"Pemandangan yang luar biasa di mana sang tirani kini sudah kehilangan taringnya sejak bereinkarnasi..." ucap Asmodeus dengan angkuh, suaranya menggema di seluruh dimensi gelap ini.
Asahi dan Luna berdiri di tengah medan pertempuran yang suram, dikelilingi oleh makhluk-makhluk mengerikan yang diciptakan oleh kekuatan gelap Asmodeus. Tanah di sekitar mereka retak dan berlubang, memancarkan uap panas yang beracun. Di kejauhan, terdengar geraman dan raungan para monster yang haus darah.
"Asahi, hati-hati!" teriak Luna, mengayunkan Nocturne untuk menangkis serangan seekor monster berkepala tiga yang melompat ke arahnya.
Asahi berputar cepat, menebas salah satu makhluk yang mendekat dengan pedangnya, Hikari. Cahaya dari pedangnya memancar, menerangi kegelapan sejenak
Di sebuah tempat yang sunyi, tampak seorang terombang-ambing di sesuatu yang tidak dikenali. Dia berputar-putar dan seperti melayang pada sesuatu. Tempatnya gelap dan tidak ada titik cahaya sedikit pun. Terkadang beberapa suara terdengar memenuhi kepala orang itu hingga dia tidak kuat menahan suara itu."Tolong... ada siapa di sana?" teriaknya dengan suara gemetar, mencoba melawan rasa takut yang semakin mencekam. Suara-suara di kepalanya semakin keras, seperti ribuan bisikan yang menggema tanpa henti."Tolong!" teriaknya sekali lagi, kali ini dengan nada putus asa.Tiba-tiba, suara lain yang lebih jelas terdengar, "Pedang penghancur Astaroth telah menghabisi iblis dan dewa waktu ..."Dia berusaha mencari sumber suara itu, namun hanya kegelapan yang menyambut pandangannya. "Siapa kamu? Di mana aku?"Suara itu menjawab, "Berbahagialah menjadi debu yang berterbangan ... kau telah melawan orang yang bahkan bisa menghabisimu dalam sekejap ..."Orang itu terperanjat di sebuah arena yang sa
--- [Mythical Era] ---Di sebuah manuskrip kuno tertulis, "Ada sebuah pedang yang khusus di tempa untuk membunuh para iblis ... pedang yang di berkati para dewa, pedang yang dapat menghancurkan segala kerusakan dan mengubahnya ... pedang yang dapat memotong takdir ... pedang itu bernama ..."--- [Present Day] ---Di akademi Asahi berdiskusi dengan teman satu timnya dan di tambah Luna sebagai anggota baru tim Asahi. Mereka duduk bersebelahan di taman dengan menggelar tikar bersama dengan siswa siswi biasa. Banyak bisik bisik tapi mereka tidak menghiraukan nya, mereka tetap berdiskusi bersama walaupun ada yang tak suka.Asahi mengeluarkan catatan kecil dari sakunya dan mulai membuka lembaran-lembaran yang penuh dengan catatan strategis. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum memulai pembicaraan."Baiklah, teman-teman, kita punya dua pekan lagi sebelum ujian tim," katanya sambil melirik ke arah Luna, anggota baru mereka. "Ujian ini bukan hanya soal kekuatan individu, tapi juga tentang kerj
Di sebuah hutan yang lebat dan penuh misteri, Asahi, Luna, Asta, dan Guphie sedang menjalani latihan terakhir mereka sebelum pertukaran dan ujian tim yang akan segera dimulai. Cahaya matahari yang menembus melalui celah-celah dedaunan menciptakan pola-pola bayangan yang bergerak-gerak di tanah. Aroma tanah basah dan dedaunan segar mengisi udara, memberikan energi tambahan bagi keempat sahabat ini.BLAM!! Asta di pentalkan Asahi sekali lagi dengan cukup keras, "Waaa ...!!" teriak Asta yang kala itu dia terpental cukup jauh."Dia benar benar tidak main main ya ..." ucap Luna."Setidaknya dia tidak terbunuh ..." ucap Guphie, "Kalau begitu ini giliran kita yang beraksi, Luna ..." lanjut Guphie dengan semangat."Ada apa Asta ... seharusnya Dewi perusak tidak selemah itu kan ..." teriak Asahi.Asta bangun dari tumpukan tanah yang mengubur dirinya, tubuhnya gemetar karena amarah dan rasa sakit. "Dasar... jika kekuatanku tidak kamu ambil... aku akan mengalahkanmu dengan mudah, dasar..."Tiba-
Saat malam tiba, mereka makan malam bersama. Makanan yang disajikan adalah kombinasi dari masakan manusia dan masakan iblis, mencerminkan perpaduan budaya mereka. Setelah makan malam, mereka duduk di balkon, menikmati pemandangan malam yang menakjubkan dari Negara Iblis.Adelina selalu sangat mesra dengan kakaknya, dan kebiasaan mereka tidur bersama membuatnya merasa nyaman. Namun, malam itu, sesuatu berubah.Ketika mereka hendak tidur, Asahi menatap adiknya dengan serius. "Adelina, kamu sudah besar. Jangan tidur bareng lagi, ya," katanya dengan tegas. Adelina terkejut, tetapi dia tahu bahwa Asahi benar."Aku mengerti, Kak," jawabnya pelan, meski sedikit sedih. Mereka berdua tersenyum dan memeluk satu sama lain sebelum berpisah ke kamar masing-masing.Asahi merasa aneh dan sedikit bersalah melihat wajah sedih Adelina, tapi dia tahu ini adalah langkah yang benar. Mereka berdua kini siap menghadapi hari baru dengan kedewasaan dan cinta yang lebih dalam."Dasar ..." ucap Asahi.Setelah i
Hari terus berganti, dan akhirnya ujian tim yang ditunggu-tunggu pun dimulai. Asahi beserta timnya yang hanya berjumlah empat orang, menghadapi tantangan besar karena jumlah minimal anggota tim adalah enam orang. Untuk mengatasi kekurangan ini, pihak penyelenggara memutuskan untuk menambahkan dua orang anggota tambahan secara acak dari antara peserta yang belum memiliki tim. Meskipun Asahi dan teman-temannya merasa sedikit cemas dengan adanya anggota baru yang belum mereka kenal, mereka tetap optimis dan berusaha untuk tetap fokus pada tujuan mereka. Dalam situasi ini, kerjasama dan adaptasi menjadi kunci utama bagi mereka untuk menghadapi ujian dengan baik dan meraih hasil yang terbaik. Dengan semangat yang tinggi dan tekad yang kuat, mereka bersiap menghadapi tantangan berikutnya."Kami mungkin berbeda dengan kalian ... tapi kami akan berusaha untuk tidak membebani ..." ucap kedua gadis itu dengan nada sungguh-sungguh.Asahi, yang berdiri di depan mereka dengan penuh kepercayaan di
Ujian tim akhirnya di mulai juga setelah menunggu cukup lama, Asahi dan Tim nya sekaligus seluruh tim yang sudah di pilih berkumpul di satu ruangan bersama dengan siswa akademi suci Brirya. Kemudian di ujian pertama adalah ujian kreativitas, dimana mereka harus membuat kagum 5 penilai yang di siapkan menggunakan skill dan sihir mereka.Untuk akademi suci Brirya tentu memilih siswa terbaik mereka yaitu Rei Brirya. Saat namanya di panggil, Asahi langsung terkejut, dia langsung berdiri dan meminta guru untuk menunjuknya menjadi perwakilan. Namun siswa bangsawan dari kelasnya malah membantahnya karena dia bukan dari bangsawan."Kamu tahu, ini belum ujian tim... ini adalah menyangkut citra akademi..." ucap siswa bangsawan itu."Tapi kau melawan Rei Brirya loh... dia salah satu manusia yang hebat," bantah Asahi."Kita tidak akan membiarkan orang campuran seperti dirimu mengotori martabat akademi ini," ucap siswa bangsawan itu dengan penuh keyakinan."Walau campuran, aku adalah Aleph... guru
Setelah berbincang dengan Rei, keesokan harinya aku dan teman satu tim ku berangkat menuju tempat ujian tim dimulai. Disana aku juga melihat Rei yang nampak khawatir akan sesuatu, terkadang dia menoleh kearahku."Dia memikirkan hal kemarin ...?" begitu pikirku.Tapi aku juga kepikiran, siapa yang telah mengubah tatanan nya. Selain itu apa ada orang yang bisa mengubah tatanan dengan mudah. Atau ... jika di pikir lebih lagi, yang mengubah tatanan itu ada sangkut pautnya dengan para Dewa."Cih ..." Aku pun melanjutkan perjalanan ku menuju ruangan itu, ya memang sudah di tunggu oleh rekan satu tim ku. Aku jadi merasa tidak enak karena berjalan terlalu lama."Asahi kau terlambat ..." Asta menatapku dengan penuh kesan."Maaf ... aku sedikit memikirkan sesuatu ..." ucapku."Begitu, kalau begitu ayo cepat ... kita harus mendapat nilai sempurna kali ini ..." ucap Asta dengan penuh antusias.Kami pun segera menuju ruangan, kami di minta untuk berkumpul dengan kelompok masing masing dan berdisk
Pada kala itu, tangan Asahi masih menggenggam erat inti sihir Zonovan dan Zonovan menggerang kesakitan setiap inti itu di tekan. Zonovan merasakan rasa seperti di tusuk ribuan kali di jantungnya.Namun, di tengah penderitaan yang tak terperi itu, Zonovan tiba-tiba merasakan lonjakan kekuatan dari inti sihirnya yang tertindas. Dengan sekuat tenaga yang tersisa, ia berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Asahi, menciptakan semburan energi yang memancar dari tubuhnya. Cahaya terang menyilaukan mata, memaksa Asahi untuk mundur sejenak. Zonovan, dengan napas tersengal-sengal, menggunakan momen itu untuk memulihkan sebagian kekuatannya. Meski tubuhnya masih gemetar dan luka-luka akibat tekanan Asahi, ia berdiri tegak, menatap musuhnya dengan tekad yang tak tergoyahkan. "Ini belum berakhir, Asahi," gumamnya dengan suara penuh determinasi, siap untuk pertarungan berikutnya."Ho ... kamu bisa melepaskan diri ... ini menarik ..." ucap Asahi dengan nada datarnya."Ba- bagaimana ini ...? apa
Di kerajaan Vurfield, terdapat sebuah akademi yang mana memiliki tujuan untuk meluluskan calon calon penerus sang Leluhur Iblis. Vurfield Magical Academy didirikan oleh beberapa petinggi Raja Iblis yang ingin mencari tahu bakat dan potensi setiap siswa yang ada di kerajaan tersebut untuk mencari calon calon penerus sang leluhur.Di tempat lain pada pagi hari yang cerah, ada seorang remaja yang terbangun dari tidurnya. Seorang putra bangsawan yang mana keluarga nya memiliki karisma dan mereka di percayakan sekelompok pasukan untuk menjaga kedamaian kerajaan. Namun tetap saja, bangsawan akan bekerja sebagai bangsawan. Mereka yang berdarah campuran akan di diskriminasi karena menentang sang leluhur yang murni darah iblis."Selamat pagi Tuan Asahi ..." ucap seorang pelayan di depan sebuah pintu besar."Se- selamat pagi ..." ucap Asahi dengan sopan.Pelayan tersebut terkejut ketika Asahi menundukkan kepalanya ketika di sapa olehnya. Padahal biasanya Asahi ini orang yang paling keras setela
Semua terdiam dan terpaku pada Rei yang telah menebas punggung Asahi, Kasha yang tidak tahu apa yang harus dia lakukan hanya diam terkejut tak bisa bergerak sama saekali. Bilah pedang Rei masih berlumuran cairan merah. Asahi matanya terbelalak dan seketika itu intinya terbelah dua.Waktu nampak lebih lambat dari sebelumnya, "Bilah pemutus aliran waktu ... pedang khusus yang di berikan oleh Schutz der Zeit ..." ucap Rei dengan dingin setelah menebas Asahi.Seketika itu juga, inti Asahi terbelah lagi menjadi empat bagian. "Bilah ini bisa menebas hingga inti orang tersebut, bisa memotong takdir dan banyak lagi ... kini takdir mu sebagai Raja Iblis telah terpotong ..." ucap Rei.Kemudian inti Asahi terbelah menjadi 6 bagian dan kemudian Rei menambahkan lagi, "Ini demi dunia, jika kamu mengetahuinya ... maka akan selesai sudah ..." ucap Rei dan seketika itu mata Asahi mulai meredup dan tubuhnya melemas."Maafkan aku Asahi, tapi kau akan tahu semuanya jika ingatan nya kembali seutuhnya ...
Hari-hari berlalu, dan Kasha berusaha menjalani hidupnya dengan penuh semangat. Ia berusaha menikmati setiap momen bersama teman-temannya, meskipun di dalam hatinya ada kegelisahan yang terus mengintai. Suatu hari, mereka semua memutuskan untuk pergi ke desa terdekat untuk berbelanja persediaan. Desa itu penuh dengan kehidupan, dengan anak-anak yang bermain dan orang-orang yang sibuk dengan kegiatan sehari-hari mereka.Di tengah keramaian itu, Kasha merasa ada sesuatu yang familiar. Ia melihat seorang wanita muda dengan rambut putih serta telinga panjang yang duduk di sudut pasar, menjual ramuan-ramuan herbal. Wanita itu menatap Kasha dengan tatapan yang tajam dan penuh arti. Kasha merasa seolah-olah ia mengenal wanita itu dari suatu tempat, namun ia tidak bisa mengingatnya.Ketika mereka melewati wanita itu, wanita tersebut memanggil nama Kasha dengan suara yang lembut namun penuh dengan kekuatan. "Kasha, anakku. Kau kembali."Kasha terkejut dan menghentikan langkahnya. Ia menoleh d
Setelah pertarungan itu selesai, Rei berdiri di tengah-tengah reruntuhan, memandangi langit yang mulai cerah. Cahaya matahari yang lembut menyentuh wajahnya, namun di matanya ada bayangan kesedihan yang dalam."Asahi," panggil Rei dengan suara pelan, hampir seperti bisikan. "Bisakah kau menghidupkan kembali Kasha?"Asahi yang berada beberapa langkah di belakangnya terdiam sejenak. Permintaan itu bukanlah hal yang ringan. Menghidupkan kembali seseorang memerlukan kekuatan yang luar biasa dan bisa menimbulkan dampak yang tak terduga. Namun, melihat ketulusan di mata sahabatnya, Asahi tidak bisa menolak. "Baiklah," jawab Asahi dengan nada tegas. "Aku akan melakukannya."Sementara itu, Celia yang kini sudah bebas dari kendali Kasha, berjalan mendekat. Dengan senyum tipis, ia berkata, "Aku akan membantumu, Tuan Asahi. Kita bisa membuat tubuh baru untuk Kasha."Mereka bertiga kemudian mulai bekerja, mengumpulkan bahan-bahan dan kekuatan yang diperlukan. Namun, proses ini tidaklah mudah. Se
Pancaran sihir yang luar biasa terpancar dari gadis itu, dia menjadi sosok yang belum pernah di duga oleh para makhluk di sekitar sana. Dia berubah menjadi seorang wanita dewasa dengan tubuh elok dan dengan armor emas berkilau serta sebuah halo di kepalanya. Dia juga memiliki dua sayap yang sangat bersih, tubuh nya bersinar dan luapan energi sihir nya luar biasa sampai beberapa orang pingsan saat merasakan energinya."Ka- Kasha ..." ucap Rei."Sungguh di sayangkan ... tanpa Asuka Kujo, dirimu hanyalah iblis kotor yang tidak berguna ..." ucap Kasha."kau ... hanya demi memusnahkan iblis, meninggalkan sisi kemanusiaan dan berubah menjadi sihir ...?!" ucap Rei."Dasar bodoh ... ini adalah sihir penghakiman ... semua iblis harus di hancurkan ..." ucap Kasha.Kasha pun mengangkat tangannya, kemudian dia mengaktifkan ribuan lingkaran sihir yang bersinar terang. Sambil merapalkan mantra, Kasha menatap musuh-musuhnya dengan kebencian yang mendalam. "Kalian akan melihat kehancuran yang akan me
Rei dengan tatapan benci itu pun kemudian mengubah tatapannya menjadi tatapan sedih. Kenangan masa lalu bersama Asahi berkelebat di benaknya. Dulu, mereka adalah teman baik yang selalu berjuang bersama, berbagi tawa dan mimpi. Namun, jalan hidup mereka berbelok tajam, membawa mereka ke arah yang berlawanan."Asahi...," bisik Rei pelan, hampir tidak terdengar di tengah medan pertempuran yang sunyi. Tetapi Asahi tidak menunjukkan tanda-tanda lembut sedikit pun. Dia sudah terlalu jauh tenggelam dalam kegelapan."Bersiaplah, Rei. Kau akan kuhabisi hari ini juga...!!" ucap Asahi dengan suara dingin dan tajam. Energi hitam berputar-putar di sekelilingnya, memancar dari tubuhnya seperti kabut yang menakutkan. Tatapan mata Asahi penuh dengan kebencian dan tekad untuk mengakhiri semuanya di sini dan sekarang.
Di bawah langit senja yang memancarkan cahaya keemasan, Asahi berdiri tegak di hadapan Rei dan Asuka. Wajahnya tetap tenang, tatapan matanya seakan menembus dua orang itu yang kini bersiap dalam posisi bertarung. Angin lembut yang berhembus mengangkat rambut mereka, menciptakan pemandangan dramatis yang seolah diambil dari adegan klimaks sebuah film aksi."Asahi, mari kita selesaikan pertarungan kita ..." ucap Rei dengan nada tajam, matanya menyipit penuh kecurigaan. Dia melangkah maju sedikit, otot-ototnya tegang, siap untuk melancarkan serangan kapan saja.Asuka, di sisi lain, tetap diam namun matanya tidak pernah lepas dari Asahi. Meskipun ekspresinya tetap datar, ada kilatan yang sulit diterjemahkan di balik mata birunya. Seolah-olah dia mencoba membaca setiap gerakan dan niat Asahi.Asahi menarik napas dalam-dalam, merasakan tekanan situasi yang semakin memuncak. "Kau benar ... pertarungan kita belum selesai ..." jawabnya dengan suara tenang namun tegas. "Sebelum itu, aku tidak i
Kemudian di suatu tempat, di dekat Demon Castle Vurfield, terdapat aura aneh yang terpancar di sekitar sana. Aura itu begitu mengintimidasi dan bahkan monster di sekitarnya tidak ingin mendekati wilayah itu. Kemudian di tengah aura itu, terdapat seseorang yang berjalan di tengah tengah aura kekacauan itu.Langkahnya mantap, namun terhenti ketika ada seseorang yang muncul di belakangnya. Dia menoleh dengan mantap ke orang itu. Pria itu menatap dengan tatapan marah, walaupun dengan mengenakan topeng, wajahnya bisa tertebak.Orang yang muncul di belakangnya adalah seorang pria tinggi dengan rambut hitam panjang yang diikat di belakang. Dia mengenakan jubah hitam yang panjang dengan hiasan perak yang berkilauan di bawah sinar bulan. Mata birunya berkilau tajam di balik topeng yang menutupi sebagian wajahnya, namun emosi yang terpancar dari tatapannya sangat jelas. Pria itu adalah seseorang yang sudah lama dikenal oleh sang pejalan kaki."Akhirnya, kita bertemu lagi," kata pria itu dengan
Orang itu menatap tajam kearah Asahi sambil menyeringai dan menggenggam pedang di tangan kanan nya. Sedangkan di belakang nya muncul dua orang yang tidak di kenali, nampaknya mereka adalah bawahan orang itu."Siapa kamu ... Kuizinkan untuk menyebutkan namamu ..." ucap Asahi."Aku adalah Asahi Yamato ... Raja Iblis tirani yang akan menghancurkan semuanya ...!" ucap orang itu."Mau sampai kapan kamu menggunakan nama palsu itu ...!!" ucap Asahi sambl mengeluarkan Hellenfeuer.Orang itu pun menggeram, "Dasar orang bodoh ..." ucapnya sambil menebas serangan Asahi hingga hancur dan itu adalah celah bagi Asuka untuk kabur.Setelah serangan Asahi hancur, kemudian dia pergi bersama kedua bawahan nya sekaligus mengancam Asahi. "Aku akan mengakhiri ini ... iblis biasa sepertimu lebih baik diam dan menonton ... kami akan habisi semuanya .." ucapnya sebelum dia benar benar pergi."Dia ikutan kabur ya ... yasudahlah ..." gumam Asahi.Kemudian setelah itu, di sebuah istana megah yang terletak di pun