Pada kala itu, tangan Asahi masih menggenggam erat inti sihir Zonovan dan Zonovan menggerang kesakitan setiap inti itu di tekan. Zonovan merasakan rasa seperti di tusuk ribuan kali di jantungnya.Namun, di tengah penderitaan yang tak terperi itu, Zonovan tiba-tiba merasakan lonjakan kekuatan dari inti sihirnya yang tertindas. Dengan sekuat tenaga yang tersisa, ia berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Asahi, menciptakan semburan energi yang memancar dari tubuhnya. Cahaya terang menyilaukan mata, memaksa Asahi untuk mundur sejenak. Zonovan, dengan napas tersengal-sengal, menggunakan momen itu untuk memulihkan sebagian kekuatannya. Meski tubuhnya masih gemetar dan luka-luka akibat tekanan Asahi, ia berdiri tegak, menatap musuhnya dengan tekad yang tak tergoyahkan. "Ini belum berakhir, Asahi," gumamnya dengan suara penuh determinasi, siap untuk pertarungan berikutnya."Ho ... kamu bisa melepaskan diri ... ini menarik ..." ucap Asahi dengan nada datarnya."Ba- bagaimana ini ...? apa
Asahi menggerakkan tangannya, lingkaran sihir itu turun perlahan-lahan membentuk sebuah tubuh yang terbaring tak berdaya. Cahaya tersebut meresap dan membuat tubuh material baru yang berbeda dari sebelumnya, membuat tubuhnya terangkat sedikit dari tanah. Rekan-rekan Zonovan menatap dengan takjub, mereka bisa merasakan aura kuat yang memancar dari ritual itu."Bagaimana rasanya mati sekali ...?" ucap Asahi sambil tersenyum puasZonovan membuka matanya perlahan, kebingungan namun hidup. Rekan-rekannya berteriak kegirangan, mengerumuni Asahi dan Zonovan. Asahi menurunkan tangannya, napasnya berat, namun wajahnya menunjukkan kepuasan. Dia telah berhasil."Si- siapa kau sebenarnya ...?!" ucap Zonovan."Benar juga ... aku akan beritahu wahai anak cucuku tercinta ... Leluhur kalian sudah kembali ... Akulah Raja Iblis Tirani ... Asahi Minobu ...!"***Malam mulai merambat ketika dua kelompok siswa, lima iblis dan enam manusia, berdiri berhadapan di sebuah hutan belantara. Udara dipenuhi keteg
Dimalam itu ketika hari sudah benar benar tengah malam, terdengah suara gemrisik yang mengganggu Asahi. Kemudian karena terganggu, Asahi segera bangun dan meraih pedangnya. "Ada yang datang," bisiknya pada yang lain.Mereka semua segera bersiap-siap, memandang ke arah suara itu dengan waspada. Dari dalam kegelapan, muncul sosok besar dan menyeramkan. Itu adalah monster hutan, dengan tubuh yang dipenuhi duri tajam dan mata yang bersinar merah."Cih kali ini apa ...?" getak Asta.Makhluk misterius itu benar benar sangat luar biasa mengerikan. Sachi dan Rika di amankan Luna dan Guphie serta Asta bersama Asahi melindungi mereka. Monster itu datang dari gelapnya hutan, dan saat semakin mendekat, bayangan siluet itu mulai nampak dengan jelas. Asta dan Guphie masih dalam mode waspada, namun ketika Asahi keluar dan menyebarkan aura mistisnya agar monster itu pergi, ternyata hal yang mengejutkan terjadi.Monster itu diam tak bergerak, membingungkan Asta dan Guphie. Kemudian monster itu mundur
Guphie dan Asta saling bertukar pandang, tidak yakin apakah mereka bisa mempercayai Rei dan kelompoknya. Asahi, dengan pandangan tajam, bertanya, "Apa alasanmu ingin bekerja sama dengan kami, Rei? Apa yang kau inginkan?"Rei tersenyum misterius sambil berkata, "Tidak ada ..."Kemudian karena keterpaksaan, Asahi untuk sementara berdamai dengan kelompok Rei dan dia sempat berbincang bincang rengan Rei. Kemudian pada malam itu, mereka berpesta di tengah hutan walaupun sedang masa ujian. Untuk sementara waktu mereka memang bekerja sama, namun suatu saat mereka pasti bertarung satu sama lain."Pahlawan Rei Brirya ... aku masih bingung tentang pedang yang ia miliki ..." gumam Asahi."Excalibur ... tapi kenapa dia menamai pedangnya sendiri dengan nama itu ....?" lanjutnya.Malam itu begitu tenang, seperti persiapan alam untuk menyambut sesuatu yang besar. Asahi, seorang pejuang yang tangguh, tengah menikmati ketenangan malam di tepi sungai yang tersembunyi di tengah hutan. Gemericik air meng
Kemudian Asahi berbalik dan menjatuhkan pedang nya, lalu dengan licik, Rei melesat tanpa di ketahui oleh Asahi. Namun itu semua salah, Asahi mengetahui pergerakan Rei dan langsung berbalik dan menebas Rei menggunakan tangan nya"Ba- bagaimana bisa ...!?" ucap Rei.Rei terjatuh dengan dadanya yang tertebas oleh Asahi, cairan merah mengalir dari dadanya hingga membasahi tanah. Perlahan Rei menunjukkan regenerasi nya yang mana luka tersebut mereda dalam hitungan detik."Ho ... regenerasi tak terbatas ... hebat juga kau Pahlawan ..." ucap Asahi."Jangan remehkan kami para manusia ... Iblis ...!!" getak Rei."Ku pikir hari itu terasa sangat hangat ... itu bukan kebohongan ... apa yang membuat mu begini Rei ...?" tanya Asahi."Sebagai keturunan Pahlawan ... aku harus-" ucap Rei tiba tiba terhenti,Asahi dengan cepat tanpa terlihat mata maupun suara, menuju kebelakang Rei dan menusuk punggungnya dari belakang. Asahi kemudian mencengkram inti sihir milik Rei dan hendak di remukkan.DCROOTT!!
Pada waktu itu, Asahi meminta Luna untuk menuju ke arena dikarenakan ada hal yang tidak beres dengan ujian ini. Para manusia terlalu membenci lawan nya setelah ujian di awal pada hari pertama waktu lalu. Sesampainya Luna di Arena itu, dia terkejut karena keadaan Arena yang sudah kosong. Dari atas arena, Asmodeus melambai dan memanggil Luna dan diminta untuk datang kemari.Luna pun mendatangi Asmodeus dan menanyakan apa yang terjadi, "Apa yang sebenarnya terjadi Sensei ...?" ucap Luna."Aku sudah meminta Ubert untuk menyelidikinya ... dan aku nampaknya bertemu dengan Noir juga saat itu ..." ucap Asmodeus."Arena nya kosong ... semuanya kemana ...?" ucap Luna sedikit khawatir."Aku tidak mengeti ... akan tetapi Nona Luna, sepertinya Tuan Asahi meminta anda memeriksa ruangan itu ya ...?" ucap Asmodeus sambil menunjuk kearah pintu di seberang tempat mereka berada."Itu benar ... sebentar lagi Asahi akan sampai kemari ... aku tidak tahu apapun yang terjadi, jadi ku serahkan padamu Sensei .
Orang itu menatap tajam kearah Asahi sambil menyeringai dan menggenggam pedang di tangan kanan nya. Sedangkan di belakang nya muncul dua orang yang tidak di kenali, nampaknya mereka adalah bawahan orang itu."Siapa kamu ... Kuizinkan untuk menyebutkan namamu ..." ucap Asahi."Aku adalah Asahi Yamato ... Raja Iblis tirani yang akan menghancurkan semuanya ...!" ucap orang itu."Mau sampai kapan kamu menggunakan nama palsu itu ...!!" ucap Asahi sambl mengeluarkan Hellenfeuer.Orang itu pun menggeram, "Dasar orang bodoh ..." ucapnya sambil menebas serangan Asahi hingga hancur dan itu adalah celah bagi Asuka untuk kabur.Setelah serangan Asahi hancur, kemudian dia pergi bersama kedua bawahan nya sekaligus mengancam Asahi. "Aku akan mengakhiri ini ... iblis biasa sepertimu lebih baik diam dan menonton ... kami akan habisi semuanya .." ucapnya sebelum dia benar benar pergi."Dia ikutan kabur ya ... yasudahlah ..." gumam Asahi.Kemudian setelah itu, di sebuah istana megah yang terletak di pun
Kemudian di suatu tempat, di dekat Demon Castle Vurfield, terdapat aura aneh yang terpancar di sekitar sana. Aura itu begitu mengintimidasi dan bahkan monster di sekitarnya tidak ingin mendekati wilayah itu. Kemudian di tengah aura itu, terdapat seseorang yang berjalan di tengah tengah aura kekacauan itu.Langkahnya mantap, namun terhenti ketika ada seseorang yang muncul di belakangnya. Dia menoleh dengan mantap ke orang itu. Pria itu menatap dengan tatapan marah, walaupun dengan mengenakan topeng, wajahnya bisa tertebak.Orang yang muncul di belakangnya adalah seorang pria tinggi dengan rambut hitam panjang yang diikat di belakang. Dia mengenakan jubah hitam yang panjang dengan hiasan perak yang berkilauan di bawah sinar bulan. Mata birunya berkilau tajam di balik topeng yang menutupi sebagian wajahnya, namun emosi yang terpancar dari tatapannya sangat jelas. Pria itu adalah seseorang yang sudah lama dikenal oleh sang pejalan kaki."Akhirnya, kita bertemu lagi," kata pria itu dengan