"Bubu, dimana kau?"
"Kemari, aku punya cookies untukmu!"
"Bubu?"
Houran baru saja mencicipi roti berbentuk bulat yang sangat renyah di lidahnya, buatan dari kepala koki yang mengatakan itu akan disajikan pada acara makan malam nanti. Rasanya yang cukup baik mengingatkannya untuk berbagi dengan Bubu yang biasanya sangat antusias dengan roti. Tetapi, entah bagaimana, tidak ada Bubu dimana pun. Tidak di ruang tamu, tidak di ruang bersantai, tidak di dapur, bahkan itu tidak ada di dalam kamarnya.
Segera saja dia menangkap siluet dari Jing Li yang baru saja kembali dari memeriksa rumah kaca dibelakang, ia melangkah untuk menghampirinya. "Jing Li, apakah Bubu pergi bersamamu?"
"Bubu?" Jing Li menunjukan raut wajah bingung. "Saya tidak melihatnya sejak tadi, Tuan muda."
"Ah, dia tidak ada dimana-mana. Aku hanya sedi
Well, tebak siapa remaja baru yang menyebalkan ini? Pengen jitak pastinya. Dan kasian Bubu ya. Terimakasih sudah membaca, dan sehat selalu.
Ketika berlari untuk mencapai gerbang yang memiliki jarak sepuluh menit untuk ditempuh itu, bayangan seekor anjing hitam yang meringkuk sendirian di bawah pohon dengan tali yang melingkari lehernya, membuat Houran ingin sampai ke sana dalam sekejap mata. Bayangan itu juga tumpah tindih dengan ingatan pada dunia sebelumnya ketika anjing hitam yang ia selamatkan juga terikat di bawah pohon. Mau tidak mau, perasaan sedih dan menyesal segera menyeruak di dalam hatinya. Mengapa anjing hitam diperlakukan seperti ini? Mengabaikan derai hujan yang semakin deras dan pakaiannya yang telah basah kuyup, ia hampir berlutut menemukan Bubu benar-benar berada di bawah pohon, tetapi itu segera berlari dan melompat berkali-kali ketika menemukan keberadaannya, karena terhalang tali, Bubu hanya bisa melompat dan berjalan dengan gusar sampai Houran meraihnya ke dalam pelukan.
"Saudari Fengya, aku minta maaf mengenai hal ini, tetapi Jong Keyi memang memang melakukan kesalahan." Masih memeluk dengan erat Bubu yang mengigil di dalam pelukannya, Houran menjadi yang pertama angkat bicara, dengan memahami bahwa Jing Li dan yang lainnya tentu tidak akan berani melawan Lu Fengya yang setara dengan Tuan mereka. Tetapi Lu Fengya sepertinya tidak menyambut baik itikad Houran untuk berbicara padanya. "Aku ingat kau tidak menyukaiku ketika terakhir kali kita bertemu, Tuan muda ketiga, Houran. Apakah kali ini kau juga tidak menyukai sepupuku Keyi dan ingin mempermalukannya?" "Aku tidak ingin mempermalukan siapapun. Ini adalah dia yang pertama menudingku sebagai pencuri." Balas Houran. Lu Fengya menatapnya, "ah, jadi sekarang kau beralih peran menjadi penjahat?" Menarik nafas dalam-dalam,
"Dimana Houran? Bagaimana bisa di jatuh demam dan tidak ada satupun dari kalian menyadarinya?!" Nyonya Mei yang baru saja melangkah masuk ke dalam ruang tamu meledak dalam amarah ketika melihat putra pertama dan putri keduanya beserta juga suaminya duduk diam di dalamnya. Kepala pelayan Li juga berdiri di sudut tidak jauh dari kursi. Dia baru saja menyelesaikan rancangan pentingnyanya di larut malam, dia juga mengetahui bahwa kemarin adalah acara penting Mu Qixuan tetapi dia harus melewatkan, maka dari itu ia berencana untuk membeli sesuatu ketika kembali sehingga dapat mengobati rasa bersalahnya. Namun, belum juga rencana itu dapat dilaksanakan, sebuah panggilan mengatakan bahwa anak bungsunya yang paling ia jaga tengah demam tinggi hingga tidak sadarkan diri. Ia panik dan gugup. Berlari pulang dengan penerbangan tercepat yang bisa mereka dapatkan.
Houran tengah bermimpi. Sebelumnya, setelah memastikan Bubu terawat dan tidur dengan dengkuran samar, akhirnya ia dapat membersihkan diri dengan desakan Jing Li yang terus menerus gelisah dan khawatir jika ia akan terkena demam akibat kehujanan. Yah, dia mengatakan untuk tidak terlalu khawatir padanya, menilai dari kehidupan sebelumnya dia juga tidak bisa sakit dengan begitu mudah. Tetapi ... ini seperti mengigit lidahnya sendiri. Di malam hari, tiba-tiba ia merasa gelisah, dan seluruh tubuhnya berkeringat, tetapi rasa kantuknya begitu berat dan dia tidak ingin bangun sama sekali untuk mandi. Melihat langit-langit kamar yang terlihat berputar, dia tahu itu tidak benar. Ia menyentuh dahinya untuk menemukan itu sedikit hangat. Lantas ia hanya memiliki kesempatan untuk mengatakan pada pengawal di pin
"Makan dengan baik, minum obatmu dengan teratur. Dan jangan coba-coba untuk bermain-main di bawah hujan lagi. Mengerti?" Houran berpikir sepertinya panas di dahinya yang sebelumnya sempat mereda akan kembali memanas jika dia terus mendengarkan ucapan orang di hadapannya ini, Fan Mingli, yang belum juga menyisir rambutnya tetapi sudah bertugas di dalam kamarnya dan terus berbicara mengenai banyak hal. Apa juga yang ia katakan dengan bermain-main di bawah hujan? Ia tidak bermain, okay? Kemarin adalah murni ketidaksengajaan, semua orang juga mengetahui hal itu. Hanya dokter di depannya yang tidak tahu tentang hal itu, sepertinya. "Em, dokter, bukankah aku sudah sembuh? Tidak ada demam lagi, lihat aku, coba sentuh dahiku, tidak panas." Ujarnya. Fan Mingli meliriknya, tetapi tidak banyak mengubah raut wajahnya, "oh, tampaknya kau
[Lu Fengya's Side] "Keyi, lain kali kau tidak bisa bertingkah seperti kemarin, kau ingat?" Dia cukup beruntung bahwa Mu Qixuan, tunangannya itu membelanya. Jika tidak, maka itu berarti dia akan berurusan dengan amarah Nyonya Mei secara langsung, atau bahkan ikatan pertunangan mereka akan berakhir kemarin, segalanya bisa saja terjadi. Remaja yang bermain dengan ponsel di tangannya hanya menghembuskan nafas kesal, Jong Keyi itu menjawab perkataannya, "huh, sekarang bahkan kau menasehati aku untuk anak ingusan itu, saudari Fengya? Kupikir kau membelaku sebelumnya?" "Memang, aku membelamu, dan aku akan selalu melakukannya kapanpun." Jawabnya dengan raut wajah serius, kemudian menambahkan. "Tetapi, kau memilih objek yang tidak benar kali ini, Keyi, anak ingusan yang kau katakan itu, dia adalah anak bungsu dari keluarga Mei, harta berharga yang dijaga sedemikian rupa oleh se
[Mei Jiayi's Side] Dia linglung. Kali ini dia melarikan diri dengan alasan terdapat urusan pada perguruan tinggi yang harus segera ia selesaikan. Kedua orangtuanya masih bertengkar, dan mereka tidak benar-benar memiliki waktu untuk memikirkan apakah dia telah pergi atau masih ada di sana. Begitu sampai di perguruan, dia masih mengikuti kelas, tetapi pikirannya tidak ada di sana. Kenyataan bahwa adik laki-lakinya memiliki anemia sedangkan dirinya sendiri tidak mengetahui hal ini benar-benar membuatnya terpukul. Memang benar dia telah bersalah karena tidak muncul pada hari dimana Houran koma, tetapi itu bukan murni karena ketidakpedulian darinya, tetapi keadaan benar-benar tidak tepat saat itu. Meski begitu, rasa bersalah menyeruak begitu saja kali ini. Seseoran
"Bagaimana sayang, apakah kepalamu masih sakit? Atau kau merasa ingin batuk?" Nyonya Mei masih duduk di seberang ranjang dengan raut wajah khawatir meskipun ia telah berulangkali mengatakan bahwa demamnya sudah mereda, itu hanya tinggal hitungan jam sebelum dia bisa kembali sembuh seperti sedia kala. Memang cukup wajar mengetahui kekhawatiran seorang ibu terhadap anak bungsu yang sangat ia jaga, dan lagi demam yang menimpanya terjadi dengan begitu tiba-tiba ketika pihak lain tidak berada di dalam kediaman, hal ini tentunya telah membuat dia cemas. "Ā mu, mengapa kau kembali begitu cepat? Apakah tidak apa-apa untuk meninggalkan pekerjaanmu seperti ini?" Tanya Houran dengan sungguh-sungguh. Nyonya Mei menepuk puncak kepalanya dan tersenyum dengan pahit, "jika bukan karena pekerjaan itu, aku mungkin bisa mencegahmu jatuh sakit hingga demam seperti ini. Maafkan Ā mu, sayan
Selepas pulang sekolah hari ini, Houran mendapati bahwa Dage-nya, sudah menunggu di ruang bersantai dan memintanya juga Huan-huan untuk datang kepadanya begitu mereka selesai makan siang. Di Ruang makan, ia bahkan sempat berdiskusi dengan Huan-huan kira-kira apa yang akan di bicarakan oleh saudara pertamanya itu. Juga, tiba-tiba Dokter Fan yang merawatnya sebelumnya itu keluar dari kamar tamu dengan tampilan yang sangat kuyu dan lingkaran hitam tampak di bawah kelopak matanya. Dia ragu-ragu untuk bertanya, "Dokter Fan, kau tidak terlihat baik, mungkinkah kau sedang sakit?" Dokter Fan meneguk segelas air putih, menggosok pinggangnya dan membalas dengan keluhan setelah itu, "aku tidak sengaja mabuk kemarin, dan sekarang seluruh tubuhku terasa seperti baru saja bekerja menabrak pohon berkali-kali." Houran sedikit terheran-heran, "seorang dokter juga boleh m
[Mu Qixuan's Side.] "Jadi?" Ia menyusul duduk di depan pria yang duduk dengan tubuh bersandar pada sofa di seberang. Matanya tertutup, tetapi ia tidak bisa memastikan apakah orang ini memang mengantuk atau hanya terlalu mabuk. Jiang Xu, sekretarisnya berdiri samping sofa, meringis dengan perasaan bersalah. "Maaf, bos. Tapi, Dokter Fan benar-benar menolak kembali jika saya yang membawanya." Jelasnya dengan terbata-bata. Tidak berani untuk menatap langsung sang atasan. Dirinya sendiri juga tidak mengerti mengapa orang mabuk bisa menjadi begitu keras kepala untuk kembali hanya dengan bosnya yang sangat galak. "Sangat merepotkan," ia menendang lutut si pria mabuk. Sangat kesal karena panggilan mendadak yang membuatnya harus berakhir di klub malam ini tanpa memiliki kesempatan untuk menolak. Mengirim sang sekretaris ternyata tidak membantu sama
"Jadi, paman telah mengakui semuanya?" Mu Qixuan menatap kedua orang tuanya dan mencoba untuk menegaskan, setelah mereka semua berkumpul di meja makan dan menunggu keduanya untuk menceritakan asal mula mengapa akhirnya mereka mengurungkan niat untuk berpisah. Nyonya Mei menjadi yang menanggapi pertanyaan itu, "benar, kami berpisah sejak meninggalkan rumah ini hari itu. Aku terlalu cemas memikirkan kemana Ran-ran pergi, dan ayahmu untuk pertama kalinya akhirnya merasa takut bahwa ia mungkin akan kehilangan sesuatu yang sangat penting. Kami sama-sama memiliki kecemasan masing-masing saat itu. Kami tidak bisa berpikir jernih." Ada jeda sejenak. "Bahkan aku sudah menemui pengacara, memutuskan mengambil hak asuh atas Ran-ran. Saat itu, Ā mu menemui satu kesulitan, jika aku membawa Ran-ran, maka itu memisahkannya dari saudaranya. Aku merasa tindakan ini jelas
Houran tidak pernah menduga bahwa apa yang menunggunya di rumah adalah dua sosok yang sebelumnya membuat dia sedih dan hampir menyerah jika mereka benar-benar ingin berpisah satu sama lain, dia sudah ingin menyiapkan beberapa sikap jika pada akhirnya mereka berdua memberikan keputusan perpisahan itu. Dia tidak tahu bahwa mereka akan mengambil keputusan begitu cepat. Fan Lihuan juga menatap kedua orang ini, dan melihat dari kemiripan di antara mereka dengan bocah yang berada di sampingnya, tidak sulit untuk menebak siapa mereka. Ia segera melirik sosok di sebelahnya yang tertegun, dan wajah itu menunjukan kesedihan yang samar. Nyonya Mei menjadi yang lebih dahulu mendekat dan meraih bahu putranya, "Ā mu mendengar ini hari pertama Ran-ran pergi ke sekolah, apakah itu menyenangkan?" "Um." Houran mengangguk. "Maaf, karena kami be
"Tuan muda, Huan-huan, bagaimana hari pertama kalian di sekolah? Menyenangkan? Apakah kalian mendapatkan teman baru yang banyak?" Kepala Fang masih mengemudi dengan satu tangan, dan berusaha mencari bahan obrolan dengan keduanya. Sedangkan kedua bocah di kursi belakang saling menatap canggung, tidak mungkin mereka mengatakan yang sebenarnya. Hari pertama mereka sudah di bumbui dengan perkelahian, meskipun itu adalah Fan Lihuan yang mengalahkan mereka, dan Geng Baigu itu berlari sambil mengancam mereka untuk membalas dendam. Fan Lihuan tidak ingin mengatakan apa-apa, dan itu berarti bahwa Houran yang harus angkat bicara. Dia bersiap sejenak dan segera menerbitkan senyum cerah di wajahnya, "hari pertama kami sangat menyenangkan, Fan Lihuan juga sangat disukai karena di tampan." Kepala Fang tertawa sambil melirik
Kecanggungan yang jatuh di sekitar tempat duduk mereka segera mengundang rasa ingin tahu dari siswa lain di dalam kelas itu. Beberapa tampak melihat secara langsung, sementara beberapa yang lain tampak berpura-pura melirik atau mencoba meraih sesuatu yang jatuh. Yangxu, tampak gugup di antara mereka, dia berbisik sebentar, "ini ... Mengyia, mereka masih anak baru, jadi sulit untuk menjadi dekat begitu tiba-tiba." Gadis itu, Mengyia, yang seluruh wajahnya memerah dan tampak akan meledak kapan saja tiba-tiba mengulas senyuman, dan merapikan rambut ke belakang telinganya, "ah, benar, itu adalah kesalahanku. Lihuan pasti sangat tidak nyaman dengan hal ini." Melihat tingkahnya yang jelas-jelas tengah mencoba untuk menggoda pihak lain, Houran berbalik dan menatap Fan Lihuan yang masih menunduk dan mengamati buku yang entah sejak kapan berada di tangannya. &nbs
"Belajarlah dengan baik, dan pulang dengan cepat. Kepala Fang akan menunggu di gerbang sebelum jam pelajaran selesai. Segera pulang, atau panggil saudara jika kalian harus melakukan sesuatu lebih dahulu." Houran dan Fan Lihuan mengerti suasana hati Mei Jiayi ketika ia terus mengatakan hal ini, bahkan saat itu entah kali ke berapa dia mengulanginya. Saat tengah di dalam mobil, mereka lelah untuk menganggukan kepala setiap kali menanggapi pesan-pesan dari Jiayi. Houran mengangguk lagi saat ini, dan tidak bisa menahan diri untuk mendorong Jiayi segera pergi. Tetapi sebelum itu, dia harus mengatakan tentang hal yang menganggu pikirannya. Dia memegang lengan saudarinya, "Jie jie, bisakah jika aku meminta Kepala Fang untuk menunggu sedikit lebih jauh dari gerbang?" "Mengapa?" Jiayi tidak bisa merasa heran untuk hal ini. "Aku tidak ingin
Jing Li pergi ke dapur kali ini untuk mengambil susu coklat untuk Tuan muda-nya, tetapi dia menemukan kepala pelayan termenung di meja makan. Seakan-akan, pihak lain sedang memikirkan sesuatu yang berat. Dan Jing Li yang memiliki keluhan yang sama tidak bisa menahan diri untuk menyapa pihak lain. "Paman, apa yang kau lakukan melamun sendirian di sini?" Tanyanya sambil menarik kursi di sebelah pihak lain. Paman Li yang tengah melamun itu tersentak ketika mendengarkan suara orang lain, dia segera tersenyum dan bertanya balik, melirik ke arah botol susu di tangannya, "mengambil susu coklat untuk Tuan muda?" Jing Li mengangguk, "stok di kamarnya habis." "Ah, benar. Para pelayan pasti lupa menambahkan stok susu di kamar Tuan muda, dan lagi aku tidak mengingatkan mereka juga." Sahut Paman Li dengan Lesu. "Tampaknya Paman sedang
"Dage sudah menemukan sekolah yang tepat untukku, begitu cepat?!" Mu Qixuan mengangguk dengan tenang ke arah Ran-ran yang masih memiliki Bubu di pelukannya, dan juga Fan Lihuan yang mengusap telinga anjing yang tampaknya mulai tertidur itu. Kemarin, setelah mendengarkan permintaan dari Ran-ran, dia segera sigap meminta sang sekretaris, Jiang Xu untuk meneliti mana sekolah yang sekiranya tepat dengan keinginan adiknya tetapi juga tetap memenuhi standar yang ia tetapkan. Ia tidak ingin sekolah kumuh, atau tertinggal hingga menyebabkan sistem pendidikan yang tidak semestinya. Kualitas pendidikan untuk anggota keluarga Mei harus tinggi meskipun dari sekolah yang biasa. Houran segera meletakkan Bubu di pangkuan Fan Lihuan, menyebabkan anjing itu ingin menggonggong tidak terima, dan tetapi itu terhenti karena usapan lembut di kepalanya.