Beranda / Romansa / Rantai Hasrat (Oliver&Nicole) / Bab 174. Oliver yang Peduli

Share

Bab 174. Oliver yang Peduli

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Selamat malam, Tuan Oliver.” Seorang pelayan menyapa Oliver yang baru saja tiba di rumah. Di luar cuaca hujan, dan Oliver pulang sedikit terlambat karena harus mengurus kasus yang tengah ditanganinya.

Oliver mengangguk singkat membalas sapaan sang pelayan. “Di mana istriku?”

“Nyonya ada di kamar, Tuan,” jawab sang pelayan sopan.

“Joice pulang ke sini, kan?” tanya Oliver lagi.

“Iya, Tuan. Nona Joice pulang ke sini. Beliau sekarang berada di kamarnya,” jawab sang pelayan memberi tahu.

Oliver kembali mengangguk. “Aku akan masuk ke dalam.”

“Baik, Tuan. Silakan.” Pelayan itu mempersilakan Oliver.

Tanpa berkata, Oliver segera masuk ke dalam kamarnya. Pria itu melirik arloji sekilas—waktu menunjukkan pukul delapan malam. Di jam seperti ini biasanya sang istri belum tidur.

“Nicole?” Oliver melangkah masuk ke dalam kamar, mendapati Nicole tengah duduk di ranjang sambil membaca buku.

“Sayang? Kau sudah pulang?” Nicole turun dari ranjang, melangkah menghampiri Oliver.

“Maaf aku pulang terlambat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 175. Dua Orang Asing yang Tak Dikenal

    Dua hari setelah kejadian kecelakaan yang menimpa Joice, pihak bengkel masih belum menemukan penyebab kenapa mobil Joice bisa sampai mengalami rem blong. Terakhir Joice mendapatkan laporan—masalah mobilnya karena kesalahan yang tak memeriksa mobil secara berkala.Joice tak mau ambil pusing. Sebab bagi Joice yang paling penting adalah mobilnya bisa diperbaiki. Pun jika tidak bisa diperbaiki, pasti Joice akan membeli mobil baru. Jadi dia tak mau membuat masalah kecil menjadi besar.“Joice, kau hari ini tidak ada pemotretan?” Nicole melangkah menghampiri Joice, lalu duduk di samping Joice yang tengah bersantai di ruang tengah.“Tidak ada, Nicole. Hari ini aku tidak memiliki jadwal pemotretan. Oh, ya di mana Oliver? Dia sudah berangkat bekerja?” tanya Joice ingin tahu.Nicole mengangguk. “Ya, Oliver sudah berangkat bekerja. Dia sedang menangani kasus berat yang menyita pikirannya. Itu kenapa dia berangkat lebih awal.”Joice mengambil orange juice yang ada di atas meja, dan menyesap perlah

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 176. Selamat dari Bahaya

    “Miracle kau sudah belanja banyak sekali, kenapa masih tetap ingin berbelanja?” Selena tampak kesal, karena sejak tadi Miracle terus berbelanja. Dua kembar tak identic itu memang kerap berdebat. Apalagi mereka sering sekali berbeda pendapat.“Tunggu sebentar, Kak. Dress ini bagus sekali. Cocok untuk Michaela.” Miracle memegang dress berwarna merah. Dia merasa bahwa dress itu sangat cocok untuk putri sulungnya.Selena mendesah panjang. “Aku yakin Michaela sudah memiliki gaun yang kau pegang itu. Kau ingat kan dulu kau membelikan gaun keluaran terbaru, dari perancang busana kesukaan Michaela, dan ternyata Michaela sudah memiliki gaun itu. Menurutku, kalau kau ingin membelikan pakaian untuk Michaela, kau harus membawa dia. Kau kan mengenal putrimu dengan baik.”Miracle meringis malu di kala Selena mengingatkan kejadian konyol dulu. Saat itu, dirinya pernah membelikan dress keluaran terbaru dari perancang busana ternama di Paris. Dress itu Miracle pesan khusus untuk putri sulungnya. Namun

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 177. Menyalahkan

    Marcel melempar dokumen yang baru saja diberikan oleh sekretarisnya. Tampak raut wajah Marcel begitu kesal di kala membaca laporan yang diberikan oleh asistennya.“Aku tidak setuju. Cepat kau bawa dokumen ini, dan kembalikan pada Shawn,” ucap Marcel dingin dengan raut wajah tanpa ekspresi.Ya, di hadapan Marcel adalah dokumen tentang project yang dikerjakan oleh Geovan Group dan De Luca Group. Project ini ditangani langsung oleh Marcel, karena memang ayahnya memercayakan untuk menangani project ini. Namun, Marcel tak pernah setuju dengan apa yang menjadi ide Shawn.Sang sekretaris menggaruk pelan tengkuk lehernya. “Tuan, tapi Tuan Sean sudah menyetujui ide Tuan Shawn.”Marcel berdecak. “Jelas Pamanku menyetujui ide Shawn, dia pasti menganggap anaknya paling hebat!”“Tuan Besar William juga—”“Semua akan membela Shawn dan menganggap Shawn hebat, karena posisi pria sialan itu cucu laki-laki pertama!” bentak Marcel yang sontak membuat sang sekretaris menundukkan kepalanya, tak bisa menga

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 178. Oliver yang Telah Tahu

    PranggPenelope melempar sebuah gelas di tangannya ke dinding. Pecahan gelas serta wine tumpah membaur ke lantai. Raut wajah Penelope menunjukkan rasa kesal yang bercampur dengan emosi yang seolah ingin meledak.“Kenapa bisa sampai gagal!” seru Penelope dengan nada cukup tinggi.Sang asisten menundukkan kepalanya, tak berani menatap Penelope. “Nona, hari ini kebetulan Joice Osbert pergi bersama dengan Nyonya Miracle De Luca. Para preman yang kita sewa dihajar oleh Nyonya Miracle De Luca. Saya lupa calon mertua Anda menguasai bela diri yang cukup hebat.”“Berengsek!” Penelope mengumpat kasar. Napasnya memburu menandakan emosinya sudah memanas, dan sudah tidak lagi bisa tertahankan. Dia emosi karena rencananya gagal total. Pun dia tak mengira kalau hari ini Joice pergi bersama dengan ibu Marcel. “Nona, tenangkan diri Anda. Anda bisa melakukan cara lain. Hari ini Joice Osbert bisa selamat, tapi belum tentu besok dia akan selamat,” tutur sang asisten menenangkan kemarahan Penelope.Penel

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 179. Menjenguk Shania

    Sejak di mana Oliver tahu bahwa Penelope sebagai dalang di balik rem mobil Joice blong; Oliver masih tetap diam, belum sama sekali melakukan tindakan apa pun. Tentu di balik semua ini, Oliver memiliki rencana sendiri. Beberapa hari ini, Oliver disibukan mengurus Nicole. Meskipun memikirkan masalah Joice, tetap saja dia memprioritaskan istri tercintanya. Apalagi sekarang Nicole yang sedang hamil muda.Oliver masih membiarkan seolah-olah Penelope menang. Belum waktunya dirinya meledakan bom yang memang seharusnya dia ledakan. Pria itu bukanlah orang yang gegabah. Terlebih Marcel telah cinta buta pada Penelope. Hal tersebut yang membuat Oliver membutuhkan waktu untuk membongkar semuanya.“Sayang, aku ingin bertemu dengan Daddy-ku. Aku merindukannya.” Nicole melangkah mendekat, menghampiri Oliver yang tengah duduk di sofa kamar.“Kau ingin ke rumah Daddy-mu?” Oliver menarik tubuh Nicole, duduk di pangkuannya.Nicole mengangguk. “Iya, Sayang. Aku ingin ke rumah Daddy-ku. Boleh, yaa? Kondis

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 180. Cinta yang Sangat Buta

    Nicole menyandarkan kepalanya di dada bidang Oliver, dan memeluk pinggang suaminya itu. Sepulang mengunjungi Shania, Nicole dan Oliver langsung pulang ke mansion mereka. Oliver tak bisa membiarkan Nicole terlalu lama berada di luar. Kondisi Nicole yang sedang hamil muda, membuat Oliver begitu overprotective.“Sayang, tadi aku berbicara dengan Bibi Esther. Kau tahu? Ternyata dia memiliki kisah hidup seperti Daddy-ku,” ucap Nicole pelan memberi tahu.Kening Oliver sedikit mengerut. “Kisah hidup seperti Daddy-mu? Apa maksudmu, Nicole?”Nicole terdiam sebentar. “Bibi Esther pernah melakukan kesalahan di masa lalu. Dia berselingkuh sampai membuat anaknya membencinya. Dia juga sudah bercerai dengan suaminya, dan bahkan sampai detik ini dia tidak menikah lagi. Sekarang yang dia sesali adalah anaknya tidak mau bertemu dengannya. Jujur, aku sangat kasihan padanya. Aku juga pernah membenci ayahku, tapi ayahku tetaplah sosok penting yang membuatku ada di dunia ini. Sebenci-bencinya aku pada ayah

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 181. Kecelakaan yang Tidak Disengaja

    Sebuah restoran megah dengan musik instrument membuat para pengunjung nyaman berada di sana. Suasana restoran tak terlalu ramai. Sebagian yang datang banyak membawa pasangan tapi juga ada yang hanya sekedang meeting pekerjaan. Nicole dan Joice duduk di dekat jendela, menikmati pemandangan yang indah. Mereka berbincang sambil tertawa seperti sahabat dekat. Nicole dan Joice itu sangat cocok. Apalagi Joice terkenal ramah dan Nicole terkenal hangat. Itu yang membuat dua wanita tersebut mudah sekali akrab.Tak selang lama, pelayan datang menghidangkan makanan lezat ke hadapan Nicole dan Joice. Tepat di kala makanan lezat sudah terhidang; Nicole dan Joice mulai menikmati makanan mereka.“Nicole, kau sudah minta izin pada Oliver, kan? Aku tidak mau dimarahi dia. Oliver itu galak persis seperti Marcel,” ucap Joice sambil menikmati tenderloin steak-nya.Nicole tersenyum samar. “Tadi aku sudah menelepon Oliver, tapi dia tidak menjawab teleponku. Mungkin dia sedang sibuk bertemu dengan client-n

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 182. Takut, Khawatir, dan Cemas

    Oliver melangkah keluar dari ruang meeting di kala menyudahi meeting dengan salah satu client-nya. Pria itu segera menuju ke ruang kerjanya, tapi langkah kaki Oliver terhenti di kala melihat Shawn berada di hadapannya. “Kau di sini?” Oliver menatap lekat sepupunya itu. Tak mengira sepupunya itu akan mendatangi kantornya.Shawn mendekat ke arah Oliver. “Kebetulan aku lewat perusahaanmu. Jadi aku memutuskan mampir ke sini. Apa kau sibuk?”“Sekarang sudah tidak terlalu. Ikut aku. Kita ke ruang kerjaku,” jawab Oliver dingin dan datar.Shawn mengangguk merespon ucapan Oliver. Detik selanjutnya, Shawn mengikuti Oliver menuju ke ruang kerja sepupunya itu. Jika dulu hubungan mereka tidak baik, berbeda kali ini. Sejak di mana Oliver dan Nicole telah menikah, hubungan Shawn dan Oliver semakin dekat dan membaik. Bisa dikatakan bahwa Nicole adalah sumber di mana—yang membuat hubungan Shawn dan Oliver menjadi akur.“Kau tadi dari mana?” Oliver menuangkan wine ke gelas kosong di kala dirinya dan

Bab terbaru

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 206. Ending Scene (TAMAT)

    Beberapa bulan berlalu … Wengen, Switzerland. Tiga pengasuh dibuat pusing luar biasa oleh Olivia yang begitu aktif. Balita kecil itu terus berlari-lari sambil bermain bola kecil yang sejak tadi dia lempar-lempar. Tiga pengawal sudah siap siaga melihat setiap gerak Olivia yang sangat cepat. Entah dulu Nicole mengidam apa sampai membuat Olivia selincah ini. Baik pengasuh dan pengawal tidak bisa santai dalam menjaga balita kecil itu. Sedikit saja terabaikan, pasti Olivia sudah berulah.Tindakan Olivia memang kerap membuat Nicole sakit kepala. Apalagi waktu ketika Nicole masih hamil besar. Dia dibuat pusing luar biasa dengan tindakan putri kecilnya yang sangat aktif. Olivia sering susah diberi tahu Nicole. Balita kecil itu paling tunduk pada ayahnya. Hal tersebut yang membuat Nicole terkadang jengkel.“Olivia, pelan-pelan, Nak. Jangan berlari seperti itu,” ucap Nicole berseru dengan nada sedikit keras, tapi sayangnya tak menghentikan balita kecil yang sangat aktif itu. Nicole sampai men

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 205. Extra Part VI

    Oliver berlari menelusuri koridor rumah sakit. Raut wajah pria itu tampak sangat panik dan penuh khawatir. Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, dia tak henti mengumpati kebodohannya. Harusnya hari ini dia tak pergi ke mana-mana. Jika sampai ada hal buruk yang menimpa istri dan anaknya, maka dia tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri. Saat Oliver sudah dekat dengan ruang persalinan, langkah kakinya terhenti melihat Joice mondar-mandir di depan ruangan persalinan. Raut wajah Oliver berubah, menatap lekat dan tegas sepupunya itu.“Joice?” tegur Oliver.Joice yang sejak tadi mondar-mandir tak jelas, terkejut melihat Oliver ada di hadapannya. “Oliver? Astaga, akhirnya kau muncul,” serunya bahagia melihat Oliver sudah datang. Sejak tadi dia sudah panik karena Oliver tak kunjung datang.“Di mana Nicole?” tanya Oliver cepat.Joice menyentuh lengan Oliver sambil berkata cemas, “Nicole ada di dalam. Segera kau masuk. Dari tadi dia terus menjerit kesakitan.” Oliver mengangguk, dan

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 204. Extra Part V

    *Nicole, aku pergi sebentar ingin bertemu ayahku. Ada kasus rumit yang sedang aku tangani dan aku membutuhkan pendapat ayahku. Aku tidak akan lama. Aku akan segera pulang. Kau jangan ke mana-mana. Your husband—Oliver.* Nicole mengembuskan napas panjang membaca note dari suaminya itu. Raut wajahnya nampak kesal. Pagi ini, Nicole bangun terlambat sedangkan Oliver bangun lebih awal. Dia yakin Oliver tak membangunkannya, karena tidak mau mengganggunya. Sungguh, itu sangat menyebalkan. Nicole mengikat rambut asal, dan meminum susu hangat yang baru saja diantarkan. Hari ini, Nicole terbebas dari menjaga Olivia, karena putri kecilnya itu sedang diculik keluarganya. Well, Olivia memang kerap menjadi rebutan. Wajar saja, karena Olivia adalah cucu pertama di keluarga Nicole dan juga cucu pertama di keluarga Oliver. Hal tersebut yang menjadikan Olivia kerap sekali diculik sana sini.“Lebih baik aku mandi,” gumam Nicole yang memutuskan ingin mandi. Meskipun kesal masih ada, tapi dia tidak mau k

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 203. Extra Part IV 

    “Nicole, pakailah gaun ini.” Oliver menunjuk sebuah kotak yang berisikan sebuah gaun indah yang ada di hadapannya. Pria itu sengaja menyiapkan gaun cantik untuk sang istri tercinta.Nicole mengalihkan pandangannya, menatap gaun yang ditunjuk Oliver. “Sayang, kau ingin mengajakku ke mana sampai aku harus memakai gaun seindah itu?” tanyanya lembut. Jika hanya pergi ke tempat-tempat terdekat saja, mana mungkin Oliver memintanya memakai gaun secantik yang ada di hadapannya itu.Oliver mendekat dan memberikan kecupan di kening sang istri. “Aku akan mengajakmu dan Olivia makan malam di luar. Gantilah segera pakaianmu.” “Kau akan mengajakku dan Olivia makan malam di luar?” ulang Nicole begitu antusias bahagia.“Ya, kita akan makan malam di luar. Bersiaplah.” Oliver membelai lembut pipi Nicole.Nicole tersenyum bahagia. Detik selanjutnya, Nicole menggenggam tangan Olivia—mengajak putrinya untuk mengganti pakaian. Gaun yang dibelikan Oliver sangatlah cantik. Bahkan gaun Nicole itu kembaran d

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 202. Extra Part III

    Oliver meminta Nicole untuk tak lagi mengingat tentang masalah Joice dan Marcel. Pria itu tak ingin istrinya sampai terlalu kepikiran dan berdampak pada tumbuh kembang anak mereka. Usia kandungan Nicole sudah besar. Sebentar lagi anak kedua mereka akan lahir ke dunia. Yang Oliver inginkan adalah Nicole hanya fokus pada anak-anak mereka saja. Pun berita tentang Marcel sudah Oliver bungkam. Media dilarang lagi untuk memberitakan tentang salah satu anggota keluarganya.Pagi menyapa Nicole sudah bersiap-siap. Hari ini dia dan Oliver akan periksa kandungan. Wanita itu tampil sangat cantik dengan balutan dress khusus ibu hamil berwarna navy. Rambut panjang Nicole tergerai sempurna. Riasan tipis membuatnya semakin cantik. Meski hanya memakai lip balm tapi bibir penuh Nicole tampak sangat seksi.Nicole dianugerahi paras yang luar biasa cantik. Dia tak perlu memakai riasan tebal, karena wanita itu sudah sangat cantik. Hamil membuatnya bahkan bertambah cantik meskipun bentuk tubuhnya sudah mela

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 201. Extra Part II

    Nicole merasakan kebebasan di kala Selena dan Samuel menculik Olivia. Well, Olivia menjadi cucu pertama di keluarga Maxton—membuat Olivia benar-benar seperti anak emas. Selena dan Samuel kerap sekali membawa Olivia ke rumah mereka untuk menginap. Mengingat tiga adik kandung Oliver yang lain berada di luar negeri—membuat kehadiran Olivia menjadi warna yang baru di keluarga Maxton.“Ah, perutku kenyang sekali.” Nicole mengusap-usap perut buncitnya di kala baru saja selesai menikmati tiramisu cake yang diantarkan oleh sang pelayan.Waktu menunjukkan pukul sepuluh pagi. Tak banyak aktivitas Nicole selain bersantai. Pekerjaannya sudah ditangani oleh asistennya. Sejak di mana dia hamil lagi, Oliver meminta Nicole menyerahkan pekerjaannya pada sang asisten.Jarak kehamilan pertama dan kehamilan kedua tidak jauh. Bisa dikatakan kehamilan kedua ini memang tak Nicole sangka. Nicole pikir dia tidak akan langsung hamil, karena baru saja melahirkan. Jadi setiap berhubungan badan dengan sang suami—

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 200. Extra Part

    Satu tahun berlalu … “Olivia, jangan naik-naik ke atas meja, Nak.”Nicole mendesah panjang dengan raut wajah yang begitu kelelahan. Olivia—putri pertamanya yang baru bisa berjalan itu amat sangat aktif. Baru saja Oliva berusia satu tahun—dan harapan Nicole adalah Olivia menjadi anak yang tenang dan lembut seperti anak-anak perempuan lain.Sayangnya harapan Nicole tinggal harapan. Semakin hari Olivia semakin aktif. Dua pengasuh saja harus menjaga Olivia dengan baik. Pasalnya, jika tak diawasi, Olivia selalu saja berusaha memanjat posisi tempat yang tinggi. Hal itu yang membuat Nicole khawatir luar biasa. Ucapan Nicole tak didengar oleh Olivia. Balita kecil itu terus memanjat meja. Dengan penuh waspada, dua pengasuh sudah siaga merentangkan tangan—berjaga jika sampai Olivia terjatuh, maka dua pengasuh itu berhasil menangkap tubuh Olivia.Nicole memijat keningnya di kala rasa pusing menyerangnya. Menjaga Olivia harus extra hati-hati. Beberapa minggu lalu saja, Olivia hampir tercebur ke

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 199. Perfect Ending

    Oliver mondar-mandir panik di dalam ruang bersalin. Suara jeritan menggema membuat Oliver tidak bisa tenang. Dua jam lalu, dokter mengatakan masih belum waktunya, karena kepala bayi belum terlihat. Teriakan sakit Nicole disebabkan oleh kontraksi. Masih butuh beberapa waktu sampai waktunya siap untuk Nicole melahirkan.Oliver nyaris gila akibat kepanikan dan ketakutannya. Berkali-kali dia meminta dokter untuk memberikan obat agar istrinya tidak kesakitan, tapi sang dokter mengatakan bahwa kontraksi adalah hal normal dirasakan ibu hamil.Otak Oliver seakan blank tidak mampu berpikir jernih. Pria itu tidak tahu harus melakukan apa selain mondar-mandir tidak jelas. Setiap kali sang istri menjerit kesakitan, membuat seluruh tubuh Oliver seakan mati rasa.Dulu, di kala ibunya melahirkan adiknya, dia tidak ikut di dalam ruang bersalin. Hal itu menyebabkan Oliver tak tahu perjuangan seorang wanita hamil. Yang Oliver lihat sekarang—sang istri seperti berada di ambang kematian.“Ahg!” jerit Nic

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 198. Kejadian Saat Makan Malam

    “Iya, Mom. Aku sudah meminta pelayan menyiapkan makan malam untuk kita. Kau tidak usah membawa makanan apa pun. Makanan yang sudah disiapkan sangat banyak.”“Hm, tadinya Mommy ingin membuat cake.” “Tidak usah, Mom. Dessert juga sudah disiapkan. Kau tidak usah repot-repot. Kau dan Dad cukup datang saja. Semua menu makanan sudah disiapkan.”“Baiklah, Sayang. Sampai nanti malam.” “Iya, Mom. Sampai nanti malam.”Panggilan tertutup. Nicole meletakan ponselnya ke tempat semula. Tampak senyuman di wajah wanita itu terlukis begitu hangat. Hari ini adalah hari di mana Nicole akan makan malam bersama dengan keluarganya. Pun tentu ibu tiri dan saudara tirinya juga akan datang.Nicole sekarang sudah tidak lagi memanggil Esther dengan sebutan ‘Bibi’. Sekarang, dia sudah memanggil Esther dengan sebutan ‘Mommy’. Jika dulu, Nicole tidak pernah dekat dengan ibu tirinya, kali ini dia sangat dekat dengan ibu tirinya yang baru.Sosok Esther bukanlah sosok ibu tiri yang kejam. Malah yang ada Esther sela

DMCA.com Protection Status