"Tuan muda, apa yang anda lakukan di dapur? Apakah itu membutuhkan sesuatu, biarkan pelayan mengantarkannya pada anda."
Paman Li tergopoh-gopoh menghampirinya dan segera menasehatinya untuk tidak berkeliaran di dapur dengan wajah cemas.
Houran menatapnya, tersenyum kecil, "Paman Li, aku agak bosan dikamar, jadi aku ingin bergerak sedikit. Sebelumnya aku ingin memeriksa kebun sayuran, tetapi aku memutuskan datang untuk meminta sebotol susu cokelat terlebih dahulu."
Paman Li segera memberikan isyarat pada seorang pelayan untuk mengambil sebotol susu, masih dengan berbicara padanya, "bagaimana dengan tubuh Tuan muda, apakah itu baik-baik saja? Untuk masalah kebun sayur saya telah meminta pelayan dan pengawal untuk menjaga dan merawat mereka dengan hati-hati. Tuan muda tidak perlu khawatir."
"Terimakasih." Houran menerima sebotol susu dari tan
Yash, harus semangat buat Ran-ran kita tercinta. Jangan lupa jejaknya, supaya makin rajin updatenya. Thanks.
[Paman Li's Side] Dirinya telah bekerja untuk kediaman bangsawan Mei sejak kepala keluarga saat ini, Tuan Mei, masih seorang remaja, yang menandakan bahwa itu adalah rentang waktu yang tidak main-main, usianya juga lebih tua daripada kepala keluarga tentunya, yang membuatnya mendapat nilai lebih untuk mendapat kesopanan dari kepala keluarga Bangsawan Mei saat ini. Ia telah menyaksikan pada masa kelahiran Tuan muda pertama hingga yang ketiga, secara tidak langsung dirinya telah menjadi orang tua kedua bagi tiga keturunan Keluarga Mei ini, sejak mereka menangis untuk pertama kalinya. Pesta kelahiran, hingga pemilihan pengasuh haruslah melewati tangannya terlebih dahulu sebelum mendapat persetujuan. Ia berada di sana ketika Tuan muda pertama belajar berdiri, tangannya ada di sana ketika Nona muda meminta untuk memakai model rambut kepang dua, dan i
[Jing Li's Side] "Apa yang kau lakukan di sini, Nomor delapan? Tidak mendampingi Tuan muda ketiga?" Ia tengah mengambil seteguk cola ketika suara ini datang dari belakang punggungnya, ketika akhirnya berbalik ia menemukan bahwa itu adalah kepala pengawalnya, Tuan Fang. Dia segera membungkuk, "Ketua Fang, Tuan muda tengah tidur di kamarnya, sehingga saya mendapatkan izin untuk beristirahat sejenak." Pihak lain tampaknya mengamatinya dari ujung kepala hingga ujung sepatu sebelum kemudian mengangguk penuh pengertian. Ketua Fang duduk di kursi sebelahnya, lantas bertanya dengan santai, "apakah sulit untuk menjadi pengawal di sekeliling Tuan muda ketiga?" Jing Li menggeleng dengan sungguh-sungguh, "itu tidak sulit sama sekali, ketua." "Baguslah, karena aku tidak ma
[Jiayi's Side] Setelah berjuang untuk melewati ruang yang penuh dengan suara musik yang membahana, akhirnya ia bisa menggapai ruangan yang tenang ini, dan tidak bisa untuk menghela nafas penuh kelegaan. Dia mengamati seluruh kotak, hanya ada dua sosok selain dirinya, itu adalah saudara laki-lakinya yang duduk diam di single sofa dengan aura beku di sekitarnya, sedangkan yang lainnya adalah masih kawan baik dari saudara laki-lakinya, yaitu Fan Mingli yang terus menghembuskan nafas dan mengusak rambutnya hingga serupa seperti sarang burung. Sebagai pendatang baru, dia tidak begitu kaku sehingga tidak merasakan bahwa suasana di dalam kotak ini tampaknya agak salah. Ada keheningan yang lebih terasa seperti keheningan sebelum badai. Dan detak jantungnya tidak bisa untuk tidak berdetak dua kali lebih cepat. "Ekhem," dia berusaha me
"Tuan muda, kemana anda ingin pergi?" Houran sedang merasa amat sangat bosan dengan kegiatan yang ia lakukan di dalam kediaman, yang mana ia hanya bisa duduk, tidur, makan, dan berpindah-pindah ruangan tanpa tujuan. Ia juga sering melamun ataupun linglung tanpa sadar karena terlalu banyaknya waktu luang yang ia miliki untuk bersantai seperti ini. Kebosanan ini akhirnya melahirkan ide untuknya melakukan olahraga kecil, dengan contoh berjalan-jalan santai di sekitar kawasan. Mungkin jiga dia dapat berbincang dengan beberapa tetangga. Hasilnya adalah, dia dihentikan oleh pengawal yang menjaga gerbang sebelum dia bisa melangkah keluar. Sepertinya mereka merasa sangat enggan tapi juga segan kepadanya. Houran berbalik, menatap Jing Li yang mengikutinya untuk membantu memberikan penjelasan.
Dia baru saja memasuki kediaman dengan tawa riang bersama dengan Jing Li yang ikut tersenyum di belakangnya. Dia memukul lengan Jing Li, "kau tidak pernah mengatakan padaku bahwa kau sangat pandai bermain mahjong, Jing Li." Jing Li mengusap lengannya dengan ringisan kecil, "saya berpikir itu bukan sesuatu yang penting, Tuan muda. Jadi saya tidak banyak membicarakannya dengan orang lain." Dia meledeknya, "tidak penting, hah? Lihatlah, sekarang siapa yang telah memenangkan hati Kakek Chu? Bahkan aku tidak terlihat lagi dimatanya." Melihat tingkahnya, Jing Li seperti geli sendiri dan tampaknya berusaha untuk tidak mengeluarkan tawa yang terlalu keras, "uhuk, bukankah Kakek Chu sudah menyiapkan manisan Haw untukmu, Tuan muda? Dimana anda menjadi tidak terlihat baginya?" "Ah, kau benar! Aku tidak sabar memakan manisan haw lagi, Jing Li!"
"Apa yang anda lakukan di sini?" Jing Li baru saja keluar dari kamar tuan mudanya ketika melihat satu sosok lain tampaknya tengah mengamati pemandangan sepanjang lorong lantai dua, dan lagi orang lain tampak bertingkah sangat mencurigakan. Jika ia tidak mengenali orang ini barusan, sudah pasti ia akan meminta pengawal yang bersiaga di sebelahnya untuk meringkus dan menekan pihak lain di lantai untuk mengetahui apa yang ia lakukan. Pihak lain sepertinya tersinggung dan segera berbalik dengan wajah memerah kesal, "aku bukan pencuri, apa yang kau lakukan dengan nada pertanyaan menuduh seperti itu?!" "Tolong, segera tinggalkan lantai dua." Ucap Jing Li sambil menunjukkan jalan untuk kembali ke lantai pertama. "Apa ini? Bahkan aku tidak boleh melihat suasana di lantai dua? Rahasia macam apa yang kalian sembunyikan untuk Tuan muda kalian itu?" U
"Bubu, akhirnya kau kembali!" Dia bergegas memeluk anjing yang beberapa hari ini tidak bersamanya itu, jilatan dan gonggongan riang juga memenuhi gendang telinganya ketika makhluk berbulu yang mengemaskan itu masuk ke dalam pelukannya. Setelah pertengkarannya dengan Jong Keyi di pagi hari, Dagenya akhirnya menghubungi sang sekretaris untuk membawa Bubu kembali ke dalam kediaman setelah memastikan kondisinya telah pulih. Houran juga mengetahui, bahwa sebenarnya saudara pertama tidak ingin terlihat lebih condong kepada salah satu di antara mereka. Dengan begitu, dia meminta salah seorang pengawal mengantar Jong Keyi ke wahana bermain, dan juga mengembalikan Bubu kepadanya di sisi lain. Dia kesal, dia masih ingin memukul putra keluarga Jong itu karena ulah pihak lain, kekesalan yang terakumulasi itu tampaknya hampir meluap. Tetapi, membayangkan kesulitan yang akan d
[Jiayi's Side] "Ā mu, apa yang sebenarnya telah terjadi?" Jiayi bergegas masuk dan merengkuh sang ibu ke dalam pelukannya, wajah bingung dan juga sedih milik ibunya telah membuat Jiayi juga ikut merasa kalut. Dia tiba-tiba menerima panggilan Mu Qixuan yang mengatakan dia harus kembali ke rumah segera membuatnya cemas bahwa sesuatu yang buruk mungkin telah terjadi. Ibunya mencoba tersenyum meskipun itu justru tampak canggung, "Yiyi, mengapa kau kembali sedini ini? Tidak biasa sekali." Jiayi mengangkat kedua alisnya, memicing curiga, "Ā mu jangan mencoba mengalihkan pembicaraan, Dage memintaku kembali saat ini juga. Jadi aku sangat yakin, sesuatu pasti telah terjadi, maka katakan padaku ada apa ini sebenarnya?" Ibunya menggelengkan kepalanya tampaknya telah menyadari bahwa dia tidak akan bisa membohongi putrin
Selepas pulang sekolah hari ini, Houran mendapati bahwa Dage-nya, sudah menunggu di ruang bersantai dan memintanya juga Huan-huan untuk datang kepadanya begitu mereka selesai makan siang. Di Ruang makan, ia bahkan sempat berdiskusi dengan Huan-huan kira-kira apa yang akan di bicarakan oleh saudara pertamanya itu. Juga, tiba-tiba Dokter Fan yang merawatnya sebelumnya itu keluar dari kamar tamu dengan tampilan yang sangat kuyu dan lingkaran hitam tampak di bawah kelopak matanya. Dia ragu-ragu untuk bertanya, "Dokter Fan, kau tidak terlihat baik, mungkinkah kau sedang sakit?" Dokter Fan meneguk segelas air putih, menggosok pinggangnya dan membalas dengan keluhan setelah itu, "aku tidak sengaja mabuk kemarin, dan sekarang seluruh tubuhku terasa seperti baru saja bekerja menabrak pohon berkali-kali." Houran sedikit terheran-heran, "seorang dokter juga boleh m
[Mu Qixuan's Side.] "Jadi?" Ia menyusul duduk di depan pria yang duduk dengan tubuh bersandar pada sofa di seberang. Matanya tertutup, tetapi ia tidak bisa memastikan apakah orang ini memang mengantuk atau hanya terlalu mabuk. Jiang Xu, sekretarisnya berdiri samping sofa, meringis dengan perasaan bersalah. "Maaf, bos. Tapi, Dokter Fan benar-benar menolak kembali jika saya yang membawanya." Jelasnya dengan terbata-bata. Tidak berani untuk menatap langsung sang atasan. Dirinya sendiri juga tidak mengerti mengapa orang mabuk bisa menjadi begitu keras kepala untuk kembali hanya dengan bosnya yang sangat galak. "Sangat merepotkan," ia menendang lutut si pria mabuk. Sangat kesal karena panggilan mendadak yang membuatnya harus berakhir di klub malam ini tanpa memiliki kesempatan untuk menolak. Mengirim sang sekretaris ternyata tidak membantu sama
"Jadi, paman telah mengakui semuanya?" Mu Qixuan menatap kedua orang tuanya dan mencoba untuk menegaskan, setelah mereka semua berkumpul di meja makan dan menunggu keduanya untuk menceritakan asal mula mengapa akhirnya mereka mengurungkan niat untuk berpisah. Nyonya Mei menjadi yang menanggapi pertanyaan itu, "benar, kami berpisah sejak meninggalkan rumah ini hari itu. Aku terlalu cemas memikirkan kemana Ran-ran pergi, dan ayahmu untuk pertama kalinya akhirnya merasa takut bahwa ia mungkin akan kehilangan sesuatu yang sangat penting. Kami sama-sama memiliki kecemasan masing-masing saat itu. Kami tidak bisa berpikir jernih." Ada jeda sejenak. "Bahkan aku sudah menemui pengacara, memutuskan mengambil hak asuh atas Ran-ran. Saat itu, Ā mu menemui satu kesulitan, jika aku membawa Ran-ran, maka itu memisahkannya dari saudaranya. Aku merasa tindakan ini jelas
Houran tidak pernah menduga bahwa apa yang menunggunya di rumah adalah dua sosok yang sebelumnya membuat dia sedih dan hampir menyerah jika mereka benar-benar ingin berpisah satu sama lain, dia sudah ingin menyiapkan beberapa sikap jika pada akhirnya mereka berdua memberikan keputusan perpisahan itu. Dia tidak tahu bahwa mereka akan mengambil keputusan begitu cepat. Fan Lihuan juga menatap kedua orang ini, dan melihat dari kemiripan di antara mereka dengan bocah yang berada di sampingnya, tidak sulit untuk menebak siapa mereka. Ia segera melirik sosok di sebelahnya yang tertegun, dan wajah itu menunjukan kesedihan yang samar. Nyonya Mei menjadi yang lebih dahulu mendekat dan meraih bahu putranya, "Ā mu mendengar ini hari pertama Ran-ran pergi ke sekolah, apakah itu menyenangkan?" "Um." Houran mengangguk. "Maaf, karena kami be
"Tuan muda, Huan-huan, bagaimana hari pertama kalian di sekolah? Menyenangkan? Apakah kalian mendapatkan teman baru yang banyak?" Kepala Fang masih mengemudi dengan satu tangan, dan berusaha mencari bahan obrolan dengan keduanya. Sedangkan kedua bocah di kursi belakang saling menatap canggung, tidak mungkin mereka mengatakan yang sebenarnya. Hari pertama mereka sudah di bumbui dengan perkelahian, meskipun itu adalah Fan Lihuan yang mengalahkan mereka, dan Geng Baigu itu berlari sambil mengancam mereka untuk membalas dendam. Fan Lihuan tidak ingin mengatakan apa-apa, dan itu berarti bahwa Houran yang harus angkat bicara. Dia bersiap sejenak dan segera menerbitkan senyum cerah di wajahnya, "hari pertama kami sangat menyenangkan, Fan Lihuan juga sangat disukai karena di tampan." Kepala Fang tertawa sambil melirik
Kecanggungan yang jatuh di sekitar tempat duduk mereka segera mengundang rasa ingin tahu dari siswa lain di dalam kelas itu. Beberapa tampak melihat secara langsung, sementara beberapa yang lain tampak berpura-pura melirik atau mencoba meraih sesuatu yang jatuh. Yangxu, tampak gugup di antara mereka, dia berbisik sebentar, "ini ... Mengyia, mereka masih anak baru, jadi sulit untuk menjadi dekat begitu tiba-tiba." Gadis itu, Mengyia, yang seluruh wajahnya memerah dan tampak akan meledak kapan saja tiba-tiba mengulas senyuman, dan merapikan rambut ke belakang telinganya, "ah, benar, itu adalah kesalahanku. Lihuan pasti sangat tidak nyaman dengan hal ini." Melihat tingkahnya yang jelas-jelas tengah mencoba untuk menggoda pihak lain, Houran berbalik dan menatap Fan Lihuan yang masih menunduk dan mengamati buku yang entah sejak kapan berada di tangannya. &nbs
"Belajarlah dengan baik, dan pulang dengan cepat. Kepala Fang akan menunggu di gerbang sebelum jam pelajaran selesai. Segera pulang, atau panggil saudara jika kalian harus melakukan sesuatu lebih dahulu." Houran dan Fan Lihuan mengerti suasana hati Mei Jiayi ketika ia terus mengatakan hal ini, bahkan saat itu entah kali ke berapa dia mengulanginya. Saat tengah di dalam mobil, mereka lelah untuk menganggukan kepala setiap kali menanggapi pesan-pesan dari Jiayi. Houran mengangguk lagi saat ini, dan tidak bisa menahan diri untuk mendorong Jiayi segera pergi. Tetapi sebelum itu, dia harus mengatakan tentang hal yang menganggu pikirannya. Dia memegang lengan saudarinya, "Jie jie, bisakah jika aku meminta Kepala Fang untuk menunggu sedikit lebih jauh dari gerbang?" "Mengapa?" Jiayi tidak bisa merasa heran untuk hal ini. "Aku tidak ingin
Jing Li pergi ke dapur kali ini untuk mengambil susu coklat untuk Tuan muda-nya, tetapi dia menemukan kepala pelayan termenung di meja makan. Seakan-akan, pihak lain sedang memikirkan sesuatu yang berat. Dan Jing Li yang memiliki keluhan yang sama tidak bisa menahan diri untuk menyapa pihak lain. "Paman, apa yang kau lakukan melamun sendirian di sini?" Tanyanya sambil menarik kursi di sebelah pihak lain. Paman Li yang tengah melamun itu tersentak ketika mendengarkan suara orang lain, dia segera tersenyum dan bertanya balik, melirik ke arah botol susu di tangannya, "mengambil susu coklat untuk Tuan muda?" Jing Li mengangguk, "stok di kamarnya habis." "Ah, benar. Para pelayan pasti lupa menambahkan stok susu di kamar Tuan muda, dan lagi aku tidak mengingatkan mereka juga." Sahut Paman Li dengan Lesu. "Tampaknya Paman sedang
"Dage sudah menemukan sekolah yang tepat untukku, begitu cepat?!" Mu Qixuan mengangguk dengan tenang ke arah Ran-ran yang masih memiliki Bubu di pelukannya, dan juga Fan Lihuan yang mengusap telinga anjing yang tampaknya mulai tertidur itu. Kemarin, setelah mendengarkan permintaan dari Ran-ran, dia segera sigap meminta sang sekretaris, Jiang Xu untuk meneliti mana sekolah yang sekiranya tepat dengan keinginan adiknya tetapi juga tetap memenuhi standar yang ia tetapkan. Ia tidak ingin sekolah kumuh, atau tertinggal hingga menyebabkan sistem pendidikan yang tidak semestinya. Kualitas pendidikan untuk anggota keluarga Mei harus tinggi meskipun dari sekolah yang biasa. Houran segera meletakkan Bubu di pangkuan Fan Lihuan, menyebabkan anjing itu ingin menggonggong tidak terima, dan tetapi itu terhenti karena usapan lembut di kepalanya.