Home / Romansa / Ranjang Panas Sang Arjuna / BAB 21 Carikan aku tempat untuk bersembunyi

Share

BAB 21 Carikan aku tempat untuk bersembunyi

Author: Handira Rezza
last update Last Updated: 2025-03-06 04:30:09

Disaat beberapa orang yang berkaitan dengan Nadia sedang mencarinya. Wanita cantik itu singgah sebenatar menemui Ibunya yang sedang tinggal di kampung.

“Ibu, aku sudah lama menumpang di sini. Sudah saatnya aku pergi,” ucap Nadia.

“Kenapa tidak tinggal lebih lama lagi?” tanya Ibu Sonia sembari mengelus rambut Nadia. Sebenarnya wanita separuh baya yang masih terlihat cantik itu masih merindukan buah hati yang sudah lama tidak dia temui.

Nadia mengehela nafas penjang, dia memang ingin lebih lama tinggal bersama ibunya. Tapi keadaan yang memaksanya untuk segera pergi.

“Firasatku mengatakan akan ada yang mencariku sampai rumah ibu,” jawab Nadia lirih.

“Jika itu Ayahmu, Ibu akan menghadapinya, Nadia,” ucap Ibu Sonia.

Nadia menggelengkan kepalanya, “Mungkin bukan hanya Ayah, tapi beberapa orang yang sedang mengincar keselamatanku,” ucap Nadia kemudian.

“Apa yang kamu maksud adalah wanita jalang yang menghancurkan rumah tanggaku?” tanya Ibu Sonia dengan raut waja
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 22 Lebih suka uang daripada lelaki

    Ibu Sonia sangat panik melihat sang putri tiba-tiba tak sadarkan diri. Apalagi beberapa hari ini saat menginap di rumahnya, Nadia terlihat sensitive terhadap bau-bau an makanan. "Ya Tuhan, semoga tidak terjadi apa-apa pada putriku," ucap Ibu Sonia yang sangat khawatir. "Ibu Sonia, apa putrimu sudah menikah?" tanya Dokter yang memeriksa Nadia. Ibu Sonia sedikit kaget, pertanyaan dari sang Dokter membuatnya berpikir banyak hal tentang kondisi Nadia. "Putriku belum menikah," jawab Ibu Sonia. "Dia sedang hamil empat Minggu," ucap Dokter. "Apa?" ucap Ibu Sonia terkejut. Dia mengepalkan tangannya penuh amarah. Putrinya yang berharga harus menanggung semua ini sendirian. Mengandung benih dari pria yang bukan suaminya demi menyelamatkan perusahan yang dikelola mantan suaminya. "Dokter tolong rahasiakan ini," pinta Ibu Sonia. "Ta-pi," balas Dokter itu terbata. "Ini, terimalah. Jangan sampai berita tentang putriku bocor kemana-mana," ucap

    Last Updated : 2025-03-06
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 24 Rumit Sekali kisah cinta kalian ini

    Ibu Sonia semakin kesal,.dia ingin menampar Langit saja rasanya. Apa yang sebenarnya dia cari dari Nadia."Kalau kamu beneran tunangannya seharusnya kamu tahu dimana biasa dia berada ketika sedang sedih!" tegas Ibu Sonia."Kali ini dia merajuk dengan cara lain. Aku tidak menemukan jejaknya," balas Langit lirih."Kalau terjadi apa-apa dengan putriku aku akan mencarimu lebih dulu, sekarang pulanglah!" tegas Ibu Sonia dengan tatapan penuh benci terhadap Langit.Pria berkulit sawo matang itu akhirnya pergi meninggalkan rumah Ibu Sonia dengan penuh kecewa. Dia berharap bahwa Nadia ada di rumah ibunya ternyata tidak ada.Langkah kaki langit terhenti melihat seorang pria berpenampilan necis, berparas tampan serta berang mewah yang melekat ditubuhnya."Untuk apa kamu berada di sini?" tanya Arjuna dengan suara berat khasnya."Bukan urusanmu," balas Langit."Jangan bilang kalau kamu juga mencari keberadaan Nadia," tekan Arjuna."Kalau iya memang kenapa?" ta

    Last Updated : 2025-03-07
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 23 Apa Nadia ada di sini?

    Ibu Sonia menatap Nadia dengan tatapan teduh, dia mencium kening putrinya dengan lembut. 'Axa apa, Ibu?" tanya Nadia. "Ada sesuatu yang harus ibu urus. Kamu baik-baik di sini, ya," jawab Ibu Sonia sembari mengelus rambut lurus Nadia. Nadia mengangguk dia memang ingin beristirahat lebih lama. Hiruk pikuk ibu kota juga masalah yang bertubi-tubi menimpanya selama bertahun-tahun ini membuatnya lelah. Rasanya waktu satu bulan di rumah Ibunya masih belum cukup untuk menenangkan diri. Makanya dia setuju bersembunyi di tempat yang disediakan ibunya ini. "Tempat ini memang jauh dari keramaian. Tapi aku nyaman berada di sini," gumam Nadia sembari menatap luar jendela kamarnya. Mulai hari ini dia akan hidup di sini. Mungkin sampai anak yang dikandungnya lahir. Nadia menghela nafasnya kasar, kenapa hal seperti ini harus dia alami. Padahal dia sudah banyak menderita. "Nak, ibu janji akan membesarkanmu dengan cinta kasih, jangan sampai hidupmu menderita

    Last Updated : 2025-03-07
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 25 Restui Aku menikahi Nadia

    Arjuna menggelengkan kepalanya, dia tidak takut karena sudah menyiapkan sebuah rencana. "Ibu tidak akan pernah melakukan itu," jawab Arjuna. "Kenapa kamu yakin sekali?" tanya Ibu Sonia. "Karena jika tidak dengan Nadia aku tidak akan menikah dan rela melepaskan hak waris perusahan," jawab Arjuna. Ibu Sonia agak terkejut dengan ucapan Arjuna. Bisa-bisanya anak konglomerat seperti dia rela meninggalkan segalanya demi Nadia. "Apa kamu tidak menyesal? Menjadi orang miskin itu tidak enak loh," ucap Ibu Sonia. "Walau tidak menjadi pewaris perusahaan. Aku memiliki usahaku sendiri walau kecil," balas Arjuna. Ibu Sonia mengernyitkan dahinya, apa benar anak muda yang ada didepannya ini berkata tulus dari hati. Ucapan pria kadang tidak bisa dipercaya buktinya mantan suami Ibu Sonia yang berjanji untuk membahagiakan dirinya malah mengkhianatinya. "Arjuna dunia ini tidak selalu seperti apa yang kamu inginkan. Jadi lebih baik kamu menuruti nasehat ib

    Last Updated : 2025-03-08
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 26 Nadia bukan pelacur

    Yoga menghentikan mobilnya mendadak. Lalu Arjuna segera keluar dari mobil itu berlari menuju kerumunan orang yang ada di sebuah toko baju desa itu. "Nadia," panggil Arjuna lalu meraih tangan perempuan yang tampak dari belakang mirip Nadia. 'Siapa ya?" tanya perempuan itu saat menoleh. Raut wajah Arjuna menjadi kecewa karena ternyata yang menoleh bukan wajah Nadia. 'Maaf aku salah orang," ucap Arjuna lesu. "Tidak apa-apa," jawab Wanita itu lalu pergi. Arjuna mengusap wajahnya kasar, bisa-bisanya dia berhalusinasi bertemu Nadia. Lama-lama dia bisa gila kalau tak kunjung menemukan Nadia. "Nadia, aku masih berharap kita berjodoh," gumam Arjuna sembari berjalan menuju mobilnya. Arjuna menjadi lesu saat masuk ke mobil sembari menutup mobil dia berkata, "Jalan kembali, Yoga," "Tuan Arjuna, sepertinya Anda harus fokus ke pekerjaan dahulu," ucap Yoga. "Sejak kapan aku tidak fokus pada pekerjaanku, Yoga?" tanya Arjuna tegas.

    Last Updated : 2025-03-08
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 27 Apa yang kamu khawatirkan, Nadiaa

    "Disini sudah sangat aman, Nadia," jawab pelayan itu. Tempat ini sebagian besar milik Ibu Sonia, ibu kandung Nadia. Jadi menurut pelayan yang ditugaskan melayani Nadia saat ini merasa disinilah tempat paling aman untuk Nadia bersembunyi dari orang-orang yang membencinya. "Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi jika penjagaan di tempat iniengah 'kan?" tanya Nadia. "Desa ini sudah aman walau tanpa penjagaan," jawab pelayan itu. Mungkin saja desa ini memang aman tapi bagi Nadia yang sedang bersembunyi dan tadi melihat orang yang telah merengut kegadisannya itu ada di tempat ini membuatnya merasa tidak aman. "Aku akan berdiskusi dengan ibuku mengenai hal ini," ucap Nadia. "Lebih baik memang seperti itu. Kamu berdiskusi dulu dengan Nyonya, jangan bertindak gegabah sembarangan," balas pelayan itu. Nadia menjadi khawatir karena Arjuna akan melakukan segala cara untuk menemukan Nadia. Wanita cantik itu tampak menggigit ujung kukunya memikirkan ca

    Last Updated : 2025-03-09
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 28 Pria yang menanam benih

    Nadia menitikkan air matanya, dia sesenggukan kepada sang ibu mengenai apa yang yang dia pikirkan."Jadi kamu bertemu dengan pria yang menanam benih di rahimmu?" tanya Ibu Sonia.Nadia mengangguk pelan seraya berkata, "Aku bersembunyi darinya. Aku takut Bu, dia akan menemukanku," dengan wajah khawatir dan ketakutan."Jangan dipikirkan. Di tempat ini dia tidak akan bisa bertindak seenaknya," ucap Ibu Sonia sambil membelai lembut pipi Nadia."Ta-pi, pria itu akan melakukan segala cara untuk sampai dimana tempatku berada. Nyatanya dia sudah Sampai desa ini," balas Nadia..Ibu Sonia tersenyum lembut lalu memeluk putri kesayangannya itu. Dia tahu apa yang dikhawatirkan Nadia saat ini. "Sekarang kamu pikirkan saja bayi yang ada di kandunganmu itu. Sisanya biar Ibu yang urus," ucap Ibu Sonia meyakinkan Nadia."Apa kita bisa menang melawan Arjuna?" tanya Nadia. "Soal pria itu, mungkin yang kamu tahu dia punya kuasa di ibu kota dengan kekayaannya. Tapi kamu

    Last Updated : 2025-03-09
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 29 Tolong Suruh Nadia kembali secepatnya

    Suara dari seberang sana tidak asing bagi Ibu Sonia. Suara itu sudah lama tidak dia dengarkan. Hatinya menjadi sakit mendengarkan suara berat khas yang dimiliki mantan suaminya. ["Sonia, kalau ada waktu bisakah kita bertemu kembali?"]["Ada sesuatu yang perlu kita bahas,"] lanjut orang yang ada di seberang telepon itu."Sudah tidak ada lagi hal yang harus kita bahas," balas Ibu Sonia sewot. Raut wajahnya menunjukkan kekesalan yang amat besar.["Ini mengenai Nadia anak kita,"] ucap Pak Abraham."Sudah belasan tahun kenapa kamu baru membahas anak kita. Bukankah kamu sendiri yang memintaku untuk tidak menemui Nadia lagi, dasar sinting," bentak Ibu Sonia.["Aku mohon Sonia. Dia pasti datang ke tempatmu 'kan. Tolong suruh dia pulang, Sonia,"] bujuk Pak Abraham.Ibu Sonia mengepalkan tangannya kesal. Untuk apa mantan suaminya menginginkan Nadia pulang ke rumahnya. Apa dia akan memikirkan cara untuk menjual lagi putri kandungnya ini."Kamu salah tempat. Nad

    Last Updated : 2025-03-09

Latest chapter

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 111 Aku yang bekerja kamu yang menikmati?

    Langit masih menatap Nadia dengan tatapan penuh kesedihan. Dia sungguh sangat menyesal karena dulu telah mencampakan Nadia demi wanita penggoda yang tidak bisa apa-apa seperti Karina.“Aku akan pergi Nadia, tapi yang harus kamu tahu. Sampai kapanpun aku masih tetap akan mencintaimu,” ucap Langit.“Wuueek,” ledek Arjuna. “Sampai kapanpun mecintai tapi kamu selalu selingkuh, menjengkelkan sekali kata-katamu itu!” lanjut Arjuna.Langit menatap Arjuna dengan tatapan penuh kebencian. Setelahnya di kembali menatap Nadia dengan tatapan teduh.“Aku pamit pergi, Nadia,” ucap Langit lirih lalu berbalik dan pergi dari hadapan mereka semua.“Hati-hati dijalan Paman. Semoga kita tidak berjuma lagi,” ucap Bima lalu melambaikan tangan ke Langit.Ada rasa sakit hati ketika Bima mengatakan itu pada benak Langit. Tapi semua sudah menjadi bubur tidak bisa kembali seperti semua. Langit pergi dengan langkah penyesalan seumur hidup di benaknya.“Ayo kita masuk mobil, kamu pasti sudah lapar ‘kan sayangku,”

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 110 Ijinkan aku bahagia

    Langit menatap Nadia dengan tatapan penuh kegembiraan. Langit tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk mengatakan bahwa dia masih ingin bersama Nadia.“Tolong tinggalkan Arjuna dan hidup bersamaku!” tegas Langit dia ingin menggenggam tangan Nadia tapi Nadia reflek menjauhkan tangan dari jangkauan Langit.“Kamu itu sungguh tidak tahu diri. Apa kamu pikir setelah kamu campakan dan ibumu hina aku masih sudi menjalin hubungan denganmu!” seru Nadia yang sangat kesal dengan ucapan Langit itu.“Nadia, aku sangat menyesal. Tolong mengertilah Nadia, jika itu kamu yang berada di posisiku aku yakin kamu pasti melakukan hal yang sama,” ucap Langit lalu dia berlutut di depan Nadia.Nadia yang melihat Langit berlutut memohon seperti itu, hatinya sangat tidak tergugah dia justru jijik depan apa yang dilakukan Langit.“Kalau begitu coba kamu posisikan dirimu di posisiku waktu itu,” balas Nadia.“Aku tidak bisa membayangkannya karena aku merasa kamu kecewakan,” jawab Langit.“Justru aku yang kecewa

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 109 Kenapa kamu ingin balikan

    Arjuna langsung memarkir mobilnya sembarangan lalu segera berlari ke lobby biasa yang dipakai untuk antar jemput siswa. Dia sangat panic mendengar percakapan Nadia. Jika sampai Bima diculik dia akan menuntut pihak sekolah.“Ayaahhh,” teriak Bima.Suara anak itu membuat Arjuna berhenti berlari lalu menoleh ke sumber suara bocah yang memanggilnya.“Bima,” gumam Arjuna.Bima berlari ke arah Arjuna dan memeluknya erat, Arjuna yang tadinya panic menjadi lega karena Bima ada dipelukannya. Sedangkan Nadia yang ikut mengejarnya tengah ngos-ngosan ketika sudah berada di dekatnya.“Kenapa berlari sekencang itu?” ucap Nadia disela nafasnya yang berderu kencang.“Aku mendengarmu kalau Bima sudah ada yang menjemput, jadi aku panic dan khawatir kalau Bima diculik,” balas Arjuna.“Aku juga sama ikut panic tapi kita bisa ‘kan berpikir jernih dulu, sebelum bertindak,” ucap Nadia mencoba mengontorl emosinya.“Maafkan aku,” balas Arjuna lalu mereka bertiga berpelukan bersama.“Sudah sudah jangan berteng

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 108 Lelaki pertama yang tidur dengannya

    Nadia segera melihat siapa yang menelpon di ponselnya. Ternyata itu adalah Langit yang entah ingin mengatkan apa, Nadia yang tidak napsu untuk mengangkat telpon itu langsung mematikan dan menyimpan ponsel ke dalam tasnya kembali.“Dari orang yang tak penting, aku tak mau mengangkatnya,” gumam Nadia.“Apa aku pukuli saja dia sampai bengek ya,” ucap Arjuna kesal.“Jangan nanti kamu berurusan dengan polisi,” balas Nadia.“Berurusan dengan polisi itu hal yang mudah diatasi, tapi kalau bajingan gila itu meminta uang ganti rugi aku tidak sudi memberikannya. Uang akan sangat menguntungkan baginya,” ucap Arjuna sedikit marah dia membanyangkan Langit akan mendapatkan keuntungan dari satu pukulan yang dia berikan padannya.“Aku juga tidak sudi bagian tubuhku menyentuh tubuh pria miskin itu!” seru Arjuna lagi.“Tenangkan pikiranmu kita ini sedang menyetir loh,” ucap Nadia.Lagipula Nadia sudah tidak ada urusan lagi dengan Langit, peristiwa reuni sekolah tempo hari sudah mengisyaratkan semuanya,

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 107 Dunia serasa milik berdua.

    Arjuna mencumbu Nadia dengan semangat, dia ingin melampirkan kerinduan yang mendalam yang terbelenggu di benaknya.“Tolong hentikan, kita bisa telat menjemput Bima,” bujuk Nadia.“Aku tidak bisa menunda lagi,” balas Arjuna lalu mencecap bibir Nadia lembut.Kali ini Nadia tidak bisa berkutik dia pasrah saja dengan apa yang dilakukan oleh Arjuna. Mereka memadu kasih selama beberapa saat sebelum menjemput Bima.“Dasar pria mesum,” gerutu Nadia.“Biarkan saja, aku hanya bisa mesum padamu,” balas Arjuna sembari menyeringai tipis.“Apa di otakmu hanya ada hal bercumbu saja?” gerutu Nadia lagi sembari membetulkan kemeja yang dia pakai.“Sebenarnya sih tidak. Tapi saat bersamamu aku tidak bisa menahan hasrat bercumbu denganmu,” balas Arjuna kali ini disertai tertawa kencang.Nadia mendengus kesal mendengar ucapan Arjuna. Dia langsung memoles bedak di wajahnya sebelum akhirnya meminta cepatan untuk menjemput Bima.“Hei, tunggu!” seru Arjuna seraya mengikuti langkah kaki Nadia yang terlalu cep

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 106 Waktu terasa cepat berlalu saat bersamamu.

    Nadia menggelengkan kepalanya, dia tidak sakit tapi ssmalam hanya tidak bisa tidur."Aku sangat khawatir padamu, biar aku saja yang menyetir," ucap Arjuna."Boleh," jawab Nadia lalu menyerahkan kunci mobil kepada Arjuna. Nadia duduk di kursi belakang barang Bima, sambil mobil jalan Nadia mengganti baju Bima dengan seragam sekolah. Setelahnya Bima duduk di sebelah Arjuna di jok depan."Ibu," panggil Bima yang memerlukan sesuatu.Tapi saat dia menoleh Nadia sudah tidur di jok belakang dengan pulas "Biarkan saja ibumu tidur. Kamu butuh apa?' tanya Arjuna."Aku hanya ingin mengecek tas sekolahku, tapi ya sudahlah biarkan ibu tidur saja sebentar," balas Bima.Arjuna mengangguk pelan, dia mengusap rambut Bima lembut karena merasa Bima sangat khawatir terhadap Nadia."Ibumu hanya khawatir padamu jadi tidak tidur semalaman memikirkan kamu, itu feeling ayah saya," ucap Arjuna."Aku juga berpikir begitu, kasihan Ibu, kenapa aku tidak mengajak ibu saja menginap di rumah ayah," keluh Bima."Saba

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 105 Aku sangat menyesal

    Bima mengangguk pelan, tandanya dia mau memakan sandwich buatan Nyonya Rana.“Ambilah,” ucap Arjuna ketika melihat putranya mengangguk setuju untuk memakan Sandwich buatan Nyonya Rana.“Terima kasih, Ayah,” jawab BIma sembari mengambil sandwich yang disodorkan oleh Arjuna.Bima menggigit sandwich itu lalu menunjukkan jempol tangannya kepada sang Nenek.“Kamu menyukainya, Nak?” tanya Nyonya Rana.“Iya,” jawab Bima lalu menggigit lagi sarapan buatan Nyonya Rana.“Syukurlah,” ucap Nyonya Rana terenyum bahagia. Tak lupa Nyonya Rana menyeduh susu untuk Bima. Biasanya anak kecil suka diberikan susu oleh orang tuanya karena masa pertumbuhan. Seperti yang dia lakukan ketika Arjuna masih kecil.“Minumlah, Nak. Dulu Ayahmu sangat suka susu. Nenek selalu menyediakan susu sapi murni setiap pagi dan malam hari,” ucap Nyonya Rana bersemangat menceritakan sedikit masa lalu Arjuna.“Sama dong sama aku,” jawab Bima.“Maksudmu, kebiasaan Ayahmu itu sama denganmu?” tanya Nyonya Rana.“Iya,” balas Bima s

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 104 Berbaika dengan cucu

    Nyonya Rana menatap lembut wajah Arjuna dan membelainya..Wanita paruh baya itu tersenyum menatap putranya. "Jadilah suami dan ayah yang melindungi keluarga," ucap Nyonya Rana."Aku akan berusaha untuk itu, Bu," balas Arjuna."Ibu Beroda supaya kamu bisa menjadi Ayah dan Suami panutan buat keluargamu," ucap Nyonya Rana."terima kasih doanya Bu, aku juga berharap bisa menjadi seorang suami sekaligus Ayah panutan," balas Arjuna.Nyonya Rana memeluk Arjuna, dia berdoa penuh harap ayah putranya menjadi lelaki yang bertanggung jawab atas pilihannya sendiri. Istri dan Anaknya harus bahagia."Sekarang istirahatlah besok ibu ingin bertemu dan bermain dengan cucu," ucap Nyonya Rana."Baiklah, ibu juga istirahat ya," balas Arjuna.Nyonya Rana mengangguk pelan, Arjuna keluar dari kamar sang Ibu lalu menemui sang Ayah di kamar Bima. Ternyata mereka berdua sudah tidur nyenyak di kamar berdua. Arjuna juga ikut tidur di kamar itu dia tidur di sofa dengan perasaan yang lega karena sudah mendapatkan r

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 103 Ibu Punya Pesan Untukmu

    Arjuna duduk di samping Nyonya Rana dia memeluk wanita paruh baya yang masih cantik itu. Sejenak seperti waktu terulang kembali ketika dia masih kecil dan dipelukan Nyonya Rana.“Bu, tidak ada anak yang senang melihat ibunya menderita,” ucap Arjuna.“Kalau begitu kenapa kamu masih saja ingin menikahi wanita murahan itu?” tanya Nyonya Rana. “Bukan karena dia sudah melahirkan putramu ‘kan. Kalau itu alasanmu tinggalkan wanita itu dan ambil putramu,” lanjut Nyonya Rana.“Ibu salah, aku sudah jatuh cinta padanya sejak pertama kali bertemu. Bukan karena dia telah melahirakan anakku. Kalau aku harus memisahkan anak dan ibu apa ibu mau jika aku dan ibu dipisahkan paksa?” jawab Arjuna.Nyonya Rana menundukkan pandangannya, tentu saja dia tidak ingin dijauhkan dari anak yang sudah dia lahirkan sendiri. Apa rasanya berjauhan dengan anak yang sudah dia kandung dan lahirkan sendiri. Lebih baik dirawat sendiri sepenuh hati.“Tentu saja tidak mau,” jawab Nyonya Rana.“Kalau begitu Bima dan Nadia ju

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status