Bangunan kastil tersebut terbuat dari batu-batu besar yang tampaknya sudah berusia ribuan tahun, dengan goresan-goresan gelap yang menghiasi dindingnya. Di pintu gerbangnya terdapat ukiran-ukiran aneh yang menyala dengan cahaya ungu kebiruan, memberikan kesan bahwa kekuatan magis yang tak terkendali berkeliaran di dalamnya.
Di sekitar kastil, terdapat tanda-tanda keberadaan energi sihir yang kuat. Pepohonan di sekitarnya tumbuh dengan bentuk yang aneh dan tak teratur, daun-daun mereka bergetar seperti berbicara dengan angin yang berhembus. Cahaya kebiruan berkilauan di antara pepohonan, memberi kesan bahwa hutan itu sendiri hidup dan memiliki kekuatan magis yang menjaga kastil tersebut.
Dalam kastil itu, sang tirani duduk di singgasananya yang terbuat dari batu hitam yang dipenuhi dengan aura kegelapan. Mata sihirnya bersinar dengan cahaya merah yang menakutkan, memancarkan kekuatan yang tak terbatas. Di sekelilingnya, pasukan iblis berjaga dengan penuh kewaspadaan, siap untuk mempertahankan kastil dari siapa pun yang berani menantang kekuasaannya.
Pertempuran antara sang tirani dan pahlawan yang berani menghadapinya terjadi di aula besar kastil itu, di tengah-tengah lingkungan yang penuh dengan energi sihir yang menakutkan. Cahaya ungu dan merah menyala dari sihir yang terbang di udara, menciptakan suasana yang tegang dan menegangkan. Setiap langkah pahlawan diiringi oleh suara gemuruh yang menggetarkan dinding kastil, seakan-akan alam semesta sendiri ikut mengetahui pertarungan epik yang terjadi di dalamnya.
Seorang pahlawan di depan nya sedang berdiri untuk melawan sang tirani dan membawa dunia menuju kedamaian.
"Berdamai katamu ...!! kenapa aku harus percaya dengan omong kosong mu ...!" getak sang pahlawan.
"Sesekali kau bisa percaya dengan ku ..." ucap sang tirani.
"Kau tidak pantas mengatakan damai saat tangan mu sudah berlumuran darah manusia ...!!" ucap Pahlawan itu dengan mengunuskan pedangnya kedepan.
"Lalu jika pun kau mau bertarung hingga akhir, kau tidak akan bisa mengalahkan ku ..." ucap sang tirani.
"Jangan sombong, jangan remehkan kekuatan suci ...!!" getak pahlawan.
Sang Spirit Agung Luna serta salah satu Spirit Agung lain nya bersiap untuk melawan sang Raja Iblis itu dengan kekuatan mereka. Kemudian Raja Iblis itu memegang dahinya sambil tertawa kecil. Pahlawan itu geram dan mulai menguatkan dirinya untuk menebas kepala sang Tirani yang ada di depan nya itu.
"Sudah ku bilang ... tindakan kalian hanya sia sia ..." ucap sang Tirani, "Misalnya ..." lanjutnya.
Raja Iblis itu bergerak dengan kecepatan super hingga mata mereka tidak bisa melihat kecepatan nya. Tangan Raja Iblis itu menusuk dada sang pahlawan dan menembus hingga Inti Sihir nya ia cengkram.
"GHAA!!"
"Hanya sebatas ini kekuatan mu ...? aku adalah kebencian para manusia terdahulu ... selama kebencian itu ada, mau di bunuh berapa kali pun ... aku tetap akan bangkit seketika ..." ucap Raja Iblis itu.
"Bahkan manusia hanya begi-" ucap Raja Ibis yang kemudian dengan tiba tiba kepalanya tertebas dan terlempar hingga ke singgasana.
Setelah itu terlihat seorang gadis menggunakan pedang panjang nya yang tajam serta pakaian hitam dengan rambut terurai panjang berdiri di depan mereka setelah menebas kepala sang tirani saat itu. Dia perlahan berdiri dan menoleh kearah sang pahlawan serta menatap dengan tatapan tajam. Kemudian terdengar suara dari sekitaran singgasana yang membuat gadis itu berbalik dan menyempurnakan kuda kudanya.
"Hahaha ... sudah ku katakan ini hal yang sia sia ..." ucap orang misterius.
Dari singgasana muncul sebuah lengan lengan hitam yang menarik jasad sang tirani itu kedalam. Lalu muncul sosok tirani itu dari bawah dan mengguncang mereka, sungguh mereka terkejut dengan sejadi jadinya saat sang tirani itu kembali lagi.
"A- Apa ...!! dia ... bagaimana bisa ...?" kejut gadis itu.
"Pahlawan Rei Brirya tidak ... Kagami Rei ... dan Pahlawan Kasha ... senang bertemu dengan kalian ..." ucap sang Tirani.
Berbeda dengan sebelumnya, Aura ini benar benar sangat padat dan membuat beberapa iblis yang merasakan aura ini sampai mual mual dan bahkan pingsan. Kegelapan sejati dari sang Raja Iblis Tirani, keputusan yang salah bagi pahlawan untuk tidak menerima kesepakatan damai tersebut.
" ... "
" ... "
" ... "
Beberapa ribu tahun setelah itu di Era yang sudah Damai, Di Negeri Iblis Vurfield dimana semua sudah damai. Asahi nampaknya baru kembali dari akademi sihir. Kemudian dia mampir sebentar ke sebuah kedai makanan untuk makan siang. Dia secara kebetulan bertemu dengan adiknya yang sedang bersama rekan rekan satu tim nya namun dia tidak sadar kalau itu adiknya.
"Hei Adelia, itu bukan nya kakak mu ...?" ucap rekan nya.
"Hmm ...?" Adelia menengok dan terkejut melihat Asahi yang datang dan duduk di dekat Adelia.
Rumah makan itu ada sekat nya dan Adelia duduk bersebelahan dengan tempat duduk Asahi namun di sekat. Jadi Asahi tidak sadar kalau yang duduk di dekatnya itu Adiknya sendiri. Asahi pun memesan makanan dan memakan nya dengan cepat kemudian kembali. Adelia saat itu sangat gugup harus bagaimana jika bertemu dengan Asahi.
"..."
"..."
"Huuh ... untung saja tidak ketahuan ..." gumam Adelia.
Kemudian Adelia mengingat kejadian waktu lalu ketika dia, Asahi dan kedua orang tuanya sedang berkumpul di ruang makan. Mereka saling membicarakan prestasinya di akademi setelah di terima.
"Adelia ... kamu bagaimana sekolahnya ...?" ucap Izabella.
"Tentu baik ... tidak seperti makhluk setengah setengah itu yang selalu bermasalah ..." ucap Adelia sambil memejamkan mata dan dengan senyum lebar dan dada menonjol kedepan, menunjukkan sikap kepercayaan diri.
Semua terdiam seketika, hening tanpa suara sampai Izabella pun terdiam dan menatap Adelia dengan tatapan marah. Sampai kemudian Alfred memecah keheningan dengan menggebrak meja makan dengan kuat. Tau akan hal itu Asahi kemudian menggunakan sihir nya agar makanan nya tidak berhamburan. Karena gebrakan itu Adelia terkejut dan hampir jatuh dari kursinya.
"Apa yang sedang kamu katakan itu ...!!" getak Alfred.
"Ada apa ayah ...? aku hanya-" ujarnya yang kemudian di saut Alfred dengan kasar.
"Jangan panggil aku sebutan itu jika kamu masih menghina beliau ...!!" getak Alfred.
"Cepat minta maaf pada nya Adelia ...!" ucap lembut Izabella namun dia memendam amarah yang begitu besar.
Sambil menyandarkan dirinya, Asahi memindahkan keluarganya ke ruang tamu sebelum kembali makan malam, "Tenangkan dirimu Alfred, Izabella ... tidak perlu semarah itu ..." ucap Asahi dengan tenang.
"Tunjukkan kesopanan mu Makhluk setengah Spirit ...!!" getak Adelia.
Alfred geram dan dia hendak menghantam Adelia dengan sihirnya, "Mati kau Adelia ...!! Dunk Gel ...!!" teriak Alfred, namun seketika Asahi mengibaskan tangan nya dan menghancurkan serangan Alfred yang diarahkan kepada putrinya sendiri itu.
"Sudah ku bilang tenang ... aku tidak marah ..." ucap Asahi.
"Apa yang seben-" ucap Adelia di saut Asahi, "Diam dulu Adik kecil ..." ucap Asahi.
"Ma- maafkan Ayah ... tapi dia sudah menghina anda ...!!" ucap Alfred.
"Tolong maafkan dia, kami berjanji akan memberinya nasihat ..." ucap lembut Izabella.
"Spirit Leena, jika kamu mau marah silahkan saja ... tidak perlu menyembunyikan amarahmu segitunya ..." ujar Asahi.
Suasana tiba tiba tegang di sebuah keluarga, padahal sedang menikmati hidangan, namun karena satu ucapan anak tidak tahu diri malah menjadi malapetaka. Asahi pun mencoba menenangkan semua yang ada di ruangan itu termasuk para pelayan.
Asahi meminta para pelayan untuk menyiapkan sebuah pedang yang sangat tajam. Dia meminta Adelia menggunakan pedang itu untuk menusuknya. Saat mata pedang itu sampai ke dada Asahi, tiba tiba arah pedang itu berbalik ke penyerang.
Alhasil, yang seharusnya pedang itu tertancap ke dada Asahi, malah menembus dada Adelia. Dia terkejut karena terjadi sangat cepat, Adelia pun terbanting ke lantai dan meronta ronta kesakitan karena dadanya terhunus pedang. Asahi pun mencabut pedang itu dan mengembalikan keadaan Adelia kembali seperti semula.
"Dalet ..." seketika rasa sakit Adelia hilang dan seperti mimpi saja.
Benar, waktu di mundurkan sampai sebelum Adelia tertusuk pedang didada nya. Lalu Asahi menanyakan hal serupa seperti yang dia tanyakan pada Edelina, "Apa yang kamu lihat Adik ku ...?" ucap Asahi menatap dingin Adelia.
Adelia tidak percaya akan hal itu, namun dia seperti sedang di eksekusi dalam sebuah ruangan oleh algojo dan Asahi melihat nya di singgasana. Dia menatap Adelia dengan dingin dan ketidakpedulian tinggi kepadanya.
"Ini bohong kan ...? tiba tiba saja akarku mengingat masa lalu ..." ucap Adelia.
"Apa yang terlihat ...?" ucap Izabella.
"Ra- Raja Iblis Tirani ... aku melihat Raja Iblis Tirani ..." ucap Adelia, kemudian dia bersimpuh didepan Asahi dan meminta maaf atas perbuatan nya.
"Katakan siapa nama Raja Iblis itu ...?" ucap Asahi.
" ... "
" ... "
"Asahi Minobu ..."
Dan sebab itulah Adelia harus bagaimana jika bertemu Asahi di luar, dia ingin bersikap hormat namun Asahi melarangnya.
"Ingat saja, kau tidak di perbolehkan membeberkan siapa diriku sebenarnya ..." ucap Asahi kala itu.
"Lalu bagaimana jika kita ketemu ..." tanya Adelia kala itu.
"Umm ..."
" ... "
"Begini ... kamu bicara seperti biasa saja ... asalkan mereka tidak menyadari identitasku ..." ujarnya kala itu, "Tapi ... ini aneh, kenapa mereka tidak menyadari ku ...? apakah nama Asahi begitu asing di ingatan mereka ...?" gumam Asahi setelah itu.
Asahi nampaknya kebingungan di saat itu, kenapa orang orang tidak ada yang mengenal Asahi satupun. Dan apakah nama Asahi terlalu asing di ingatan mereka, atau memang karena Asahi bermarga Chrimson jadi mereka tidak mengira Asahi adalah leluhur mereka.
" ... "
" ... "
"Demon Lord Asahi ..." ucap seorang gadis di tempat yang jauh dari negara iblis.
Gadis itu memutarkan bilah pedang nya yang mengkilap itu hingga wajah dingin nya terlihat di bilah tajam itu. Mata nya menatap tajam kearah bilah itu, dengan wajahnya yang sudah di penuhi oleh luka luka akibat pertarungan.
Gadis itu berdiri tegak dengan dua pedang, pedang satu di pegang dan yang satu lagi di gunakan untuk menyangga tubuhnya yang penuh luka. Sinar bulan menerangi wajahnya yang penuh tekad saat dia melangkah maju ke arah sebuah goa gelap yang tersembunyi di antara pegunungan. Langkahnya mantap, seolah dia memiliki tujuan yang pasti di dalam goa itu.
Seketika, angin berhembus keras dan kabut tebal menyelimuti sekelilingnya, menciptakan suasana yang mencekam. Namun, gadis itu tidak gentar, bahkan semangatnya tampak semakin berkobar-kobar.
Keesokan paginya di akademi mulai pembelajaran tim dan para guru meminta untuk berlatih dengan tim nya sendiri. Namun karena Asahi hanya memiliki satu anggota tim, terpaksa dia harus melawan tim orang lain. Lalu Asahi menerima hal itu, dia harus melawan tim yang diketuai oleh pria yang menghadang Asahi di hari ujian.Dengan langkah mantap, Asahi berjalan menuju lapangan latihan. Dia tahu bahwa pertarungan ini akan menjadi tantangan yang menarik baginya, terutama setelah hari ujian yang menegangkan kemarin.Di lapangan, dia bertemu dengan pemimpin tim lawan yang menghadangnya saat ujian. Pria itu mendekat dengan langkah yang penuh kepercayaan diri, tatapannya penuh dengan kesombongan."Yo, makhluk setengah-setengah ... Pasti muak karena menjadi ketua kelompok tapi tidak ada satupun yang mau berada di timmu, bukan?" ejek pria itu, mencoba memancing emosi Asahi.Dengan tenang, Asahi menatapnya dengan ekspresi datar. Dia telah belajar untuk tidak terpengaruh oleh kata-kata orang lain, ter
Dua ribu tahun yang lalu di jaman kuno, sebuah literatur kuno mengatakan "Terdapat sebuah pedang yang mampu memotong kehendak Dewa, pedang penghancur batasan, pedang penghancur tatanan dunia." Pedang itu tidak di tempa oleh manusia atau iblis, namun pedang itu tercipta karena perjanjian dua makhluk dalam sebuah kelompok suci, Divine Party.Di masa damai, Asahi dan Guphie kala itu sedang di hadang oleh seseorang bernama Kasha dan Kael di sebuah hutan setelah ujian tim. Namun saat Kasha sedang menghadang Asahi, Kael mencoba untuk menahan Kasha agar tidak menyerang Asahi."Kael san, dia ini berbahaya ... ini penyebab dunia ini kacau ...!" bentak Kasha."Tunggu sebentar, jangan langsung bertindak tanpa bukti yang nyata ..." ujar Kael.Kasha menatap tajam Asahi, matanya memancarkan kebencian yang mendalam. "Aku tidak perlu bukti lagi, Kael. Dia adalah Demon Lord yang telah menyebabkan kehancuran di kerajaan kami."Asahi menyadari betapa seriusnya situasi ini. Meskipun dia tidak mengerti me
Dimalam yang sunyi dengan suara tetesan air di dedaunan dan beberapa rumah. Dimalam yang dingin dengan hembusan angin yang menggigil di badan. Malam yang gelap lagi sunyi, namun tidak dengan satu rumah ini. Kesunyian di pecahkan oleh seseorang yang sedang dalam masalah kecil. Dia terkuci di dalam kamar mandi yang saat itu dia ingin menghangatkan diri dari malam yang dingin.Suara langkah kian mendekati pintu kamar mandi, semakin lama suara langkah itu kian mengecil dan nampak menjauh. Asahi yang kala itu ingin mengontrol emosinya berusaha berpikir positif kalau itu hanya pelayan nya yang numpang lewat di depan.Namun, dia merasa ada yang menunggunya di belakang. Seperti sedang di perhatikan dari segala penjuru kamar mandi yang sempit itu. Tiba tiba tangan muncul dan merangkul Asahi, sontak dia membuat teriakan keras karena terkejut dan di barengi suara gadis."Whaaaa ...!!" teriak Asahi ketika sesuatu menyentuhnya di barengi suara gadis, "Kakak ayo mandi bareng ...!" suara gadis itu.K
Di malam itu kedua saudara akhirnya akur kembali dan sang adik memutuskan tidur bersama sang kakak ketika dia di minta. Tidak ada paksaan untuk ini, sang adik menerima dengan senang hati ajakan kakaknya. Namun di suatu ketika tepat tengah malam, Asahi tidak bisa tidur karena sensor nya merasakan adanya orang asing di sekitaran rumahnya.Dia bangun perlahan agar Adelia tidak terbangun, namun tangan Adelia tersenggol oleh Asahi yang membuatnya terbangun. Dia membuka matanya sedikit sedikit dan sambil mengucek matanya saat dia terbangun."Kakak belum tidur ...? ada apa ...?" ucap Adiknya dengan suara lembut karena masih mengantuk."Ah tidak perlu dipikirkan ... kamu lanjut tidur saja, kakak ingin ke kamar mandi ..." ucap Asahi."Begitu ya *hoaam ... kalau begitu ... selamat malam kak ..." ucapnya yang langsung lanjut tidur.Asahi pun berjalan dengan menyembunyikan suara langkahnya dengan sihir, kemudian keluar kamarnya dengan tanpa suara. Dia pun menuju ke ruang tamu yang kala itu ada ma
Dua ribu tahun yang lalu sebelum Raja Iblis melakukan tirani nya, dia membangun sekelompok iblis yang menjadi bawahan setianya. Para Iblis itu adalah kumpulan Raja Iblis dari Thirteen Great Demon Lord. Setelah mengamuk dan Raja Iblis pertama berhasil di tumbangkan, sisa nya memilih untuk menyerah dan tunduk kepad Raja Iblis Mutlak dengan sebutan, "Absolute Sovereign Demon King". Setiap bawahan setianya di beri nama sesuai urutan nya masing masing, Auriel sebagai Alpha lalu Asmodeus sebagai urutan kedua di beri nama belakang Chrimson, lalu Ubert sebagai urutan ketiga di beri nama belakang Vendoras. Azusa sebagai Delta dengan urutan ke empat, dan Nicholas yang ada di urutan ke lima di beri nama belakang Chrimson karena terlahir dari pasangan Asmodeus dengan istrinya. Lalu peringkat ke enam ada Chloe yang mana tidak jadi di bunuh oleh Raja Iblis karena dia sudah menyatakan menyerah sebelumnya. Chloe di beri nama Zeta oleh Raja Iblis untuk menghormati dia. Lalu Haru dan istrinya Mutsuki
Dua ribu tahun lalu, terdapat sebuah cerita seorang Raja Iblis yang di kenal kejam dan sangat mengerikan. Di sebut sebagai sang Tirani, dia telah memusnahkan banyak manusia, membakar hutan hutan dan banyak kejahatan lain.Tapi bagiku ... dia bukan orang yang seperti itu ...Wajah yang indah dan menawan, sosok pria idaman banyak gadis. Namun aku tidak tahu bagaimana caranya untuk menyampaikan perasaan ini ...Aku mengintip dari belakang pria tirani itu, ... Ahh punggung nya luar biasa, aku ingin mendekapnya dengan erat ..."Kamu ngapain di situ Edelina ...?" ucap Asahi yang tiba tiba ada di samping Edelina."Kyaah ...!" Edelina terkejut dan hampir jatuh ke belakang ketika melihat Asahi tiba-tiba muncul di sampingnya.Edelina benar benar terkejut setelah Asahi tiba tiba ada di sampingnya dan memergoki dia yang sedang ngintip di belakangnya. Mulai dari Asahi ingin mengembalikan lencana simbol itu, sampai Asahi datang dan melihat Asta dan Guphie mencari barang yang hilang. Edelina ada di
"Tak bisa dimaafkan ..." ucapnya dengan nada berat.Pria dengan jubah hitam serta memakai seperti topeng besi di wajahnya dengan membawa sabit raksasa itu tiba dengan merobek dimensi di dekatnya. Dia perlahan keluar dari lubang dimensi sambil membawa August yang sudah tak bernyawa."Itulah Dewa Penjaga Waktu, Zav Ziegel""Kau telah mempermainkan waktu ... siapa saja yang merusak alur waktu maka tidak bisa di maafkan ..." ucap nya sambil mengangkat August dilehernya dengan tangan kanan nya.Lalu secara tiba tiba, seluruh luka yang ada di tubuh August hilang dan sembuh seketika. Asta kebingungan karena itu, "Ah ... dia beregenerasi ...?" ucap Asta kebingungan."Tidak, dia memutar balik waktunya ..." balas Asahi."Akan ku berikan kekuatan Dewa Waktu ...!!" ucapnya sambil bersatu dengan August, "Habisi makhluk bernama Asahi Chrimson ...!!" getaknya.August pun bangun dari kematian nya karena Dewa Waktu itu, kemudian dia memandang Asahi dengan pandangan remeh. Dia memanas manasi Asahi agar
Tiba-tiba, sebuah kekuatan gelap mulai mengalir dari tubuh August. Dia mulai berubah menjadi sesuatu yang lebih mengerikan dari sebelumnya. Matanya memancarkan cahaya merah, dan aura kegelapan mengelilingi dirinya."Sekarang, kau akan merasakan kekuatanku yang sejati, Asahi!" bentak August dengan suara yang bergetar oleh kegilaannya.Dengan senyum kecil, Asahi mengatakan sesuatu. "Dasar orang bodoh ..."Kekuatan gelap itu terus mengalir dari tubuh August. Kemudian sabit itu berubah bentuk menjadi sesuatu yang berbeda. Dengan di tutupi cahaya merah, sabit itu berubah menjadi dua mata sabit. Namun pisaunya nampak mengecil dan nampak seperti sabit kecil namun ujung nya panjang. Jika di lihat juga itu nampak seperti Twinblade."Lihatlah, waktu juga berhenti ... jadi apapun yang kau lakukan akan sia sia saja ..." ucap August dengan angkuh."Siapa ...? mereka berdua adalah bawahan ku yang baik ..." ucap Asahi dengan tenang."Kau masih mengira dirimu itu Raja Iblis kah dasar Leluhur bodoh ...