Di tengah keramaian itu Asahi menengok kanan kiri dan melihat ada gadis yang dia kenal sebelumnya. Dia menyebut dirinya Kasha, tapi kenapa dia bisa lolos tes masuk nya padahal dia ini adalah Manusia bukanlah Iblis."Semoga aku tidak dilihatnya ..." ucap Asahi yang membuang mukanya agar tidak berkontak mata dengan gadis itu.Disaat Asahi memalingkan pandangan, gadis itu menoleh kearah Asahi. Walaupun cukup jauh tapi Asahi merasa sedang di tatap oleh gadis itu dengan tatapan dingin. Asahi gemetaran, bukan karena takut. Akan tetapi Asahi tidak ingin konflik dengan orang itu lagi."Di- dia melirikku ..." gumam Asahi gemetaran.Asahi berusaha mengendalikan dirinya, menarik napas dalam-dalam dan berusaha untuk tetap tenang. Namun, pikirannya terus berputar, mengingat pertemuan terakhir mereka yang tidak menyenangkan. Kasha, gadis yang selalu tampak misterius dan penuh teka-teki, memiliki aura yang membuat orang di sekitarnya merasa tidak nyaman. Meskipun dia manusia, dia memiliki kekuatan y
Setelah sekian lama menanti dengan penuh antusias, akhirnya babak semifinal yang ditunggu-tunggu dimulai. Hanya segelintir peserta yang berhasil melangkah sejauh ini, membuktikan kemampuan dan ketangguhan mereka dalam setiap tantangan yang dihadapi. Nama-nama yang kini bersinar di panggung semifinal adalah Asahi, Guphie, Asta, dan Lisa. Masing-masing dari mereka telah melewati rintangan yang luar biasa, menunjukkan bakat dan determinasi yang mengesankan.Kini, mereka akan bertarung satu lawan satu, mempertaruhkan segalanya untuk mendapatkan tiket emas menuju babak final. Setiap langkah, setiap keputusan, dan setiap gerakan akan menentukan nasib mereka dalam kompetisi ini. Siapakah yang akan bertahan dan melangkah ke final? Saksikanlah pertarungan epik ini, di mana hanya yang terbaik dari yang terbaik yang akan keluar sebagai pemenang. Babak semifinal telah dimulai, dan perjalanan menuju kejayaan semakin mendekati puncaknya.Setelah sekian lama menanti dengan penuh antusias, akhirnya b
Babak yang telah lama dinanti-nanti, babak final, akhirnya dimulai. Sorakan penonton menggema di seluruh arena, menciptakan gelombang semangat yang tak tertahankan. Setelah melewati berbagai rintangan dan pertarungan sengit dalam turnamen ini, Asahi berhasil mencapai final. Kini, ia berdiri di tengah arena, siap untuk menghadapi lawan terkuatnya, Luna. Detik-detik menjelang pertandingan terasa seperti waktu berhenti, dengan udara yang dipenuhi antisipasi dan energi yang membara. Ini adalah momen yang akan menentukan segalanya.Tiba-tiba, suara komentator memecahkan keheningan dan ketegangan yang menyelimuti arena pertarungan. "Apa kalian sudah siap menantikan pertarungan terkuat ini ...!!" teriak sang komentator, suaranya menggema di setiap sudut arena. Sorakan penonton pun pecah, mengguncang seluruh penjuru arena dengan gelombang antusiasme dan semangat yang luar biasa. Suasana mendidih dengan adrenalin, semua mata tertuju pada dua sosok di tengah arena—Asahi dan Luna—yang kini siap
"Pemandangan yang luar biasa di mana sang tirani kini sudah kehilangan taringnya sejak bereinkarnasi..." ucap Asmodeus dengan angkuh, suaranya menggema di seluruh dimensi gelap ini.Asahi dan Luna berdiri di tengah medan pertempuran yang suram, dikelilingi oleh makhluk-makhluk mengerikan yang diciptakan oleh kekuatan gelap Asmodeus. Tanah di sekitar mereka retak dan berlubang, memancarkan uap panas yang beracun. Di kejauhan, terdengar geraman dan raungan para monster yang haus darah."Asahi, hati-hati!" teriak Luna, mengayunkan Nocturne untuk menangkis serangan seekor monster berkepala tiga yang melompat ke arahnya.Asahi berputar cepat, menebas salah satu makhluk yang mendekat dengan pedangnya, Hikari. Cahaya dari pedangnya memancar, menerangi kegelapan sejenak
Di sebuah tempat yang sunyi, tampak seorang terombang-ambing di sesuatu yang tidak dikenali. Dia berputar-putar dan seperti melayang pada sesuatu. Tempatnya gelap dan tidak ada titik cahaya sedikit pun. Terkadang beberapa suara terdengar memenuhi kepala orang itu hingga dia tidak kuat menahan suara itu."Tolong... ada siapa di sana?" teriaknya dengan suara gemetar, mencoba melawan rasa takut yang semakin mencekam. Suara-suara di kepalanya semakin keras, seperti ribuan bisikan yang menggema tanpa henti."Tolong!" teriaknya sekali lagi, kali ini dengan nada putus asa.Tiba-tiba, suara lain yang lebih jelas terdengar, "Pedang penghancur Astaroth telah menghabisi iblis dan dewa waktu ..."Dia berusaha mencari sumber suara itu, namun hanya kegelapan yang menyambut pandangannya. "Siapa kamu? Di mana aku?"Suara itu menjawab, "Berbahagialah menjadi debu yang berterbangan ... kau telah melawan orang yang bahkan bisa menghabisimu dalam sekejap ..."Orang itu terperanjat di sebuah arena yang sa
--- [Mythical Era] ---Di sebuah manuskrip kuno tertulis, "Ada sebuah pedang yang khusus di tempa untuk membunuh para iblis ... pedang yang di berkati para dewa, pedang yang dapat menghancurkan segala kerusakan dan mengubahnya ... pedang yang dapat memotong takdir ... pedang itu bernama ..."--- [Present Day] ---Di akademi Asahi berdiskusi dengan teman satu timnya dan di tambah Luna sebagai anggota baru tim Asahi. Mereka duduk bersebelahan di taman dengan menggelar tikar bersama dengan siswa siswi biasa. Banyak bisik bisik tapi mereka tidak menghiraukan nya, mereka tetap berdiskusi bersama walaupun ada yang tak suka.Asahi mengeluarkan catatan kecil dari sakunya dan mulai membuka lembaran-lembaran yang penuh dengan catatan strategis. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum memulai pembicaraan."Baiklah, teman-teman, kita punya dua pekan lagi sebelum ujian tim," katanya sambil melirik ke arah Luna, anggota baru mereka. "Ujian ini bukan hanya soal kekuatan individu, tapi juga tentang kerj
Di sebuah hutan yang lebat dan penuh misteri, Asahi, Luna, Asta, dan Guphie sedang menjalani latihan terakhir mereka sebelum pertukaran dan ujian tim yang akan segera dimulai. Cahaya matahari yang menembus melalui celah-celah dedaunan menciptakan pola-pola bayangan yang bergerak-gerak di tanah. Aroma tanah basah dan dedaunan segar mengisi udara, memberikan energi tambahan bagi keempat sahabat ini.BLAM!! Asta di pentalkan Asahi sekali lagi dengan cukup keras, "Waaa ...!!" teriak Asta yang kala itu dia terpental cukup jauh."Dia benar benar tidak main main ya ..." ucap Luna."Setidaknya dia tidak terbunuh ..." ucap Guphie, "Kalau begitu ini giliran kita yang beraksi, Luna ..." lanjut Guphie dengan semangat."Ada apa Asta ... seharusnya Dewi perusak tidak selemah itu kan ..." teriak Asahi.Asta bangun dari tumpukan tanah yang mengubur dirinya, tubuhnya gemetar karena amarah dan rasa sakit. "Dasar... jika kekuatanku tidak kamu ambil... aku akan mengalahkanmu dengan mudah, dasar..."Tiba-
Saat malam tiba, mereka makan malam bersama. Makanan yang disajikan adalah kombinasi dari masakan manusia dan masakan iblis, mencerminkan perpaduan budaya mereka. Setelah makan malam, mereka duduk di balkon, menikmati pemandangan malam yang menakjubkan dari Negara Iblis.Adelina selalu sangat mesra dengan kakaknya, dan kebiasaan mereka tidur bersama membuatnya merasa nyaman. Namun, malam itu, sesuatu berubah.Ketika mereka hendak tidur, Asahi menatap adiknya dengan serius. "Adelina, kamu sudah besar. Jangan tidur bareng lagi, ya," katanya dengan tegas. Adelina terkejut, tetapi dia tahu bahwa Asahi benar."Aku mengerti, Kak," jawabnya pelan, meski sedikit sedih. Mereka berdua tersenyum dan memeluk satu sama lain sebelum berpisah ke kamar masing-masing.Asahi merasa aneh dan sedikit bersalah melihat wajah sedih Adelina, tapi dia tahu ini adalah langkah yang benar. Mereka berdua kini siap menghadapi hari baru dengan kedewasaan dan cinta yang lebih dalam."Dasar ..." ucap Asahi.Setelah i