Beranda / Pernikahan / Ranjang Pengantin Yang Ternoda / Takut Menjadi Istri Seutuhnya

Share

Takut Menjadi Istri Seutuhnya

Penulis: Yulistriani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

 

Salsa mempersilakan suami dan adik iparnya untuk masuk. Meski tak bisa dipingkiri bahwa hatinya amat hancur.

 

Ingin rasanya Salsa berteriak juga memaki lelaki yang tengah bersama suaminya itu. Bila perlu, wanita itu ingin menghabisi nyawanya sebagai pembalasan karena telah melucuti kehormatannya tanpa ampun.

 

Sekuat tenaga Salsa menahan gemuruh kemarahan di dada. Namun, ia harus bersikap biasa saja pada lelaki itu, ketakutan akan reaksi negatif suaminya selalu menghantui. Terlebih sikap suaminya yang begitu perhatian dan menyayangi lelaki jahat itu.

 

"Adikku ini namanya Rizki, biasa dipanggil Kiki. Dia kuliah di Jerman karena mendapatkan beasiswa. Sebentar lagi dia lulus. Adikku ini orang hebat, gak kayak kakaknya cuma bisa kuliah di kota ini aja," puji Ikbal, binar matanya begitu membanggakan adiknya.

 

Memang, selama menjalin hubungan Salsa tak pernah tahu wajah Kiki, ia hanya tahu sekilas namanya saja. Salsa juga tak pernah kepo dengan keluarga Ikbal, yang terpenting ia sudah dekat dengan ibu mertua yang sangat menyayanginya. 

 

Sementara lelaki itu, iya Kiki namanya. Dia hanya tersenyum pada Salsa. Senyum yang tak bisa di artikan oleh Salsa. 

 

Merasa marah dan tak peduli, wanita itu enggan menanggapi pernyataan suaminya tentang Kiki. Sehebat apapun dia, di mata Salsa dia adalah lelaki jahat yang telah merenggut kesuciannya, kakak iparnya sendiri. 

 

"Terus ngapain Kiki kesini, Mas?" tanya Salsa, matanya sekilas melirik Kiki dengan tatapan sinis, lalu pandangannya kembali pada Ikbal.

 

"Lho, ya jelas dia mau nginep dong sayang, kan kalau pulang ke rumah ibu jauh. Biar dia istirahat dulu di rumah kita, lusa baru pulang ke rumah ibu, lagian mas kangen pengen main badminton sama dia nih," ujar Ikbal sambil merangkul bahu adik kesayangannya.

 

"T-tapi, Mas ...," sergah Salsa. Wanita itu keberatan dengan rencana suaminya. 

 

"Kamu gak usah takut sayang, Kiki ini orang baik kok. Aku yakin dia pasti melindungi kamu selayaknya adik lelaki melindungi kakak perempuannya, iya kan, Ki?" tanya Ikbal pada adiknya.

 

"Yoi ... so pasti lah Bang, masa gue berbuat yang enggak-enggak sama kakak ipar sendiri. Gue kan sayang sama Lo bang, Abang gue satu-satunya," jawab Kiki sembari merangkul pundak Ikbal seolah-olah tak pernah terjadi apapun antara dirinya dengan pujaan hati kakaknya itu.

 

Salsa mendengkus kesal mendengar pernyataan Kiki yang penuh kebohongan. Darahnya serasa mendidih menyaksikan kepura-puraan adik iparnya yang menjijikkan.

 

Andai Ikbal tahu bahwa adik kesayangannya itu telah menghancurkan belahan jiwanya, merebut kegadisan yang seharusnya menjadi miliknya, pastilah mereka tak akan bisa bergurau seperti ini lagi. 

 

Namun, sayangnya Salsa masih belum memiliki keberanian untuk mengatakan yang sebenarnya. Terlebih melihat kedekatan Ikbal dengan adiknya dan pandainya Kiki dalam bersilat lidah, pastilah dirinya yang akan disalahkan dan mungkin dicampakkan. 

 

"Oh ya kak, ternyata Salsa memang benar cantik kaya yang lo ceritain ya," puji kiki sambil tersenyum nakal ke arah Salsa.

 

"Iya dong ... Salsa ini cewek paling cantik di kampus gue, berprestasi dan beda banget kaya cewek-cewek lainnya," jawab Ikbal, dia sangat membanggakan istrinya.

 

Salsa mulai tak nyaman dengan pembicaraan kakak beradik yang mulai ngalor-ngidul. Setelah menyiapkan makan malam, wanita itu berpamitan untuk langsung ke kamar, nafsu makannya hilang karena tragedi tadi sore. 

 

Di dalam kamar, Salsa membenamkan wajahnya ke bantal, ia menangis sesegukan, wanita itu bingung dengan apa yang harus ia lakukan.

 

Ia bimbang harus berterus terang atau menutupi semuanya. Salsa tahu, kejujuran adalah tiangnya rumah tangga, tetapi ketakutan akan kehilangan Ikbal begitu besar mendominasi hatinya.

 

Blum lagi pandangan masyarakat jika pernikahannya yang masih seumur jagung harus kandas hanya gara-gara dia sudah tidak perawan lagi.

 

 

"Allah, mengapa semua ini terjadi padaku? Aku ingin mengatakan semua ini pada Mas Ikbal, tapi apakah ia akan percaya? Bagaimana kalau nanti Kiki tidak mengakuinya? Aku takut." bisik Salsa dalam hati, air matanya mengalir semakin deras di kedua pipinya.

 

"Sayang ...." sapa Ikbal yang entah kapan lelaki itu berdiri di ambang pintu dan menatapnya.

 

Salsa segera menyeka air matanya, ia menarik napas lalu membuangnya perlahan. Sekuat tenaga Salsa menata hatinya agar tak gegabah mengambil keputusan.

 

Ia tahu betul, lelaki di hadapannya adalah tipe orang yang cemburuan dan pasti akan murka jika tahu wanita yang dinikahi dengan bangganya, ternyata tidak seperti yang dibayangkan.

 

"Iya," sahut Salsa dengan suara lembut.

 

Dengan hati-hati Salsa menghadap suaminya, dia berharap tak ada tanda yang tertinggal bahwa dirinya habis menangis.

 

"Kamu kenapa? Kok matanya sembap? Habis nangis?" Ikbal memberondongnya dengan pertanyaan, kemudian lelaki itu mengusap mata Salsa yang membengkak.

 

"Enggak Mas, aku kangen ibu sama bapak aja," jawab Salsa berbohong.

 

"Baru sebentar aja udah kangen ibu sama bapak, ini suami kamu engga dikangenin? Udah seminggu nih nahan-nahan. Udah bersih belum?" bisik Ikbal setengah menggoda.

 

Duarrrrr  .... 

 

Bagai tersambar petir, inilaah hal yang amat Salsa takutkan.

 

"Bagaimana ini? Mas Ikbal sudah meninta haknya," gumam Salsa dalam hati.

 

Wanita itu sangat cemas. Ketakutan Salsa semakin besar, ditambah rasa nyeri di antara kedua pahanya masih begitu terasa menyakitkan. Allah, aku harus bagaimana? Batinnya.

 

"Emmm ... belum tahu nih, Mas. Tadi siang sih udah bersih, tapi kayaknya masih keluar deh mas, kadang aku lebih dari seminggu juga sih," tutur Salsa kikuk, ia mencari alasan yang masuk akal untuk menunda ritual itu.

 

"Oh begitu, ya udah deh, besok-besok aja ya sayang, nanti kalau udah bersih jangan pernah nolak aku ya," goda Ikbal sambil mencolek hidung mancung Salsa gemas.

 

"Oh ya Mas, aku mau ke dapur dulu ya, haus banget nih, kamu.au minum?" tanya Salsa. Padahal ia ingin menelpon ibunya untuk mencari solusi.

 

"Boleh sayang, tolong ambilin ya," balas Ikbal sembari tersenyum melihat istrinya yang sangat perhatian.

 

Salsa gegas keluar dari kamar, ia setengah berlari  menuju dapur, dirogohnya saku yang berisi ponsel, lalu ia mencari kontak bernama ibu.

 

"Hallo, Assalamu'alaikum Bu," sapa Salsa dengan meletakkan ponsel di telinganya. Suara wanita itu terdengar berbisik. 

 

Ibunya menjelaskan semua rencana yang harus dilakukan Salsa agar suaminya tak curiga. Sementara Salsa mendengarkan perintah itu dengan saksama, meskipun dirinya dan sang ibunda enggan melakukan itu, tetapi mereka merasa terpaksa demi keutuhan rumah tangganya. 

 

"Iya Bu, iya nanti Salsa coba pakai cara ibu ya, terima kasih ibu sudah bantu Salsa, insyaallah Salsa praktekkan besok ya, Assalamu'alaikum," kata Salsa lalu mengakhiri panggilan dengan ibunya.

 

Hati Salsa diliputi rasa bersalah. Sebagai seorang muslim, tentu Salsa tahu perbuatannya adalah dosa besar. Namun, lagi-lagi ia masih belum siap untuk jujur. 

 

Salsa menarik napas dalam kemudian menghembuskannya kasar, ia berusaha meyakinkan diri bahwa semua akan baik-baik saja. 

 

Namun, saat Salsa baru saja membalikkan badan hendak kembali ke kamar, wanita itu terkejut hebat.

 

Ternyata Kiki sudah berdiri tepat di belakangnya dengan senyuman menyeringai, seolah-olah lelaki itu merasa puas dengan apa yang dilakukannya pada sang ipar. 

 

Mata Salsa membulat, tangannya mengepal, ingin rasanya meluapkan emosi pada lelaki di hadapannya itu.

 

Hanya saja itu tak mungkin, jika Salsa melakukannya, justru akan membuat suaminya curiga bahwa Ia memiliki masalah dengan Kiki.

 

"Minggir, saya mau ke kamar!" Salsa berusaha menghindar, tetapi langkahnya dihadang oleh tubuh tegap Kiki.

 

Tangan lelaki itu berusaha untuk memeluk Salsa, tetapi ditepis kasar oleh wanita itu.

 

"Jangan sentuh saya!"

 

Mata Salsa mulai memanas, darahnya naik ke ubun-ubun atas pelecehan yang dilakukan adik iparnya.

 

"Salsa, sudah lama aku suka sama kamu, saat kamu baru dekat dengan Ikbal, dia selalu cerita tentang kamu, sehingga aku selalu membayangkan betapa cantiknya kamu, beruntung akulah yang pertama kali menyentuh dirimu, bukan kakakku. Dan suatu saat nanti, kamu pasti akan menjadi milikku seutuhnya, menjadi ibu dari anak-anakku." ungkap Kiki sambil menyunggingkan senyum nakal. Lelaki itu tak merasa bersalah sama sekali.

 

"Tidak ... saya tidak akan pernah sudi menjadi ibu dari anak-anak kamu, minggir!" ketus Salsa sambil berusaha mendorong tubuh atletis Kiki.

 

Namun nihil, Kiki justru merengkuhnya jauh lebih dalam sehingga tubuh kecil Salsa terbenam di pelukan Kiki.

 

"Lepas ... lepasin Ki, aku kakak kamu!" kata Salsa sambil berusaha melepaskan pelukan Kiki.

 

"Kamu akan hamil anakku, sayang. Kamu pasti akan hamil anakku, Salsa cantik," bisik Kiki tepat di telinga Salsa. 

 

Mendengar perkataan Kiki, emosi Salsa semakin menjadi. Wanita itu merasa marah dan benar-benar ingin menghabisi nyawa adik iparnya. 

 

"Kiki ... Salsa, sedang apa kalian?"

 

Suara Ikbal tiba-tiba saja terdengar. Sontak mata Kiki dan Salsa membulat saking terkejutnya.

 

Bersambung.

Bab terkait

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Pura-Pura Perawan

    Jantung Salsa berdetak tak beraturan, ketakutan semakin melanda hatinya. Wajah wanita itu memerah saking takutnya. Namun, kemerahan di pipi itu justru membuat wajahnya merona sehingga kecantikannya kian memancar."Emm ... i-ini Mas, aku lagi...." Perkataan Salsa menggantung karena langsung dipotong oleh Kiki."Ini Bang, tadi kak Salsa kelilipan terus aku bantu tiupin matanya, kan kasian," jawab Kiki santai. Lelaki itu bersikap setenang mungkin sehingga Ikbal tak curiga sama sekali. "Oh gitu ... tuh kan sayang, apa aku bilang. Kiki itu baik dan perhatian, kamu kelilipan aja dia perhatian kan? Berarti dia memang bisa lindungi kamu sebagai kakak perempuannya," ujar Ikbal dengan seutas senyum di bibirnya.Gemuruh di dada Salsa sudah mulai mereda, meskipun ia tak suka dengan cara Kiki membohongi suaminya, tetapi ia lega karena selamat untuk hari ini."Pintar sekali laki-laki itu berkilah, dia berkata seolah-olah tak terjadi apa-apa, sehingga Mas Ikbal dengan mudahnya percaya sama dia," g

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Salsa Takut Hamil

    "Sayang ...."Salsa menyapa suaminya saat kembali ke peraduan."Iya, kenapa?" jawab Ikbal dengan suara yang lembut."Mmm ... gak apa-apa ...."Salsa ragu, sementara matanya terus memerhatikan Ikbal. Dalam hatinya, ia bertanya-tanya tentang apa yang dirasakan sang suami. Entah, apakah suaminya curiga atau jangan-jangan lelaki itu sedang menutupi perasaannya.'Ah, seharusnya ketika semua sudah terlaksana, dan mas Ikbal melihat noda merah di sprey kami, itu sudah cukup untuk membuatnya percaya, lagipula Mas Ikbal terlihat begitu bahagia, lalu kenapa hatiku masih gelisah.' Salsa berucap dalam hati. Wanita itu merasakan kegamangan yang kian dahsyat menerpa jiwanya. "Kenapa sayang, kok mukanya gelisah gitu?" tanya Ikbal seraya mengapitkan rambut Salsa ke telinga kanannya. Lelaki itu menatap manik hitam sang istri dalam. "Enggak, Mas. Aku cuma bahagia aja karena akhirnya aku bisa menjadi istri kamu. Aku berharap, semoga rumah tangga kita selalu bahagia ke depannya."Salsa membenamkan kepal

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Cinta Buta

    "Ki, gue lagi deket sama cewek, teman kuliah dulu, anaknya baik, cantik, pintar, pokoknya sempurna banget menurut gue."Dengan nada menggebu-gebu Ikbal menceritakan wanita yang dekat dengannya pada sang adik."Ah lu Bang, semua cewek dideketin. Entar ujung-ujungnya lu cobain doang, habis manis sepah dibuang," balas Kiki, netranya tetap fokus pada layar monitor. Ia sedang mengerjakan beberapa tugas yang belum selesai. Besok, lelaki itu harus terbang kembali ke Jerman untuk menyelesaikan pendidikannya di sana."Serius Ki, Abang ga akan lepasin cewek ini, Abang mau jadiin dia istri," tegas Ikbal sambil mengunyah kacang goreng buatan ibunya. Sesekali lelaki itu tersenyum membayangkan wajah cantik gadis incarannya. "Ga percaya gue, mana coba liat fotonya? Secantik apa sih dia sampai bikin lelaki kaya lo luluh?"tanya Kiki pada Ikbal, lelaki itu mengalihkan fokusnya dari komputer. Menyadari tanggapan sang adik, Ikbal lantas mengambil ponsel di atas nakas. Dengan penuh kebahagiaan lelaki it

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Bulan Madu Terindah

    Salsa tertunduk lesu. Entah, apa yang harus ia jawab pada suaminya. Tetapi, Salsa kembali tenang setelah berpikir ia dan Ikbal sudah sering melakukannya. Lalu, apa yang harus ditakutkan? Lagi pula pembuahan bisa terjadi dalam hitungan hari.Tertunduk lesu seperti ini hanya akan membuat sang suami curiga bahwa ada sesuatu yang tengah disembunyikan."Iya sayang, aku beli tespek. Setelah aku ingat-ingat ternyata belum datang bulan," ujar Salsa penuh percaya diri. Ia berusaha keras menghilangkan gelisah yang mendera. "Wah ... kamu hamil sayang? Aaah ...."Ikbal bersorak kegirangan. Lelaki itu tak peduli meski semua orang yang berada di sekitarnya menoleh.Ikbal hanya tersenyum menyadari kekonyolannya. Saking bahagianya, ia sampai lupa sedang berada di tempat umum.Melihat reaksi suaminya, Salsa merasa salah tingkah, terlebih orang-orang yang lewat memandangnya sambil tertawa. Sungguh, ia merasa malu sangat malu lantaran menjadi pusat perhatian. "Mas... sudah ih, belum tentu juga aku ha

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Salsa Akan Jujur

    Malam kian larut. Kini Salsa dan suaminya sudah beranjak ke peraduan. Hatinya sangat bahagia. Masih terekam jelas bagaimana romantisnya sang suami tadi."Mas, terima kasih sudah mencintaiku begitu dalam," bisik Salsa. Jemari lentiknya mengelus lembut pipi Ikbal. Dipandanginya wajah lelaki berkulit putih itu dengan penuh perasaan.Salsa merasa bersyukur karena telah dikarunia laki-laki seromantis Ikbal. Meski desas-desus di kampus dulu tentang keplayboyannya wanita itu tak begitu peduli, toh pada akhirnya Ikbal luluh pada satu hati, yaitu hatinya.Salsa ingat bagaimana dulu Ikbal mengejarnya. Meskipun tak ia pedulikan, tetapi lelaki itu masih terus mengejar hingga dirinya menyerah. Namun, di tengah keindahan masa-masa itu, seketika saja bayangan wajah Kiki berkelebat di kepala, membuat dada yang sebelumnya tenang menjadi bergemuruh. 'Tuhan, jauhkanlah Kiki dari hidupku,' jerit Salsa dalam hati. Air mata lolos begitu saja tanpa permisi, wanita cantik itu selalu saja tak mampu menaha

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Kejahatan Kiki Terbongkar

    Setelah merasa aman, Kiki setengah berlari masuk ke dalam villa untuk menemui Salsa. Wanita yang saat itu sedang mencuci piring terkejut melihat kedatangan Kiki yang tiba-tiba. "Salsa...," sapa Kiki, lelaki itu sudah berdiri tepat di belakang kakak iparnya.Sontak Salsa menoleh kala mendengar suara Kiki, raut ketakutan nampak jelas dari wajah Salsa. Wanita itu sedikit menggeser tubuhnya untuk menghindar dari adik ipar. "Ngapain kamu masuk kesini, keman Mas Ikbal?" tanya Salsa dengan tangan gemetar."Dia pergi sebentar. Gak disangka ternyata dia kasih kesempatan buat kita bisa berdua-duaan," jawab Kiki dengan senyum menyeringai, lelaki yang dulu sangat pemalu itu kini berubah bak singa liar saat hatinya hancur tak menerima takdir.Mendengar jawaban Kiki, jantung Salsa berdegup kencang. Ia benar-benar merasa takut hanya berduaan dengan Kiki. Di matanya, Kiki adalah pria yang sangat jahat. "Keluar! Aku mohon ... jangan sakiti aku lagi, jangan buat hidupku menderita lagi," pinta wanita

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Inikah Karma (Ikbal POV)

    Pagi itu, Ikbal sedang berjalan menuju cafe untuk berkumpul dengan teman semasa kuliahnya dulu, kedua netranya fokus memperhatikan layar ponsel sehingga tak sengaja menabrak seorang wanita yang juga tengah sibuk dengan ponselnya.Bruk...Ikbal terhenyak saat seketika saja tubuh mereka saling bertabrakan."Maaf mbak, saya enggak sengaja," ucap lelaki itu sambil berusaha mengambil handphone yang terjatuh."Iya gak apa-apa, Mas, saya juga minta maaf ya," jawab wanita itu ramah."Salsa...," ujar Ikbal yang memakai kemeja berwarna biru tersebut. Lelaki itu menatapnya dengan mata memicing. "Iya, kok tahu, kalau boleh tahu siapa ya?" tanya Salsa sambil menggaruk ujung kepalanya yang tak gatal. Ia merasa tak enak hati sebab tak mengenali temannya. "Kamu pasti gak kenal sama saya, tapi saya tahu sama kamu," jawab Ikbal ownubt percaya diri, Raya bahagia terpancar jelas di wajahnya."Oh ya, darimana Mas kenal saya?" tanya Salsa penasaran."Kamu kuliah di Universitas Nusa bangsa, kan? Aku kaka

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Kebohongan Salsa Terungkap

    Salsa menutup mulutnya kala memutar video yang dikirim oleh orang tak dikenal itu. Pikirannya berkecamuk, bagaimana mungkin kejadian nahas waktu itu sampai ada yang memvideo. Itu artinya Kiki memang benar-benar merencanakan pemerkosaan atas dirinya. Kebenciannya pada Kiki semakin bertambah.Dalam konten video singkat itu hanya terlintas saat tubuh mungilnya di rengkuh oleh Kiki. Bagi mereka yang tak percaya padanya, video itu akan menjadi kesalahpahaman dan menyudutkan Salsa bahwa ia tengah berselingkuh dengan adik iparnya. Handal Sekali yang mengambil video itu sehingga bisa memanipulasi mata siapa saja yang melihatnya. Membuat kebenaran menjadi samar. Baru saja Salsa akan membalas pesan teror itu, ponselnya kembali berdering, Ibunya menelpon. Kebetulan sekali pikirnya, ia akan menceritakan semua yang terjadi serta meminta solusi pada ibunya.Salsa bergegas meninggalkan kamarnya, ia tak ingin Ikbal mendengar percakapannya dengan sang ibu. Setelah wanita itu keluar Villa, barulah ia

Bab terbaru

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Ikbal Meninggal?

    "Jelas kamu lebih hebat dari pada Ikbal, kalau bukan karena kamu mana mau aku dekati dia," kata Hasna yang membuat dada Ikbal memanas."Pasti sekarang Ikbal sama Kiki berantem gara-gara rebutin Salsa, aku puas banget sayang karena bisa memberi pelajaran pada si br*ngsek itu dengan tubuh adiknya. Kalau mereka sampai macam-macam, aku akan sebar video bejad Kiki pada Kakak iparnya.""Kamu memang hebat, sayang," puji Hasna yang juga sangat membenci Salsa. Brak. Brug. Brak. Sontak Radit dan Hasna terkejut, pun Ikbal tak kalah terkejutnya ketika melihat sahabat dan kekasih gelapnya tanpa busana, tubuh mereka hanya ditutupi sehelai selimut, keduanya segera meraih pakaiannya yang tak jauh dari kasur, lalu mengenakannya dengan terburu-buru."Sialan!" kecam Ikbal.Pria itu mempercepat langkah dan menarik tubuh Radit hingga terjungkal, bahkan dia sama sekali tak peduli meski pria itu baru berhasil mengenakan celana kolornya. "Mas, ini nggak seperti yang kamu lihat!" ujar Hasna setelah berpa

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Rahasia Ikbal Terungkap

    Salsa berlari dengan berurai air mata, hatinya sesak bagai terhimpit batu yang begitu besar, tak menyangka pernikahan yang diimpikan harus kandas di usia yang masih seumur jagung.Kini ia tak peduli anggapan orang lain tentang pernikahannya, hatinya sudah terlanjur perih menyaksikan pengkhianatan sang suami."Sa, dengerin aku dulu!"Ikbal mengejar langkah Salsa, ia tak lagi peduli pada Hasna yang sedang terkulai lemah di gudang. Pikirannya hanya tertuju pada Salsa, ia menyadari kesalahan terbesar dalam pernikahan yang telah diperbuat, luka menganga telah dia goreskan ke dalam hati Salsa.Sementara itu, sesampainya di kamar, Salsa mengunci pintu. Tubuhnya bersandar di daun pintu, tangannya mengusap perut lembut, perut yang di dalamnya terdapat mahluk penguat jiwanya."Maafin Mama, Nak," bisiknya sambil terisak. Air mata terus membanjiri pipinya."Oh Tuhan ... sesakit inikah rasanya di khianati?Apakah keputusan yang aku ambil ini tepat? Atau aku telah sukses menjadi istri durhaka? Tetap

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Salsa Minta Cerai

    Suara ketukan pintu terdengar saat Salsa sedang menyiapkan keperluan untuk bekerja esok pagi, wanita itu bergegas membukanya. Saat daun pintu melebar Salsa terbelalak, matanya membulat sempurna, tangannya mengepal sehingga urat-uratnya terlihat dengan jelas.Namun, ia memilih untuk tetap tenang, bersikap tergesa-gesa hanya akan membuat semua rencana berantakan."Berani-beraninya mas Ikbal membawa jalang itu ke rumah kami," gerutu Salsa dengan wajah kesal.Dulu, Salsa selalu bahagia jika Hasna menginap di rumahnya, kini setelah tahu bahwa Hasna adalah pengkhianat, rasanya tak sudi untuk menerimanya sebagai tamu."Sa, Hasna tadi telpon, katanya dia ada masalah sama kakaknya, dia mau ketemu sama kamu dan menginap disini. Jadi, Mas ajak dia ke rumah," ucap Ikbal.Dada Salsa bergemuruh hebat, hanya saja wanita itu berusaha menyembunyikan seluruh gemuruh di hatinya. "Lho, Hasna, kenapa nggak telpon aku? Kan bisa aku jemput," tutur Salsa pura-pura baik. Padahal, jauh dalam hati dia ingin se

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Awal Kebangkitan Salsa

    Salsa menangis terisak membayangkan nasib rumah tangganya. Wanita itu sungguh tak menyangka, lelaki yang ia banggakan dan anggap sangat baik sehingga bersyukur luar biasa pada Tuhan, ternyata lelaki itu tak ubahnya singa liar yang bisa menerkam mangsa kapan saja.Perlakuan Ikbal yang semena-mena pada dirinya sudah cukup menjadi bukti bahwa pria itu bukanlah suami yang baik.Jika memang Ikbal lelaki baik, ia pasti tidak dengan mudah marah pada Salsa dan sudi mendengar penjelasan darinya, terlepas apapun kesalahannya. Andai benar-benar cinta, seharusnya Ikbal mencoba mengerti dan melihat dari berbagai sudut pandang. Lagi pula Salsa hanya korban perkosaan, bukan pelaku perselingkuhan. Siapa yang ingin diperkosa di dunia ini? Sungguh tak akan pernah ada wanita yang menginginkannya. Namun, begitulah takdir, tak pernah bisa menolak garisnya meski sekuat apapun ia menghalau. Karena dalam takdir, ada area yang manusia kuasai juga ada area yang tidak manusia kuasai. Sekarang tugasnya hanya m

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Ikbal Bukan Lelaki Baik

    Hari ini waktunya Ikbal dan Salsa pulang ke Jakarta karena besok Ikbal harus kembali kerja. Namun, pria itu belum juga bangun dari tidurnya, nampaknya dia begitu lelah.Salsa mendekati suaminya lalu mengelus lembut Pipi Ikbal, wanita itu mengecup kening pria yang begitu dicintainya. Namun, saat sedang memerhatikan wajah nana rupawan itu, Salsa terhenyak saat Ikbal tiba-tiba saja membuka mata dan mendorong tubuhnya hingga terjatuh dari kasur.Air mata lolos begitu saja dari kedua netra Salsa, tak menyangka suaminya akan berubah secepat itu. Ia seperti tak lagi mengenal Ikbal yang lembut dan penuh perhatian. Perutnya terasa sedikit ngilu akibat benturan ke lantai."Mas ... perut aku sakit," keluh Salsa sambil mengelus perutnya, wanita itu meringis kesakitan.Alih-alih menolong istrinya, justru Ikbal malah melewati sang istri begitu saja dengan angkuh. Sementara Salsa hanya menatap nanar langkah Ikbal. Wanita itu senang saat sang suami seketika berhenti lalu menoleh ke arahnya, Salsa ber

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Kebohongan Salsa Terungkap

    Salsa menutup mulutnya kala memutar video yang dikirim oleh orang tak dikenal itu. Pikirannya berkecamuk, bagaimana mungkin kejadian nahas waktu itu sampai ada yang memvideo. Itu artinya Kiki memang benar-benar merencanakan pemerkosaan atas dirinya. Kebenciannya pada Kiki semakin bertambah.Dalam konten video singkat itu hanya terlintas saat tubuh mungilnya di rengkuh oleh Kiki. Bagi mereka yang tak percaya padanya, video itu akan menjadi kesalahpahaman dan menyudutkan Salsa bahwa ia tengah berselingkuh dengan adik iparnya. Handal Sekali yang mengambil video itu sehingga bisa memanipulasi mata siapa saja yang melihatnya. Membuat kebenaran menjadi samar. Baru saja Salsa akan membalas pesan teror itu, ponselnya kembali berdering, Ibunya menelpon. Kebetulan sekali pikirnya, ia akan menceritakan semua yang terjadi serta meminta solusi pada ibunya.Salsa bergegas meninggalkan kamarnya, ia tak ingin Ikbal mendengar percakapannya dengan sang ibu. Setelah wanita itu keluar Villa, barulah ia

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Inikah Karma (Ikbal POV)

    Pagi itu, Ikbal sedang berjalan menuju cafe untuk berkumpul dengan teman semasa kuliahnya dulu, kedua netranya fokus memperhatikan layar ponsel sehingga tak sengaja menabrak seorang wanita yang juga tengah sibuk dengan ponselnya.Bruk...Ikbal terhenyak saat seketika saja tubuh mereka saling bertabrakan."Maaf mbak, saya enggak sengaja," ucap lelaki itu sambil berusaha mengambil handphone yang terjatuh."Iya gak apa-apa, Mas, saya juga minta maaf ya," jawab wanita itu ramah."Salsa...," ujar Ikbal yang memakai kemeja berwarna biru tersebut. Lelaki itu menatapnya dengan mata memicing. "Iya, kok tahu, kalau boleh tahu siapa ya?" tanya Salsa sambil menggaruk ujung kepalanya yang tak gatal. Ia merasa tak enak hati sebab tak mengenali temannya. "Kamu pasti gak kenal sama saya, tapi saya tahu sama kamu," jawab Ikbal ownubt percaya diri, Raya bahagia terpancar jelas di wajahnya."Oh ya, darimana Mas kenal saya?" tanya Salsa penasaran."Kamu kuliah di Universitas Nusa bangsa, kan? Aku kaka

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Kejahatan Kiki Terbongkar

    Setelah merasa aman, Kiki setengah berlari masuk ke dalam villa untuk menemui Salsa. Wanita yang saat itu sedang mencuci piring terkejut melihat kedatangan Kiki yang tiba-tiba. "Salsa...," sapa Kiki, lelaki itu sudah berdiri tepat di belakang kakak iparnya.Sontak Salsa menoleh kala mendengar suara Kiki, raut ketakutan nampak jelas dari wajah Salsa. Wanita itu sedikit menggeser tubuhnya untuk menghindar dari adik ipar. "Ngapain kamu masuk kesini, keman Mas Ikbal?" tanya Salsa dengan tangan gemetar."Dia pergi sebentar. Gak disangka ternyata dia kasih kesempatan buat kita bisa berdua-duaan," jawab Kiki dengan senyum menyeringai, lelaki yang dulu sangat pemalu itu kini berubah bak singa liar saat hatinya hancur tak menerima takdir.Mendengar jawaban Kiki, jantung Salsa berdegup kencang. Ia benar-benar merasa takut hanya berduaan dengan Kiki. Di matanya, Kiki adalah pria yang sangat jahat. "Keluar! Aku mohon ... jangan sakiti aku lagi, jangan buat hidupku menderita lagi," pinta wanita

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Salsa Akan Jujur

    Malam kian larut. Kini Salsa dan suaminya sudah beranjak ke peraduan. Hatinya sangat bahagia. Masih terekam jelas bagaimana romantisnya sang suami tadi."Mas, terima kasih sudah mencintaiku begitu dalam," bisik Salsa. Jemari lentiknya mengelus lembut pipi Ikbal. Dipandanginya wajah lelaki berkulit putih itu dengan penuh perasaan.Salsa merasa bersyukur karena telah dikarunia laki-laki seromantis Ikbal. Meski desas-desus di kampus dulu tentang keplayboyannya wanita itu tak begitu peduli, toh pada akhirnya Ikbal luluh pada satu hati, yaitu hatinya.Salsa ingat bagaimana dulu Ikbal mengejarnya. Meskipun tak ia pedulikan, tetapi lelaki itu masih terus mengejar hingga dirinya menyerah. Namun, di tengah keindahan masa-masa itu, seketika saja bayangan wajah Kiki berkelebat di kepala, membuat dada yang sebelumnya tenang menjadi bergemuruh. 'Tuhan, jauhkanlah Kiki dari hidupku,' jerit Salsa dalam hati. Air mata lolos begitu saja tanpa permisi, wanita cantik itu selalu saja tak mampu menaha

DMCA.com Protection Status