"Tolong maafkan hamba Paduka Yang Mulia Raja Iblis Agung, Asahi Minobu-sama ..." ucap August."Ada apa ...? darimana kamu terakhir mengingatnya ...?" ucap Asahi.Asahi menatap August dengan tatapan tajam, perlahan August mengangkat wajahnya dan meneteskan air matanya. Setelah itu dia merunduk di depan Asahi sambil memeluk kakinya dan menangis."Maafkan bawahan mu yang bodoh ini ... aku bisa bisanya melupakan pahlawan yang telah menyelamatkan ku ... tolong sebagai ganti permintaan maaf, kepala ini siap untuk anda penggal kapan pun yang anda mau ..." ucapnya."Hentikan August, selain di hadapan ku ... kamu juga di depan para Dewi pendukung kita ..." ucap Asahi."Saya benar benar mohon maaf sebesar besarnya, bisa bisanya saya mengacungkan senjata kepada sosok yang paling saya hormati ..." ucap AugustAsahi pun menekuk kakinya dan duduk di depan August yang masih merunduk di depan Asahi. Dia menghibur August dengan menepuk pundaknya, "Sudahlah, aku telah memaafkan kesalahan mu ... bisa j
Suatu pagi damai yang cerah di Kerajaan Vurfield, sebuah akademi berdiri untuk mengenalkan para siswa untuk mengejar mimpi mereka menjadi Raja Iblis Sejati. Namun di pagi yang damai itu di pecahkan dengan suara jeritan seorang siswi di ruangan guru."WAAAA ...!!" teriak siswi tersebut.Seorang wanita berambut putih berlari ke sumber suara dan dia itu sadar kalau sumber suara itu berasal dari kantor atasan nya, Auriel. Dia berlari dan membuka pintu dengan keras karena ada teriakan disana. Namun saat di lihat benar saja ada siswi yang datang dan Auriel yang sedang duduk mematung sambil menatap siswi itu dengan tajam."Nona Auriel sudah di bilangin jangan suka menatap orang dengan tajam begitu ..." ucap wanita berambut putih itu."Tapi kau tahu, pose ini keren seperti raja iblis bukan ...?" balas Auriel."Nona Auriel ...!!" getak wanita itu."Ah kau ini terlalu serius Azusa ... tidak mudah dapat pasangan jika kau begitu terus loh ..." ucap Auriel, "Nona Auriel ...!!" getak Azusa."Jadi k
Setelah seharian di latih keras oleh Auriel, Asta dan Guphie merasa sangat kelelahan. Mereka tidak seperti Asahi yang tumbuh dengan tubuh tanpa konsep stamina, dengan kata lain dia tidak bisa merasa lelah. Kemudian Auriel mendatangi Asta dan Guphie,"Lemah ... fisik kalian berdua tidak cocok untuk masuk turnamen ... kenapa bisa kalian terpilih oleh tua bangka itu ...?" ketus Auriel."Sudahlah mereka kan memang bereinkarnasi dengan tubuh iblis biasa ..." ucap Asahi yang berjalan kearah mereka."Akan lebih baik jika Asahi saja yang ikut turnamen ..." ucap Auriel.Saat ingin membalasnya Asahi tiba tiba menoleh ke belakang, seperti ada yang sedang mengintip mereka dari luar. Auriel juga terkejut ketika Asahi tiba tiba menoleh ke belakang saat ingin mengatakan sesuatu."Siapa di sana ...! kau tidak sopan jika bersembunyi di saat ada Iblis Kuno Nona Auriel ada di sini ... keluarlah ...!!" ucap tegas Asahi yang menggetarkan Auriel seketika itu."A- aku ... aku ... Oh my ... dia keren banget
Di tengah keramaian itu Asahi menengok kanan kiri dan melihat ada gadis yang dia kenal sebelumnya. Dia menyebut dirinya Kasha, tapi kenapa dia bisa lolos tes masuk nya padahal dia ini adalah Manusia bukanlah Iblis."Semoga aku tidak dilihatnya ..." ucap Asahi yang membuang mukanya agar tidak berkontak mata dengan gadis itu.Disaat Asahi memalingkan pandangan, gadis itu menoleh kearah Asahi. Walaupun cukup jauh tapi Asahi merasa sedang di tatap oleh gadis itu dengan tatapan dingin. Asahi gemetaran, bukan karena takut. Akan tetapi Asahi tidak ingin konflik dengan orang itu lagi."Di- dia melirikku ..." gumam Asahi gemetaran.Asahi berusaha mengendalikan dirinya, menarik napas dalam-dalam dan berusaha untuk tetap tenang. Namun, pikirannya terus berputar, mengingat pertemuan terakhir mereka yang tidak menyenangkan. Kasha, gadis yang selalu tampak misterius dan penuh teka-teki, memiliki aura yang membuat orang di sekitarnya merasa tidak nyaman. Meskipun dia manusia, dia memiliki kekuatan y
Setelah sekian lama menanti dengan penuh antusias, akhirnya babak semifinal yang ditunggu-tunggu dimulai. Hanya segelintir peserta yang berhasil melangkah sejauh ini, membuktikan kemampuan dan ketangguhan mereka dalam setiap tantangan yang dihadapi. Nama-nama yang kini bersinar di panggung semifinal adalah Asahi, Guphie, Asta, dan Lisa. Masing-masing dari mereka telah melewati rintangan yang luar biasa, menunjukkan bakat dan determinasi yang mengesankan.Kini, mereka akan bertarung satu lawan satu, mempertaruhkan segalanya untuk mendapatkan tiket emas menuju babak final. Setiap langkah, setiap keputusan, dan setiap gerakan akan menentukan nasib mereka dalam kompetisi ini. Siapakah yang akan bertahan dan melangkah ke final? Saksikanlah pertarungan epik ini, di mana hanya yang terbaik dari yang terbaik yang akan keluar sebagai pemenang. Babak semifinal telah dimulai, dan perjalanan menuju kejayaan semakin mendekati puncaknya.Setelah sekian lama menanti dengan penuh antusias, akhirnya b
Babak yang telah lama dinanti-nanti, babak final, akhirnya dimulai. Sorakan penonton menggema di seluruh arena, menciptakan gelombang semangat yang tak tertahankan. Setelah melewati berbagai rintangan dan pertarungan sengit dalam turnamen ini, Asahi berhasil mencapai final. Kini, ia berdiri di tengah arena, siap untuk menghadapi lawan terkuatnya, Luna. Detik-detik menjelang pertandingan terasa seperti waktu berhenti, dengan udara yang dipenuhi antisipasi dan energi yang membara. Ini adalah momen yang akan menentukan segalanya.Tiba-tiba, suara komentator memecahkan keheningan dan ketegangan yang menyelimuti arena pertarungan. "Apa kalian sudah siap menantikan pertarungan terkuat ini ...!!" teriak sang komentator, suaranya menggema di setiap sudut arena. Sorakan penonton pun pecah, mengguncang seluruh penjuru arena dengan gelombang antusiasme dan semangat yang luar biasa. Suasana mendidih dengan adrenalin, semua mata tertuju pada dua sosok di tengah arena—Asahi dan Luna—yang kini siap
"Pemandangan yang luar biasa di mana sang tirani kini sudah kehilangan taringnya sejak bereinkarnasi..." ucap Asmodeus dengan angkuh, suaranya menggema di seluruh dimensi gelap ini.Asahi dan Luna berdiri di tengah medan pertempuran yang suram, dikelilingi oleh makhluk-makhluk mengerikan yang diciptakan oleh kekuatan gelap Asmodeus. Tanah di sekitar mereka retak dan berlubang, memancarkan uap panas yang beracun. Di kejauhan, terdengar geraman dan raungan para monster yang haus darah."Asahi, hati-hati!" teriak Luna, mengayunkan Nocturne untuk menangkis serangan seekor monster berkepala tiga yang melompat ke arahnya.Asahi berputar cepat, menebas salah satu makhluk yang mendekat dengan pedangnya, Hikari. Cahaya dari pedangnya memancar, menerangi kegelapan sejenak
Di sebuah tempat yang sunyi, tampak seorang terombang-ambing di sesuatu yang tidak dikenali. Dia berputar-putar dan seperti melayang pada sesuatu. Tempatnya gelap dan tidak ada titik cahaya sedikit pun. Terkadang beberapa suara terdengar memenuhi kepala orang itu hingga dia tidak kuat menahan suara itu."Tolong... ada siapa di sana?" teriaknya dengan suara gemetar, mencoba melawan rasa takut yang semakin mencekam. Suara-suara di kepalanya semakin keras, seperti ribuan bisikan yang menggema tanpa henti."Tolong!" teriaknya sekali lagi, kali ini dengan nada putus asa.Tiba-tiba, suara lain yang lebih jelas terdengar, "Pedang penghancur Astaroth telah menghabisi iblis dan dewa waktu ..."Dia berusaha mencari sumber suara itu, namun hanya kegelapan yang menyambut pandangannya. "Siapa kamu? Di mana aku?"Suara itu menjawab, "Berbahagialah menjadi debu yang berterbangan ... kau telah melawan orang yang bahkan bisa menghabisimu dalam sekejap ..."Orang itu terperanjat di sebuah arena yang sa
Di kerajaan Vurfield, terdapat sebuah akademi yang mana memiliki tujuan untuk meluluskan calon calon penerus sang Leluhur Iblis. Vurfield Magical Academy didirikan oleh beberapa petinggi Raja Iblis yang ingin mencari tahu bakat dan potensi setiap siswa yang ada di kerajaan tersebut untuk mencari calon calon penerus sang leluhur.Di tempat lain pada pagi hari yang cerah, ada seorang remaja yang terbangun dari tidurnya. Seorang putra bangsawan yang mana keluarga nya memiliki karisma dan mereka di percayakan sekelompok pasukan untuk menjaga kedamaian kerajaan. Namun tetap saja, bangsawan akan bekerja sebagai bangsawan. Mereka yang berdarah campuran akan di diskriminasi karena menentang sang leluhur yang murni darah iblis."Selamat pagi Tuan Asahi ..." ucap seorang pelayan di depan sebuah pintu besar."Se- selamat pagi ..." ucap Asahi dengan sopan.Pelayan tersebut terkejut ketika Asahi menundukkan kepalanya ketika di sapa olehnya. Padahal biasanya Asahi ini orang yang paling keras setela
Semua terdiam dan terpaku pada Rei yang telah menebas punggung Asahi, Kasha yang tidak tahu apa yang harus dia lakukan hanya diam terkejut tak bisa bergerak sama saekali. Bilah pedang Rei masih berlumuran cairan merah. Asahi matanya terbelalak dan seketika itu intinya terbelah dua.Waktu nampak lebih lambat dari sebelumnya, "Bilah pemutus aliran waktu ... pedang khusus yang di berikan oleh Schutz der Zeit ..." ucap Rei dengan dingin setelah menebas Asahi.Seketika itu juga, inti Asahi terbelah lagi menjadi empat bagian. "Bilah ini bisa menebas hingga inti orang tersebut, bisa memotong takdir dan banyak lagi ... kini takdir mu sebagai Raja Iblis telah terpotong ..." ucap Rei.Kemudian inti Asahi terbelah menjadi 6 bagian dan kemudian Rei menambahkan lagi, "Ini demi dunia, jika kamu mengetahuinya ... maka akan selesai sudah ..." ucap Rei dan seketika itu mata Asahi mulai meredup dan tubuhnya melemas."Maafkan aku Asahi, tapi kau akan tahu semuanya jika ingatan nya kembali seutuhnya ...
Hari-hari berlalu, dan Kasha berusaha menjalani hidupnya dengan penuh semangat. Ia berusaha menikmati setiap momen bersama teman-temannya, meskipun di dalam hatinya ada kegelisahan yang terus mengintai. Suatu hari, mereka semua memutuskan untuk pergi ke desa terdekat untuk berbelanja persediaan. Desa itu penuh dengan kehidupan, dengan anak-anak yang bermain dan orang-orang yang sibuk dengan kegiatan sehari-hari mereka.Di tengah keramaian itu, Kasha merasa ada sesuatu yang familiar. Ia melihat seorang wanita muda dengan rambut putih serta telinga panjang yang duduk di sudut pasar, menjual ramuan-ramuan herbal. Wanita itu menatap Kasha dengan tatapan yang tajam dan penuh arti. Kasha merasa seolah-olah ia mengenal wanita itu dari suatu tempat, namun ia tidak bisa mengingatnya.Ketika mereka melewati wanita itu, wanita tersebut memanggil nama Kasha dengan suara yang lembut namun penuh dengan kekuatan. "Kasha, anakku. Kau kembali."Kasha terkejut dan menghentikan langkahnya. Ia menoleh d
Setelah pertarungan itu selesai, Rei berdiri di tengah-tengah reruntuhan, memandangi langit yang mulai cerah. Cahaya matahari yang lembut menyentuh wajahnya, namun di matanya ada bayangan kesedihan yang dalam."Asahi," panggil Rei dengan suara pelan, hampir seperti bisikan. "Bisakah kau menghidupkan kembali Kasha?"Asahi yang berada beberapa langkah di belakangnya terdiam sejenak. Permintaan itu bukanlah hal yang ringan. Menghidupkan kembali seseorang memerlukan kekuatan yang luar biasa dan bisa menimbulkan dampak yang tak terduga. Namun, melihat ketulusan di mata sahabatnya, Asahi tidak bisa menolak. "Baiklah," jawab Asahi dengan nada tegas. "Aku akan melakukannya."Sementara itu, Celia yang kini sudah bebas dari kendali Kasha, berjalan mendekat. Dengan senyum tipis, ia berkata, "Aku akan membantumu, Tuan Asahi. Kita bisa membuat tubuh baru untuk Kasha."Mereka bertiga kemudian mulai bekerja, mengumpulkan bahan-bahan dan kekuatan yang diperlukan. Namun, proses ini tidaklah mudah. Se
Pancaran sihir yang luar biasa terpancar dari gadis itu, dia menjadi sosok yang belum pernah di duga oleh para makhluk di sekitar sana. Dia berubah menjadi seorang wanita dewasa dengan tubuh elok dan dengan armor emas berkilau serta sebuah halo di kepalanya. Dia juga memiliki dua sayap yang sangat bersih, tubuh nya bersinar dan luapan energi sihir nya luar biasa sampai beberapa orang pingsan saat merasakan energinya."Ka- Kasha ..." ucap Rei."Sungguh di sayangkan ... tanpa Asuka Kujo, dirimu hanyalah iblis kotor yang tidak berguna ..." ucap Kasha."kau ... hanya demi memusnahkan iblis, meninggalkan sisi kemanusiaan dan berubah menjadi sihir ...?!" ucap Rei."Dasar bodoh ... ini adalah sihir penghakiman ... semua iblis harus di hancurkan ..." ucap Kasha.Kasha pun mengangkat tangannya, kemudian dia mengaktifkan ribuan lingkaran sihir yang bersinar terang. Sambil merapalkan mantra, Kasha menatap musuh-musuhnya dengan kebencian yang mendalam. "Kalian akan melihat kehancuran yang akan me
Rei dengan tatapan benci itu pun kemudian mengubah tatapannya menjadi tatapan sedih. Kenangan masa lalu bersama Asahi berkelebat di benaknya. Dulu, mereka adalah teman baik yang selalu berjuang bersama, berbagi tawa dan mimpi. Namun, jalan hidup mereka berbelok tajam, membawa mereka ke arah yang berlawanan."Asahi...," bisik Rei pelan, hampir tidak terdengar di tengah medan pertempuran yang sunyi. Tetapi Asahi tidak menunjukkan tanda-tanda lembut sedikit pun. Dia sudah terlalu jauh tenggelam dalam kegelapan."Bersiaplah, Rei. Kau akan kuhabisi hari ini juga...!!" ucap Asahi dengan suara dingin dan tajam. Energi hitam berputar-putar di sekelilingnya, memancar dari tubuhnya seperti kabut yang menakutkan. Tatapan mata Asahi penuh dengan kebencian dan tekad untuk mengakhiri semuanya di sini dan sekarang.
Di bawah langit senja yang memancarkan cahaya keemasan, Asahi berdiri tegak di hadapan Rei dan Asuka. Wajahnya tetap tenang, tatapan matanya seakan menembus dua orang itu yang kini bersiap dalam posisi bertarung. Angin lembut yang berhembus mengangkat rambut mereka, menciptakan pemandangan dramatis yang seolah diambil dari adegan klimaks sebuah film aksi."Asahi, mari kita selesaikan pertarungan kita ..." ucap Rei dengan nada tajam, matanya menyipit penuh kecurigaan. Dia melangkah maju sedikit, otot-ototnya tegang, siap untuk melancarkan serangan kapan saja.Asuka, di sisi lain, tetap diam namun matanya tidak pernah lepas dari Asahi. Meskipun ekspresinya tetap datar, ada kilatan yang sulit diterjemahkan di balik mata birunya. Seolah-olah dia mencoba membaca setiap gerakan dan niat Asahi.Asahi menarik napas dalam-dalam, merasakan tekanan situasi yang semakin memuncak. "Kau benar ... pertarungan kita belum selesai ..." jawabnya dengan suara tenang namun tegas. "Sebelum itu, aku tidak i
Kemudian di suatu tempat, di dekat Demon Castle Vurfield, terdapat aura aneh yang terpancar di sekitar sana. Aura itu begitu mengintimidasi dan bahkan monster di sekitarnya tidak ingin mendekati wilayah itu. Kemudian di tengah aura itu, terdapat seseorang yang berjalan di tengah tengah aura kekacauan itu.Langkahnya mantap, namun terhenti ketika ada seseorang yang muncul di belakangnya. Dia menoleh dengan mantap ke orang itu. Pria itu menatap dengan tatapan marah, walaupun dengan mengenakan topeng, wajahnya bisa tertebak.Orang yang muncul di belakangnya adalah seorang pria tinggi dengan rambut hitam panjang yang diikat di belakang. Dia mengenakan jubah hitam yang panjang dengan hiasan perak yang berkilauan di bawah sinar bulan. Mata birunya berkilau tajam di balik topeng yang menutupi sebagian wajahnya, namun emosi yang terpancar dari tatapannya sangat jelas. Pria itu adalah seseorang yang sudah lama dikenal oleh sang pejalan kaki."Akhirnya, kita bertemu lagi," kata pria itu dengan
Orang itu menatap tajam kearah Asahi sambil menyeringai dan menggenggam pedang di tangan kanan nya. Sedangkan di belakang nya muncul dua orang yang tidak di kenali, nampaknya mereka adalah bawahan orang itu."Siapa kamu ... Kuizinkan untuk menyebutkan namamu ..." ucap Asahi."Aku adalah Asahi Yamato ... Raja Iblis tirani yang akan menghancurkan semuanya ...!" ucap orang itu."Mau sampai kapan kamu menggunakan nama palsu itu ...!!" ucap Asahi sambl mengeluarkan Hellenfeuer.Orang itu pun menggeram, "Dasar orang bodoh ..." ucapnya sambil menebas serangan Asahi hingga hancur dan itu adalah celah bagi Asuka untuk kabur.Setelah serangan Asahi hancur, kemudian dia pergi bersama kedua bawahan nya sekaligus mengancam Asahi. "Aku akan mengakhiri ini ... iblis biasa sepertimu lebih baik diam dan menonton ... kami akan habisi semuanya .." ucapnya sebelum dia benar benar pergi."Dia ikutan kabur ya ... yasudahlah ..." gumam Asahi.Kemudian setelah itu, di sebuah istana megah yang terletak di pun