Home / Romansa / Ranjang Panas Milik Tuan Lukas / RUMOR PANAS TUAN LUKAS!

Share

RUMOR PANAS TUAN LUKAS!

last update Last Updated: 2024-02-19 17:28:37

RUMOR PANAS TUAN LUKAS!

"Ada apa ini? Mengapa di rumahmu ramai sekali orang?" tanya Lukas.

Davina tidak menjawab pertanyaan Lukas. Dia memilih untuk segera turun karena khawatir akan terjadi apa-apa dengan sang ibu. Ternyata dari belakang Lukas diam-diam mengikutinya. Nampak beberapa debtcollektor datang dengan angkuh menagih kekurangan pembayaran hutang sang ibu. Melihat Davina datang, ibunya pun segera bersembunyi di balik tubuhnya.

"Davina tolong aku! Davina mereka sedang mengejar-ngejar ku untuk masalah pembayaran hutang," adu ibu Davina.

"Ck! Jangan banyak drama kau! Cepat lunasi kalau semua tanggungan hutangmu. Kalau tidak maka aku akan menyita rumah ini. Kau jangan main-main dengan juragan ku!" bentak seorang pria yang bertubuh paling besar.

"Saya mohon maaf, Pak. Tolong beri saya waktu beberapa hari lagi, maka saya akan menyelesaikan semuanya," jelas Davina.

"Tidak! Tuanku terlalu banyak sekali memberikan kesempatan padamu, entah sudah keberapa kalinya dia memberikan kesempatan itu, namun sama sekali tak dihiraukan oleh Ibumu," bentaknya.

"Sekarang cepat lunasi semua hutangmu! Kalau tidak aku akan membereskan dan melempar semua barang yang ada di rumahmu. Karena perjanjiannya terakhir adalah hari ini," ancamnya lagi.

"Berapa semua hutangnya?" tanya Lukas yang tiba-tiba muncul dari belakang.

"Siapa kau? Berani nya ikut campur masalah ini. Minggir!" teriak seorang depkolektor lagi.

"Kau tak perlu tahu siapa aku. Aku hanya tanya berapa hutangnya? Maka aku akan melunasinya," tegas Dion.

"Hahaha. Kau mau jadi pahlawan kesiangan rupanya? Hutang wanita ini sudah sangat banyak sekali dan menumpuk! Kau jangan tertipu dengan tampilan polos dan alimnya ini. Dia selalu menunda pembayarannya," sindir lelaki bertubuh paling besar.

"Betul itu. Tuan ku sudah terlalu banyak sekali memberinya kelonggaran. Namun ternyata sampai saat ini dia tidak ada itikad baik sama sekali. Apakah kau punya cukup uang Tuan muda untuk melunasi hutangnya?" sindirnya.

"Berapa?" tegas Lukas.

"Dua ratus juta," sahut lelaki itu.

"Datanglah ke kantorku besok pagi," perintah Lukas sambil mengeluarkan kartu namanya.

"Wah seorang presiden direktur rupanya. Jika begini caranya aku yakin kau mampu melunasinya," ucap nya.

"Tapi aku tak menduga anakmu yang cantik ini pandai juga mencari lelaki. Dijual berapa kau oleh ibumu?" sindirnya lagi.

"Datanglah ke kantorku besok pagi. Aku akan menunggumu dan menyiapkan semua uang itu," tegas Lukas.

"Baiklah aku terima itikad baikmu," sahutnya.

Para debtkolektor itu pun pergi, begitupun dengan Lukas pergi meninggalkan Davina dan ibunya tanpa banyak bicara. Davina pun segera mengejar Lukas sampai dengan jalan masuk gang yang tampak sepi tempat Lukas memarkir mobilnya.

"Tuan Lukas," Panggil Davina. Lukas menghentikan langkah kakinya tanpa menoleh.

"Terima kasih," sambung Davina.

"Tak ada yang gratis di dunia ini," ucap Lukas.

"Apa maksudmu, Tuan?" tanya Davina.

"Dimana sebaiknya aku menciummu?" tanya Lukas.

Davina meneguk ludahnya dengan kasar. Dia tak menyangka jika Presiden direkturnya akan melakukan ini. Lukas berbalik arah dan menatap Davina dan medekat ke arahnya.

"Kenapa kok menunduk seperti itu? Bukankah sudah jadi kesopanan dasar untuk menatap lawan bicaramu? Jadi jangan menghindar," kata Lukas sambil mendekatkan wajahnya pada Davina.

"Semua ini tidak gratis! Kau harus membayarnya dengan mahal," kata lukas sambil berlalu meninggalkan Davina begitu saja.

****

Keesokan harinya saat di kantor suasana sudah sangat gaduh. Davina yang memang sedang melakukan makan siang bersama teman-temannya di kantin kantor pun ikut-ikutan menimbrung. Karena saat makan siang seperti ini merupakan waktu yang tepat memantau rumor yang baru beredar.

"Semuanya apa kalian tahu kalau kalau ada berita heboh tentang Tuan Lukas?" tanya Gina membuka percakapan.

"Tuan Lukas? Apa beritanya?" tanya Davina mulai menimpali pembicaraan.

"Ternyata dia adalah laki-laki yang memiliki luka trauma di masa kecilnya. Karena saat kecil dirinya kehilangan orang tuanya dan kakak perempuannya secara bersamaan. Dia tinggal bersama Tante nya yang selama ini dianggap Mama olehnya. Dia mendirikan perusahaan ini tanpa bantuan siapapun, bahkan dengan tegasnya menentang Eyangnya," jelas Gina.

"Benarkah?" sahut Eca.

"Iya, aku juga baru dengar dari personal asistennya. Akan tetapi dia mengalahkan kesedihan itu dan bertekad untuk membuat bisnis sendiri lalu menjadi CEO muda yang sukses sampai saat ini dengan dibantu oleh kedua orang tua angkatnya. Sehingga Tuan Lukas sangat mencintai orang tua angkatnya itu," papar Gina.

"Ah pantaslah, dia terlihat lembut sekali memperlakukan wanita itu," batin Davina.

Tuan Lukas adalah seorang pemuda yang memang menjadi bahan pembicaraan tanpa henti di perusahaan.

"Aku juga mendengar rumor lainnya dari personal aasisten itu, ternyata dia adalah orang yang sangat kasar. Aku mendengar ada seorang ajudannya yang dipukul menggunakan stik golf," ucap Gina.

"Omo!!!! Astagaaaa, benarkah?" pekik Eca tertahan.

"Aku tak pernah mendengar gosip seperti itu. Menurutku selama ini dia baik-baik saja," sahut Davina.

"Tapi bukan itu masalahnya yang terpenting sekarang!" kata Gina.

"Lalu apa?

"Kau tahu sendiri kan, bagaimana dinginnya Tuan Lukas? Tapi ternyata ada wanita yang menerkamnya saat acara pembukaan dan peresmian Mega Mall di malam itu!" bisik Gina.

'Glek' Davina langsung meneguk ludahnya dengan kasar. Dia mencoba untuk menutupi salah tingkahnya kali ini dan terus diam sambil menyimak obrolan.

"Serius kay? Gila. Bukan kan Tuan Lukas memang orang yang sangat gila dari berbagai aspek? Dia gila karena kekayaannya, gila karena prestasinya. Apakah benar ada wanita lebih gila darinya? Bagaimana bisa?" tanya Eca.

"Hahaha...Hahah, benar itu wanita pemberani mana yang sudah berani menerkam Tuan Lukas lalu kabur?" sahut Davina sambil meneguk sisa kopinya.

"Ck! Kau tak percaya? Bahkan Tuan Lukas sangat penasaran sekali dengannya," sanggah Gina.

"Apakah itu benar? Kau jangan menyebarkan rumor di kantor ini," ucap Davina sambil ketakutan.

Bukan tanpa alasan Davina menanyakannya. Karena selama ini Lukas terlihat diam saja ketika berhadapan dengannya.

"Itu benar. Aku kan sudah bilang kalau ini cerita dari mulut personal asisten Tuan Lukas sendiri," jelas Gina.

"Coba kalian ingat-ingat lagi kejadian Minggu lalu itu. Minggu itu adalah acara pembukaan peresmian Mega Mall, tapi saat acara makan-makan karyawan yang sudah menyukseskan acara, tiba-tiba Tuan Lukas malah datang," sambung Gina.

"Iya aku ingat sekali! Bahkan kepala HRD sangat kaget. Mengapa Tuan Lukas datang dalam acara itu? Padahal itu adalah acara yang tidak penting untuknya," sahut Eca mencoba mengingatnya.

"Nah kau ingatkan? Awalnya Tuan Lukas hanya ingin menyapa dan pulang tapi karyawan lain menahannya. Dia seperti di jebak dan di mabukkan oleh mereka," terang Gina.

"Ah iya aku ingat hari itu memang Tuan Lukas sangat aneh. Bahkan dia selalu kalah main game," gumam Davina.

"Apakah itu yang menyebabkan aku dan dia bisa dalam satu hotel bersama?" gumam Davina.

APA YANG TERJADI SEBENARNYA MALAM ITU?

BERSAMBUNG

Halo Kakak baca novelku yang lain juga ya dengan judul "JADI MISKIN DI HADAPAN MERTUA".

Novel seru tentang perdebatan mertua menantu tetap mengandung nilai mental health dan menghadapi mertua kolot serta suami yang terus- terusan membela Ibunya daripada istrinya! Happy reading ❤️

Cerita tentang perjuangan wanita mempertahankan rumah tangganya di tengah pilihan poligami yang di tawarkan suami pendiam nya! Sosok suami yang pendiam dan sholeh serta sempurna memiliki kegilaan di ranjang bersama seorang gadis lain bernama Gendhis! Bagaimana kisahnya? Intip di Novel SELIR KESAYANGAN SUAMIKU!

Atau Perjuangan Wanita yang melahirkan dan membesarkan anaknya sendiri karena menjadi Korban kesalahan semalam oleh Atasannya sendiri. Lari menjauh dari hiruk pikuk ibukota ternyata tak menyelamatkan takdirnya. Sang buah hati bertemu dengan Om Baik yang ternyata adalah ayahnya sendiri. Bagaimana kisah Selanjutnya? baca Novel "SEMALAM BERSAMA TUAN PRESDIR"

Related chapters

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   RUMOR SEPATU WANITA!

    RUMOR SEPATU WANITA!"Ah iya aku ingat hari itu memang Tuan Lukas sangat aneh. Bahkan dia selalu kalah main game," gumam Davina."Apakah itu yang menyebabkan aku dan dia bisa dalam satu hotel bersama?" gumam Davina."Itu sih karena karyawan lain bersekongkol. Akhirnya Tuan Lukas mabuk, jika tidak begitu mana mungkin dia bisa di kalahkan," jelas Gina."Masalahnya Tuan Lukas itu sangat kuat mabuk. Mengapa dia bisa sampai tak ingat siapa yang memperkosanya? Bahkan dia minum banyak alkohol dan pergi keluar restoran dengan tegap tak oleng. Tapi saat dia membuka matanya dia sudah berada di hotel, bahkan dia tidak ingat setelah minum-minum dan saat sadar ternyata dia sudah menghabiskan malam bersama seseorang wanita yang hanya meninggalkan sebelah sepatunya. Lucu bukan?" sambung Gina."Gila juga ya kalau itu benar," sahut Eca."Iya betul sekali itu. Menurutku ini kejadian yang sangat menarik," sahut Davina asal menimbrung saja agar tak menimbulkan kecurigaan."Tunggu!" tegas Eca."Apalagi?"

    Last Updated : 2024-02-21
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   PERAWAN YANG TERBUANG SIA-SIA!

    PERAWAN YANG TERBUANG SIA-SIA"Kenapa kau menatapku seperti itu, Eca? Apakah ada yang salah dengan penampilanku," kata Davina sambil salah tingkah sendiri."Tidak. Hanya saja penampilanmu aneh sekali hari ini. Apakah kau tidak kepanasan?" tanya Eca."Hah?" sahut Davina."Benar juga. Ini kan musim panas, bukan musim penghujan. Ini musim kemarau kan? Suhunya bahkan bisa mencapai tiga puluh delapan derajat Celcius. Kenapa kau memakai blus lengan panjang?" tanya Gina menyadarinya."Oh sebenarnya anu, em aku sedikit sakit. Makanya aku tadi melamun karena aku pusing," kata Davina tergagap."Oh begitu. Kau jangan lupa jaga kesehatan ya! Saat ini kamu masih bisa santai tapi Perusahaan kita biasanya bekerja saat akhir pekan juga. Apalagi musim seperti ini, waktu nya peluncuran brand baru," jelas Gina."Iya iya. Terima kasih ya, aku akan ingat nasehat kalian," ucap Davina."Tapi aku benar-benar penasaran sih," kata Eca."Sebenarnya apa yang dipikirkan wanita pemberani itu? Sampai berani memperm

    Last Updated : 2024-02-22
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   PERASAAN PADA THOMAS BUKAN LUKAS!

    PERASAAN PADA THOMAS BUKAN LUKAS!"Bagaimana jika aku dipecat? Apalagi aku baru saja menandatangani perjanjian dengan Tuan Lukas. Jadi jangan sampai Tuan Lukas tahu siapa aku," keluh Davina."Bahkan Tuan Lukas sudah melunasi semua hutang kepada rentenir itu," kata Davina."Astaga berarti sekarang masalah Ibumu sudah selesai? Aku pikir itu masih dalam penwaran saja. Kenapa dia memutuskan secepat ini? Apakah kau justru tak curiga?" tanya Dea. Davina pun mengganggukkan kepalanya."Iya aku sudah menyelesaikan masalah itu dan kau tahu sendiri kan siapa lelaki di balik itu semua? Tentu saja Tuan Lukas. Semua! Tuan Lukas yang membantuku. Bahkan aku yakin mungkin sertifikat itu berada di tangan Tuan Lukas sekarang. Tak mungkin kan dia melunasi semua hutang kepada rentenir itu tanpa meminta jaminan? Dia bahkan tak akan mungkin memberikan padaku secara cuma-cuma. Pasti akan di serahkan jika aku sudah selesai dengan kontrak pernikahan itu," jelas Davina."Astaga, Davina! Kenapa masalahmu sekaran

    Last Updated : 2024-02-23
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   HARGA DIRI LUKAS YANG TERLUKA!

    HARGA DIRI LUKAS YANG TERLUKA'Ting' Pintu lift terbuka. Lukas nampak di dalam sana, dia membawa sesuatu yang mampu membuat Davina tertegun"Astaga kenapa dia sampai begitu? Kenapa harus di tenteng seperti itu? Tidak. Tidak pasti bukan kan? Ini bukan Tuan Lukas. Aku hanya mimpi saja! Aku halusinasi," kata Davina dalam hati saat melihat Lukas berada di dalam list sambil menenteng kantung paper bag berwarna bening berisi sepatunya."Selamat siang Tuan Lukas," sapa Thomas."Siang," sahut Lukas."Apakah ada yang bisa saya bantu Tuan Lukas? Kau mau ke mana?" tanya Thomas.Namun dia salah fokus sama seperti Davina melihat paper bag yang dibawa oleh Lukas. Thomas adalah salah satu sahabat Lukas yang bekerja pada nya juga. Karena Lukas tipikal orang yang tak mudah percaya pada orang lain."Tunggu! Itu apa yang kau bawa?" tanya Thomas."Benar apa maksud Tuan Lukas membawa sepatu seperti itu?" sahut Davina."Memang apalagi?" tanya Lukas seperti berpura-pura tak tahu apa yang sedang karyawannya

    Last Updated : 2024-02-23
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   DAVINA DAN SEGALA PROBLEMANYA!

    DAVINA DAN SEGALA PROBLEMANYA!Davina memasuki ruang kerja Lukas sesaat setelah pulang bekerja. Dia mengetuk pintu ruangan Lukas yang tertutup. Nampak Tuan Lukas sedang menandatangani beberapa file yang di serahkannya tadi siang."Selamat sore Tuan Lukas," sapa Davina."Bagaimana? Apakah rentenir itu masih mengganggu keluargamu?" tanya Lukas. Davina menggelengkan kepalanya."Terima kasih banyak Tuan Lukas. Semua berkat Tuan Lukas, mereka tak menggangguku lagi," jawab Davina. Lukas hanya tersenyum sini dia mengeluarkan surat dari laci meja kerjanya."Kau tahu ini?" tanya Lukas. Davina mengamati lembaran surat itu. Ternyata tak lain lembara itu adalah sebuah sertifikat tanah. Tak salah lagi tapi entah milik siapa."Bukankah itu sertifikat tanah, Tuan Lukas?" tanya Davina."Milikmu!" sahut Lukas."Kau bisa mendapatkan ini setelah kau menuruti semua permainanku dalam jangka waktu satu tahun. Sesuai dengan kesepakatan kita," sambung Lukas. Saat luka sambil menatap Davina dari atas sampa

    Last Updated : 2024-02-24
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   DI MANA AKU HARUS MENCIUMMU?

    DI MANA AKU HARUS MENCIUMMU?"Apa yang kau pikirkan, Davina?" selidik Lukas."Tuan Lukas, saya ingin menanyakan satu hal kepadamu lagi," pinta Davina."Tataplah mataku jika berbicara!" perintah Lukas. Davina pun mendongakan kepalanya."Apakah kita akan berhubungan badan juga ketika sudah menikah?" tanya Davina dengan polosnya."Kenapa tidak? Bukankah kita akan sah sebagai seorang suami istri dan pasangan? Apalagi aku memberimu banyak uang. Lalu apakah aku tidak boleh mencicipi sedikit bagian dari tubuhmu? Jika tidak boleh untuk apa aku menikahimu dan memberikan semuanya, Davina?" tanyang Lukas. Lukas berani berkata seperti itu karena dia yakin bahwa Davina tak akan bisa lari darinya. Apalagi saat sertifikat itu sudah ada di tangan Lukas, double kill untuk Davina. Yang makin membuat Lukas geram adalah, Davina tidak mau mengakui jika wanita yang memperkosanya malam itu adalah dirinya. Bulum lagi laporan dari mata-matanya yang menyelidiki Alexandria."Aku b

    Last Updated : 2024-02-25
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   AYO KITA SEGERA MENIKAH DAVINA!

    AYO KITA SEGERA MENIKAH DAVINA!"Sampai kapan kau akan hidup seperti ini, Lukas. Nikahi lah jika kau memang serius. Papa tak suka jika kau mempermainkan wanita. Apalagi jika wanita itu polos seperti Davina," jelas Papa Lukas."Iya kami akan menikah," jawab Lukas."Apa kau tidak terlalu cepat mengambil keputusan lagi? Dia adalah sekretarismu, tidak lebih. Rumor yang beredar nanti akan mempengaruhi harga saham perusahaan ," jelas Papa Lukas."Tidak, Pa. Aku hanya ingin menjadi menjadi anak baik. Sebagai anak yang berbakti aku harus cepat menikah agar kalian berdua tidak khawatir karena aku selalu pulang malam. Benar kan, Mah?" tanya Lukas. Mama Lukas menganggukkan kepalanya."Apalagi Mama harus segera menjalani operasi itu. Aku tak mau Mama menundanya lagi," jelas Lukas."Benar itu, Mama akan lega jika kau menikah. Karena pikiran Mama ketika kau memiliki istri, paling tidak akan ada yang merawatmu setelah Mama tidak ada," kata Mama Lukas."Tidak akan ada yang bisa mengambil Mama dariku.

    Last Updated : 2024-02-25
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   DAVINA HAMIL?

    DAVINA HAMIL?"Baiklah ayo kita menikah, Davina!" ajak Lukas."UhukkkK!" Davina langsung meletakkan gelas minuman yang hendak diseruputnya lagi."Sialan, mengapa dia itu hobi membuatku memainkan jantungku begini! Ck!" batin Davina dalam hati."Bagaimana?" tanya Lukas.Davina pun menatap wajah Lukas, lelaki tampan yang ta pernah di mimpikannya. Bahkan dia tak mengira bisa bersamanya dan terpikirkan menikahinya. Davina menghela nafasnya panjang."Nah karena kita tidak saling mencintai, jadi aku rasa tidak akan ada pertengkaran diantara kita, Tuan," kata Davina."Lagi pula ini adalah pernikahan kontrak saja dan berlaku setahun, kan? Jadi aku merasa nyaman-nyaman saja," sambungnya."Kenapa kau memiliki pemikiran seperti itu?" tanya Lukas."Bukankah kita harus punya cinta untuk bertengkar, Tuan. Jujur saja, saya lebih suka diam dan berpaling daripada bertengkar," terang Davina.Dia masih ingat betul bagaimana saat Ibunya menyiksanya dan dia lebih memilih diam lalu pergi. Menerima semua p

    Last Updated : 2024-02-25

Latest chapter

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   EXTRA PART

    EXTRA PART"Tuhan terima kasih! Terimakasih!" pekik Lukas sambil terus memeluk Davina, dia menciumi Davina kemudian mengelus perlahan Davina ya memang sedikit menggendut."Aku pikir kau gendut karena terlalu banyak makan, ternyata kalau hamil," gumam Lukas. Davina langsung mendelikkan matanya ke arah Lukas."Oh kalau aku gendut aku tak cantik lagi? Begitu?" protes Davina. Lukas langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat dan menyadari kesalahannya."Tidak Sayang, tidak. Kau mau gendut atau kurus tetap cantik, kau makin montoq dan menggairahkan saat gendut. Apalagi saat ini, kau sedang mengandung buah cinta. Mari kita periksa, kita harus segera memeriksakan kehamilanmu, Davina," jawab Lukas."Tapi benar ka, Tuan Lukas? Aku masih cantikkan?""Tentu dong. Cantikmu bertambah berkali kali lipat saat hamil, jadi jangan sampai bayi ini kenapa-kenapa ya, Sayang. Dia akan menjadi seorang yang hebat kelak karena memiliki orang tua seperti kita. Aku pastikan itu, jika dia wanita akan cantik se

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   KEHAMILAN MEMBAWA BERKAH!

    KEHAMILAN MEMBAWA BERKAH!TAMAT!"Aku takut kecewa, Bu. Bagaimana kalau ini hanya sakit biasa" tanya Davina."Kalau memang kau tak hamil maka tak masalah. Toh kalian masih punya banyak waktu yang penting, kita tespek dulu agar jelas semuanya. Ibu yakin kau hamil," jawab"Entahlah, Bu. Aku takut," kata Davina."Aku takut banyak berharap. Karena selama ini aku juga tak kunjung hamil," sambungnya lagi.Tak lama Bi Sun pun kembali dengan membawa tespek yang sudah dipesan oleh Nyonya Rita. Davina ingin mengetesnya, dia sudah tak sabar sekali."Bu, bolehkah aku mengetesnya sekarang?" tanya Davina."Sebenarnya yang paling valid adalah besok pagi, Nak. Pipis pertamamu setelah bangun tidur. Tapi jika kau memang penasaran dan jujur Ibu pun juga sangat penasaran sekali. Bagaimana kalau kita cek kali ini saja? Kalau memang haslnya samar kau bisa mengulang lagi besok pagi," usulnya. Davina mengangguk setuju dengan usul Nyonya Rita."Baik, Bu," kata Davina.Untung saja Davina belum terlalu banya

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   Pergi Membeli Tespek

    Pergi membeli tespek "Kau kenapa?" tanya Ibu Davina melihat putrinya sedikit berubah. "Kau nampak tak sehat, Sayang? Kau sakit ya? Pucat sekali," sambungnya. "Benarkah aku nampak pucat, Bu?" sahut Davina. Nyonya Rita menganggukkan kepalanya. "Pantas saja Tuan Lukas khawatir," batinnya lagi. "Aku merasa tidak enak badan dari semam, Ma. Sudah beberapa hari mungkin namun aku terus menahannya. Aku rasanya seperti terkena terus-terusan masuk angin. Karena beberapa malam ini aku selalu lembur malam. Aku setiap pagi akan selalu berkali-kali muntah, entah mengapa aku merasa akhir-akhir ini begitu parah," jelas Davina. "Apa kau sudah periksa? Jangan-jangan kau terkena asam lambung. Kau setres karena pekerjaan? Apakah kau juga bekerja berat akhir-akhir ini?" tanya Nyonya Rita sambil menghampiri putrinya yang berada di sofa ruang tamu. Davina menggelengkan kepalanya lemah. "Tidak, Ma. Aku tidak pernah punya riwayat sakit maa

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   KAU KENAPA, DAVINA?

    KAU KENAPA, DAVINA? "Lalu? Kenapa kok diam begitu tiba-tiba? Aku kira aku tak menginginkan anak dariku," kata Lukas sambil cemberut. "Tentu itu tidak mungkin, Tuan Lukas. Aku juga sangat mencintaimu dan memiliki anak darimu juga adalah salah satu impianku. Tapi bukankah ini aneh sekali, Tuan Lukas?" tanya Davina menoleh ke arah Lukas dengan wajah yang susah di artikan. "Aneh? Apanya yang aneh?" sahut Lukas. "Jika dipikir-pikir kita hampir melakukannya setiap hari. Bahkan kau tak pernah melakukan itu menggunakan pelindung kan? Tapi kenapa aku belum hamil juga ya?" gumam Davina. Lukas mengelus kepala Davina. Bukan tanpa alasan dia sangat yakin jika Tuhan pastilah tahu mana yang terbaik dan kapan waktu yang tepat untuk mereka memiliki anak. Karena kalau di pikir lagi memang benar apa yang dikatakan Davina itu. "Waktu Tuhan pasti yang terbaik, Davina. Apakah itu berarti kau mau kan memiliki anak dariku?" tanya Lukas.

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   ANAK DARI DAVINA?

    ANAK DARI DAVINA? "Sekarang urusan kita sudah selesai kan? Ayo kita cepat masuk dan selesaikan apa yang kita lakukan di pagi hari lagi," aja Lukas. "Lagi?" tanya Davina. Lukas langsung mengangguk denga semangat. "Tentu! Kenapa kau terlihat seperti tidak tahu apa-apa dan meragukan kemampuanku begitu. Sudah aku bilang padamu untuk menyelesaikannya sekali di pagi hari tapi kau menundanya, aku baru keluar sekali. Kurang dua kali," bisik lukas sambil memeluk Davina. "Ck! Baiklah. Karena itu permintaanmu maka aku akan lakukan dengan senang hati, Tuan Lukas. Andai Ibu tahu apa alasan ku terlambat tadi dua puluh menit adalah kau harus melayani Tuan Lukas, akankah dia mengomel?" gumam Davina. "Tak akan berani," sahut Lukas mengecupnya. Ya, kini Lukas memang memiliki kebiasaan baru jika badannya pegal maka dia akan meminta Davina untuk memijatnya setelah bercumbu mesra. Mereka pun segera mengendarai mobil itu pulang ke rumah. Davina

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   AYO KITA SELESAIKAN LAGI

    AYO KITA SELESAIKAN LAGI"Aku tidak bisa merasa lebih baik tentang hal itu, kau akan menjadi Ibu suatu saat nanti. Jadi kau tak akan pernah mengerti bagaimana sakitnya hatiku. Tidak peduli seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memulihkannya, aku hanya ingin kau tahu saja apa alasanku memperlakukanmu," sambungnya. Davina tersenyum sinis."Tunggu saja sampai aku merasa kasihan padamu," ujar Davina kekeh.Jujur saja, sebenarnya hatinya sudah terusik sekali ingin segera membantu Mama angkatnya tapi mengingat lagi semua perlakuan lama angkat yang selama ini membuatnya cukup sakit hati. Apalagi Mama angkatnya juga tak pernah mengatakan maaf sekalipun, baru kali ini dia mendengar ucapan maaf dari mama nya.Tnpa diduga tiba-tiba mama angkat Davina berdiri dari kursinya. Kemudian di langsung menjatuhkan dirinya, dia terduduk di lantai bersimpuh. Ini adalah hal yang mustahil dilakukan oleh mama angkat Davina jika tidak dalam situasi yang sangat mendesak dan itu sempat membuat Davina terpe

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   PERTEMUAN DENGAN MAMA ANGKAT!

    PERTEMUAN DENGAN MAMA ANGKAT!"Kau tahu karena ulahmu buku tabungan barang-barang rumah tangga dan semuanya disita! DAN ITU ULAHMU, KAN?" cerca Mama Davina."Ulahku?" tanya Davina heran."Ya. Ka kan yang membuaat semuanya?" tuduh Mama Angkat Davina."Hahaha. Kau koyol sekali, Tante. Menduhku tanpa bukti. Baiklah kalau begitu, tidak ada lagi alasan bagiku untuk tetap di sini sambil mendengar hal-hal yang menggangguku. Sepertinya kau belum mengerti jika ada kata-kata yang mengganggu telingaku. Sekali lagi aku akan pergi dan aku tidak berkenan mendengarkan umpatan dari mulutmu," tegas Davina."Jadi sebaiknya kau hati-hati!" lanjutnya. 'Glek' mama angkat Davina langsung meneguk ludahnya dengan kasar. Dia tak menyangka anak angkatnya sekarang kini sudah berani berbicara kepadanya seperti itu. Mama angkat Davina terdiam dan memperhatikan Putri angkatnya itu. Dia melihat semua yang dipakai putri angkatnya adalah barang-barang branded salah satu desainer ternama. Bahkan dia mengenakan tas

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   DAVINA DAN TITIK BALIKNYA!

    DAVINA DAN TITIK BALIKNYA! "Pokoknya tidak, Tuan Lukas! Tidak ada acara bercinta siang atau sore hari. Pokoknya bercinta hanya akan dilakukan pada malam hari. Karena aku akan keluar untuk bermain di siang hari. Asal kau tahu saja, Tuan Lukas. Aku sudah menyiapkan banyak baju untuk outfit beitupun dengan bajumu. Seperti layaknya pengantin baru! Ini sangat tidak adil jika kita pergi ke sana dan tidak melakukan apa-apa," protes Davina. "Ya, ini tidak adil. Aku juga merasa sama sekali tidak adil, Davina. Karena aku lebih suka memelukmu seharian dari pada harus berlarian di tepi pantai," sahut Lukas mengeratkan pelukannya sampai dada Davina menempel di badannya. "Kau kan bisa melakukannya kapanpun, Tuan Lukas," jawab Davina. "Ya, tapi aku selalu merasa kurang. Bahkan rasanya satu juta kali lebih banyak daripada waktu luang yang bisa aku lakukan di sana akan ku habiskan untuk memelukmu seperti ini," kata Lukas. "Tapi itu tidak akan berhasi

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   PERGI BULAN MADU KE MALDIVES LAGI!

    PERGI BULAN MADU KE MALDIVES LAGI! "Sekarang, makanlah! Aku sudah menyiapkannya," perintah Davina. "Kau tidak berencana memberi aku makan ini lagi kan?" tanya Lukas. "Kenapa memangnya?" sahutnya. "Apa kau lupa, Davina? Kau pernah memberiku makanan ini, kau berkata memasaknya dengan spesial. Kau juga bilang melakukan semua untuk melayaniku dengan sempurna. Tapi apa nyatanya? Kemudian kau menghilang dan pergi begitu saja kan? Kau ingat tidak terakhir kali kau memberi makanan apa? Ini kan?" cerca Lukas. "Kau mengatakan makanan ini penuh kenangan dan memorial. Dan benar, makanan ini juga yang membuatku trauma kehilanganmu, Davina. Karena apa yang kau katakan saat itu sangat membekas dalam benak dan ingatanku. Dimana aku menjadi frustasi dan hampir gila karena kau meninggalkanku setahun lalu dari rumah ini," sambung Lukas. "Sungguh aku takut itu akan terulang lagi, Davina. Aku tak ingin itu terjadi, Davina. Pertama kau merayuku

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status