-Romi menggila. Ajeng sudah buntu pikirannya, ia tak tau harus meminta tolong pada siapa,ia berkali-kali mengusap kasar wajahnya. "Ibu." panggilan dari seseorang yang sangat ia kenali mengalihkan pandangannya. Benar saja Ayu dan Lastri datang menemuinya, entah dari mana mereka tahu tentang keberadaannya saat ini. "Ini semua pasti ulah Azka" Ajeng membatin penuh marah. "Ibu kenapa bisa kayak gini sih?" tanya Ayu, ia nampak kesal namun juga khawatir pada Ajeng. "Kalian tau dari mana kalau Ibu ada disini?" tanya Ajeng, ia sengaja mengalihkan pembicaraan mereka. "Dari video yang sudah tersebar luas, Ibu bener-bener bikin malu," sahut Lastri ketus, ia merasa paling dirugikan dan malu karena ulah Ibunya itu."Kalau Ibu kalian tau malu, dia tak akan mungkin mengencani suami sahabatnya sendiri," ucap Ratih yang mendengar percakapan Ajeng dan kedua putrinya, mereka bertiga menoleh secara bersamaan, Ayu dan Lastri sangat mengenal Ratih, karena Ratih adalah sahabat Ajeng sejak lama. "Tak
-Ayra ….Mama, Papa dan Kakak Ayra datang dengan wajah yang sangat tegang mereka sangat khawatir terhadap kondisi Ayra. Mala mendekati Azka yang saat ini tertunduk lemah Azka merasa seolah-olah hidupnya telah hancur ia tak mampu menahan tangisnya. Mala mengusap pelan punggung menantunya sedangkan air matanya pun tak henti mengalir, ia berdo'a dalam hati tanpa henti agar Ayra selamat dan mampu melewati ini semua. Ayu menangis di ujung koridor ruangan, ia meratapi nasibnya yang sangat mengenaskan saat ini. Video viral Ibunya semakin banyak penontonnya, dan yang paling parah banyak netizen yang mengatakan bahwa Ibu dan anak sama-sama Menjual diri untuk kepuasan semata. Lastri datang tergopoh-gopoh mencari Ayu setelah mendapat telepon darinya. Lastri khawatir terhadap keadaan Ayu, dia belum mengetahui semuanya karena yang ia dengar dari telepon adalah Ayu ada di rumah sakit karena Ayra. Hatinya mendidih ia berpikir bahwa Ayra sudah mencelakakan adiknya. PLAK Lastri yang baru sampai me
-Ayra kembali Lastri menuju arah sebuah cafe di mana Romi menunggunya, saat dia baru keluar dari rumah sakit Romi menelponnya dan mengatakan ingin menemuinya.Lastri bergegas menyusulnya, dan ketika sampai ia melihat suaminya itu sedang terduduk lemas, ia pun menepikan motornya dan menghampiri Romi. "Mas, kamu ngapain disini?" tanya Lastri memegang pundak Romi. "Lastri …." Romi memeluknya dengan erat. Lastri kaget karena sudah lama sekali rasanya ia tak merasakan pelukan Romi. "Mas kenapa?" Lastri kembali menatap Romi dengan tatapan khawatir. "Hidupku hancur Dek, aku tau saat ini adikmu dan adik iparmu sedang gencar memfitnahku. Mereka sangat tak ingin aku kembali bersamamu," ucap Romi sembari menampilkan raut wajah sedihnya, membuat Lastri bingung. "Ini maksudnya gimana sih Mas?" tanya Lastri, ia semakin tak mengerti. "Aku datang ke rumah Azka dengan maksud mencarimu, aku ingin meminta maaf karena sudah mempermalukanmu di depan umum. Saat itu aku hanya sangat kesal pada keadaa
-Perpecahan Trio Lampir"AYU ... AYU … AYU ...." Lastri berteriak seperti orang kesetanan. Ajeng yang saat ini sedang menonton di ruang tengah pun menoleh dibuatnya. "Apa-apaan kamu Lastri berteriak kaya lagi dalam hutan" sahut Ajeng menghampiri Lastri sambil memarahinya. "Mana Ayu Bu, biar ku beri pelajaran dia," tanya Lastri, ia terlihat sangat murka dan beranjak ke dalam kamar tamu dimana Ayu berada, tapi bertepatan dengan itu Ayu keluar. "Ini dia nih si B**G**T," ucap Lastri, ia maju dan menjambak rambut Ayu. Ajeng kaget lalu menarik Lastri. "Kamu apa-apaan Lastri, sama Adekmu kok begitu?" tanya Ajeng melindungi Ayu. "Adek apaan? Adek mana yang tega fitnah suami Kakaknya sendiri? Supaya apa AYU? supaya ada yang bertanggung jawab pada BAYIMU yang tak tau siapa AYAHNYA itu?" Lastri berteriak dan menunjuk keras wajah Ayu. "Bayi, bayi apa? Ini maksudnya apa?" Ajeng kaget, ia bingung apa yang dimaksud Lastri. Ia menuntut jawaban dari kedua putrinya yang saat ini saling tatap deng
-Pembalasan Azka dimulai. Lastri sudah keluar dari rumah Ayra, ia membawa serta koper dan semua barangnya. Tanpa izin tanpa pamit dan terima kasih pada sang pemilik rumah ia menaiki taksi dan segera menuju hotel tempat dimana suaminya menunggu. Sedangkan Romi saat ini sedang dalam posisi terduduk dengan tangan yang terikat. Ia menatap tajam orang-orang yang saat ini di depannya. "HEH KACUNG, KITA SATU LAWAN SATU JANGAN MAIN KEROYOK BEGINI!! DASAR B**G**T." Romi meneriaki lelaki yang sudah dua kali memukulinya hingga tenaganya hampir habis karena sudah tak mampu melawan."Oke kalau itu yang kamu mau, lepaskan dia," ucap Sandi menyuruh anak buahnya untuk melepaskan Romi. Saat ini Romi dan Sandi sudah berhadapan, perkelahian sangat sengit bahkan darah menghiasi keduanya. Romi bahkan hampir kehabisan tenaga melawan Sandi yang begitu kuat, dalam keadaan normal saja takkan mungkin Romi mampu melawan lelaki di depannya ini. Sandi memiliki tubuh yang tinggi dan kekar, ototnya sangat kuat
-POV SANDI Aku mendapat tugas dari Azka untuk terus mengawasi keluarga angkatnya yang ternyata gila semua. Bagaimana mungkin mereka semua tega membuat seorang Ibu hamil kesusahan. Ayra adalah istri dari sahabatku, mana mungkin aku membiarkan mereka begitu saja setelah memperlakukannya seenaknya.Aku sudah mengantongi Info tentang Ibu angkat Azka beserta Kakak dan suami kakaknya. Tinggal satu orang lagi yaitu Ayu.Aku melihat seorang gadis yang bertubuh ideal sedang berjalan ke arah hotel. Dia sangat manis saat tersenyum, rambutnya yang ikal selalu diikat agar tak berhamburan. Entah kenapa setelah sekian lama, kini aku melihatnya lagi dengan rasa yang berbeda.Aku memang sering melihatnya dulu waktu aku masih rutin main ke rumah Azka, namun semenjak Ayah angkat Azka meninggal aku sudah tak pernah kesana lagi karena Ibunya selalu menatapku dengan pandangan tak suka. Aku turun dari mobil dan terus mengikutinya, namun betapa terkejutnya aku saat melihat ia berdandan dan mengganti pakai
-Sandi menyelamatkan Ayu. Di sebuah bangunan yang didominasi warna putih sedang duduk dengan anggun seorang wanita berusia empat puluh tahunan, ia beberapa kali terdengar bersenandung menikmati suguhan teh manis sambil melihat satu pasang suami istri yang saat ini sudah hampir tak berwujud. Dona wanita itu adalah Dona Meylisa. Seorang wanita yang hidup dengan bergelimangan harta, dan terus melipat gandakan uang dengan mengambil untung dari orang yang sangat membutuhkan bantuannya. Lastri datang dua tahun yang lalu dengan tangisan pilu, beralasan bahwa ia butuh uang untuk pengobatan sang Ayah. Dona yang merasa iba memberikan pinjaman berbunga padanya, awal pembayaran lancar namun dua bulan kemudian dia hilang tanpa jejak dan saat Sandi memberitahu keberadaannya, jelas saja senyum mengembang terus terlihat di bibir tipisnya. "Rudi, aku ingin melihat bagaimana dia kehabisan nafas dalam air namun jangan buat dia mati dulu, aku hanya ingin melihat bagaimana jika itu hampir terjadi pada
-Sandi mengaku Lastri sudah sampai di sebuah alamat yang diberikan oleh Ibunya, dia mengerutkan keningnya."Tempat apa ini?" Lastri bertanya dalam hati sambil terus melangkahkan kakinya mencari keberadaan Ajeng.Di sebuah rumah kecil di ujung jalan terlihat Ajeng sedang duduk lemas sendirian, Lastri mempercepat langkahnya. "Ibu ngapain disini? Ayu kemana?" Lastri bertanya pada Ajeng yang terlihat penuh kemarahan. "Ayu pergi bersama lelaki yang mengaku sebagai Ayah dari bayi yang dikandung olehnya." Jawab Ajeng, jelas saja hal itu membuat Lastri kaget. "Bagaimana mungkin? Ayu sendiri yang mengatakan kalau ia tidur dengan beberapa lelaki dalam satu minggu, ia bahkan tak tau siapa Ayah dari bayinya," sahut Lastri, ia sangat mengingat jelas apa yang dikatakan oleh Adiknya itu. "Tapi lelaki itu sangat percaya diri mengatakan bahwa Bayi itu adalah Bayinya, bahkan ia mengancam akan melaporkan Ibu ke polisi. Ayu memanfaatkan keadaan dan ikut bersama lelaki itu, bahkan ia tak peduli saat