Home / Young Adult / Ratu Indigo VS Bad Boy / Bab 150. Ditunggu dan Menunggu

Share

Bab 150. Ditunggu dan Menunggu

Author: Dewiluna
last update Last Updated: 2025-01-20 20:22:56

Amira memegang selimut yang menutupi sebagian kakinya, erat. Dia memang tengah duduk bersandar di atas ranjang di kamar inapnya.

“Lo … lagi sibuk banget hari ini?” Tanya Amira, pelan.

Sebisa mungkin Amira tidak berucap gugup. Padahal, jantungnya sedang berdebar keras saat ini. Amira susah payah berusaha agar debarannya itu sedikit mereda.

Ini pertama kalinya, Amira mengatakan rindu pada Raga. Dia mengajak Raga bertemu lebih dulu. Amira malu, dan juga takut. Dia takut Raga menolaknya.

“Kalau lo sibuk, enggak apa-apa besok lagi,” sambung Amira kemudian.

Raga bergegas menjawab. “Enggak,” bantahnya. “Buat lo, gue enggak pernah sibuk.”

Amira tersenyum. Meski dia tahu Raga hanya sedang bermulut manis, Amira tetap menyukainya.

“Bisa tungguin gue nanti malam?” Tanya Raga. “Semalem gue ke tempat lo, tapi lo udah tidur,” sambungnya.

Amira terkesiap sesaat. “Lo ke sini?”

Semalam, Amira merasa tidak mendengar apa pun. Apa tidurnya memang selelap itu? Apa karena pengaruh obat?

“Kenapa lo enggak
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 151. Bekal Paling Manis

    “Kakek mau bicara apa?” Raga langsung bertanya setibanya mereka di ruang kerja Heri. Padahal mereka bahkan belum duduk, tapi Raga sudah sangat tidak sabar. Heri menghela. Dia mengabaikan pertanyaan Raga, lebih memilih untuk terus melangkah menuju sofa yang ada di ruang kerjanya. “Kenapa kamu tidak sabaran begitu? Mau ke mana? Ketemu Amira?”Bahkan nama Amira membuat Heri jengah. Dia kesal mendapati Raga yang sebucin itu pada seorang perempuan. “Apa sih yang membuat kamu sebegitu sukanya pada Amira?” Heri sungguh penasaran. Bukannya Heri tidak pernah merasakan jatuh cinta. Dia hanya tidak segila Raga. “Kakek enggak akan ngerti,” sahut Raga singkat. “Pokoknya Amira itu spesial.”Heri mendengus keras. Dia memang tidak mengerti. Sama sekali tidak mengerti!“Jadi, kenapa sekolahnya?” Tanya Raga, mengalihkan pembicaraan. “Kakek udah bantuin masalah keamanan, kan?” Raga sungguh tak ingin membuang waktu. Dia tidak mau berbasa-basi. Dia masuk ke ruangan ini karena Heri membahas tentang

    Last Updated : 2025-01-20
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 152. Yang Manis

    Tidak mau mengganggu Amira lebih lama, Raga memilih untuk berjalan keluar ruangan. Tepat di depan pintu, dia melihat Alex yang sedang menghalangi Leon untuk masuk.“Kenapa saya tidak boleh masuk, Tuan?” tanya Leon pada Raga.Leon merasa kecolongan. Padahal dia cuma menjalankan perintah Raga untuk memesan beberapa bahan baku makanan. “Memangnya apa yang Tuan lakukan di dalam? Apa yang terjadi?” Leon bertanya penasaran. Dia tak berkedip, menunggu jawaban Raga. “Ngisi baterai,” jawab Raga singkat.Seketika, Alex mendelik. Bukan itu yang dia lihat tadi. Raga bukannya sedang mengisi baterai. Tuan mudanya itu bahkan tidak mengeluarkan handphone sama sekali. Baterai mana coba yang diisi?“Baterai apa?” Pertanyaan Leon sama dengan Alex. Alex juga tidak mengerti meski dia menyaksikan sekilas apa yang Raga lakukan. Sungguh, ini bukan tentang baterai. Raga mendengus lelah. Dia menunjuk Leon dan Alex bergantian. “Kalian emang enggak pernah pacaran?”Kedua tangan Raga terlipat di depan dada.

    Last Updated : 2025-01-21
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 153. Kabar yang Tertunda

    Amira terbangun keesokan harinya dengan perasaan campur aduk. Dia ingat kejadian semalam. Saat Raga datang, lalu memeluknya. Amira mengajak Raga bicara, dan entah bagaimana dia tertidur. “Habis itu apa?” Amira tidak bisa mengingat apa pun. Jadi pasti Raga yang membawanya ke atas ranjang. “Terus?”Amira bertanya-tanya sendiri. Dia tidak ingat lagi apa yang terjadi. Hanya saja, ada satu hal yang sangat membuatnya bingung. Itu adalah mimpinya. “Gue mimpi aneh ….”Tangan Amira bergerak perlahan menuju bibirnya. Semalam, dia bermimpi. Mimpi yang terasa begitu nyata. “Kenapa rasanya nyata banget?” Amira bertanya penasaran.Belum pernah Amira mengalami mimpi yang senyata ini. Dia bahkan masih bisa merasakan hangat bibir Raga di atas bibirnya. “Enggak!” Amira berteriak, kesal. “Gue bukan cewek mesum!” Bisa-bisanya Amira memimpikan hal seperti itu! Amira memang merindukan Raga, tapi ya tidak sebegitunya!“Ada apa Nona Amira?”Amira terlonjak kaget. Dia sampai lupa jika setiap pagi, pas

    Last Updated : 2025-01-21
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 154. Tidak Selalu Mulus

    Raga dan Leon sudah ada di dalam ruangan Heri. Di depan mereka, ada tiga menu yang berhasil Raga buat. “Saya pikir makanan ini tidak akan selesai.”Leon menghela panjang. Memasak memang bukan hal yang mudah baginya, apalagi sepanjang malam dan siang. “Gue yakin ini belum selesai,” sahut Raga. Saat itu, Leon sempat melotot. Dia tidak percaya saat Raga mengatakan belum selesai. Apalagi yang harus dilakukan? Apa belum cukup memasak semalaman? Ini bahkan sudah sore. Hampir 20 jam mereka berkutat dengan makanan! “Kalian sudah di sini?” Sapaan Heri membuat perhatian Raga dan Leon tertuju ke pintu.Keduanya melihat Heri masuk ke dalam ruangan. Tadi, Raga memang datang lebih awal. Dia tidak mungkin terlambat saat membuat janji dengan Heri. “Udah, Kek. Coba Kakek liat apa yang Raga bawa.”Heri tidak membuat ekspresi apa pun saat Raga menunjukkan hasil resep terbarunya. “Raga buat fish cake, cheese prawn ball, sama fish strip.”Heri menatap ketiga makanan di depannya sambil memicing. Dia

    Last Updated : 2025-01-22
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 155. Amira Berbohong

    Amira duduk di atas sofa di dalam kamar inapnya di rumah sakit. Wajahnya menekuk, dengan bibir cemberut. “Duh!” Keluh Amira. Ingin sekali Amira meneriakkan kekesalannya. Sejak tadi, Amira sudah menunggu kabar dari Raga. Dia khawatir, dan juga cemas. Raga hanya menghubunginya sebentar sekali tadi. Bahkan tidak sampai semenit. Apakah satu menit untuk Amira juga terlalu sulit?“Gue tau dia sibuk, tapi … ugh!” Amira mencengkram sendok yang ada di tangannya kuat-kuat. Dia memang sedang menyantap makan malam sekarang. “Gue jadi malas makan!” Alex tidak mengucapkan apapun saat dia melihat Amira yang menghentak kesal. Dia bisa mengerti perasaan Amira. Namun, Raga juga tidak bisa disalahkan. “Pak!” Seruan Amira membuat Alex terkejut. Dia menoleh seketika, memandang Amira. “Tidur duluan, ya!” Amira berucap tanpa aba-aba. Dia meminum obatnya cepat. Setelah itu, Amira langsung naik ke atas ranjang. Dia menarik selimutnya tinggi-tinggi. Amira memejamkan matanya paksa. Lebih baik dia tidur

    Last Updated : 2025-01-22
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 156. Kehidupan yang Berbeda

    Amira menyelesaikan pembayaran rumah sakit. Dia menghela panjang saat melihat banyaknya jumlah yang harus dibayarkan. Andai saja dia menunggu Raga datang, pasti Raga yang akan melunasi semuanya. “Enggak!” Ketus Amira pada dirinya sendiri. “Gue bukan cewek matre!”Memang, Amira butuh uang. Namun, tidak semua harus dinilai berdasarkan uang. Amira juga menerima Raga sebagai pacarnya bukan karena Raga kaya. Jelas karena Amira juga menyukai Raga.“Kenapa?” Panggilan Evan menyadarkan Amira. Evan baru kembali setelah memesan taksi. Yah, karena dia tidak bisa membawa Amira dan Michelle dalam mobil sport kecilnya. Mobil itu hanya untuk dua penumpang. Evan membiarkan supirnya yang mengambil mobil itu, sementara dia akan naik taksi bersama Amira dan Michelle.“Enggak apa-apa,” sahut Amira singkat. “Michelle mana?” Tanya Amira kemudian. Evan cuma angkat bahu. Tadi mereka pergi ke arah yang berbeda. Evan ke lobby rumah sakit, sementara Michelle tadi pamit mau menelepon. Michelle berniat mengaba

    Last Updated : 2025-01-23
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 157. Teman, Bukan Uang

    Suasana di dalam taksi berubah hening. Amira tidak mengucapkan apa pun lagi. Dia menunggu Evan dan Michelle untuk merespon apa yang dia katakan. Diam yang lebih lama dari apa yang Amira perkirakan, membuat dia sedikit khawatir. Sepertinya, Amira salah menganggap jika semua orang akan dengan mudah menerima dirinya yang berbeda. “Enggak, lah.” Evan menyahut kemudian. “Kayak sama siapa aja sampe harus permasalahin yang begituan.”Michelle pun menyusul ucapan Evan. Gadis itu memasang wajah khawatir yang terlihat jelas. “Harusnya lo bilang kalau sendirian,” seru Michelle, dengan nada sedikit kecewa. “Tau gitu, gue temenin lo juga pas malem.” Amira berdecih. Dia tersenyum lebar kemudian. Amira merasa bodoh karena sempat merasa cemas dengan anggapan Evan Michelle. “Enggak, ah. Nanti lo berisik. Yang ada malah enggak bisa tidur,” ucap Amira dengan kekehan. Mereka tertawa bersama. Amira mengucap syukur dalam hatinya. Dia benar karena sudah berucap jujur. Balasannya jauh lebih manis dari

    Last Updated : 2025-01-23
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 158. Kembali Melihat Bayangan

    Amira memandang Evan dan Michelle bergantian. Dia sudah ikut duduk bersama keduanya di teras warung.“Udah istirahatnya belum?” Tanya Amira. “Jalan lagi, yuk. Bentar lagi sampe.”Rumah Amira memang tidak jauh lagi, dan Amira merasa jika lebih baik mereka istirahat di rumahnya saja. “Sebentar lagi?” Wajah Michelle berubah cerah. Dia gegas berdiri menyusul Amira yang sudah bangkit. “Ayo cepet ke rumah lo. Di luar panas!”Amira terkekeh mendengar keluhan Michelle. Dia menggeleng kasihan pada sang teman.“Tapi di rumah gue juga enggak ada AC loh, tetep panas.”Michelle cemberut, tapi menggeleng kemudian. Dia tetap menggandeng tangan Amira, mengajak temannya itu lanjut berjalan. “Enggak apa-apa. Yang penting kepala gue enggak kebakar.”Mereka pun terus berjalan sampai ke rumah kecil yang ada di pojok. Amira meminta kedua temannya menunggu. Dia berniat meminjam kunci cadangan ke pemilik kontrakan sebentar.“Nah, ayo masuk,” ucap Amira sambil membuka pintu. Amira mendahului kedua temannya

    Last Updated : 2025-01-24

Latest chapter

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 167. Jangan Cepu!

    Selama tiga hari penuh Amira bersabar untuk melakukan rawat jalan ke rumah sakit. Saat berangkat, dia akan diantar Raga. Pulangnya, Amira akan ditemani Evan.Begitu terus, sampai akhirnya dokter mengucapkan kalimat yang sudah Amira tunggu-tunggu. "Asalkan tidak melakukan aktivitas berat dan istirahat cukup selama perjalanan, tidak akan ada masalah dengan lukanya.""Yes!" Amira berseru senang. Sedikit terlalu keras karena dokter sampai terkekeh melihat Amira yang bersemangat. Ruang periksa di dalam rumah sakit jadi penuh dengan rasa bahagia berkat senyum Amira."Terima kasih, Bu Dokter." Amira berpamitan setelahnya. Dia bergegas melangkah ke luar ruang periksa. Di depan pintu, ada Evan yang sedang menunggu seperti biasa. Amira langsung menghampiri Evan dan mengajaknya pulang. "Seneng banget kayaknya." Evan tidak tahan berkomentar karena Amira terus saja membuat senyum lebar di wajah. Evan yakin, ada satu hal bagus tentang Amira. "Ya! Dokter bilang gue udah baikan. Gue enggak perl

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 166. Hubungan Dua Cowok

    Di mobil, Raga duduk di samping Amira seperti biasa. Leon fokus menyetir karena memang mereka sudah terlambat dari jadwal seharusnya. “Oh, iya.” Raga mengulurkan tangan mengambil tas Amira yang sebelumnya dia simpan di kursi mobil. “Ini tas lo.” Amira tersenyum senang. Dia bersyukur tasnya bisa kembali. “Makasih udah dicariin.” Tangan Amira langsung membuka tas, memeriksa isi di dalamnya. Amira menghela lega saat melihat dompet miliknya aman di sana. Semua barang-barangnya yang lain juga ada. “Eh?” Tangan Amira mendapati satu benda asing di dalam tasnya. “Power bank? Punya siapa?” Dahi Amira berkerut. Tatapannya langsung tertuju pada Raga. “Ya dari gue, lah.” Raga memberikan senyum lebar. Raga pun ikut meraih tas yang dia bawa. Tangannya mengeluarkan satu power bank yang sama persis seperti milik Amira. “Gue beli couple,” ucap Raga bangga. Raga mendekatkan power bank miliknya dengan milik Amira. Sama persis. Hanya saja milik Amira berwarna putih, sedangkan punya Raga

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 165. Investigasi Dadakan

    Teriakan Raga membuat Leon mengetuk pintu rumah Amira dari luar. Raga menggerutu. Harusnya dia tidak berteriak sekeras itu. "Tuan Raga? Apa terjadi sesuatu?" Amira dan Raga saling memandang. Mereka sekarang bingung karena mendapatkan ketukan dari luar. Sepertinya, Leon curiga dengan teriakan Raga. “Tuan? Apa Tuan Raga baik-baik saja?” Leon berteriak lagi dari luar. Dia tampak tidak sabar. “Tuan! Saya buka pintunya sekarang!” Merasa tak ada waktu yang tersisa, Raga langsung membuka pintu. Dia terpaksa harus melakukannya, jika tak ingin pintu rumah Amira dijebol paksa oleh Leon. “Gue enggak apa-apa,” jawab Raga singkat. Raga memalingkan wajahnya cepat. Tak ada yang bisa Raga lakukan selain menghindar dari tatapan Leon. Dia tak mau membuat Leon curiga dengan ekspresi wajah yang belum bisa dia kendalikan saat ini. “Sorry.” Amira berinisiatif untuk mengalihkan perhatian. “Gue enggak sengaja nginjek kaki Raga,” ucap Amira pada Leon. Amira menambahkan sedikit bumbu agar Leon

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 164. Seorang 'W'

    Semalam, Amira terlalu sibuk meladeni mulut manis Raga sampai dia tertidur. Amira benar-benar mengalami apa yang disebut sleep call untuk pertama kalinya. “Yah, baterainya habis,” ucap Amira sambil menatap handphone miliknya yang mati total saat dia terbangun di pagi hari. Entah sampai kapan handphone itu menyala. Amira tidak bisa mengingatnya. Apakah Raga yang memutuskan panggilan mereka atau handphone Amira yang terlanjur tewas. “Cas dulu.” Amira beranjak dari tempat tidur. Dia menghubungkan ponsel pintarnya dengan pengisi daya. Saat itu, tangannya tak sengaja menyenggol handphone yang lain. “Ah, gue lupa. Semalam enggak balas pesan yang di sini.” Amira mengecek ponsel lipat itu. Layarnya menyala menampilkan pesan di kotak masuk. [Nama keluarga gue Wijaya. W itu bukannya kakek gue? Nama kakek gue Heri Wijaya.] [Bisa aja Leon lagi ngabarin ke kakek.] Amira mendengus. Tentu saja dia sudah memikirkan kemungkinan itu. Masalahnya adalah, isi pesan itu tidak seperti

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 163. Sleep Call

    Meski hari sudah larut, rasa kantuk Amira hilang seketika. Sekarang dia sibuk berbalas pesan dengan Raga, sambil menelepon. “Udah ngantuk banget?” Tanya Raga dari seberang. Amira menggeleng. “Enggak. Udah enggak ngantuk lagi.” Amira mengucapkan jawaban jujur, tapi Raga malah terkekeh. “Udah enggak ngantuk … berarti sebelumnya ngantuk, dong.” Amira tidak mau mengakui. Dia diam saja. Tangannya masih sibuk mengetik balasan di handphone kecilnya. Mereka memang sedang melakukan pembicaraan dua jalur. Satu jalur panggilan lewat smartphone, sementara satu jalur yang lain lewat pesan singkat di handphone lipat baru milik Amira. [Udah cari tau tentang asisten baru lo?] Amira menunggu sebentar sebelum ada balasan lain yang masuk dalam handphone lipat kecil miliknya. [Udah. Enggak ada yang aneh. Leon udah kerja lama sama kakek. Emang lo liat apa?] Amira memang belum mengatakan apa yang dia lihat. Kecurigaan Amira membuat dia tidak mau bicara terlalu banyak di depan Leon. [Asiste

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 162. Pesan Cinta

    Amira menatap handphone kecil di tangan miliknya. Itu handphone yang diberikan oleh Raga diam-diam saat di mobil tadi. “Kenapa coba dia kasih ini?” Amira menyempatkan diri untuk melihat ke kanan kiri. Dia bahkan mengunci pintu rumahnya sebelum memeriksa handphone itu. “Nyalain dulu aja,” ucap Amira sambil berusaha menahan rasa penasarannya. Ponsel lipat yang memang berukuran lebih kecil dari tangan Amira, kini terbuka. Amira memperhatikan layarnya yang berpendar. “Ini handphone baru?”Amira hendak mencari tahu lebih banyak saat pintu rumahnya diketuk. “Pesanan atas nama Amira!”Amira pun membuka pintu. Dia mendapatkan sebuah paper bag besar dari sang kurir. “Makasih,” ucap Amira seraya menutup pintu kembali. Paper bag itu masih di tangan Amira ketika handphone miliknya berbunyi nyaring. Tangan Amira meraih handphone tersebut. Dia mendapati nama Raga tertera di layar. “Udah sampai makanannya?” Tanya Raga di nada sambung pertama.“Udah, kenapa?” Sambil menjawab, Amira membawa p

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 161. Hadiah

    Amira melepaskan pelukan Raga. Di dalam mobil, dia bergeser sedikit. Amira mencoba memasukkan handphone yang baru saja Raga berikan ke dalam saku celananya. “Gue maafin, tapi jangan kirim hadiah lagi.”Amira bersikap seolah tak ada yang terjadi. Dia harus mengatakan sesuatu untuk menutupi apa yang baru saja mereka lakukan. Pembahasan tentang hadiah adalah satu-satunya hal yang terlintas dalam otak Amira. “Pemborosan. Makanan yang lo kirim semalam juga enggak habis,” sambung Amira kemudian. Makanan yang Raga kirim memang sangat banyak, melebihi porsi Amira. Amira sampai menyimpannya di kulkas, lalu menghangatkannya lagi sebagian untuk sarapan pagi ini. “Harusnya lo habisin,” sahut Raga. “Nanti malam juga gue kirimin lagi.”Amira mendelik. Dia merasa pacarnya ini bebal. Padahal baru saja Amira menolak, tapi Raga malah abai. “Jangan nolak,” ucap Raga, mengingatkan. “Gue kan udah bilang mau tanggung jawab.”Raga memberikan senyum miring, dan Amira tidak suka itu. Dia merasa Raga mere

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 160. Kelanjutan Strategi

    Amira baru selesai mengganti baju saat seseorang mengetuk pintu rumahnya beberapa kali. Sedikit curiga, Amira tidak langsung membuka pintu. Apalagi hari sudah malam dan semua teman-temannya sudah pulang. Amira sendirian.“Siapa?” Tanya Amira tanpa membuka pintu. “Kurir pengantaran pesanan atas nama Amira,” sahut suara dari seberang.Amira mendelik. Dia menggeleng curiga. “Gue enggak pesen apa-apa!” Balas Amira, berteriak. Amira hendak menjauh dari pintu, sebelum ketukan kembali terdengar.“Nama pengirimnya Raga!”Seruan itu membuat Amira berhenti. Dia gegas mengambil handphone miliknya sendiri. Amira berniat memastikan. Dia langsung menghubungi nomor Raga. “Iya, itu dari gue,” sahut Raga dari seberang.Belum juga Amira mengucapkan apa pun, Raga sudah tahu apa yang hendak Amira tanyakan. Amira memasang senyum sekilas. Dia meledek Raga. “Mau nyogok ceritanya?” Pasti karena Amira bilang kalau dia kesal pada Raga. Pacarnya itu sedang bersikap manis padanya. “Iya, dong. Isinya makan

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 159. Kolaborasi Pasangan Kekasih

    Evan mendelik pada Amira. Dia yang harusnya bertanya kenapa. Amira malah melamun tak bergerak. Dipanggil pun tidak menoleh. “Lo yang kenapa. Kenapa diem?”Raga yang sebelumnya masih mengucek mata, mengumpulkan nyawa, seketika terduduk. “Kenapa?” Raga bertanya dengan suara yang masih serak. Cowok itu bersandar pada dinding di sebelah Leon. “Enggak apa-apa.” Amira menjawab singkat. “Cuma mau nyuruh lo pulang. Bentar lagi malem.”Amira menepuk lengan Raga lagi, meminta pacarnya itu cepat bangun. “Iya,” ucap Raga sambil menutup mulutnya yang masih menguap. Saat Raga hendak berdiri, Leon mendahului. Mana mungkin dia membiarkan tuan mudanya lebih sigap daripada dirinya sendiri. “Gue numpang ke kamar mandi dulu, boleh enggak?” Tanya Raga. Dia menunjuk pintu imut yang menuju ke kamar mandi Amira. Raga perlu mencuci wajahnya. Dia tidak mau terlihat mengerikan lebih lama di depan Amira. Setidaknya dia mau memastikan wajahnya layak diperlihatkan di depan sang pacar. “Ya udah sana!” Ami

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status