Home / Romansa / Ranjang Panas Milik Tuan Lukas / TAMPARAN SELAMAT DATANG!

Share

TAMPARAN SELAMAT DATANG!

Author: Secilia Abigail Hariono
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

TAMPARAN SELAMAT DATANG!

Dia pun teringat lagi pada kehidupannya. Dia pun merasakan juga dijadikan alat oleh orang tua angkatnya untuk menjadikan Sean pemimpin perusahaan yang baik dan membuat Lukas sebagai saingannya.

"Terima kasih ya Tuan Lukas. Aku senang bisa mengatakan ini semua, aku merasa lega," ujar Davina.

Lukas mengamati wajah Davina dia terkesima dengan perempuan itu. Wanita yang sangat berbeda dengan Alexandria. Wanita yang sangat mandiri dan menyimpan kehidupan pahitnya. Bahkan dia tidak pernah membalaskan dendamnya sama sekali. Alih-alih pergi meninggalkan keluarganya justru saat seperti ini Davina masih memikirkan ibunya bahkan melunasi hutangnya sebelum dia pergi dan menikah dengan Lukas.

Hal yang tak bisa dilakukan oleh orang lain mungkin. Lukas berpikir mungkin karena dia juga wanita lebih dominan perasaannya jadi wajar Davina melakukannya. Davina pun bangkit dari ranjang milik Lukas.

"Baiklah kalau begitu Tuan Lukas, aku harus pergi dulu," pamit Davina.

"Davina,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   URUS SAJA URUSANMU SENDIRI!

    URUS SAJA URUSANMU SENDIRI!"Bagaimana menurutmu?" tanyanya. Davina mengepalkan tangannya, dia mencoba menahan semua emosinya. Dia mencoba untuk menahan semua emosinya, Ibu tiri nya ini benar-benar tak tahu diri. Saat dia tadi baru saja datang, tiba-tiba Ibu angkatnya ini sudah murka dan menamparnya lalu sekarang tiba-tiba Ibu nya itu memberikan ide konyol."Sungguh aku benar-benar murka dengan wanita di depannya ini," batin Davina."Tidak bisa, Bu. Aku baru mau menikah belum menjadi istrinya. Aku ini tidak mau dianggap sebagai seorang wanita matre dan tak tahu diri. Selain itu untuk urusan pernikahan semua nya sudah di atur oleh Tuan Lukas. Buku yang Mama serahkan padaku kemarin sudah aku berikan kepada Wedding Organizer pilihan mereka," tolak Davina."Mereka sudah menyewa dan menyerahkan semuanya kepada wedding organizer terbaik, Ma. Aku tak bisa berbuat banyak. Kalau tidak percaya haruskah kita menghubungi Tuan Lukas? Mama bisa melihat sendiri bagaimana semua sudah diatur oleh mer

    Last Updated : 2024-10-29
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   PERTEMUAN DUA KELUARGA INTI

    PERTEMUAN DUA KELUARGA INTI"Kau mengkhawatirkanku sekarang?" tanya Davina sambil tersenyum kecut ke arah Leon."Bahkan kalau itu hanya sekedar berbahasa-basi maka tak akan bisa membuatku tersentuh dengan semua ucapanmu, Leon," kata Davina."Aku selalu khawatir kepadamu. Aku hanya tidak menunjukkan saja, Kak," kata Leon. Davina pun berpaling dan berjalan begitu saja."Aku rasa itu adalah sedikit hal yang bisa melegakanku. Setidaknya di rumah ini ada yag mengkhawatirkan aku," ujar Davina sambil melangkah ke kamar mandi."Pulanglah lebih cepat lain kali, Kak. Aku benar-benar khawatir jika kau selalu pulang malam seperti ini. Kau adalah seorang wanita, Kak. Aku takut jika terjadi apa-apa denganmu," jelas Leon."Sepertinya akan sulit karena hari H pernikahanku dengan Tuan Lukas sudah sangat dekat," sahut Davina."Sungguh ini pernikahan yang gila! Apa kau benar-benar akan melakukannya?" tanya Leon setengah tak percaya degan keputusan kakaknya. Bukan tanpa

    Last Updated : 2024-10-29
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   CINCIN PERNIKAHAN

    CINCIN PERNIKAHAN"Menjijikkan sekali," batin Davina dalam hati. Mereka semua duduk saling berhadapan. Kali ini Davina hanya terus diam dan menunduk kepalanya. Tampak tak nyaman sekali, Lukas bisa melihat dari tingkah Devina tetapi dia kali ini dia tak ingin menolong Davina karena ingin melihat seberapa benar ucapan Davina saat mereka terakhir kali menginap bersama. Sekarang terlihat sekali Mama Davina sangat mencari muka di hadapan keluarga Liem."Ma, maafkan aku. Tapi sepertinya aku dan Davina harus pergi lebih dahulu karena ada beberapa pekerjaan. Ya bagaimanapun juga meskipun kami akan menikah tetapi di kantor Davina masihlah sekretarisku. Bagaimana jika kami pergi lebih dulu?" tanya Lukas. Davina mendongakkan kepalanya."Aku harus bicara denganmu tentang persiapan pernikahan nanti dengan WO, biarkan para orang tua membahas masalah ini. Toh ini masalah tamu undangannya, tak ada kaitannya dengan kita," jelas Lukas."Kenapa kau tak mengatakan kepada Mama Lukas

    Last Updated : 2024-10-29
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   GAUN PENGANTIN DAVINA

    GAUN PENGANTIN DAVINA"Mengapa Tuan Lukas tiba-tiba baik begini? Mengapa dia memanjakanku begini? Apakah dia memang memperlakukan wanita seperti ini? Tuhan, jaga perasaanku agar tak goyah ketika mendapatkan semua perlakuannya yang manis ini," batin Davina. Sungguh pemandangan yang tidak sesuai dengan kafe kantor yang cukup kecil lalu diatas meja terpampang perhiasan yang cukup mentereng seperti itu. Bahkan dari jauh saja semua sudah bisa menebak ya harga perhiasan itu pastilah sangat mahal karena dari salah satu brand lumayan terkenal dengan kemewahannya."Maafkan saya ya, Kak. Saya tahu pasti kau merasa tertekan membawa perhiasan tersebut hanya untukku ke sini. Saya tidak mengerti jika Tuan Lukas harus meminta saya memilih cincin pernikahan itu, dia tak memberi tahu. Bahkan tak mengira juga Tuan Lukas endingnya harus memaksamu datang kemari seperti ini. Lain kali bahkan kau bisa menelponku saja agar tak kerepotan. Maka aku akan datang ke galeri wedding kalian saja untu

    Last Updated : 2024-10-29
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   MERENGGUT DAVINA DIATAS RANJANG

    MERENGGUT DAVINA DIATAS RANJANG"Masuk!" perintah Lukas. 'Ceklek' tampak Sean sedang melambaikan tangan ke arahnya dan mengintipnya."Kenapa kau tak pulang? Bukankah ini sudah jam pulang? Aku ingin kita pergi minum sebelum kau pergi menjadi seorang pengantin," ujar Sean."Hmmm," sahut Lukas memejamkan matanya dan bingung."Kenapa? Apakah kau punya janji dengan orang lain?" tanya Sean melihat ke arah adiknya."Ini bukan janji tapi ada hal yang harus ku lakukan sepertinya," jawab Lukas."Lalu kenapa? Apa kau akan segera menikah dan melupakan itu semua?" cerca Sean."Hah?" sahut Lukas."Alexandria.""Ck! Tak usah membahas itu lagi, Kak. Menurutmu ketika seorang akan menikah haruskah dia datang memilih gaun dan membantu mempelai wanita untuk memilih gaun pengantin?" tanya Lukas. Jujur saja, ucapan Sean sedikit membuat hati Lukas tergelitik juga. Nama Alexandria ini sudah beberapa hari tak terlintas di pikirannya dan Lukas baru saja menyadarinya.

    Last Updated : 2024-10-29
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   FITTING PENGANTIN SENDIRI?

    FITTING PENGANTIN SENDIRI?"Padahal aku sangat tahu, pasti kau melakukan unboxing Davina kan sebagai kado ulang tahunmu? Kau asik sendiri dengan duniamu sekarang. Tapi aku sedikit senang kau bisa melupakan Alexandria," lanjutnya."Apakah benar aku menyukai Davina karea permainan ranjangnya? Apakah aku benar-benar melupakan Davina?" batin Lukas."Tidak. Belum ada yang bisa menggantikan posisi Alexandria di hatiku. Aku takut dia akan kecewa kalau aku tidak pergi, tapi aku juga tidak tahu haruskah aku pergi atau tidak," ujar Lukas mencoba menutupinya."Halah bilang saja kau sangat ingin pergi tapi kau tidak berani karena Davina tidak mengajakmu. Benar kan?" tebak Sean."Bukan begitu Kak, mengapa sedari tadi kau terus mengejekku! Ck, payah. Aku memang tidak bisa pergi karena aku sibuk dengan beberapa jadwal meetingku, sebagai sekertaris tentu lah Davina tahu. Tapi bukan berarti Davina tak mengajakku, dia hanya ingin aku fokus dan tak mengangguku dengan hal-hal remeh.

    Last Updated : 2024-10-29
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   KEDATANGAN LUKAS!

    KEDATANGAN LUKAS!"Sebenarnya lelaki seperti apa yang akan menjadi suamimu itu?" ledek Gina."Mengapa sebelum resmi menikah saja kau sudah tahu dia tidak akan pernah punya waktu untukmu? Apakah kau yakin lelaki macam itu? Kau mau kau nikahinya? Apakah kau yakin nanti akan hidup bahagia? Jika aku menjadi dirimu mah, aku sudah mundur jauh-jauh hari sebelum menikah daripada harus bercerai di tengah jalan," ujar Gina."Baiklah kalau begitu, aku akan menemanimu! Aku tak tega jika temanku sendirian menghadapi harinya. Tunggu sebentar aku beres-beres dulu," ujar Gina."Aku ikut dengan kalian juga," kata Eca. Selama ini memang Eca lah yang sangat perhatian dengan Davina dibanding dengan Gina. Meski begitu Eca dan Gina adalah dua orang yang sangat baik kepada Davina, hanya mereka berbeda watak saja dan berbeda cara perhatiannya."Bukankah kau ada rapat besok? Kau sendiri kan yang bilang kau sedang menyiapkan datanya," ucap Davina. Gina berdiri sambil mengemasi b

    Last Updated : 2024-10-29
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   MENCARI SIAPA DAVINA SEBENARNYA?

    MENCARI SIAPA DAVINA SEBENARNYA?"Sudahlah aku akan mencari solusinya nanti. Memang aku tidak memiliki uang untuk melunasi sepenuhnya. Tapi setidaknya aku memiliki uang yang cukup untuk membayar satu kali dendanya. Sudahlah ini akan baik-baik saja, tak usah kau pikirkan," jelas Davina."Davina kau harus segera keluar dari jeratan belenggu ibumu, sumpah. Ini melebihi yang aku kira. Kau bukan lagi generasi sandwich namun sudah masuk kategori toxic! Jika tidak mereka akan terus memanfaatkanmu dan kau akan lelah sendiri," ujar Gina. Menjadi seorang anak juga tidak mudah. Mereka harus selalu mentaati dan mendengarkan apa kata orang tua meski terkadang tidak sesuai dengan keinginannya. Kata berbakti pun sering dilontarkan oleh orang tua agar supaya si anak terus menurut. Apalagi berbakti itu sering kali disertai dengan berbagai ‘ancaman’ dan ‘peringatan’, agar tidak dilaknat oleh Tuhan atau menjadi seperti Malin Kundang. Sering kali orang tua tidak menyadari bahwa hal-hal yan

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   EXTRA PART

    EXTRA PART"Tuhan terima kasih! Terimakasih!" pekik Lukas sambil terus memeluk Davina, dia menciumi Davina kemudian mengelus perlahan Davina ya memang sedikit menggendut."Aku pikir kau gendut karena terlalu banyak makan, ternyata kalau hamil," gumam Lukas. Davina langsung mendelikkan matanya ke arah Lukas."Oh kalau aku gendut aku tak cantik lagi? Begitu?" protes Davina. Lukas langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat dan menyadari kesalahannya."Tidak Sayang, tidak. Kau mau gendut atau kurus tetap cantik, kau makin montoq dan menggairahkan saat gendut. Apalagi saat ini, kau sedang mengandung buah cinta. Mari kita periksa, kita harus segera memeriksakan kehamilanmu, Davina," jawab Lukas."Tapi benar ka, Tuan Lukas? Aku masih cantikkan?""Tentu dong. Cantikmu bertambah berkali kali lipat saat hamil, jadi jangan sampai bayi ini kenapa-kenapa ya, Sayang. Dia akan menjadi seorang yang hebat kelak karena memiliki orang tua seperti kita. Aku pastikan itu, jika dia wanita akan cantik se

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   KEHAMILAN MEMBAWA BERKAH!

    KEHAMILAN MEMBAWA BERKAH!TAMAT!"Aku takut kecewa, Bu. Bagaimana kalau ini hanya sakit biasa" tanya Davina."Kalau memang kau tak hamil maka tak masalah. Toh kalian masih punya banyak waktu yang penting, kita tespek dulu agar jelas semuanya. Ibu yakin kau hamil," jawab"Entahlah, Bu. Aku takut," kata Davina."Aku takut banyak berharap. Karena selama ini aku juga tak kunjung hamil," sambungnya lagi.Tak lama Bi Sun pun kembali dengan membawa tespek yang sudah dipesan oleh Nyonya Rita. Davina ingin mengetesnya, dia sudah tak sabar sekali."Bu, bolehkah aku mengetesnya sekarang?" tanya Davina."Sebenarnya yang paling valid adalah besok pagi, Nak. Pipis pertamamu setelah bangun tidur. Tapi jika kau memang penasaran dan jujur Ibu pun juga sangat penasaran sekali. Bagaimana kalau kita cek kali ini saja? Kalau memang haslnya samar kau bisa mengulang lagi besok pagi," usulnya. Davina mengangguk setuju dengan usul Nyonya Rita."Baik, Bu," kata Davina.Untung saja Davina belum terlalu banya

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   Pergi Membeli Tespek

    Pergi membeli tespek "Kau kenapa?" tanya Ibu Davina melihat putrinya sedikit berubah. "Kau nampak tak sehat, Sayang? Kau sakit ya? Pucat sekali," sambungnya. "Benarkah aku nampak pucat, Bu?" sahut Davina. Nyonya Rita menganggukkan kepalanya. "Pantas saja Tuan Lukas khawatir," batinnya lagi. "Aku merasa tidak enak badan dari semam, Ma. Sudah beberapa hari mungkin namun aku terus menahannya. Aku rasanya seperti terkena terus-terusan masuk angin. Karena beberapa malam ini aku selalu lembur malam. Aku setiap pagi akan selalu berkali-kali muntah, entah mengapa aku merasa akhir-akhir ini begitu parah," jelas Davina. "Apa kau sudah periksa? Jangan-jangan kau terkena asam lambung. Kau setres karena pekerjaan? Apakah kau juga bekerja berat akhir-akhir ini?" tanya Nyonya Rita sambil menghampiri putrinya yang berada di sofa ruang tamu. Davina menggelengkan kepalanya lemah. "Tidak, Ma. Aku tidak pernah punya riwayat sakit maa

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   KAU KENAPA, DAVINA?

    KAU KENAPA, DAVINA? "Lalu? Kenapa kok diam begitu tiba-tiba? Aku kira aku tak menginginkan anak dariku," kata Lukas sambil cemberut. "Tentu itu tidak mungkin, Tuan Lukas. Aku juga sangat mencintaimu dan memiliki anak darimu juga adalah salah satu impianku. Tapi bukankah ini aneh sekali, Tuan Lukas?" tanya Davina menoleh ke arah Lukas dengan wajah yang susah di artikan. "Aneh? Apanya yang aneh?" sahut Lukas. "Jika dipikir-pikir kita hampir melakukannya setiap hari. Bahkan kau tak pernah melakukan itu menggunakan pelindung kan? Tapi kenapa aku belum hamil juga ya?" gumam Davina. Lukas mengelus kepala Davina. Bukan tanpa alasan dia sangat yakin jika Tuhan pastilah tahu mana yang terbaik dan kapan waktu yang tepat untuk mereka memiliki anak. Karena kalau di pikir lagi memang benar apa yang dikatakan Davina itu. "Waktu Tuhan pasti yang terbaik, Davina. Apakah itu berarti kau mau kan memiliki anak dariku?" tanya Lukas.

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   ANAK DARI DAVINA?

    ANAK DARI DAVINA? "Sekarang urusan kita sudah selesai kan? Ayo kita cepat masuk dan selesaikan apa yang kita lakukan di pagi hari lagi," aja Lukas. "Lagi?" tanya Davina. Lukas langsung mengangguk denga semangat. "Tentu! Kenapa kau terlihat seperti tidak tahu apa-apa dan meragukan kemampuanku begitu. Sudah aku bilang padamu untuk menyelesaikannya sekali di pagi hari tapi kau menundanya, aku baru keluar sekali. Kurang dua kali," bisik lukas sambil memeluk Davina. "Ck! Baiklah. Karena itu permintaanmu maka aku akan lakukan dengan senang hati, Tuan Lukas. Andai Ibu tahu apa alasan ku terlambat tadi dua puluh menit adalah kau harus melayani Tuan Lukas, akankah dia mengomel?" gumam Davina. "Tak akan berani," sahut Lukas mengecupnya. Ya, kini Lukas memang memiliki kebiasaan baru jika badannya pegal maka dia akan meminta Davina untuk memijatnya setelah bercumbu mesra. Mereka pun segera mengendarai mobil itu pulang ke rumah. Davina

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   AYO KITA SELESAIKAN LAGI

    AYO KITA SELESAIKAN LAGI"Aku tidak bisa merasa lebih baik tentang hal itu, kau akan menjadi Ibu suatu saat nanti. Jadi kau tak akan pernah mengerti bagaimana sakitnya hatiku. Tidak peduli seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memulihkannya, aku hanya ingin kau tahu saja apa alasanku memperlakukanmu," sambungnya. Davina tersenyum sinis."Tunggu saja sampai aku merasa kasihan padamu," ujar Davina kekeh.Jujur saja, sebenarnya hatinya sudah terusik sekali ingin segera membantu Mama angkatnya tapi mengingat lagi semua perlakuan lama angkat yang selama ini membuatnya cukup sakit hati. Apalagi Mama angkatnya juga tak pernah mengatakan maaf sekalipun, baru kali ini dia mendengar ucapan maaf dari mama nya.Tnpa diduga tiba-tiba mama angkat Davina berdiri dari kursinya. Kemudian di langsung menjatuhkan dirinya, dia terduduk di lantai bersimpuh. Ini adalah hal yang mustahil dilakukan oleh mama angkat Davina jika tidak dalam situasi yang sangat mendesak dan itu sempat membuat Davina terpe

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   PERTEMUAN DENGAN MAMA ANGKAT!

    PERTEMUAN DENGAN MAMA ANGKAT!"Kau tahu karena ulahmu buku tabungan barang-barang rumah tangga dan semuanya disita! DAN ITU ULAHMU, KAN?" cerca Mama Davina."Ulahku?" tanya Davina heran."Ya. Ka kan yang membuaat semuanya?" tuduh Mama Angkat Davina."Hahaha. Kau koyol sekali, Tante. Menduhku tanpa bukti. Baiklah kalau begitu, tidak ada lagi alasan bagiku untuk tetap di sini sambil mendengar hal-hal yang menggangguku. Sepertinya kau belum mengerti jika ada kata-kata yang mengganggu telingaku. Sekali lagi aku akan pergi dan aku tidak berkenan mendengarkan umpatan dari mulutmu," tegas Davina."Jadi sebaiknya kau hati-hati!" lanjutnya. 'Glek' mama angkat Davina langsung meneguk ludahnya dengan kasar. Dia tak menyangka anak angkatnya sekarang kini sudah berani berbicara kepadanya seperti itu. Mama angkat Davina terdiam dan memperhatikan Putri angkatnya itu. Dia melihat semua yang dipakai putri angkatnya adalah barang-barang branded salah satu desainer ternama. Bahkan dia mengenakan tas

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   DAVINA DAN TITIK BALIKNYA!

    DAVINA DAN TITIK BALIKNYA! "Pokoknya tidak, Tuan Lukas! Tidak ada acara bercinta siang atau sore hari. Pokoknya bercinta hanya akan dilakukan pada malam hari. Karena aku akan keluar untuk bermain di siang hari. Asal kau tahu saja, Tuan Lukas. Aku sudah menyiapkan banyak baju untuk outfit beitupun dengan bajumu. Seperti layaknya pengantin baru! Ini sangat tidak adil jika kita pergi ke sana dan tidak melakukan apa-apa," protes Davina. "Ya, ini tidak adil. Aku juga merasa sama sekali tidak adil, Davina. Karena aku lebih suka memelukmu seharian dari pada harus berlarian di tepi pantai," sahut Lukas mengeratkan pelukannya sampai dada Davina menempel di badannya. "Kau kan bisa melakukannya kapanpun, Tuan Lukas," jawab Davina. "Ya, tapi aku selalu merasa kurang. Bahkan rasanya satu juta kali lebih banyak daripada waktu luang yang bisa aku lakukan di sana akan ku habiskan untuk memelukmu seperti ini," kata Lukas. "Tapi itu tidak akan berhasi

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   PERGI BULAN MADU KE MALDIVES LAGI!

    PERGI BULAN MADU KE MALDIVES LAGI! "Sekarang, makanlah! Aku sudah menyiapkannya," perintah Davina. "Kau tidak berencana memberi aku makan ini lagi kan?" tanya Lukas. "Kenapa memangnya?" sahutnya. "Apa kau lupa, Davina? Kau pernah memberiku makanan ini, kau berkata memasaknya dengan spesial. Kau juga bilang melakukan semua untuk melayaniku dengan sempurna. Tapi apa nyatanya? Kemudian kau menghilang dan pergi begitu saja kan? Kau ingat tidak terakhir kali kau memberi makanan apa? Ini kan?" cerca Lukas. "Kau mengatakan makanan ini penuh kenangan dan memorial. Dan benar, makanan ini juga yang membuatku trauma kehilanganmu, Davina. Karena apa yang kau katakan saat itu sangat membekas dalam benak dan ingatanku. Dimana aku menjadi frustasi dan hampir gila karena kau meninggalkanku setahun lalu dari rumah ini," sambung Lukas. "Sungguh aku takut itu akan terulang lagi, Davina. Aku tak ingin itu terjadi, Davina. Pertama kau merayuku

DMCA.com Protection Status