Ling Li menyimpan ginseng api yang dibekukan dengan es berkali-kali lipat ke dalam tas penyimpannya, hampir setiap 2 jam sekali Ling Li terus melapisi ginseng api agar tidak membakar semua yang ada di dalam tas penyimpanannya."Satu bahan sudah kamu dapatkan, tapi setidaknya untuk membuat pil racun tingkat tinggi dibutuhkan 3 macam racun," ucap Naga ketujuh."Berarti masih kurang 2 lagi," sahut Ling Li.Ling Li kembali menggunakan mata Dewa untuk melihat jauh ke depan, betapa kagetnya Ling Li melihat banyaknya murid yang mati membiru yang hanya berjarak 500 meter darinya."Di depan sana banyak murid mati, tubuhnya membiru," ucap Ling Li."Pasti di sekitar mereka ada hewan spiritual beracun, coba kamu ke sana akan lebih bagus kalau yang ada di sana itu kalajengking salju," sahut Naga ketujuh."Yang benar saja, kalajengking salju sudah lama musnah tanpa sisa," ucap Naga kedua."Aku tidak bilang itu pasti kalajengking salju, tapi akan lebih bagus kalau itu memang benar kalajengking salju
Tubuh Mian Yin menjadi jauh lebih baik setelah menelan semut petir, walau awalnya tubuhnya seperti disengat petir puluhan kali Mian Yin bersyukur dirinya masih bisa mengikuti kompetisi. Melihat Mian Yin jauh lebih baik Ling Li bergegas berdiri dan bersiap pergi, dirinya masih harus mencari satu macam racun lagi karena sebelumnya sudah memberikan semut petirnya untuk Mian Yin."Mau ke mana kamu?" tanya Mian Yin yang melihat Ling Li bersiap pergi."Semut petir yang seharusnya aku jadikan salah satu bahan kuberikan padamu, tentu saja aku masih harus mencari lagi," sahut Ling Li.Ling Li memutar badannya dan berjalan meninggalkan Mian Yin, baru beberapa langkah menjauh dari Mian Yin Ling Li tiba-tiba merasa ada sesuatu yang berjalan di kakinya dan membuat Kakinya terasa sangat dingin.Ling Li menundukkan kepalanya ingin melihat hewan apa yang merayap di kakinya, mata Ling Li melotot lebar saat melihat ada kalajengking beku di kakinya."Kalajengking salju," ucap Naga ketujuh."Cepat tangka
Ketua Asosiasi racun timur yang melihat Ling Li berhasil membuat pil racun melebihi ekspektasi nya tersenyum, bakat yang sangat langka bagaimanapun caranya dirinya harus menjadikan anak muda berbakat itu masuk ke dalam Asosiasinya.Teeeeeeeeeeeng.Lonceng pertanda babak kedua berakhir dibunyikan, satu persatu murid membawa pil masing-masing yang mereka buat ke depan untuk penilaian.Tujuh belas murid yang baru saja menunjukkan pil hasil buatan mereka terpaksa harus menelan rasa kecewa. Babak kedua dimenangkan oleh Ling Li yang membuat 3 macam pil tingkat tinggi, Mian Yin dan Dun Ai yang membuat pil tingkat tinggi yang sama maju ke babak akhir melawan Ling Li bersama karena mereka satu barisan."Selamat kepada 3 murid yang maju ke babak akhir, tanpa menunda waktu lagi langsung saja kita mulai babak yang terakhir," ucap Ketua Asosiasi racun bagian barat."Babak yang terakhir ini sangat mudah, Mian Yin dari perguruan Black racun dan Dun Ai dari perguruan racun mulia akan bekerja sama mem
Mian Yin dan Ketua Angim hanya diam sepanjang jalan sampai ke perguruan, Keduanya tidak tau harus berkata apa pada Ling Li yang sudah membantu memenangi kompetisi atas nama perguruan Black racun. Sampai di perguruan Ling Li bergegas mencari Ketua utama yang berada di ruangannya, sudah waktunya untuk Ketua utama menepati janji melepaskan Lulang.Bruuuuuuuuuuuuaaaaaaaaak.Dobrakan keras dari Ling Li menghancurkan pintu ruangan Ketua utama, Ling Li langsung masuk begitu saja dan menghampiri Ketua utama yang sedang menatapnya."Di mana Lulang," ucap Ling Li."Kenapa aku harus memberitahu mu di mana Elf itu," sahut Ketua utama."Jadi kamu ingin mengingkari janji," ucap Ling Li."Kalau iya memangnya apa yang bisa kamu lakukan," sahut Ketua utama yang sengaja ingin membuat Ling Li marah."Kalau itu mau mu aku tidak keberatan menghancurkan perguruan mu," ucap Ling Li yang langsung memutar badannya."Cukup Ketua jangan lagi mengujinya," sahut Ang yang berdiri di depan pintu bersama Lulang di s
Rasa takjub melihat Naga kedelapan yang hanya menggerakkan tangannya bisa membuat pohon tumbang membuat Ling Li tidak sabar ingin berlatih, selama ini dirinya hanya tau mengayunkan pedangnya ke arah musuh tanpa tau bahwa selain pedang masih banyak yang bisa digunakannya menjadi senjata seperti pedang."Apa yang harus aku lakukan sekarang?" tanya Ling Li."Yang harus kamu tau pedang bukan hanya sekedar senjata, pedang juga memiliki jiwa sama seperti manusia pada umumnya," ucap Naga kedelapan."Jadi apa menurutmu di dalam pedangku juga ada jiwanya?" tanya Ling Li."Aku tidak tau, karena hanya kamu yang bisa membangkitkan jiwa pedangmu karena dia sudah menyatu padamu," ucap Naga kedelapan.Ling Li menarik pedangnya dan menaruhnya di pangkuannya, Ling Li memperhatikan dengan teliti pedangnya sambil berpikir. Memang benar setelah dirinya mendapatkan 2 buku tentang pedang pedangnya bisa mengerti apa yang dipikirkannya, tidak hanya itu pedangnya bahkan tau apa yang seharusnya dilakukan tanpa
3 hari berlalu sejak Ling Lo berlatih menjadi ahli pedang, semua macam gaya berpedang yang diajarkan Naga kedelapan berhasil dikuasai Ling Li walau tidak mudah."Empat puasaran mata angin," ucap Ling Li sambil mengayunkan tangannya.Wheeeeeeeeeeessssssssssss.5 pohon tumbang setelah Ling Li mengayunkan tangannya, sempurna sudah pelatihan nya menjadi ahli pedang saat ini dirinya bisa menebas tanpa harus menggunakan pedangnya."Bagus, kamu hanya membutuhkan waktu 3 hari saja untuk menguasai semuanya, aku salut untuk itu," ucap Naga kedelapan."Lumayan sulit untukku karena tidak boleh ada keraguan sedikitpun, itu yang membuatku mengulang terus," sahut Ling Li."Tapi sekarang kamu sudah menjadi ahli pedang, kamu harus mencari lawan untuk menguji kemampuan mu," ucap Naga kedelapan."Pasti ada waktunya untuk itu, sebelum ke perguruan Legenda aku ingin ke Kota mencari bahan untuk membuat pil dan racun," sahut Ling Li sambil berdiri."Aku kira kamu sudah lupa," ucap Naga kedua."Tidak mungkin
Kereta kuda memasuki gerbang kerajaan dan berhenti di sebuah taman yang sangat besar. Pangeran Yang Hay yang baru turun dari kereta mempersilahkan Ling Li turun, Pangeran Yang Hay menjelaskan kalau saat ini Ling Li berada di gerbang timur Kerajaan Kuanda dan itu adalah tempat tinggalnya.Ling Li hanya menganggukkan kepalanya sambil memperhatikan sekelilingnya, dari kejauhan Ling Li melihat seorang wanita berpakaian pelayan terus memperhatikan ke arahnya dan Pangeran Yang Hay."Apa kamu yakin semua yang ada di tempat mu ini adalah orang mu," ucapan Ling Li mengejutkan Pangeran Yang Hay."Ini memang tempat tinggal ku, tapi semua urusan di sini ku serahkan dengan seseorang yang sangat aku percayai," sahut Pangeran Yang Hay."Aku hanya memberimu saran lebih baik kamu serahkan saja semua urusan tempat tinggalmu ini padanya, karena orang yang kamu percayai itu adalah mata-mata musuh terdekatmu," ucap Ling Li yang baru saja menunjuk pengawal Pangeran Yang Hay.Pangeran Yang Hay terdiam membi
Pangeran Yang Hay masih tidak percaya dengan permintaan Ling Li, kalau akhirnya seperti itu seharusnya dirinya berpikir dua kali untuk membawa Ling Li ke kerajaan Kuanda karena berhasil atau kalah tidaknya Ling Li sama-sama membuatnya kehilangan muka di depan Ayahnya."Pembuktian dimulai," teriak Yang Mulia Raja.Ling Li mengeluarkan beberapa bahan yang sudah dibelinya, satu persatu dimasukkan ke dalam dua tungku yang ada di depannya. Semua yang hadir masih menatap Ling Li sambil terus meneriaki Ling Li adalah seorang pembohong, mereka meminta Ling Li memyerah saja dan mengakui kalau dirinya benar-benar hanya membual.Berbeda dari yang lainnya Ketua Asosiasi racun bagian barat sudah tidak sabar ingin melihat hasil yang dibuat oleh Ling Li, Ketua Asosiasi racun barat bukan tidak percaya Ling Li bisa membuat keduanya hanya saja dirinya hanya pernah melihat Ling Li membuat racun dan belum pernah membuat pil obat, mungkinkah anak muda itu mampu membuat keduanya pikir Ketua Asosiasi racun
Ling Li menarik nafas panjang menatap ke anak tangga di depannya, setelah yakin sudah siap Ling Li melangkah naik ke anak tangga pertama. Breeeeeees. Di anak tangga pertama Ling Li merasa seperti disiram air yang cukup panas, Ling Li menatap ke tangannya yang masih baik-baik saja setelah tersiram air itu. "Ini baru anak tangga pertama," ucap Ling Li. Tap tap tap. Ling Li kembali melangkahkan kakinya menaiki anak tangga kedua, di tempatnya saat ini berdiri Ling Li merasa hawa panas mengelilinginya, hawa panas yang dirasakannya berbeda dari yang pernah dirasakannya selama ini. Sambil menahan hawa panas yang mengelilinginya Ling Li melangkah naik ke tangga ketiga, hawa panas seketika menghilang, dari bawah Ling Li tiba-tiba merasa kakinya kepanasan seperti menginjak bara api. Ling Li menundukkan kepalanya, setelah melihat kakinya menginjak bara api yang sangat panas Ling Li mengeluarkan unsur airnya menyiram bara api dibawahnya dan langsung naik ke anak tangga selanjutnya.
Sin yang terbang menuju tempat sebelumnya tiba-tiba terpikirkan sesuatu, Ling Li sangat terobsesi dengan menjadi kuat sepertinya ada tempat yang bisa membuatnya menjadi kuat selain menyerap inti monster. "Jika aku katakan ada tempat yang bisa membuatmu menjadi kuat apa kamu akan pergi ke sana?" tanya Sin. "Itu tentu saja," sahut Ling Li. "Kalau begitu aku akan membawamu ke sana ke tempat yang bisa membuatmu menjadi lebih kuat," ucap Sin. "Kenapa tidak mengatakannya dari awal, kalau begitu Cepat bawa aku ke sana," sahut Ling Li penuh semangat. Sin langsung terbang dengan kecepatan penuh selama beberapa hari, Setibanya di suatu tempat Sin bergegas turun ke bawah membuat Ling Li yang masih berada di atasnya terus memperhatikan menara di depannya. "Di menara itu terdapat menara surga dan neraka Aku sangat yakin di tempat itu Cocok untukmu," ucap Sin. "Kalau begitu aku tidak akan membuang waktu lagi," sahut Ling Li yang bergegas turun dari Sin dan Sin kembali masuk ke dalam lar
Sin yang melihat Ling Li berjalan menuju perkotaan bergegas ke luar dari dalam tubuhnya, Sin lupa memberitahu Ling Li satu hal inti hati monster sangat sulit di dapat orang biasa yang tidak mengetahui kelemahannya, jika Ling Li menyerapnya di kota pendekar dari beberapa penjuru pasti akan mendatanginya dan berusaha merebutnya Sin yang tiba-tiba ke luar mengejutkan Ling Li, tidak seperti biasanya jika ingin ke luar Sin akan bilang dulu padanya tapi sekarang Sin tiba-tiba saja ke luar dan berdiri di depannya. "Ada apa?" tanya Ling Li. "Cepat naik," ucap Sing membuat Ling Li semakin tidak mengerti. Ling Li langsung menaiki Sin tanpa banyak bertanya, baru saja Sin membawa Ling Li terbang dari beberapa arah Ketua dari berbagai perguruan mendatangi tempat Ling Li sebelumnya. "Ada apa? tidak biasanya kamu langsung ke luar begitu saja," ucap Ling Li. "Apa kamu tidak sadar beberapa orang sedang ke arahmu," sahut Sin. "Aku memang merasakan getaran, tapi aku tidak terpikir jika mer
"Apa kamu akan langsung berburu?" tanya Sin yang melihat Ling Li yang berulang kali menarik nafas panjang. "Tidak, aku masih harus singgah ke sebuah tempat," sahut Ling Li. "Tempat apa?" tanya Sin lagi. "Nanti juga kamu akan mengetahuinya," ucap Ling Li. Ling Li langsung terbang kembali menuju kediaman keluarga Li yang sudah di bakarnya. Ling Li berdiri di antara kuburan ayah pemilik tubuh dan bibi Cie, setelah mengucapkan beberapa kata Ling Li menundukkan kepala memberi penghormatan terakhir. "Ahhhhh, ternyata datang kemari," ucap Sin. Kali ini semua yang berkaitan dengan tubuh asli sudah terlepas olehnya, Ling Li merasa jauh lebih tenang seakan tubuh yang digunakannya saat ini benar-benar miliknya seutuhnya. "Haaaaaaah," Ling Li menghela nafas panjang sambil berjalan pergi, sekarang dirinya sudah bisa kembali ketujuan awalnya. "Jadi apa kamu akan pergi ke reruntuhan Arkas sekarang?" tanya Sin. "Tentu saja, bukankah itu tujuan awal kita," ucap Ling Li. "Setelah
Ling Li berjalan pergi meninggalkan rumah ibu tirinya yang penuh dengan genangan darah, satu tugasnya selesai Ling Li bergegas ke Pangeran Yan yang berada tidak jauh dari istana. "Bagaimana?" tanya Pangeran Yan pelan. "Selesai," ucap Ling Li sambil tersenyum puas. "Apa kita serang sekarang?" tanya Pangeran Yan lagi. "Pasukan yang kamu bawa kalau banyak dengan mereka, aku akan pergi ke barak prajurit setelah selesai aku akan bertelepati padamu," ucap Ling Li. "Baiklah, akan ku tunggu," sahut Pangeran Yan. Salah satu prajurit yang melihat Pangeran Yan selalu menuruti perkataan Ling Li memutuskan untuk bertanya, sebenarnya apa yang membuat Pangeran Yan selalu menurut pada Ling Li. "Kamu tidak akan tau, karena semua yang direncanakannya sudah pasti berhasil, aku sudah membuktikannya sendiri," ucapan Pangeran Yan membuat prajurit yang bertanya terdiam. Di tempat berbeda Ling Li yang mendatangi barak prajurit langsung mengeluarkan racunnya, Ling Li sengaja hanya menyebarkan racunnya
Ketua Along tersenyum tipis sambil bersiap menyerang Ling Li, Ketua Along meyakini dirinya memiliki pertahanan yang sangat kuat dan penyerangan yang sangat cepat, dirinya sangat yakin pria yang akan menjadi panglima perangnya tidak sehebat dirinya sendiri. Wheeeeeeeessssss. Ketua Along bergerak cepat menyerang Ling Li yang hanya diam, diamnya Ling Li menjadi kesempatan untuk Ketua Along menyerangnya bertubi-tubi. Serangan kaki tangan yang sudah dikerahkan Ketua Along sama sekali tidak membuat Ling Li merasa kesakitan, Ling Li sengaja hanya diam membiarkan Ketua Along menyerangnya agar merasa puas. Ini tidak mungkin, kenapa serangan ku tidak berpengaruh padanya, aku akan mencobanya sekali lagi," dalam hati Ketua Along. Buuuug, buuuuuug, buuuuuuug. Ketua Along terus menendang Ling Li tanpa henti, setelah merasa kelelahan sendiri Ketua Along menghentikan usahanya dan menatap Ling Li. "Apa sudah selesai?" tanya Ling Li. "Sekarang giliranku," ucap Ling Li dengan nada serius
Setelah berhasil menghentikan penyebaran racun Ling Li langsung mengambil pil mahkota Dewi miliknya, Ling Li menelankan pilnya ke Pangeran Yan dan kembali duduk di sebelahnya. Hanya beberapa menit racun di dalam tubuh Pangeran Yan perlahan menghilang, Ling Li yang melihat usahanya berhasil menghela nafas lega dan duduk bersandar. "Heeeeeh, setelah berburu monster bagaimana jika kamu membuka pengobatan saja dan menjadi tabib," ucap Sin. "Aku tidak berminat, lagipula mengobati orang membutuhkan kesabaran ekstra," sahut Ling Li. "Emmm, benar juga harusnya aku tau kalau kamu tidak memiliki kesabaran ya," ucap Sin. Ling Li yang duduk di samping Pangeran Yan Su melihat mata Pangeran Yan terbuka perlahan, Pangeran Yan yang habis bermimpi bertemu seseorang langsung menatap ke arah Ling Li tanpa berkedip. "Apa aku masih bermimpi," ucap Pangeran Yan. Plaaaaaaaaaak. "Bangun, sudah bukan waktunya tidur lagi," sahut Ling Li yang baru menepuk pundak Pangeran Yan. "Kamu? apa ini be
Sebelum membakar rumah keluarga Li Ling Li menemukan sebuah giok berlambang kerajan. Selain kelompok pembunuh bayaran darah merah salah satu anggota kerajaan pasti ikut andil dalam pembantaian keluarganya. "Kita mulai dari kelompok pembunuh bayaran darah merah dulu," ucap Ling Li. "Ahhhhh aku ingat, aku pernah mendengar markas pembunuh bayaran darah merah berada di bukit tengkorak," sahut Sin. "Apa kamu tau tempatnya?" tanya Ling Li. "Tentu saja," sahut Sin. "Bawa aku sekarang juga ke sana," ucap Ling Li yang langsung menaiki Sin. Sin mengepakkan sayapnya terbang menjauh meninggalkan rumah keluarga Li yang terbakar habis, Sin yang bisa merasakan hawa membunuh Ling Li sangat kuat memutuskan untuk tetap diam tanpa bertanya apa yang akan Ling Li lakukan setelah sampai di sana. Hanya membutuhkan waktu 1 jam bagi Sin untuk tiba di bukit tengkorak, Sin langsung menurunkan Ling Li dan menunjuk ke arah balik bukit tempat markas pembunuh bayaran darah merah berada. "Kamu ingin me
Dari kejauhan Wei Yan hanya bisa menatap ayahnya yang berjalan pergi, dari dalam lubuk hati Wei Yan merasa bersalah sudah berkata seperti itu pada ayahnya tapi penderitaan yang selama ini dirasakannya sendiri juga dari ayahnya, apakah salah yang sudah dilakukannya tadi pikir Wei Yan yang menangis dalam diamnya. Ling Li yang melihat Wei Yan menangis tanpa sadar langsung memeluknya, Ling Li berulang kali mengatakan pada Wei Yan kalau yang dilakukannya tadi sudah benar. "Ehem, sangat jarang melihat mu berinisiatif terlebih dulu," ucap Sin bertelepati. Ling Li bergegas melepaskan pelukannya, tepat setelah melepaskan pelukannya Wei Yan yang berhenti menangis membuat Ling Li merasa lega sendiri. "Terima kasih," ucap Wei Yan memalingkan wajahnya. "Untuk apa?" tanya Ling Li. "Karena kamu sudah membantu ku tadi, tidak hanya itu kamu juga bahkan sudah menyembuhkan wajahku, andai ada yang bisa kulakukan untuk berterima kasih padamu," ucap Wei Yan sambil menatap Ling Li. "Jangan pi