“JULIA” seorang wanita muda dengan rambut panjang yang dikepang dan memegang sebuah keranjang berisi sayuran berbalik untuk melihat May yang tengah berlari kearahnya.
Julia tersenyum kearahnya dan menunggu May. Julia adalah penduduk lokal yang lahir dan dibesarkan di desa itu, orang tuanya membuka sebuah restoran kecil yang sangat populer dikalangan para tentara karena memberikan porsi yang cukup besar dengan harga yang cukup murah atau hanya sekedar untuk nongkrong dan mengobrol saat hari libur. Selain itu Julia sangat cantik dengan matanya yang berwarna hijau cerah dan senyumannya yang ramah membuat para tentara yang masih muda sangat suka datang ke restoran keluarganya hanya untuk satu atau dua patah kata pada Julia.
“oh May, kau mau kemana?” tanya Julia.
“aku lapar, Sally memanfaatkanku dengan sangat baik” jawab May sambil terengah-engah, “apa menu restoran hari ini Julia?” tanya May akhirnya dengan membalas senyuman Julia.
“hm.. kami baru saja mendapatkan daging kelinci. Jika kau mau” jawab Julia kemudian mereka berdua mulai berjalan bersama kearah pasar tempat dimana restorannya berada.
“oh aku ingin rasa yang pedas” jawab May bersemangat.
Saat mereka sampai direstoran sudah ada beberapa orang yang duduk disana mengobrol dan menikmati makanan mereka.
“oh lihat ada si kerdil!” teriak seseorang dari bangku panjang yang ada diujung restoran, disana duduk beberapa tentara muda dari regu Lefron yang May kenal.
May hanya melirik kemudian memalingkan wajahnya dan kembali berjalan ke arah dapur untuk menyapa ayah dan ibunya Julie.
“HEY KERDIL!!!” kali ini May berbalik dengan wajah tidak sabaran kemudian dia menghampiri meja itu. disana duduk lima orang. Ben orang yang berteriak pada May, dia adalah pria besar yang biasanya menyelesaikan semua masalahnya dengan otot. Ada Ryan, dia memiliki perawakan lebih kecil dari Ben tapi tetap tergolong sebagai pria besar yang memiliki sifat sangat pemalu.
Kemudian Ian pria berkacamata seperti seorang kutu buku namun dia adalah pria yang sedikit mesum, kau bisa menemukannya sedang menggoda seseorang hampir setiap saat keluar dari markas.
Karl adalah tipe kakak laki laki yang baik yang tinggal disebelah rumahmu, May tentu saja menemukan pribahasa ini dari buku novel yang ia pinjam dari Billy.
Dan tentu saja Lefron si cowok pendiam yang meiliki banyak penggemar duduk disana tidak memperdulikan apapun selain makanan yang ada dihadapannya.
“sudah kukatan jangan memanggilku kerdil” geram May.
“yeah, tapi kau hanya setingi pusarku” jawab Ben dengan menyeringai.
“berhentilah mengganggu nya Ben” kata Karl
“hi May” sapa Ryan
“oh kau berteman baik dengan Julie?” kata Ian melihat May dengan tatapan membara, May memilih untuk mengabaikannya.
“kenapa kalian ada disini?” tanya May.
“kita hanya sedang makan siang, kau mau bergabung?” Karl kemudian dia bergeser untuk menyediakan ruang diantara dia dan Lefron.
May kemudian meletakan pantatnya dikursi itu tanpa rasa malu.
“kau mentlaktirku?” tanya May menatap Karl dengan senang.
“hahaha hari ini kapten kami yang membayar, benarkan kapten?”
Lalu May berbalik menatap Lefron.
Lefron yang mendengar dirinya disebut-sebut kemudian menatap May sebentar lalu mengangkat tangan kepada pelayan yang bekerja.
“oh.. kau sangat manis, aku paling menyukaimu kapten Lefron” kata May.
Sehabis itu May mendapatkan makanan yang dia inginkan dan juga segelas susu yang dipesankan oleh Lefron. Ben tertawa terbahak-bahak mengucapkan bahwa itu untuk membuat May tumbuh lebih tinggi.
Setelah selesai makan, May mengikuti mereka kembali ke markas untuk melihat hewan sihir yang baru saja tiba pagi ini bersama dengan pasukan patroli.
“bagaimana caranya mengadopsi hewan sihir?” tanya May pada Lefron. Mereka berdua berjalan dibarisan paling belakang.
“kau hanya datang ke bagian penampungan untuk melihat hewan yang cocok, lalu mengisi formulir dan jika mereka merasa kau adalah orang yang tepat, mereka akan membiarkanmu membawanya setelah menukarkan beberapa poinmu” jawab Lefron.
“berapa banyak poin yang harus aku siapkan?, apa kau juga mempunyai peliharaan?”
“aku tidak tau, kau bisa bertanya pada Ian, tidak itu merepotkan”Jawab Lefron acuh tak acuh.
“Ian diperbolehkan untuk mengadopsi?” tanya May sambil berbisik melirik kearah Ian yang perhatiannya teralihkan pada seorang wanita yang tengah memilih kentang di depan sebuah toko sayuran.
“bukankah ia sedikit terlihat tidak bisa diandalkan?” bisik May.
“hey dasar kau bocah, aku bisa mendengarmu!” Ian akhirnya berhenti dan menatap kearah May.
“asal kau tau ya, aku adalah orang yang paling bisa diandalkan bahkan akulah orang yang mengurus orang-orang ini” kata Ian sambil membusungkan dadanya.
“apa maksudmu kau mengurus kami?”
“hey aku kan yang mengatur semua perjalanan kita, dan apa kau tidak ingat siapa yang membantumu saat kau terserang Flu saira”
“baiklah-baiklah kau adalah ibu kami”
“kau dengarkan anak kecil?, jika seseorang butuh bantuan orang pertama yang mereka cari adalah AKU” menunjuk dirinya sendiri tidak peduli bahwa orang-orang melihatnya dengan tatapan aneh.
“oke-oke, May sudah mengerti, benarkan May?” kata Ryan merangkul Ian dan mencoba untuk membuatnya berjalan kembali.
“ya.. ya aku mengerti kau adalah orang yng paling bisa diandalkan, kau keren” jawab May sambil mengacungkan jempolnya.
Setelah itu perjalanan berlangsung dengan aman. Lefron pergi untuk mengerjakan laporan hasil patroli dan beberapa laporan yang belum ia kerjakan bersama dengan Karl. Ben dan Ryan pergi untuk melatih otot mereka yang sudah besar. Sebenarnya Ben yang ingin pergi, dan ia menarik Ryan bersamanya.
Jadi May ditinggalkan untuk menjadi buntut Ian, ia mengikutinya kebeberapa tempat berkata bahwa ia memerlukaan sesuatu yang sangat penting sebelum ia membantu May untuk melihat hewan hewan sihirnya.
May menyangka bahwa Ian hanya mengerjainya saja karna masih kesal akan apa yang dikatakan oleh May sebelumnya karna hal yang Ian katakan sangat penting tidak lain adalah mengganti tali sepatunya atau berlari kearah kantin hanya karna ia ingin meminum jus atau mendatangi beberapa wanita muda dimarkas untuk hanya sedikit menyapa mereka.
“hm.. hewan jenis apa yang ada dipikiranmu?” tanya Ian setelah beberapa mengabaikan May.
“kau bertanya padaku?” May menunjuk dirinya dengan wajah tidak percaya.
“tentu saja, kau pikir ada orang lain selain kau”
“aku inggin yang berbulu, dan lucu, dan mudah untuk di rawat dan tentu saja yang memilki ukuran relatif kecil karna aku tidak punya banyak tempat di kamarku, kau tau kan?” kata May
“ck kau banyak maunya. Tapi untuk mendapatkan adopsi aku sarankan kau meminta Sally membuatkanmu surat rekomendasi”
“surat rekomendasi?”
“tapi Sally belum akan kembali dalam waktu dekat ini” kata May lebih kepada dirinya sendiri.
Ian yang mendengarnya melirik May “surat dari kapten juga berfungsi sama, atau mungkin bahkan lebih kuat dibandingkan yang dikeluarkan Sally”
“Lefron?” May menatap Ian.
“iya, lagipula kau terlihat dekat dengannya” kata Ian, “normalnya aku tidak akan mempertimbangkan kapten, karna dia biasanya tidak mau ikut campur dengan hal-hal kecil, kurasa yang ada diotaknya hanya melawan monster dan bagaimana caranya untuk naik level”
“baiklah aku akan mencobanya, kau tau sebenarnya Lefron adalah orang yang baik, dia sering menolongku dengan hari pengumpulan, selain itu ia tak pernah meminta bayaran” jawab May membuat Ian meliriknya sambil mengangkat sebelah alisnya.
“ayo aku tunjukan tempatnya” kata Ian kemudian May dibawa ketempat yang memiliki padang luas, beberapa Hewan besar terlihat sedang merumput. Hewan-hewan itu belum pernah dilihat sebelumnya oleh May baik dikehidupan nyata maupun dalam beberapa ensiklopedia yang May telah baca.
“kau hanya perlu menunjukan kartu identitasmu, lalu seseorang akan membantumu” kata Ian, ia berjalan kedepan resepsionis yang dijaga oleh seorang wanita usianya munkin berada diakhir 20 tahunan. Dia memiliki rambut merah dan mata besar berwarna coklat terang, wanita itu tidak sedang tersenyum ketika May melihatnya, tetapi May dapat merasakan aura yang membuatnya nyaman.
“hallo Ren” Ian tersenyum pada wanita itu
“hallo Ian” Ren membalas senyuman Ian, memiringkan kepalanya untuk melihat kearah May yang berdiri di belakang Ian.
“anak baru?” kataya.
“ini May, dia adalah asisten kecilnya Sally” Ian membawa May kedepannya untuk memperkenalkannya.
“Hallo”
“Hallo May, aku Rennesa tapi kau bisa bisa memanggilku Ren” Ren menyodorkan tangannya pada May yang disambut baik oleh May.
“senang bertemu denganmu Ren” kata May.
“kalian ingin melihat-lihat?” tanya Ren pada Ian.
“iya, May ingin melihat apakah dia bisa mengadopsi salah satu hewan sihir yang tinggal disini” Ian entah kenapa tidak semeseum biasanya ketika ia mengobrol dengan Ren.
“oh begitu, kau bisa masuk setelah memberikan kartu identitasmu” setelah itu May dan Ian memberikan kartu mereka, Ren menempelkannya pada mesin pengenal kemudian mengisi beberapa data sebelum menyerahkan kembali kartu identitas kepada Ian dan May.
“apa kalian butuh bantuan?” tanya May pada Ian.
“tidak, kita hanya akan melihat-lihat hari ini”
“baiklah, jika kau butuh sesuatu kau tau dimana harus menemukanku atau Wil” jawab May mempersilahkan keduanya untuk masuk melalui senuah pintu kecil dibelakang Ren.
Pintu itu adalah pintu besi yang diatasnya terdapat tulisan “Hanya yang Berkepentingan”
Setelah memasuki pintu itu May tiba disebuah lorong sebelum akhirnya sampai disisi sebuah lapangan rumput yang ia lihat dari luar.
Dari luar May hanya bisa melihat beberapa hewan besar, dari dalam May melihat beberapa hewan kecil yang berkerumun beberapa ada yang berasal dari jenis mamalia tapi tidak sedikit juga yang berasal dari jenis avian.
“wow banyak sekali” May berlari menuju pagar besi yang memisahkan lapangan dan lorong bangunan untuk manusia bekerja.
“ayo,aku bawa kau melihat hewan yang baru saja tiba pagi ini”
“bukankah hewan yang baru tiba perlu observasi terlebih dahulu?” tanya May mengikuti langkah Ian kesebuah ruangan yang berada diujung.
“observasi berlaku bagi hewan yang baru diketahui, selebihnya jika seseorang membawa hewan sihir umum yang tidak berbahaya umumnya mereka hanya akan diobservasi selama satu atau dua hari setelah imunisasi dilakukan, dan setelah itu kau bebas untuk membawanya”
“kemarin aku bertemu dengan Tarian, induknya mati karna diserang hewan lain, aku tadinya berniat untuk mengadopsinya”
“Tarian? Hewan sihir yang seperti harimau berekor tiga?” May membelalakan matanya. May mengingat ciri-ciri hewan Tarian yang pernah ia baca, Tarian adalah hewan besar yang dapat tumbuh lebih dari dua meter dia termasuk hewan buas yang biasanya digunakan beberapa orang dari militer sebagai partner berburu karna memiliki kempapuan bertarung yang sangat tinggi. Selain itu hewan ini termasuk hewan yang memiliki intelegensia yang cukup tinggi dia tidak akan mau melakukan bonding dengan sembarang orang. May melirik kearah Ian.
“iya, kau pintar juga” Ian kemudian membuka pintu besi besar didepannya dengan kedua tangannya. Di dalam May melihat seorang laki-laki dengan seragam putih seperti yang dikenakan Sally sedang mencatat sesuatu di bukunya. Mendengar pintu terbuka ia mendongkakan kepalanya dan kemudian setelah melihat Ian yang masuk ia kembali dengan kesibukannya tanpa memperdulikan mereka berdua.
May melihat bahwa Ian juga tidak memperdulikan orang itu ia berjalan menuju ruangan besar yang lebih terlihat seperti sebuah penjara, dikiri dan dikanan berjejer banyak kandang besi dengan ukuran yang berbeda-beda yang paling dekat dengan pintu masuk adalah kandang yang ukurannya besar beberapa terisi dengan hewan- hewan besar beberapa lagi adalah kandang-kandang kosong. Disetiap pintu kandang terdapat sebuah monitor dengan lampu hijau jika memiliki penghuni.
Semakin kebelakang kandang-kandang semakin banyak karena ukurannya semakin kecil, Ian berhenti disebuah kandang yang berada diujung. Didalamnya May melihat seekor tarian kecil yang sedang meringkuk, tubuhnya bahkan lebih kecil dari kucing dewasa yang sering May lihat berkeliaran disekitaran pasar.
“apakah dia sakit?” tanya May melihat Tarian itu tidak bergerak sama sekali ketika mereka berdua datang mendekat.
“tidak, dia adalah bayi Tarian yang baru lahir. Mereka menghabiskan banyak waktu untuk tidur, apalagi yang satu ini kehilangan susu ibunya” Ian membungkukan tubuhnya untuk melihat kearah monitor yang berisi beberapa data vital pada anak Tarian tersebut.
“warnanya benar-benar pink” May menempelkan wajahnya pada kandang tersebut. Tarian dewasa biasanya berwarna merah terang dengan corak hitam disepanjang tubuhnya. Tak lama kemudian May melihat kuping dan ekor bayi tarian tersebut berkedut dan perlahan sebuah kristal berwarna kuning keemasan menatap May.
“lucunya..” seru May melambaikan tangannya “hi” sapanya.
Tarian itu terus menatap May tanpa berkedip, setelah beberapa saat Ian juga mengalihkan pandangannya pada makhluk malang ini.
Setelah menatap May, bayi Tarian mengalihkan pandangannya pada Ian kemudian dia mengalihkan wajahnya acuh lalu kembali tidur.
“apakah dia membencimu?” tanya May menahan geli.
“dasar kau tidak tahu diri, aku adalah orang yang menyelamatkanmu!” kata Ian menunjuk bayi tarian tersebut.
May memutar bola matanya mendengar perkataan bodoh Ian.
“apa yang bayi tarian makan?” tanya May,
“kau pikir apa yang bisa dimakan seorang bayi selain susu?” Ian masih dengan kejengkelannya.
“maksudku apa yang kau beri makan padanya?”
“mereka sepertinya memberikan susu sapi” Jawab Ian menggosok dagunya.
“dia bisa menerima susu sapi?” May kembali memperhatikan bayi Tarian yang tertidur tersebut.
“apakah nanti ia akan menjadi lebih jinak?”
“bagaimana mungkin”
“yah karena perubahan DNA oleh susu sapi?” tanya May.
“oh... aku tidak tau itu, kau mungkin harus menanyakannya pada Sally”
“tapi Sally lebih fokus pada tanaman herbal”
“Ya kau benar juga, kau bisa menanyakannya pada pria itu, dia pasti akan senang membahas soal ini denganmu”
Ian menunjuk pria yang berada di depan yang masih menundukan kepalanya dan berkutat dengan catatannya.
Melihat wajah May yang menunjukan keraguan Ian kembali melanjutkan.
“oh jangan lihat dia seperti hanya jika ia sedang larut dalam penelitiannya. Biasanya dia adalah pria yang ramah” diam beberasa saat, May tidak tahu harus menjawab apa dengan itu.
“dia Otto, agak sedikit maniak dengan hewan sihir tapi kau bisa percaya padanya. Jika kau punya waktu dan melihatnya sedang tidak sibuk, berbicaralah padanya May” kata Ian lagi. Kemudian mereka melanjutkan tur mereka.
May melihat ada banyak hewan kecil yang lucu ingin ia adopsi, beberapa diantaranya pernah ia baca dibuku, beberapa lagi baru pertama kali melihatnya, jadi May mengeluarkan buku catatannya mencatat semua nama dan jenis hewan yang ada untuk kemudian melakukan penelitiannya sendiri agar ia bisa menentukan hewan apa yang cocok dengannya.
Angin barat bertiup kencang membawa awan hitam yang telah bergemul dan menjadi gemuk karena menampung banyak air, hanya butuh sedikit lebih banyak muatan air diudara sebelum menumpahkan isinya. Beberapa pohon yang batangnya belum sempat menjadi dewasa tak kuasa menahan tiupan angin itu, mereka memiringkan tubuhnya, beberapa bahkan telah tumbang menghalangi jalan - jalan yang biasanya dilewati oleh manusia.“oh.. ini sangat dingin” May berjalan menuju gedung kantin, tangannya menggosok-gosokan lengannya berharap bisa mendapatkan sedikit kehangatan dari situ.“sudah kubilang, ramalan cuaca hari ini akan terjadi badai. Kau harus memakai pakaian yan lebih tebal” Billy yag berjalan disebelahnya memakai sebuah jaket tebal, di lengannya bahkan ia sudah memegang sebuah jubah anti air.“tapi pagi ini begitu cerah” jawab May melihat gelapnya langit diatasnya.“kau harus mempercayai ramalan dari surat kabar “Berita Harian M..” ramalan mereka 90% akurat”“aku kira hari ini adalah sepuluh persen
Kegiatan May sekarang selain membantu apapun yang diminta oleh Sally untuk penelitiannya, May juga bertugas untuk mencari tanaman herbal yang ada di hutan seminggu sekali, biasanya ia ditemani oleh Lefron, tapi jika Lefron sedang sibuk May akan ditemani oleh Ben atau Karl. Selain itu May juga menjadi pekerja paruh waktu dirumah kaca yang diurus oleh Selena. Selena wanita paruh baya yang sangat baik dan memiliki tempramen lembut, mungkin karena hal ini dia memiliki afinitas kuat dengan tanaman. Hari ini adalah hari Rabu, hari biasanya May mengumpulkan tanaman yang harus ia dapatkan. Sebenarnya tugas ini biasanya diselesaikan selama dua atau tiga hari oleh orang lain. Tetapi semenjak hari pertama ia mengumpulkan tanaman, May selalu bisa mendapatkan semua yang ia cari hanya dalam satu kali ia pergi kedalam hutan, jadilah ini menjadi tugas utama May. Seperti biasa Lefron atau seseorang yang menggantikannya akan menunggu May di depan toko pada jam delapan pagi, ja
Tiga jam kemudian May masih berkeliaran di dalam hutan mencari Scarlet Daisy yang harusnya tumbuh di tanah tinggi. Kaki May mulai terasa sakit karna dia terus mendaki bukit bebatuan, melihat kedepannya May menemukan fakta bahwa Lefron bahkan sama sekali tidak berkeringat, penampilannya masih sama rapihnya ketika ia pergi tadi pagi.“aku lelah” kata May kemudian dia duduk disebuah batu besar yang berada di sebuah lapangan kecil tanpa pepohonan disekelilingnya. “aku juga lapar” lanjut May yang akhirnya membuat Lefron membalikan tubuhnya, kemudian dia melihat serius kebelakang May, tak lama May merasakan angin kencang menerpa wajahnya, dan Lefron yang berdiri sekitar 100 meter darinya telah hilang dari pandangannya.“huh” May melihat sekeliling tapi sosok Lefron juga tidak terlihat, kemudian May mulai merasa takut setelah sekitar 10 menit kemudian dia tak kunjung melihat Lefron, awalnya May mengira bahwa Lefron mungkin kebelet
Langit sudah menjadi gelap saat May dan Lefron tiba kembali di pintu masuk hutan, bahkan mereka bertemu dengan pasukan patroli petang hari itu. Beberapa melihat kearah mereka berdua dengan tatapan yang aneh yang agak mengganggu bagi May, tapi karna Lefron tidak mengatakan apapun tentang itu May juga ikut mengabaikannya.Setelah Lefron bertukar sapa dengan kapten dari regu tersebut kemudian dia dan May mulai berjalan kembali kearah desa, hari itu cerah jadi langit malam ini cukup bersinar oleh taburan bintang meskipun sang bulan tidak terlihat batang hidungnya.“aku lapar” gumam May, mereka hanya makan bekal roti isi yang dibawa May tadi siang untuk jatah cemilan May yang jumlah dan porsinya tidak cukup untuk dua perut karna mereka biasanya tidak lama berada dalam hutan jadi May tidak banyak membawa persediaan makanan. Sebenarnya Lefron menyuruh May untuk menghabiskan makanannya sendiri karna bagi Lefron yang seorang tentara ia terbiasa dengan tidak makan atau harus menahan lingkungan
Malam itu May diantarkan Lefron sampai didepan kamarnya. Keesokan harinya pada sore hari May pergi ketempat Ren untuk mengambil Levi setelah ia selesai membantu pekerjaan yang ada di rumah kaca. Ya dia memutuskan untuk menamai hamsternya Levi karena itu mirip dengan nama Lefron, orang yang mempertemukan mereka.Saat May sampai di divisi hewan sihir yang menjaga di depan bukanlah Ren tapi seorang laki-laki dengan kacamata tebal dan berambut merah. Ketika ia sampai didepan meja resepsionis, laki-laki ini tidak tersenyum seperti Ren dia hanya menanyakan urusan May dengan suara dan tatapan tanpa ekspresi. May bertanya-tanya apakah wajah kaku adalah semacam penyakit yang umum dikalangan orang-orang.Setelah May menjawab beberapa pertanyaan darinya, ia kemudian menundukan kepalanya untuk melihat data pada layar setelah beberapa saat kemudian dia mengangkat kepalanya lagi untuk melihat May lekat-lekat dari atas sampai bawah kemudian matanya kembali ke monitor tanpa mengatakan
Hari itu adalah hari dimana May masuk ke hutan terlarang, tugasnya saat ini adalah untuk mencari tanaman sangi sebanyak yang bisa ia temukan. Karena beberapa hari lalu tim patroli bertemu dengan hewan buas yang menyebabkan banyak prajurit mengalami luka-luka hingga membuat permintaan ramuan penyembuh meningkat pesat. Untungnya tidak ada yang kehilangan nyawanya karena peristiwa itu.Jadilah May kali ini memasuki hutan sendirian dan hanya mencari sangi, dia mulai berjalan masuk ke hutan dipagi hari dan ia sudah menyiapkan bekal makan siang berjaga-jaga jika ia tidak sempat menyelesaikan tugasnya sebelum waktunya makan siang.Saat ini sudah memasuki musim gugur yang dekat dengan kedatangan musim dingin sehingga matahari tidak terlalu terik dan angin yang berhembus membawa hawa dingin. Beberapa area di hutan terlarang jua mengalami perubahan, seperti berkurangnya warna hijau di lingkaran luar hutan. Tetapi jika dilihat dari atas, bagian tengah hutan masih saja tertutup dan gelap, membuat
Keesokan harinya May pergi menemui Billy untuk memberikan hasil panennya kemarin, saat melihat tumpukan sangi yang May keluarkan dari keranjang sihirnya yang memiliki ukuran 2 x 2 meter, Billy tertawa terbahak-bahak setelah mendengar keluhan May.“kau sungguh luar biasa” kata Billy, dia kemudian dibantu oleh May untuk merapikan tanaman tersebut kedalam beberapa keranjang, dipissahkan berdasarkan kualitas yang dimiliki, selagi mengorganisir tanamannya May menemukan box yang kemarin ia lemparkan kedalam keranjang yang isinya bunga aneh yang belum pernah ia lihat.May mengeluarkannya, ia melihat bahwa bunga itu masih ada dalam keadaan segar seperti baru saja dipetik.“Bil” May membawa kotak tersebut kehadapan Billy “kau tahu sesuatu tentang ini?”Bill melihat kedalam kotak kemudian dia terbelalak.“May!! Bagaimana kau mendapatkannya?” katanya berteriak cukup kencang. “mm.. Levi yang menemukannya&rd
Akhirnya hari dimana Lefron dan May akan pergi menuju ibu kota tiba juga. Hari itu matahari bersinar cukup terang. May membawa banyak barang, dia sangat bersyukur karena ada sihir di dunia ini. Barang-barang yang ia bawa ia masukan kedalam keranjang sihir yang bisa ia masukan kedalam kantong bajunya tanpa harus menanggung beban yang berat.Awalnya May ingin membeli sebuah kandang sihir untuk tempat Levi tapi ia menolak dengan keras untuk berada didalamnya, akhirnya setelah berdiskusi dengan Ren dia membiarkan hamster itu bersarang dikantong bajunya yang lain.Lefron memakai pakaian sederhana, hanya sebuah kemeja putih, celana hitam panjang dan sebuah jubah sihir yang bisa menahan terik matahari dan air hujan, May juga memakai jubah yang sama.Selain pakaian yang menempel pada tubuh Lefron dan sarung tangan serta sepatu boot yang kuat hanya sebilah pedang yang menempel pada tubuhnya. Aura dari seorang kapten yang menyeramkan sedikit berkurang, Lefron memancarkan
Tidak ada yang mengobati luka - luka May setelah hari itu, beberapa kali sang raja menemuinya untuk menambah luka yang masih belum sembu. Hal itu terus berlangsung hingga waktu yang cukup lama. Suatu hari, ada orang yang kembali mengunjunginya. awalnya May mengira itu hanyalah kunjungan biasa yang dilakukan oleh sang raja, tetapi setelah mendengarkan dengan seksama, langkah kaki itu terdengar lebih cepat dan lebih banyak jumlahnya. "May!" Seakan bermimpi May mendengar suara Lefron yang sudah lama sekali tidak ia dengar, ia bahkan tidak tahu apakah Lefron bisa sembuh dari keracunannya yang membuat May berpikir dia sudah menjadi terlalu gila dan mulai mendapatkan delusi - delusi dalam kepalanya. May masih belum sadar sampai akhirnya Lefron memotong jeruji besi yang mengelilingi May dan akhirnya memegang pundaknya. "maafkan aku" kata Lefron, suaranya yang biasa selalu memiliki ketenangan, tapi kali ini May mendengar suaranya bergetar.
Sepuluh hari May habisskan waktu di dalam penjara bawah tanah yang suram tersebut, tapi bagi May, itu merupakan sepuluh hari paling lama yang oernah ia rasakan. Rasanya jika ia dibiarkan beberapa hari lagi saja, May merasa dirinya bisa menjadi gila, setiap saat sekujur tubuhnya selalu merasa dingin dan menggigil. Tanpa cahaya matahari ataupun lampu - lampu yang hanya akan menyala jika seseorang sedang mengantarkan makanan kepadanya, hidup May menjadi sangat gelap, kali ini May tidak bisa membaca buku atau melakukan sesuatu untuk menghabiskan waktunya. Di saat May hampir kehilangan semangat dan cahayanya, seseorang datang pada jam selain jam makannya. Orang itu adalah orang yang pernah May temui. Ia adalah kepala pengurus rumah tangga istana. Lelaki tua itu datang bersama dengan dua orang wanita yang berpakaian seperti pelayan istana. "kita bertemu lagi nona" katanya pada May yang mengacuhkannya. Orang itu
Sudah setengah jam sejak May sampai di kota Linos, saat ini dia disekap di dalam kantor Ilo dengan tangan dan kaki yang juga terikat.May tidak tahu kenapa mulutnya tidak turut di bungkam seperti yang ia lihat pada Ilo, mungkin karena sejak awal May tidak mengeluarkan suara apapun. "Levi..." May memanggil Levi yang bersembunyi di dalam pakainnya setelah memastikan bahwa tidak akan ada orang yang memasuki ruangan tersebut. May bersusah payah mengeluarkan inti biji daun biru dan transporter yang sidah dimodifikasi dengan tangan terikat. Keranjang sihir May berbentuk seperti sebuah tas selempang kecil dan karena ia menggunakan jubah, Tas tersebut tidak akan terlihat dari luar. Orang - orang yang menahannya tidak berupaya untuk memeriksa dan menyita keranjang sihirnya. "bisakah kau menolongku untuk mengantarkan kedua benda ini pada Lefron?" May berbisik pada Levi yang mengeluarkan kepala kecilnya dari dalam kantung bajunya. "cit" kata Levi yang juga pelan.
"omong - omong, apa kau benar - benar tidak khawatir dengan profesor Idris?" "anak itu akan baik - baik saja" Felix menjawab tanpa terlihat khawatir sedikitpun. "anak?" kata May ragu dengan pendengarannya. Ia menatap wajah Felix yang kekanak - kanakan tersebut. May sudah tahu bahwa Felix memiliki usia yang lebih tua dibandingkan dengan penampilannya. Tapi May tidak tahu seberapa jauh perbedaannya tersebut. Selain itu, Felix memiliki beberapa ciri - ciri khusus yang belum pernah May temui ataupun May baca dari beberapa ras orang yang ia tahu dari informasi yang di dapatnya. "oh benar, aku sudah menerima bukumu. Terimakasih itu sangat membantu" kata May. Wajah Felix yang santai berubah sedikit tegang ketika May membahas tentang hadiah yang ia berikan pada May itu. "kenapa kau memberikannya padaku? aku pikir kau sangat menyayangi buku tersebut?" May berkata lagi ketika dirinya tidak mendapatkan jawaban dari Felix. Kali ini wajah Felix berubah merah, ia kemudian memalingkan
Perlahan tapi pasti, May akhirnya dapat sampai ke perpustakaan tanpa dicurigai siapapun.Sevenarnya May tidak tahu apakah dirinya menjadi salah satu orang yang ada dalam daftar pencarian atau sama sekali tidak terkait dengan kasus yang mengikat keluarga Mandala.Dengan jantung yang masih berdetak kencang karena adrenalin, May melangkahkan kakinya menuju lorong sepi yang akan membawanya ke tempat Profesor Idris.Dalam perjalanannya itu, May tidak menemukan ada orang lain, dan membuat kewaspadannya menurun lebih dari setengahnya ketika ia sampai di hadapan tangga yang hanya bisa membawanya ke satu tempat tersebut."Haa ..." May menghela nafasnya lega, dengan langkah yang lebih ringan, satu persatu anak tangga May pijak hingga sampai di penghujungnya.Pintu kayu tua tersebut ada dalam kondisi tertutup, May mengetuknya pelan. Tuk tuk.Tapi tidak ada respon yang ia dapatkan, ketika tangannya hendak mengetuk kembali, tiba - tiba pintunya berkerit dan membuka sedikit. Saat itu May merasa s
"aku akan pergi" kata May dengan tegas. "tidak, kau tunggulah disini, katakan dimana tempat itu. May menggeleng, "kalian tidak akan dengan mudah menemukannya tanpa aku" ia bersikeras. Sudah dua hari sejak kedatangan May ke tempat itu, May dan Andrea Mandala terus bersikeras dengan pendapat mereka masing - masing. "dengar, semakin lama kita berdebat, semakin kecil harapan hidup Lefron. Anda harus tetap disini dan mengurus yang lainnya, aku tidak akan lama" kata May. "kau tidak mengerti, keadaan di ibu kota saat ini tidak aman, terutama bagi dirimu" "kalau itu yang menjadi kekhawatiranmu aku punya solusinya" May dan Andrea Mandala melihat kearah Sally yang baru saja memasuki ruangan. "gunakan ini" katanya pada May melemparkan sebuah wig berwarna pirang. May menatap Sally lalu ia mencobanya, wig itu ringan dan ketika dia memakainya di kepalanya, ia tidak merasakan ketidaknyamanan. "hmm... tidak buruk" kata Sally yang memperhatikan May, ia juga memberikan sebuah cermin
"sebenarnya aku masih tidak mengerti apa yang sedang kalian rencanakan. Lalu siapa orang - orang yang ada bersama kita?" Lefron menghela nafas, ia tidak langsung mengajak May kembali ke rumah mereka di Ilinos, ia mengajak May berjalan - jalan. "setelah ayahku mendengar apa yang terjadi padamu, dia memutuskan untuk ikut pergi kesana dan menemui ibu. Kurasa dia ingin meninggalkan semuanya disini, jadi dia membawa seluruh yang berharga baginya" "tunggu, maksudmu ayahmu ingin merelokasi seluruh keluarga Mandala ke dalam hutan terlarang?" May menatap Lefron dengan tatapan tidak percaya. "mungkin" "dengan semua kesatria yang kemarin ada? apakah mereka semua menyetujuinya?" Lefron terkekeh. "tenang lah, ayahku sudah memberikan mereka semua pilihan. Mereka - mereka yang kau lihat kemarin adalah orang - orang yang bersedia mengikutinya tanpa paksaan. Kebanyakan dati kesatria keluarga Mandala adalah orang - orang yang sudah tidak memiliki keluarga lagi, mereka menganggap diri mereka
Lefron menyuruh May untuk duduk, dia kemudian dengan santai menceritakan bagaimana ia bertemu dengan Leo, dia memberikan informasi mengenai pergerakan istana yang mencurigakan, jadi untuk berjaga – jaga Lefron meminta tolong ayahnya untuk menjemput May.“er... kau tidak akan menjelaskan bagaimana disini bisa ada banyak orang?”“oh... mereka adalah tentara keluarga Mandala”“oh”Lalu terdiam.“lalu kenapa kita bersama mereka? Kalian tidak mencoba melakukan sesuatu yang berbahaya kan?”“sebenarnya ayahku sudah muak dengan keluarga kerajaan. Dia bertahan hanya karena menunggu ibu.” Lefron berkata.“apa maksudmu dengan muak? Apa kau akan elakukan semacam kudeta?”Lefron tidak memberikan jawaban positif ataupun negatif. Tapi dari apa yang terlihat oleh May, kemungkinan Andrea Mandala melakukan hal itu sangat besar. Apakah Andrea Mandala ingin menggan
“Hallo May” Profesor Idris menyapanya.“Hallo Professor”“Sayang sekali, akademi ini jarang sekali kedatangan murid berbakat sepertimu” katanya membuat May merasa malu dan canggung.“terima kasih profesor” May akhirnya menjawab.“Idris” kata Andrea Mandala.“baiklah – baiklah, kau masih saja tidak sabaran seperti dulu” kata Profesor Idris sambil mengaktifkan gerbang sihir tersebut.Siapa yang sangaka di tempat sepi seperti terdapat sebuah gerbang sihir, May curiga gerbang sihir tersebut ilegal.Profesor Idris seperti mendengarkan apa yang dikatakan oleh May dalam pikirannya berbalik dan berkata sambil tersenyum.“gerbang ini dulunya digunakan untuk keadaan darurat, hanya saja sudah lama sekali diabaikan”.May hanya bisa tersenyum malu. “Baiklah, semuanya sudah siap, semoga kita bisa bertemu kembali” Ujar Profesor I