[Mei Jiayi's Side]
Dia linglung.
Kali ini dia melarikan diri dengan alasan terdapat urusan pada perguruan tinggi yang harus segera ia selesaikan. Kedua orangtuanya masih bertengkar, dan mereka tidak benar-benar memiliki waktu untuk memikirkan apakah dia telah pergi atau masih ada di sana.
Begitu sampai di perguruan, dia masih mengikuti kelas, tetapi pikirannya tidak ada di sana.
Kenyataan bahwa adik laki-lakinya memiliki anemia sedangkan dirinya sendiri tidak mengetahui hal ini benar-benar membuatnya terpukul.
Memang benar dia telah bersalah karena tidak muncul pada hari dimana Houran koma, tetapi itu bukan murni karena ketidakpedulian darinya, tetapi keadaan benar-benar tidak tepat saat itu.
Meski begitu, rasa bersalah menyeruak begitu saja kali ini.
Seseoran
Maunya kalian Jiayi dibikin sama siapa? Terimakasih sudah membaca cerita ini, jangan lupa tinggalkan jejak kalian supaya aku lebih semangat update ╰(^3^)╯
"Bagaimana sayang, apakah kepalamu masih sakit? Atau kau merasa ingin batuk?" Nyonya Mei masih duduk di seberang ranjang dengan raut wajah khawatir meskipun ia telah berulangkali mengatakan bahwa demamnya sudah mereda, itu hanya tinggal hitungan jam sebelum dia bisa kembali sembuh seperti sedia kala. Memang cukup wajar mengetahui kekhawatiran seorang ibu terhadap anak bungsu yang sangat ia jaga, dan lagi demam yang menimpanya terjadi dengan begitu tiba-tiba ketika pihak lain tidak berada di dalam kediaman, hal ini tentunya telah membuat dia cemas. "Ā mu, mengapa kau kembali begitu cepat? Apakah tidak apa-apa untuk meninggalkan pekerjaanmu seperti ini?" Tanya Houran dengan sungguh-sungguh. Nyonya Mei menepuk puncak kepalanya dan tersenyum dengan pahit, "jika bukan karena pekerjaan itu, aku mungkin bisa mencegahmu jatuh sakit hingga demam seperti ini. Maafkan Ā mu, sayan
[Mu Qixuan's Side] Suara kerasnya musik mengalun di dalam ruangan itu dan cahaya yang penuh warna menyebar di setiap sudut ruangan, beberapa orang minum hingga mereka tidak cukup kuat untuk berdiri, beberapa memiliki seorang wanita dengan pakaian terbuka berada di dalam pelukan mereka. Tetapi di sudut sebelah kanan, satu sosok yang duduk di single sofa tanpa terasing dari kebisingan ini. Ada segelas anggur di tangannya, tetapi itu masih utuh dan dia tidak tertarik untuk meminumnya sama sekali. Penampilannya yang memikat jelas sempat membuat semua wanita di sana berlomba untuk menyenangkannya, tetapi udara berbahaya di sekelilingnya yang seakan mengatakan "jangan coba-coba untuk mendekatiku" membuat mereka segera mengurungkan niatnya, mencari keamanan untuk diri masing-masing. Orang itu adalah Mu Qixuan. Yang mana sosoknya jel
"Tuan muda, apa yang anda lakukan di dapur? Apakah itu membutuhkan sesuatu, biarkan pelayan mengantarkannya pada anda." Paman Li tergopoh-gopoh menghampirinya dan segera menasehatinya untuk tidak berkeliaran di dapur dengan wajah cemas. Houran menatapnya, tersenyum kecil, "Paman Li, aku agak bosan dikamar, jadi aku ingin bergerak sedikit. Sebelumnya aku ingin memeriksa kebun sayuran, tetapi aku memutuskan datang untuk meminta sebotol susu cokelat terlebih dahulu." Paman Li segera memberikan isyarat pada seorang pelayan untuk mengambil sebotol susu, masih dengan berbicara padanya, "bagaimana dengan tubuh Tuan muda, apakah itu baik-baik saja? Untuk masalah kebun sayur saya telah meminta pelayan dan pengawal untuk menjaga dan merawat mereka dengan hati-hati. Tuan muda tidak perlu khawatir." "Terimakasih." Houran menerima sebotol susu dari tan
[Paman Li's Side] Dirinya telah bekerja untuk kediaman bangsawan Mei sejak kepala keluarga saat ini, Tuan Mei, masih seorang remaja, yang menandakan bahwa itu adalah rentang waktu yang tidak main-main, usianya juga lebih tua daripada kepala keluarga tentunya, yang membuatnya mendapat nilai lebih untuk mendapat kesopanan dari kepala keluarga Bangsawan Mei saat ini. Ia telah menyaksikan pada masa kelahiran Tuan muda pertama hingga yang ketiga, secara tidak langsung dirinya telah menjadi orang tua kedua bagi tiga keturunan Keluarga Mei ini, sejak mereka menangis untuk pertama kalinya. Pesta kelahiran, hingga pemilihan pengasuh haruslah melewati tangannya terlebih dahulu sebelum mendapat persetujuan. Ia berada di sana ketika Tuan muda pertama belajar berdiri, tangannya ada di sana ketika Nona muda meminta untuk memakai model rambut kepang dua, dan i
[Jing Li's Side] "Apa yang kau lakukan di sini, Nomor delapan? Tidak mendampingi Tuan muda ketiga?" Ia tengah mengambil seteguk cola ketika suara ini datang dari belakang punggungnya, ketika akhirnya berbalik ia menemukan bahwa itu adalah kepala pengawalnya, Tuan Fang. Dia segera membungkuk, "Ketua Fang, Tuan muda tengah tidur di kamarnya, sehingga saya mendapatkan izin untuk beristirahat sejenak." Pihak lain tampaknya mengamatinya dari ujung kepala hingga ujung sepatu sebelum kemudian mengangguk penuh pengertian. Ketua Fang duduk di kursi sebelahnya, lantas bertanya dengan santai, "apakah sulit untuk menjadi pengawal di sekeliling Tuan muda ketiga?" Jing Li menggeleng dengan sungguh-sungguh, "itu tidak sulit sama sekali, ketua." "Baguslah, karena aku tidak ma
[Jiayi's Side] Setelah berjuang untuk melewati ruang yang penuh dengan suara musik yang membahana, akhirnya ia bisa menggapai ruangan yang tenang ini, dan tidak bisa untuk menghela nafas penuh kelegaan. Dia mengamati seluruh kotak, hanya ada dua sosok selain dirinya, itu adalah saudara laki-lakinya yang duduk diam di single sofa dengan aura beku di sekitarnya, sedangkan yang lainnya adalah masih kawan baik dari saudara laki-lakinya, yaitu Fan Mingli yang terus menghembuskan nafas dan mengusak rambutnya hingga serupa seperti sarang burung. Sebagai pendatang baru, dia tidak begitu kaku sehingga tidak merasakan bahwa suasana di dalam kotak ini tampaknya agak salah. Ada keheningan yang lebih terasa seperti keheningan sebelum badai. Dan detak jantungnya tidak bisa untuk tidak berdetak dua kali lebih cepat. "Ekhem," dia berusaha me
"Tuan muda, kemana anda ingin pergi?" Houran sedang merasa amat sangat bosan dengan kegiatan yang ia lakukan di dalam kediaman, yang mana ia hanya bisa duduk, tidur, makan, dan berpindah-pindah ruangan tanpa tujuan. Ia juga sering melamun ataupun linglung tanpa sadar karena terlalu banyaknya waktu luang yang ia miliki untuk bersantai seperti ini. Kebosanan ini akhirnya melahirkan ide untuknya melakukan olahraga kecil, dengan contoh berjalan-jalan santai di sekitar kawasan. Mungkin jiga dia dapat berbincang dengan beberapa tetangga. Hasilnya adalah, dia dihentikan oleh pengawal yang menjaga gerbang sebelum dia bisa melangkah keluar. Sepertinya mereka merasa sangat enggan tapi juga segan kepadanya. Houran berbalik, menatap Jing Li yang mengikutinya untuk membantu memberikan penjelasan.
Dia baru saja memasuki kediaman dengan tawa riang bersama dengan Jing Li yang ikut tersenyum di belakangnya. Dia memukul lengan Jing Li, "kau tidak pernah mengatakan padaku bahwa kau sangat pandai bermain mahjong, Jing Li." Jing Li mengusap lengannya dengan ringisan kecil, "saya berpikir itu bukan sesuatu yang penting, Tuan muda. Jadi saya tidak banyak membicarakannya dengan orang lain." Dia meledeknya, "tidak penting, hah? Lihatlah, sekarang siapa yang telah memenangkan hati Kakek Chu? Bahkan aku tidak terlihat lagi dimatanya." Melihat tingkahnya, Jing Li seperti geli sendiri dan tampaknya berusaha untuk tidak mengeluarkan tawa yang terlalu keras, "uhuk, bukankah Kakek Chu sudah menyiapkan manisan Haw untukmu, Tuan muda? Dimana anda menjadi tidak terlihat baginya?" "Ah, kau benar! Aku tidak sabar memakan manisan haw lagi, Jing Li!"