Share

The Show

Author: Blue Cheetha
last update Last Updated: 2021-10-25 09:00:04

Suatu kali, ketika aku berusia lima belas tahun, aku tidak sengaja memergoki kak Naki sedang menonton video dewasa. Dan berikutnya, kami bertengkar. 

To be precise, I'm the one that freaked out. Karena kaget dan panik, aku spontan mengomeli kak Naki. Kakak sulungku yang sama kagetnya, tentu balik mengomel. 

Aku menyalahkan aksi kak Naki yang menonton film tidak senonoh, sedangkan kak Naki menyalahkanku karena masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu. Padahal jelas-jelas dia yang tidak menutupnya dengan benar. Makanya, aku hanya mengetuk ringan sebelum membuka pintu berwarna putih itu lebar-lebar dan mendapati aksinya yang mengejutkan. 

Karena sama-sama tidak mau kalah, kami mulai bertengkar. Lebih tepatnya, kami berdebat hebat dengan suara yang tidak pe

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Reefhitch : Echana (Her Runaways)   Then What?

    Kau tidak boleh menangis, Echana! Tidak sekarang! Tidak di depan Rian si pengkhianat!Dengan dorongan semangat dan motivasi tinggi dari dalam diri, aku kembali mencoba menghempaskan cekalan tangan Rian. Beruntung, kali ini aku berhasil. Dengan tangan yang bebas, aku juga menepis tangan Rian yang barusan sok gentlemen mau menghapus air mataku.“I’m so done with you, Shimaru!” desisku tajam sambil menatapnya lurus di mata.Dulu, mata itu selalu menatapku memuja. Memandangku begitu sayang. Namun, kini sepasang kelereng hitam itu menatapku mengiba agar mendapatkan kesempatan untuk didengarkan.“I have n

    Last Updated : 2021-10-26
  • Reefhitch : Echana (Her Runaways)   Loathed

    Benar saja. Pemuda yang sudah membuka mulut itu, seketika mengatupkan kembali bibir merahnya. Ia terdiam, seperti kehabisan kata. Aku pun menghela napas kasar, lalu menyentak tanganku hingga genggamannya terlepas. “We’re done, Yan! Thank you for these seven memorable years. You’ve taught me a really great lesson,” ujarku sambil berusaha tersenyum setulus mungkin. Meskipun berat, sampai pada akhirnya, aku tetap ingin terlihat tangguh. Seorang Echana Reefhitch tidak boleh terlihat lemah di hadapan siapapun. Terlebih, di depan orang yang sudah menghancurkanku. “Eka, aku⏤” “Rian, stop!”

    Last Updated : 2021-10-27
  • Reefhitch : Echana (Her Runaways)   Call The Doctor

    “Eka! Echana!” panggil Rian saat aku mulai beranjak. Sialnya, ternyata Rian masih belum kapok juga. Bocah itu minta dilukai seperti apa agar mau berhenti, sih?! “Ian, jangan banyak bergerak! Bahumu bisa cedera lebih parah!” Herannya, suara Rebecca justru membuat niatku untuk pergi semakin kuat. Meskipun bukan emosi yang positif, tetapi itu cukup kuat untuk membuat kakiku yang terasa berat untuk segera pergi dari tempat itu. Yup! Perasaan itu bernama muak. Memangnya siapa yang sudi tetap bertahan di sana untuk melihat kemesraan mereka? Aku sih nggak! Lebih baik aku pergi dari sini dan menenangkan jantungku yang masih berdegup kencang karena amarah yang masih membara!

    Last Updated : 2021-10-28
  • Reefhitch : Echana (Her Runaways)   Fake Hero

    Sebelum aku kembali dilempar seperti tadi, aku segera menyiapkan kuda-kuda untuk membantingnya, seperti yang kulakukan pada Rian beberapa saat yang lalu.Tenang saja. Aku akan mengurangi kekuatan dan lebih memperhatikan posisi rotasi lengannya saat kubanting. Jadi, tidak akan ada Rian yang kedua untuk hari ini.Sayangnya, gerakan pemuda itu tiba-tiba berhenti sebelum mencapai batas toleransiku. Padahal aku tidak keberatan kalau harus membanting satu orang lagi. Bisa dibilang, porsi emosi negatif-ku masih banyak, dan aku perlu “menyalurkannya” sebelum menjadi penyakit.Karena penasaran, aku pun menoleh. Ternyata ada seseorang yang sedang mencengkram pergelangan tangan si penghalang jalan sok pembela kebenaran. Pantas saja dia tiba-tiba berhenti.&l

    Last Updated : 2021-10-29
  • Reefhitch : Echana (Her Runaways)   Alone

    "Mana kunci mobil Kak Eka?" Aku melirik Lucas yang tiba-tiba berdiri di depanku. Ia tahu betul kalau mood-ku sedang buruk. Kenapa sekarang malah mengusikku, sih? “Kamu mau apa?” tanyaku galak. “Aku antar kak Eka pulang.” Spontan, aku mengernyitkan dahi dan menatapnya curiga. “Antar aku pulang? Bukannya kamu tadi bawa kendaraan sendiri?” Pemuda itu tiba-tiba menghela napas panjang, sok sabar. Kok nyebelin, ya? “Dengan kondisi emosi begitu, kak Eka pikir aku bisa tenang kalau tetep biarin kakak nyetir? Kalau nanti kecelakaan, gimana? Apal

    Last Updated : 2021-10-30
  • Reefhitch : Echana (Her Runaways)   A Good Companion

    Aku mendecakkan lidah sambil melirik ke arah radio dengan sebal. Dengan gerakan malas, aku kembali duduk tegak, lalu mencondongkan tubuh ke arah dashboard tengah.“Kenapa lagi, sih, Kak?” tanya Lucas terdengar bingung.“Telingaku sakit dengerin lagunya,” jawabku sambil menekan tombol untuk memindahkan frekuensi radio tanpa melihat ke arahnya.Well, sebenarnya ini bukan salah penyanyi atau lagunya, sih. Liriknya yang bertema perpisahan atau putus cinta lah yang membuatku terganggu.Tidak tanggung-tanggung, ini sudah lagu kelima secara berturut-turut. Disiarkan oleh saluran radio yang berbeda, pula! Padah

    Last Updated : 2021-11-03
  • Reefhitch : Echana (Her Runaways)   Why?

    “Kak.""Hm?""Kalau kata penyiarnya tadi bener, di dua perempatan depan mulai macet panjang karena ada perbaikan jalan, Kak."Kebetulan, Lucas melambatkan mobil karena lampu lalu lintas yang menyala merah. Jadi, aku segera melihat sekitar dengan seksama.Benar saja. Di depan sana, jalanan terlihat mulai padat. Banyak kendaraan mulai bergerak lambat, dan semua lajur juga penuh."Oh iya, ya. Dua perempatan lagi kita sudah sampai sana." gumamku lirih, menyetujui ucapan Lucas beberapa detik yang lalu."Gimana? Mau diterusin lewat sana, atau mau ganti rute, nih?"Aku diam sejenak. Menimbang keputusan. Saat aku kembali meli

    Last Updated : 2021-11-04
  • Reefhitch : Echana (Her Runaways)   The Captain

    Bukannya merasa terhibur, kesedihanku seolah langsung disumbat. Yup! He just ruined the mood! Berkat Lucas, cairan bening yang sudah bersiap di ujung mataku mendadak batal meluncur. Well, I guess it’s a good thing. Segera, aku mendongakkan kepala, memaksa air mataku yang hampir lolos keluar dari ujung mata, kembali masuk. Setelah aku yakin tidak akan ada air mata yang akan jatuh, aku menoleh menatapnya. Namun, sebelum aku mengatakan apapun, Lucas mendahuluiku. “Rere juga sering gitu, kok, Kak. Jadi, nggak usah malu. Itu normal,” celotehnya dengan fokus mata masih menatap jalan. Dahiku berkerut tidak percaya. Lu

    Last Updated : 2021-11-05

Latest chapter

  • Reefhitch : Echana (Her Runaways)   Gone

    Netra biru itu melebar sekilas. Ia menatapku tidak percaya. Lebih tepatnya, ia terlihat seperti tidak menyangka kalau aku akan mengaku secepat ini. Tepat ketika Zean mengalihkan pandangan sambil menghela napas panjang, aku sudah mulai menyiapkan hati untuk omelan yang lebih panjang. "HAHAHAHA!" Bukannya omelan, yang terdengar setelah helaan napas yang dramatis itu justru tawa lepas Zean. Otomatis, dahiku langsung mengernyit. Tak kuasa, aku menatap Zean heran separuh bingung. Bukankah tadi dia sedang marah? Kenapa sekarang Zean malah tertawa? Memangnya ada yang lucu? Sayangnya, alih-alih menjawab keheranan yang terpancar di wajahku, si tampan di layar gawaiku itu malah menutup wajahnya dengan telapak tangan. Ekspresinya menunjukkan seolah ia sedang berusaha keras menahan tawa saat netra birunya menatapku. Yang lebih parah, tawa Zean tidak juga berhenti setelah lima detik penuh, meskipun tawanya sudah agak reda. Wah! Ini benar-benar rekor! Pasalnya, Zean yang aku kenal selama ini

  • Reefhitch : Echana (Her Runaways)   Entrapped

    "Apakah seharusnya aku tidak mengingat lagu itu?" Sengaja, kuungkapkan salah satu prasangkaku. Selama beberapa detik, tidak ada jawaban dari tempat Zean. Namun, saat aku akan memeriksa layar gawaiku, memastikan bahwa telepon masih tersambung, tiba-tiba terdengar suara tawa. Ya. Zean memang tertawa, tetapi entah kenapa aku merasa kalau tawa Zean terdengar sedih. "Bukan begitu, Anna. Aku justru senang Anna mengingatnya, karena aku sendiri hampir melupakannya." Kali ini Zean terdengar tulus. Sama sekali tidak berusaha menutupi nada sedih seperti beberapa detik yang lalu. "Terima kasih karena masih mengingat dan menyanyikan lagu itu untukku, Anna. I think I'll have a really nice dream tonight." Kedua ujung bibirku tak kuasa terangkat. Dalam benak, aku membayangkan Zean, dengan wajah letihnya, sedang tersenyum saat mengatakannya. "Istirahatlah, Zean. Thank you for the best present ever. Good night. Sleep tight." "My pleasure, Princess. Good night." ***** "Ma," panggilku lirih

  • Reefhitch : Echana (Her Runaways)   Lullaby

    "HOAAEEEMM!" Tiba-tiba Zean menguap. "Can we talk about it next time, Anna? Please?" mohonnya dengan nada lelah. Apakah Zean sedang berusaha menghindar? "Karena ini akan jadi pembahasan yang panjang, Anna. Dan menurutku, akan lebih baik jika aku menjelaskannya secara langsung padamu. Bagaimana?" "Lagipula, aku juga tidak ingin menyita waktu istirahatmu lebih lama dari ini," imbuh Zean lagi setelah jeda sedetik. Usai menimbang keputusan selama beberapa saat, aku mengangguk pelan. Ketika aku melihat jam dinding, ternyata sudah jam dua subuh. Pantas saja tadi Zean bicara begitu. "Baiklah. Ini sudah terlalu larut, dan kamu juga perlu beristirahat." Diam-diam, aku menghela napas panjang. Menyesali kebodohan dan tingkahku yang tidak tahu diri. Bisa-bisanya aku sempat berpikir untuk menginterogasi Zean saat ini juga demi memuaskan rasa penasaranku. "Should I sing you a lullaby?" tanya Zean tiba-tiba. Setelah berkedip dua kali dan mencerna kata-katanya, aku spontan tertawa. "Kan

  • Reefhitch : Echana (Her Runaways)   Another Clue

    Aku menyipitkan mata menatap Papa. “Papa tidak percaya pada kemampuanku? Atau Papa tidak suka aku magang di sana?” Sejujurnya, aku sedikit terluka dengan cara Papa mengucapkannya. Aku tak kuasa merasa bahwa Papa meremehkanku. Atau memang sejak awal, Papa tidak memiliki ekspektasi apa pun padaku? Karena itu, ia berpikir kalau kepercayaan diri tentang hasil studiku adalah hal yang menggelikan? Papa menatapku sekilas, lalu menggeleng. “Maksudku bukan begitu.” Ia berdehem sekilas, lalu melanjutkan bicara. "Aku yakin kau akan diterima magang di sana. Hanya, aku tidak yakin kau akan betah magang di sana." Alisku berkedut. Dahiku mengernyit. "Memangnya kenapa?" "Sayang? Astaga! Ternyata kau ada di sini!" Seketika, pembicaraan kami terputus. Fokus mata kami beralih pada sosok yang baru saja memasuki dapur. Dengan langkah lebar dan wajah penuh kelegaan, perempuan cantik yang mengenakan camisole dress dengan motif yang sama dengan piyama Papa itu menghampiri kami. Ia menarik kursi di samp

  • Reefhitch : Echana (Her Runaways)   Sweet Tooth

    Papa mengangguk santai."Ada 'Tikus' di perusahaan yang membawa kabur dana perusahaan dengan jumlah yang cukup besar. Sialnya, ternyata dia cukup cerdik dan licin karena butuh waktu yang agak lama untuk menangkapnya," cerita Papa sambil mengambil lagi sepotong puding mangga ke dalam mangkuknya."Kebetulan, peristiwa itu juga terjadi pada saat kondisi keuangan perusahaan sedang tidak bagus. Jadi, efeknya cukup berat, dan tuntutan dari para pemegang saham membuat situasi menjadi lebih buruk lagi."Papa diam sejenak sambil menatapku beberapa saat, seolah sedang memeriksa reaksiku. Jadi, aku balas menatapnya dengan tatapan menyimak."Lalu, apa yang terjadi?" tanyaku.Papa menarik salah satu ujung bibirnya dan membentuk seringai s

  • Reefhitch : Echana (Her Runaways)   Unusual

    Langit di luar sana masih gelap. Angka yang berfungsi sebagai penunjuk waktu di layar gawaiku juga menegaskan bahwa sekarang masih tengah malam. And here I am, tiduran di atas tempat tidur dengan benak dan mata yang masih terjaga seratus persen. Jadi, daripada aku membuang waktu tidak jelas karena tidak bisa tidur, lebih baik aku membuat susu hangat. Well, rencananya sih begitu. Tetapi ketika aku membuka pintu lemari es, hatiku langsung dicobai. Bagaimana tidak? Padahal tadi pagi aku cek lemari es ini hanya berisi sayur dan buah-buahan. Sama sekali tidak ada camilan. Namun, di depanku sekarang ada dua kotak besar dengan logo toko dessert kesukaanku yang ditata bersisian di sab tengah. "TUNGGU DULU! Jangan-jangan ini puding dan fruit cake yang Mama bilang tadi?" Daripada bimbang terlalu lama, aku nekat mengeluarkan salah satu kotak dan memeriksanya. Kalau memang isinya bukan dessert yang kuinginkan, aku tinggal mengembalikan ke tempat semula, 'kan? Dengan hati-hati, aku letakka

  • Reefhitch : Echana (Her Runaways)   Open Up

    Dari segala situasi yang pernah kualami, saat ini adalah momen terlangka dalam hidupku. Bagaimana tidak? Orang yang selama ini berkoar-koar akan selalu memihakku, malah berada di seberang, tempat "lawanku" berpijak. Sementara sosok yang selama ini kupikir sama sekali tidak menyukai eksistensiku, malah mengeluarkan statement seolah ia berada di pihakku. Well, secara keseluruhan, yang diucapkan Papa Ian memang terdengar normal. Netral. Tidak berpihak. Namun, pada saat yang sama, aku merasa sedang dibela. "Kau sudah makan malam?" Pertanyaan Papa Ian kemudian membuatku kembali terkejut.

  • Reefhitch : Echana (Her Runaways)   (His) Betrayal(?)

    Suasana di sekitarku perlahan menjadi senyap. Sambil menatapnya menyimak, aku berusaha fokus mendengarkan suara Zean.“Lho? Kak Eka sudah pulang?”ASTAGA!Seketika aku terlonjak kaget. Kemudian, aku segera menoleh ke arah asal suara.Rencananya, aku hendak memarahi adik bungsuku karena memanggilku tiba-tiba dan membuat Zean mengurungkan penjelasannya. Namun, ketika aku melihat Chris yang sedang berjalan ke arahku sambil memberiku tatapan bingung, aku langsung membatalkan niatku.Memarahinya di lokasi yang masih bisa didengar oleh Papa Ian tidak akan memberikan kesan yang baik pada reuni kami. Jadi, aku hanya menghela napas panjang, berusaha menenangkan jantungku yang masih berdegup kenca

  • Reefhitch : Echana (Her Runaways)   The (Best) Present

    Awalnya, aku memang ingin menyerah untuk menebak hadiah dari Zean. Sayangnya, rasa penasaranku jauh lebih besar. Jadi, meskipun aku terus berusaha mengalihkan pikiran, imajinasiku selalu kembali memikirkan segala kemungkinan yang bisa menjadi hadiah pria itu.“Kamu nggak kasih hadiah yang berbahaya ‘kan, Zean?” tanyaku curiga seraya melirik Zean tajam ketika kami berdiri di depan pintu rumahku.Pria yang berdiri di sampingku itu langsung menahan tawa setelah mendengar pertanyaanku.“Kalau Anna memang sepenasaran itu, bagaimana kalau kuberitahu saja apa hadiahnya?” tawarnya sambil menatapku menggoda.Segera, aku menggeleng tegas. “Nggak! Nggak usah! Jangan spoiler

DMCA.com Protection Status