Ling Li bertahan dari efek racun dan menstabilkan racun di tubuhnya, tanpa hawa dingin racun dari lendir yang ditelan Ling Li bisa menjadi sangat ganas dan efeknya bisa langsung membunuh Ling Li hanya dalam sekejap."Langkah terakhir, buat kurungan tanpa celah dari tanah lalu lepaskan Mana apimu," ucap Naga ketujuh."Itu bukannya sama saja membakar diri," sahut Ling Li."Itu tidak akan terjadi, racun yang ada di dalam tubuhmu akan menahan api itu," ucap Naga ketujuh.L
"Racun di dalam tubuhmu sudah bertambah walau tidak banyak, ke depannya beberapa racun tidak akan mempan untukmu, kamu masih harus memakan tumbuhan atau racun hewan agar racun di tubuhmu bertambah kuat," ucap Naga ketujuh tepat setelah Ling Li membuka matanya."Apa cairan racun lain juga aku harus meminumnya?" tanya Ling li."Asal ramuan racun itu lebih kuat tentu saja kamu harus meminumnya," sahut Naga ketujuh."Ada satu pertanyaan yang ingin aku tanyakan padamu," ucap Ling Lim"Apa? tanyakan saja," sahut Naga ketujuh."Kalau seseorang menyentuhku apa langsung terkena racun?" tanya Ling Li."Tentu saja tidak, kamu bisa mengeluarkan racun hanya jika menggunakan energi mu menjadi satu dan pikiranmu menginginkannya, tidak hanya itu kalau kamu dalam keadaan hidup dan mati semua racun di dalam tubuhmu seperti bom yang siap meledak," sabut Naga ketujuh menjelaskan."Baguslah kalau begitu," ucap Ling Li."Aku tau kenapa kamu bertanya seperti itu, kamu pasti takut jika seseorang menyentuhmu
Ling Li kembali melanjutkan perjalanannya tidak mempedulikan Mian Yin yang masih bingung dengan perkataannya, Mian Yin berpikir keras apa mungkin Ling Li pernah ke perguruannya tapi kapan kenapa tidak ada Ketua yang membicarakannya."Jadi kamu akan tetap ke sana?" tanya Sin mencoba memastikan."Aku sudah terlanjur janji, lagipula tidak masalah aku kembali ke sana aku sudah bukan seperti yang dulu," sahut Ling Li.Ling Li kembali melanjutkan langkahnya diikuti Mian Yin di belakangnya, Mian Yin masih terus berpikir apa benar Ling Li pernah ke perguruannya dan apa yang dilakukannya di sana, rasa penasaran tidak akan hilang sebelum mengetahui langsung jawaban dari Ling Li.Setelah berjalan beberapa jam gerbang kota sudah terlihat, hanya tinggal seratus meter saja dirinya akan sampai di kota yang terdapat perguruan musuh di dalamnya.Mian Yin yang berjalan di belakang Ling Li dengan cepat berlari ke depan dan membentangkan tangannya, Mian Yin berpikir sekarang adalah waktu yang sangat tepa
Mian Yin dan Ketua Ang mengikuti Ling Li dari belakang, keduanya sama-sama merasa heran kenapa Ling Li begitu saja menurut ikut ke perguruan mereka sebenarnya apa yang sedang direncanakannya.Sampai di depan gerbang perguruan Black racun Ling Li menghentikan langkahnya, Ling Lj menaruh tangannya di depan mempersilahkan keduanya memimpin jalan."Mian Yin apa Ketua utama berada di tempatnya?" tanya Ketua Ang."Ketua utama sedang mencari bahan, dia bilang akan pulang sehari sebelum kompetisi," ucap Mian Yin."Kompetisi masih 2 hari lagi, ruangan racun dulu tidak mempan padanya lalu bagaimana caranya agar dia tidak kabur," sahut Ketua Ang."Lebih tepatnya semua racun tidak akan mempan padanya, biarkan aku yang menjaganya," ucap Mian Yin."Tunggu, apa kamu mau dia tinggal di kamarmu, bagaimana jika dia macam-macam padamu," sahut Ketua Ang."Ketua Ang tenang saja itu tidak akan terjadi," ucap Mian Yin."Kalau kamu sudah yakin ya sudah, aku akan meminta beberapa murid lain berjaga di luar,"
"Sekarang apa yang akan kamu lakukan?" tanya Sin."Tentu saja dia harus menyelamatkan Elf wanita itu," sahut Naga kedua.Ling L terus menatap Ketua utama yang berjalan semakin mendekat ke arahnya dan Lulang, sepertinya Ketua utama memang tidak berniat melepaskan mereka pikir Long Xu."Gawat Ketua utama," teriak Ketua Ang dari kejauhan."Ada apa? kamu adalah Ketua bagaimana bisa kamu berteriak seperti itu," sahut Ketua utama."Tapi situasinya sangat gawat dan mendesak," ucap Ketua Ang."Kalau begitu cepat katakan," sahut Ketua utama sambil terus menatap Ling Li."Kompetisi akan dimajukan, lebih tepatnya kompetisi racun akan diadakan malam ini," ucap Ketua Ang menjelaskannya."Terus apa yang membuatmu khawatir seperti itu, Mian Yin sudah siap untuk ikut bukannya murid yang kamu persiapkan juga sudah siap semua," sahut Ketua utama."Maaf Ketua, murid yang ku siapkan seharusnya dua hari lagi baru selesai semua malam ini mereka tidak akan bisa ikut," ucap Ketua Ang.Mata Ketua Utama yang m
Tatapan mata yang saling bertemu membuat Ling Li mengernyitkan dahinya, siapa Ketua Asosiasi racun bagian timur itu kenapa terus menatapnya, padahal dirinya sama sekali tidak mengenalnya dan baru kali ini bertemu dengannya."Lebih baik berhati-hati saja, kamu tidak tau apa yang sedang dipikirkannya saat ini," ucap Sin."Aku curiga padanya, apa mungkin dia musuh perguruan Black racun yang saat ini sedang menargetkan ku," sahut Ling Li."Pembukaan kompetisi kali ini di buka dengan mencari berbagai macam racun yang bisa dibuat menjadi pil racun tingkat tinggi, batas kalian semua hanya 1 hari dan kami hanya akan menerima 50 peserta tercepat sisanya akan langsung tereliminasi," ucap Ketua Asosiasi racun bagian barat."Tidak hanya itu, kalian harus ingat satu hal dilarang saling membunuh selama berada di sana tapi diizinkan mengambil milik yang lain, kalau salah satu dari kalian mati karena hewan spiritual atau Iblis yang ada di sana itu bukan kesalahan kami," sahut Ketua Asosiasi racun ba
Ling Li menyimpan ginseng api yang dibekukan dengan es berkali-kali lipat ke dalam tas penyimpannya, hampir setiap 2 jam sekali Ling Li terus melapisi ginseng api agar tidak membakar semua yang ada di dalam tas penyimpanannya."Satu bahan sudah kamu dapatkan, tapi setidaknya untuk membuat pil racun tingkat tinggi dibutuhkan 3 macam racun," ucap Naga ketujuh."Berarti masih kurang 2 lagi," sahut Ling Li.Ling Li kembali menggunakan mata Dewa untuk melihat jauh ke depan, betapa kagetnya Ling Li melihat banyaknya murid yang mati membiru yang hanya berjarak 500 meter darinya."Di depan sana banyak murid mati, tubuhnya membiru," ucap Ling Li."Pasti di sekitar mereka ada hewan spiritual beracun, coba kamu ke sana akan lebih bagus kalau yang ada di sana itu kalajengking salju," sahut Naga ketujuh."Yang benar saja, kalajengking salju sudah lama musnah tanpa sisa," ucap Naga kedua."Aku tidak bilang itu pasti kalajengking salju, tapi akan lebih bagus kalau itu memang benar kalajengking salju
Tubuh Mian Yin menjadi jauh lebih baik setelah menelan semut petir, walau awalnya tubuhnya seperti disengat petir puluhan kali Mian Yin bersyukur dirinya masih bisa mengikuti kompetisi. Melihat Mian Yin jauh lebih baik Ling Li bergegas berdiri dan bersiap pergi, dirinya masih harus mencari satu macam racun lagi karena sebelumnya sudah memberikan semut petirnya untuk Mian Yin."Mau ke mana kamu?" tanya Mian Yin yang melihat Ling Li bersiap pergi."Semut petir yang seharusnya aku jadikan salah satu bahan kuberikan padamu, tentu saja aku masih harus mencari lagi," sahut Ling Li.Ling Li memutar badannya dan berjalan meninggalkan Mian Yin, baru beberapa langkah menjauh dari Mian Yin Ling Li tiba-tiba merasa ada sesuatu yang berjalan di kakinya dan membuat Kakinya terasa sangat dingin.Ling Li menundukkan kepalanya ingin melihat hewan apa yang merayap di kakinya, mata Ling Li melotot lebar saat melihat ada kalajengking beku di kakinya."Kalajengking salju," ucap Naga ketujuh."Cepat tangka
Ling Li menarik nafas panjang menatap ke anak tangga di depannya, setelah yakin sudah siap Ling Li melangkah naik ke anak tangga pertama. Breeeeeees. Di anak tangga pertama Ling Li merasa seperti disiram air yang cukup panas, Ling Li menatap ke tangannya yang masih baik-baik saja setelah tersiram air itu. "Ini baru anak tangga pertama," ucap Ling Li. Tap tap tap. Ling Li kembali melangkahkan kakinya menaiki anak tangga kedua, di tempatnya saat ini berdiri Ling Li merasa hawa panas mengelilinginya, hawa panas yang dirasakannya berbeda dari yang pernah dirasakannya selama ini. Sambil menahan hawa panas yang mengelilinginya Ling Li melangkah naik ke tangga ketiga, hawa panas seketika menghilang, dari bawah Ling Li tiba-tiba merasa kakinya kepanasan seperti menginjak bara api. Ling Li menundukkan kepalanya, setelah melihat kakinya menginjak bara api yang sangat panas Ling Li mengeluarkan unsur airnya menyiram bara api dibawahnya dan langsung naik ke anak tangga selanjutnya.
Sin yang terbang menuju tempat sebelumnya tiba-tiba terpikirkan sesuatu, Ling Li sangat terobsesi dengan menjadi kuat sepertinya ada tempat yang bisa membuatnya menjadi kuat selain menyerap inti monster. "Jika aku katakan ada tempat yang bisa membuatmu menjadi kuat apa kamu akan pergi ke sana?" tanya Sin. "Itu tentu saja," sahut Ling Li. "Kalau begitu aku akan membawamu ke sana ke tempat yang bisa membuatmu menjadi lebih kuat," ucap Sin. "Kenapa tidak mengatakannya dari awal, kalau begitu Cepat bawa aku ke sana," sahut Ling Li penuh semangat. Sin langsung terbang dengan kecepatan penuh selama beberapa hari, Setibanya di suatu tempat Sin bergegas turun ke bawah membuat Ling Li yang masih berada di atasnya terus memperhatikan menara di depannya. "Di menara itu terdapat menara surga dan neraka Aku sangat yakin di tempat itu Cocok untukmu," ucap Sin. "Kalau begitu aku tidak akan membuang waktu lagi," sahut Ling Li yang bergegas turun dari Sin dan Sin kembali masuk ke dalam lar
Sin yang melihat Ling Li berjalan menuju perkotaan bergegas ke luar dari dalam tubuhnya, Sin lupa memberitahu Ling Li satu hal inti hati monster sangat sulit di dapat orang biasa yang tidak mengetahui kelemahannya, jika Ling Li menyerapnya di kota pendekar dari beberapa penjuru pasti akan mendatanginya dan berusaha merebutnya Sin yang tiba-tiba ke luar mengejutkan Ling Li, tidak seperti biasanya jika ingin ke luar Sin akan bilang dulu padanya tapi sekarang Sin tiba-tiba saja ke luar dan berdiri di depannya. "Ada apa?" tanya Ling Li. "Cepat naik," ucap Sing membuat Ling Li semakin tidak mengerti. Ling Li langsung menaiki Sin tanpa banyak bertanya, baru saja Sin membawa Ling Li terbang dari beberapa arah Ketua dari berbagai perguruan mendatangi tempat Ling Li sebelumnya. "Ada apa? tidak biasanya kamu langsung ke luar begitu saja," ucap Ling Li. "Apa kamu tidak sadar beberapa orang sedang ke arahmu," sahut Sin. "Aku memang merasakan getaran, tapi aku tidak terpikir jika mer
"Apa kamu akan langsung berburu?" tanya Sin yang melihat Ling Li yang berulang kali menarik nafas panjang. "Tidak, aku masih harus singgah ke sebuah tempat," sahut Ling Li. "Tempat apa?" tanya Sin lagi. "Nanti juga kamu akan mengetahuinya," ucap Ling Li. Ling Li langsung terbang kembali menuju kediaman keluarga Li yang sudah di bakarnya. Ling Li berdiri di antara kuburan ayah pemilik tubuh dan bibi Cie, setelah mengucapkan beberapa kata Ling Li menundukkan kepala memberi penghormatan terakhir. "Ahhhhh, ternyata datang kemari," ucap Sin. Kali ini semua yang berkaitan dengan tubuh asli sudah terlepas olehnya, Ling Li merasa jauh lebih tenang seakan tubuh yang digunakannya saat ini benar-benar miliknya seutuhnya. "Haaaaaaah," Ling Li menghela nafas panjang sambil berjalan pergi, sekarang dirinya sudah bisa kembali ketujuan awalnya. "Jadi apa kamu akan pergi ke reruntuhan Arkas sekarang?" tanya Sin. "Tentu saja, bukankah itu tujuan awal kita," ucap Ling Li. "Setelah
Ling Li berjalan pergi meninggalkan rumah ibu tirinya yang penuh dengan genangan darah, satu tugasnya selesai Ling Li bergegas ke Pangeran Yan yang berada tidak jauh dari istana. "Bagaimana?" tanya Pangeran Yan pelan. "Selesai," ucap Ling Li sambil tersenyum puas. "Apa kita serang sekarang?" tanya Pangeran Yan lagi. "Pasukan yang kamu bawa kalau banyak dengan mereka, aku akan pergi ke barak prajurit setelah selesai aku akan bertelepati padamu," ucap Ling Li. "Baiklah, akan ku tunggu," sahut Pangeran Yan. Salah satu prajurit yang melihat Pangeran Yan selalu menuruti perkataan Ling Li memutuskan untuk bertanya, sebenarnya apa yang membuat Pangeran Yan selalu menurut pada Ling Li. "Kamu tidak akan tau, karena semua yang direncanakannya sudah pasti berhasil, aku sudah membuktikannya sendiri," ucapan Pangeran Yan membuat prajurit yang bertanya terdiam. Di tempat berbeda Ling Li yang mendatangi barak prajurit langsung mengeluarkan racunnya, Ling Li sengaja hanya menyebarkan racunnya
Ketua Along tersenyum tipis sambil bersiap menyerang Ling Li, Ketua Along meyakini dirinya memiliki pertahanan yang sangat kuat dan penyerangan yang sangat cepat, dirinya sangat yakin pria yang akan menjadi panglima perangnya tidak sehebat dirinya sendiri. Wheeeeeeeessssss. Ketua Along bergerak cepat menyerang Ling Li yang hanya diam, diamnya Ling Li menjadi kesempatan untuk Ketua Along menyerangnya bertubi-tubi. Serangan kaki tangan yang sudah dikerahkan Ketua Along sama sekali tidak membuat Ling Li merasa kesakitan, Ling Li sengaja hanya diam membiarkan Ketua Along menyerangnya agar merasa puas. Ini tidak mungkin, kenapa serangan ku tidak berpengaruh padanya, aku akan mencobanya sekali lagi," dalam hati Ketua Along. Buuuug, buuuuuug, buuuuuuug. Ketua Along terus menendang Ling Li tanpa henti, setelah merasa kelelahan sendiri Ketua Along menghentikan usahanya dan menatap Ling Li. "Apa sudah selesai?" tanya Ling Li. "Sekarang giliranku," ucap Ling Li dengan nada serius
Setelah berhasil menghentikan penyebaran racun Ling Li langsung mengambil pil mahkota Dewi miliknya, Ling Li menelankan pilnya ke Pangeran Yan dan kembali duduk di sebelahnya. Hanya beberapa menit racun di dalam tubuh Pangeran Yan perlahan menghilang, Ling Li yang melihat usahanya berhasil menghela nafas lega dan duduk bersandar. "Heeeeeh, setelah berburu monster bagaimana jika kamu membuka pengobatan saja dan menjadi tabib," ucap Sin. "Aku tidak berminat, lagipula mengobati orang membutuhkan kesabaran ekstra," sahut Ling Li. "Emmm, benar juga harusnya aku tau kalau kamu tidak memiliki kesabaran ya," ucap Sin. Ling Li yang duduk di samping Pangeran Yan Su melihat mata Pangeran Yan terbuka perlahan, Pangeran Yan yang habis bermimpi bertemu seseorang langsung menatap ke arah Ling Li tanpa berkedip. "Apa aku masih bermimpi," ucap Pangeran Yan. Plaaaaaaaaaak. "Bangun, sudah bukan waktunya tidur lagi," sahut Ling Li yang baru menepuk pundak Pangeran Yan. "Kamu? apa ini be
Sebelum membakar rumah keluarga Li Ling Li menemukan sebuah giok berlambang kerajan. Selain kelompok pembunuh bayaran darah merah salah satu anggota kerajaan pasti ikut andil dalam pembantaian keluarganya. "Kita mulai dari kelompok pembunuh bayaran darah merah dulu," ucap Ling Li. "Ahhhhh aku ingat, aku pernah mendengar markas pembunuh bayaran darah merah berada di bukit tengkorak," sahut Sin. "Apa kamu tau tempatnya?" tanya Ling Li. "Tentu saja," sahut Sin. "Bawa aku sekarang juga ke sana," ucap Ling Li yang langsung menaiki Sin. Sin mengepakkan sayapnya terbang menjauh meninggalkan rumah keluarga Li yang terbakar habis, Sin yang bisa merasakan hawa membunuh Ling Li sangat kuat memutuskan untuk tetap diam tanpa bertanya apa yang akan Ling Li lakukan setelah sampai di sana. Hanya membutuhkan waktu 1 jam bagi Sin untuk tiba di bukit tengkorak, Sin langsung menurunkan Ling Li dan menunjuk ke arah balik bukit tempat markas pembunuh bayaran darah merah berada. "Kamu ingin me
Dari kejauhan Wei Yan hanya bisa menatap ayahnya yang berjalan pergi, dari dalam lubuk hati Wei Yan merasa bersalah sudah berkata seperti itu pada ayahnya tapi penderitaan yang selama ini dirasakannya sendiri juga dari ayahnya, apakah salah yang sudah dilakukannya tadi pikir Wei Yan yang menangis dalam diamnya. Ling Li yang melihat Wei Yan menangis tanpa sadar langsung memeluknya, Ling Li berulang kali mengatakan pada Wei Yan kalau yang dilakukannya tadi sudah benar. "Ehem, sangat jarang melihat mu berinisiatif terlebih dulu," ucap Sin bertelepati. Ling Li bergegas melepaskan pelukannya, tepat setelah melepaskan pelukannya Wei Yan yang berhenti menangis membuat Ling Li merasa lega sendiri. "Terima kasih," ucap Wei Yan memalingkan wajahnya. "Untuk apa?" tanya Ling Li. "Karena kamu sudah membantu ku tadi, tidak hanya itu kamu juga bahkan sudah menyembuhkan wajahku, andai ada yang bisa kulakukan untuk berterima kasih padamu," ucap Wei Yan sambil menatap Ling Li. "Jangan pi