Home / Rumah Tangga / Rayuan Sang Pelakor Bayaran / Part 17. Sikap yang egois

Share

Part 17. Sikap yang egois

last update Last Updated: 2024-11-25 15:58:09

Bagas mondar-mandir mencari keberadaan Amel. Dia sesekali mengomel karena tidak kunjung

menemukan keberadaan anaknya. Entah sudah berapa tempat dia kunjungi, tapi tak menemukan Satria dan juga putrinya.

Karena terlalu capek, dia pun duduk di sebuah trotoar dan menatap sekitar. Tanpa disangka, matanya menangkap sosok Amel yang sedang bermain dengan Satria di taman tak jauh dari tempatnya duduk.

Dengan langkah tergesa, Bagas mendekati mereka. Dia menarik Amel dan memeluknya.

“Ayo pulang dengan Ayah, jangan bicara dengan orang asing lagi.” Bagas menggendong Amel dan melangkah pergi meninggalkan Satria.

“Amel tidak mau pergi. Amel ingin main dengan Om Satria,” ucap Amel sambil berontak, dia berusaha turun dari gendongan sang Ayah.

“Ayah akan menemanimu main, ayah akan membelikanmu banyak mainan dan cemilan. Tapi kamu harus jauhi dia,” ucap Bagas sambil melirik ke arah Satria yang kini sedang berjalan ke arahnya.

“Tidak bisakah kamu berbicara baik-baik. Jangan menakuti Amel.” Satria men
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Rayuan Sang Pelakor Bayaran   Part 18. Rayuan Luna

    “Ka- kamu hamil?”Bagas terkejut setelah membaca hasil USG di tangannya. Tangan pria itu gemetar, tidak percaya dengan apa yang dia baca.“Ya, aku hamil anakmu, Mas. Jadi kamu harus segera menikahiku ,” ucap Luna dengan wajah sendu.Mendengar semua itu, tentu saja Karin sangat murka. Bagaimana tidak, selama ini dialah yang membayar Luna agar merusak rumah tangga Bagas dengan Amiera agar dia bisa segera menikah dengan Bagas. Tapi siapa yang sangka jika wanita itu justru akan mengkhianati dirinya.PlakKarin menampar Luna dan membuat wanita itu terkejut dan sontak memegangi pipinya. “Berani sekali, siapa dirimu hingga berani meminta Bagas untuk menikahimu?” “Aku adalah Luna, wanita yang sudah dia tiduri dan mengandung anaknya. Jadi wajar jika dia menikahiku,” jawab Kuna lantang.“Jangan tidak tahu diri, kamu hanyalah pelakor bayaran.”Karin mencengkram bahu Luna kasar, wanita itu benar-benar emosi.Luna terkekeh, dia melepaskan tangan Karin dari bahunya dengan kasar.“Bayaran atau bu

    Last Updated : 2024-11-27
  • Rayuan Sang Pelakor Bayaran   Part 19. Ancaman Bu Hera

    Bagas segera melarikan Luna ke rumah sakit. Pria itu terlihat begitu khawatir. Meski dia tidak mencintai Luna, tapi janin yang dikandung wanita itu adalah anaknya. Pria itu bernafas lega saat dokter mengatakan jika anaknya baik-baik saja. Setengah jam kemudian, Bu Hera datang dengan tergesa. Wanita itu langsung mendekati Bagas yang baru saja keluar dari ruang rawat. PlakSatu tamparan langsung mendarat di pipi Bagas. “Lelaki kurang ajar, tidak bertanggung jawab,” umpat Bu Hera sambil menunjuk ke arah putranya.“Bu, aku tidak sengaja,” ucap bagas sambil memegangi pipinya yang terasa panas. “Apa kamu begitu bodoh. Menjaga wanita hamil saja tidak bisa?” “Bu, aku benar-benar tidak sengaja mendorongnya.”Bu Hera tidak mempedulikan pembelaan putranyq, wanita tua itu mendorong anaknya menjauh dari pintu. “Awas saja jika terjadi hal buruk pada Luna dan bayinya,” ancamnya sebelum masuk ke dalam ruangan.Bags hanya bisa menghela nafas dan duduk di bangku yang ada di lorong rumah sakit.

    Last Updated : 2024-11-29
  • Rayuan Sang Pelakor Bayaran   part 20. Ketegasan Karin

    BrakKarin menendang pintu kamar dengan kasar meski tak terkunci. Dia kesal karena mendengar apa yang akan dilakukan Bagas pada Amiera. Dia bukan peduli pada sahabatnya, tapi dia marah dan cemburu karena Bagas membawa Amiera ke kamar.“Bagus, kaku memang benar-benar berani mempermainkan aku “ teriak Karin.Wanita itu mendekati Bagas, menarik pria itu untuk menjauhi Amiera.“Pergilah, jangan pernah lagi mendekati bagas,” ucap Karin pada Amiera.Bagas sendiri terlihat panik. “Aku tidak pernah mendekati sampah, karena ku bukan lalat,” ucap Amiera lalu beranjak pergi. “Ra, kamu tidak boleh pergi. Kaku harus tetap di sini bersamaku,” Bagas melepaskan tangan Karin dan ingin mengejar Amiera, tapi kembali dihentikan oleh Karin. “Kalau kamu berani pergi, kita akan benar-benar putus,” ancam Karin dengan suara lantang.Bagas berhenti seketika, pria itu hanya melihat Amiera pergi menjauh dan meninggalkan rumah.“Rin, tidak bisakah kita hidup bertiga. Kamu dan amiera selama ini berteman dekat.

    Last Updated : 2024-12-01
  • Rayuan Sang Pelakor Bayaran   Part 21. Biarkan Aku Mengejarmu

    Amiera duduk termenung di ruang tamu. Wanita itu tidak memperdulikan ponselnya yang terus berdering. Dia merasa lelah menjalani kehidupan yang begitu sulit dan juga rumit. Dulu dia sangat berharap suaminya bisa mengejarnya, tapi sekarang dia justru merasa sangat risih. Ya, memang semua itu berubah dengan berjalannya waktu. Wanita mana yang tidak sedih dan kecewa jika berada di posisi Amiera saat ini.Bukan hanya berselingkuh dengan sahabatnya, tapi suaminya juga menghamili wanita lain. Sungguh sangat miris.“Kamu sedang memikirkan apa?” Tiba-tiba Satria berdiri di depannya dan membuyarkan semua lamunanya. “Sejak kapan kamu ada disini?” tanya Amiera sedikit terkejut. Dia sama sekali tidak menyadari kehadiran Satria.“Sudah dari tadi. Tapi kamu sedang asyik melamun jadi tidak menyadarinya.” Satria duduk di sofa dan menatap Amiera.“Maaf,” ucap Amiera.“Tidak masalah. Tapi kamu sedang memikirkan apa, apakah memikirkan Bagas?” Amiera tidak menjawab. Sebagai wanita, dia tahu benar jik

    Last Updated : 2024-12-02
  • Rayuan Sang Pelakor Bayaran   Part 22. Kekecewaan

    “Untuk apa kamu kemari?” teriak Karin.Bagas tidak langsung menjawab, pria itu mendekati Karin dan langsung memeluknya. “Jangan marah ya, sayang. Aku hanya tidak mau Luna menggugurkan anak itu,” ucapnya. “Aku kecewa padamu, kamu menyakitiku,” ucap Karin sambil terus berusaha untuk melepaskan pelukan Bagas. “Aku minta maaf, tapi menurutku kamu juga bersalah. Kenapa kamu meminta Luna untuk menggodaku?” ucap Bagas tanpa rasa bersalah.Karin yang marah pun langsung mendorong Bagas kasar.“Aku melakukan itu karena aku percaya kaku tidak alan mengkhianatimu. Tapi nyatanya kamu malah menghamili wanita jalang itu,” ucap Karin berapi-api. Wanita itu menunjuk ke arah Bagas dengan emosi menggebu-gebu. “Iya, tapi seharusnya kamu bilang dulu sama aku.” Bagas masih berusaha membela diri dan menyalahkan Karin. Karin semakin meradang mendengar perkataan Bagas. Wanita itu meraih vas bunga yang ada di meja lalu melemparnya ke arah Bagas. PrangPrangKarin terus melemparkan benda yang ada di deka

    Last Updated : 2024-12-03
  • Rayuan Sang Pelakor Bayaran   Part 23. Resmi Bercerai

    Dua hari sudah Karin menghilang, itu tentu saja membuat Bagas marah. Pria itu mengarahkan beberapa orang untuk mencari keberadaan Karin. Tapi sayangnya belum juga menemukannya. Kadang dia sendiri bingung dengan apa sebenarnya yang dia inginkan. Dia tidak bisa melepaskan Amiera, tapi juga tak mau jauh dari Karin. Luna pun dia tak rela meninggalkannya. Prang Bagas melemparkan gelas yang digunakan minum alkohol. Pria itu merasa kesal pada dirinya sendiri. Mendengar ada sesuatu yang pecah. Bu Hera pun datang menghampiri anaknya. “Apa yang terjadi, kenapa kamu mengamuk bak kesetanan?” tanyanya. “Tidak ada apa-apa.” Bagas bangkit dan berjalan menuju ke kamarnya. Diikuti tatapan penuh rasa ingin tahu dari sang Ibu. Belum sampai di kamarnya, Bagas di hadang oleh Luna. Wanita itu menggandeng lengan Bagas. “Mas, aku ingin makan sate,” ucap Luna dengan nada manja. Bagas menghela nafas panjang. Pria itu sebenarnya merasa kesal, tapi dia mencoba menahannya. “Hari sudah larut,

    Last Updated : 2024-12-04
  • Rayuan Sang Pelakor Bayaran   Part 24. Semuanya Teman Sekolah

    Axel menggandeng tangan Karin masuk ke sebuah restoran. Keduanya terlihat sangat akrab. Jika yang tidak tahu, pasti .mengira mereka adalah pasangan. Bahkan saat mereka sudah duduk dan menikmati makanan pun Axel masih sangat perhatian. Pria itu mengelap bibir Karin yang belepotan karena saus tomat. “Kenapa kamu makan seperti anak kecil,” ucap Axel.Karin tersenyum, dia terlihat sangat bahagia dengan perhatian yang diberikan oleh Axel. Tapi tiba-tiba wajah wanita itu berubah murung.“Kenapa, apa kamu mengingat pria brengsek dan wanita jalang itu?” tanya Axel.Karin tidak langsung menjawab, wanita itu justru menangis tersedu.“Apa salahku padanya, kenapa dia justru mengkhianati ku,” ucap Karin di sela tangisannya. Axel memejamkan mata, pria itu menggeser kursinya dan duduk di samping Karin “Kamu tidak punya salah, tapi pria itu yang nggak punya otak,” ucap Axel.“Dia sebenarnya baik, hanya saja kadang dia terlalu bodoh.” Karin membela Bagas, dia seperti tidak terima saat Axel mengat

    Last Updated : 2024-12-04
  • Rayuan Sang Pelakor Bayaran   Part 25. Memberi Kesempatan

    Karin, Axel, Satria dan Amiera akhirnya duduk bersama. Keadaan tiba-tiba hening. “Sejak kapan kamu menyukaiku?” tanya Amiera pada Axel.“Sejak pertama kali kita bertemu. Apa kamu ingat?” “Aku tidak ingat, tapi itu sudah sangat lama.” Amiera menatap Axel dingin, terlihat jelas tak ada rasa suka sedikitpun di sana. “Ya, itu sudah sangat lama. Tapi perasaanku tidak pernah berubah, dasa sukaku masih sama seperti dulu,” ucap Axel sambil tersenyum getir. Satria meremas harinya mendengar perkataan Axel, pria itu khawatir Amiera akan tersentuh dan memberikan pria itu kesempatan. “Dari dulu hingga sekarang, aku tidak memiliki perasaan yang lebih padamu. Aku menganggapmu sebagai Kakak. Sama seperti Karin,” ucap Amiera. “Aku tahu, tapi bisakah kamu memberiku kesempatan untuk menunjukkan rasa ku ini?” Axel meraih tangan Amiera, tapi wanita itu segera menarik tangannya. “Tidak, aku tidak ingin lagi berhubungan dengan Karin. Aku muak.” Amiera berdiri dan hendak pergi, tapi dicegah oleh Axel

    Last Updated : 2024-12-05

Latest chapter

  • Rayuan Sang Pelakor Bayaran   Part 30. Bukan Penjual Mie Ayam

    Bagas membuka matanya pelan, pria itu memegangi kepalanya. Matanya berbinar saat melihat ada Ameira di sana. ‘Ra, kamu disini?” Bagas langsung ingin memeluk Amiera, tapi wanita itu langsung menghindar. “Kalau kamu sudah sembuh, lebih baik kamu segera pulang. Ibu dan dua kekasihmu pasti kebingungan mencari,” ucap Amiera.Bagas terdiam “Kepalaku masih pusing,” ucapnya sambil memegang kepalanya. Bagas pun melihat ke arah lain, di sana dia melihat ada Satria. Wajah yang tadinya berbinar pun berubah kesal.“Kenapa kamu ada disini?” tanya Bagas sedikit ketus.“Seharusnya aku yang bertanya, kenapa kamu bisa ada di rumah orang tuaku?” Satria berdiri dan mendekat ke tempat tidur. “Orang tuamu?” Bagas terkejut, dia melihat ke arah Amiera, seolah ingin meminta wanita itu memberikan jawaban yang benar.Satria hanya mendengus kasar, kesal karena Bagas melihat ke arah wanita yang dia cintai. “Tidak usah bertanya pada Amiera, tanya saja pada ayah dan Ibuku, mereka siap memberi jawaban yang ben

  • Rayuan Sang Pelakor Bayaran   Part 29. Insiden Tak Terduga

    Semakin hari, hubungan Amiera dan Satria semakin dekat. Keduanya sering pergi bersama, baik itu bersama Amel atau hanya berdua saja.Kedekatan mereka tentu saja membuat Bagas kesal. Pria itu semakin menyesal karena telah menyia-nyiakan Amiera. Menyesal karena baru menyadari betapa dia mencintai ibu dari anaknya setelah dia benar-benar kehilangan. Seperti halnya hari ini. Bagas pulang bekerja dan ingin menemui Amel. Tapi saat sampai di rumah Amiera, pria itu justru melihat Amiera sedang duduk di teras rumah bersama dengan Satria dan Amel. Mereka bercanda tawa layaknya keluarga kecil yang bahagia.Tangan Bagas mengepal, menahan nyeri dalam hatinya. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi. Dia mengemudi dengan kecepatan tinggi.Brak …Tanpa sengaja Bagas menabrak gerobak mie ayam yang tiba-tiba menyeberang. Kepala pria itu berdarah karena membentur setir. “Ahh..Bagas memegang kepalanya, pria itu turun dari mobil dengan menahan kesakitan. “Apa Bapak baik-baik saja?” tanya Bagas pada Bap

  • Rayuan Sang Pelakor Bayaran   Part 28. Rindu Ayah

    PrangBagas melempar vas bunga ke arah tembok. Pria itu benar-benar mengamuk setelah dia tahu jika Luna sengaja memberikan udang pada Amel dan itu adalah ide ibunya. Luna dan Bu Hera saling berpelukan. Selama ini, Bu Hera tidak pernah melihat anaknya semarah ini padanya. Dulu, semua yang dikatakan pria itu hanya menurut saja. Tapi sekarang semua kata-kata yang dia ucapkan sama sekali tidak di dengar oleh Bagas. “Kenapa Ibu tega melakukan ini, dia juga cucumu bukan?”“Dia bukan cucuku. Hanya anak yabg lahir dari rahim Luna lah yang aku akui sebagai cucu,” jawab Bu Hera.“Tapi Amel juga putrimu, Bu. Dalam dirinya mengalir darahku.” Bagas menatap sendu ibunya, seolah dia memohon pada wanita tua itu untuk memperlakukan Amel dengan baik.“Terserah, aku tidak peduli. Yang jelas cucuku hanya satu, yaitu anak dalam kandungan Luna. Jadi kaku harus segwra menikahinya.” Bu Hera menggandeng tangan Luna dan membawa wanita itu naik ke kamarnya. Sedangkan Bagas, pria itu hanya memijat kepalany

  • Rayuan Sang Pelakor Bayaran   Part 27. Ancaman Amiera

    Bagas duduk di bangku yang ada di halaman rumah sakit. Pria itu merenungi apa yang dikatakan oleh mantan istrinya. Dia sadar jika selama ini dia tidak melaksanakan kewajiban sebagai Ayah ataupun suami. Rasa sesal yang mendalam dalam hati Bagas hanya bisa dia simpan. Karena semua itu kini tak ada gunanya lagi. Lelaki yang diinginkan Amiera untuk tetap disisinya bukan lagi dia. Ayah yang diinginkan oleh putrinya pun kini bukan lagi dirinya. Dalam kegundahan, dia dikejutkan dengan kedatangan Luna dan Ibunya. “Ngapain kamu di sini, Mas. Bagaimana keadaan amel?” tanya Luna.Bags menatap tidak suka pada dua wanita yang baru saja datang itu. “Untuk apa kalian kemari?” tanyanya. “Tentu saja kami ingin menjenguk Amel. Apakah dia baik-baika saja?” Luna langsung duduk di samping Bagas, wanita itu menggandeng lengan Bags manja. “Pulanglah, Amel sudah membaik,” ucap Bagas cuek. Bu Hera langsung melotot pada anaknya. Dia tidak terima calon menantu kesayangannya diperlakukan dingin seperti i

  • Rayuan Sang Pelakor Bayaran   Part 26. Keracunan

    Amiera terus merapalkan do’a. Airmata wanita itu terus mengalir. Bagaimana tidak, sudah hampir 15 menit tapi dokter belum juga keluar. “Tenanglah, Amel anak yang kuat. Aku yakin dia akan baik-baik saja.” Satria mengusap punggung Amiera, menenangkan wanita itu agar tidak terlalu cemas. Padahal, dia sendiri sebenarnya juga sangat cemas.Meski bukan anak kandungnya, tapi Satria benar-benar sangat menyayangi gadis kecil itu. Amiera hanya bisa mengaggukkan kepala, menghela nafas dalam untuk menenangkan diri. “Dokter, bagaimana keadaan anakku?” tanya Amiera saat melihat dokter keluar.“Pasien sesak nafas karena alergi, tapi keadaannya sekarang sudah tidak apa-apa. Jangan khawatir.” Dokter itu langsung pergi setelah menjelaskan keadaan Amel.Amiera meneteskan airmata. Wanita itu merasa lega karena anaknya baik-baik saja. “Bukanlah Amel hanya alergi udang, kenapa dia bisa memakannya?” tahya Satria heran. Karena dia ataupun Ameira tentu tidak akan pernah memberikan udang pada anak itu. Am

  • Rayuan Sang Pelakor Bayaran   Part 25. Memberi Kesempatan

    Karin, Axel, Satria dan Amiera akhirnya duduk bersama. Keadaan tiba-tiba hening. “Sejak kapan kamu menyukaiku?” tanya Amiera pada Axel.“Sejak pertama kali kita bertemu. Apa kamu ingat?” “Aku tidak ingat, tapi itu sudah sangat lama.” Amiera menatap Axel dingin, terlihat jelas tak ada rasa suka sedikitpun di sana. “Ya, itu sudah sangat lama. Tapi perasaanku tidak pernah berubah, dasa sukaku masih sama seperti dulu,” ucap Axel sambil tersenyum getir. Satria meremas harinya mendengar perkataan Axel, pria itu khawatir Amiera akan tersentuh dan memberikan pria itu kesempatan. “Dari dulu hingga sekarang, aku tidak memiliki perasaan yang lebih padamu. Aku menganggapmu sebagai Kakak. Sama seperti Karin,” ucap Amiera. “Aku tahu, tapi bisakah kamu memberiku kesempatan untuk menunjukkan rasa ku ini?” Axel meraih tangan Amiera, tapi wanita itu segera menarik tangannya. “Tidak, aku tidak ingin lagi berhubungan dengan Karin. Aku muak.” Amiera berdiri dan hendak pergi, tapi dicegah oleh Axel

  • Rayuan Sang Pelakor Bayaran   Part 24. Semuanya Teman Sekolah

    Axel menggandeng tangan Karin masuk ke sebuah restoran. Keduanya terlihat sangat akrab. Jika yang tidak tahu, pasti .mengira mereka adalah pasangan. Bahkan saat mereka sudah duduk dan menikmati makanan pun Axel masih sangat perhatian. Pria itu mengelap bibir Karin yang belepotan karena saus tomat. “Kenapa kamu makan seperti anak kecil,” ucap Axel.Karin tersenyum, dia terlihat sangat bahagia dengan perhatian yang diberikan oleh Axel. Tapi tiba-tiba wajah wanita itu berubah murung.“Kenapa, apa kamu mengingat pria brengsek dan wanita jalang itu?” tanya Axel.Karin tidak langsung menjawab, wanita itu justru menangis tersedu.“Apa salahku padanya, kenapa dia justru mengkhianati ku,” ucap Karin di sela tangisannya. Axel memejamkan mata, pria itu menggeser kursinya dan duduk di samping Karin “Kamu tidak punya salah, tapi pria itu yang nggak punya otak,” ucap Axel.“Dia sebenarnya baik, hanya saja kadang dia terlalu bodoh.” Karin membela Bagas, dia seperti tidak terima saat Axel mengat

  • Rayuan Sang Pelakor Bayaran   Part 23. Resmi Bercerai

    Dua hari sudah Karin menghilang, itu tentu saja membuat Bagas marah. Pria itu mengarahkan beberapa orang untuk mencari keberadaan Karin. Tapi sayangnya belum juga menemukannya. Kadang dia sendiri bingung dengan apa sebenarnya yang dia inginkan. Dia tidak bisa melepaskan Amiera, tapi juga tak mau jauh dari Karin. Luna pun dia tak rela meninggalkannya. Prang Bagas melemparkan gelas yang digunakan minum alkohol. Pria itu merasa kesal pada dirinya sendiri. Mendengar ada sesuatu yang pecah. Bu Hera pun datang menghampiri anaknya. “Apa yang terjadi, kenapa kamu mengamuk bak kesetanan?” tanyanya. “Tidak ada apa-apa.” Bagas bangkit dan berjalan menuju ke kamarnya. Diikuti tatapan penuh rasa ingin tahu dari sang Ibu. Belum sampai di kamarnya, Bagas di hadang oleh Luna. Wanita itu menggandeng lengan Bagas. “Mas, aku ingin makan sate,” ucap Luna dengan nada manja. Bagas menghela nafas panjang. Pria itu sebenarnya merasa kesal, tapi dia mencoba menahannya. “Hari sudah larut,

  • Rayuan Sang Pelakor Bayaran   Part 22. Kekecewaan

    “Untuk apa kamu kemari?” teriak Karin.Bagas tidak langsung menjawab, pria itu mendekati Karin dan langsung memeluknya. “Jangan marah ya, sayang. Aku hanya tidak mau Luna menggugurkan anak itu,” ucapnya. “Aku kecewa padamu, kamu menyakitiku,” ucap Karin sambil terus berusaha untuk melepaskan pelukan Bagas. “Aku minta maaf, tapi menurutku kamu juga bersalah. Kenapa kamu meminta Luna untuk menggodaku?” ucap Bagas tanpa rasa bersalah.Karin yang marah pun langsung mendorong Bagas kasar.“Aku melakukan itu karena aku percaya kaku tidak alan mengkhianatimu. Tapi nyatanya kamu malah menghamili wanita jalang itu,” ucap Karin berapi-api. Wanita itu menunjuk ke arah Bagas dengan emosi menggebu-gebu. “Iya, tapi seharusnya kamu bilang dulu sama aku.” Bagas masih berusaha membela diri dan menyalahkan Karin. Karin semakin meradang mendengar perkataan Bagas. Wanita itu meraih vas bunga yang ada di meja lalu melemparnya ke arah Bagas. PrangPrangKarin terus melemparkan benda yang ada di deka

DMCA.com Protection Status