PERMINTAAN MAMA!
"Semasa sekolah Lukas adalah anak yang cerdas, Tuan. Dia menjuarai beberapa pertandingan olahraga serta pendidikan seperti biologi, matematika. Lukas memang anak yang menonjol sekali," jelas Kepala sekolah."Ya aku tahu itu. Dia mewarisi kepintaran dari orang tuanya. Hanya saja sepertinya nasib baik belum berpihak padanya," ucap Liem Wijaya."Kenapa Tuan Liem mengganti namanya? Bukankah dia keponakan Tuan Liem juga?" tanya kepala sekolah."Dia adalah anak yang malang. Ibunya sudah meninggal begitupun dengan Papanya. Aku hanya ingin menyamarkan masa lalunya yang kelam agar dia tidak dibully ketika besar nanti. Aku akan menganggapnya seperti anakku sendiri tanpa membedakannya. Jadi bukan kah aku harus menghilangkan jejak masa lalu nya?" ucap Tuan Liem. Kepala sekolah itu menganggukkan kepalanya."Aku senang mendengarnya, Tuan," kata kepala sekolah. Memang Lukas ini adalah anak yang pandai bahkan di lingkungan seperti itu. Kehilangan orang tuanLUKA MASA LALU LUKAS"Ya, Tuan Lukas. Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Davina sesaat setelah mengangkat telponnya."Besok aku akan mengajakmu bertemu Mama kembali di rumah Mamaku. Karena ada acara perayaan ulang tahunku," ujar Lukas."Baiklah, Tuan," jawab Davina."Hah?" sahut Lukas. Bukan tanpa alasan Lukas terkejut. Dia tidak menyangka jika akan semudah ini mengajak Davina berkunjung ke rumahnya. Dia mengira Davina akan memberikan syarat yang aneh-aneh. Bahkan di pikiran Lukas Davina akan meminta uang untuk upah dan imbalan di luar jam bekerjanya itu. Apalagi mereka memang belum terikat pernikahan apapun."Kenapa Tuan?" tanya Davina heran."Kau mau?" sahut Lukas."Ya, tentu saja. Hanya bertemu dengan Mamamu kan? Ayo kita pergi, Tuan. Bukankah kontrak kita sebagai pasangan istri kontrak sudah di mulai. Jadi aku akan pergi bersama-sama denganmu sebagai istrimu, berkunjung ke rumah mertuanya. Jadi Tuan Lukas cukup tunggu saja di depan rumah, nanti
KADO ULANG TAHUN UNTUK TUAN LUKAS"Itu bukan ulang tahunku yang sebenarnya," ujar Lukas.Mendengar pernyataan itu Davina pun langsung menoleh. Dia melihat wajah Lukas yang terlihat murung sambil mengemudikan mobilnya. Davina menghela nafas panjang, dia tidak tahu selama ini apa yang sebenarnya terjadi dengan Lukas. Karena rumor yang beredar di kantor Lukas ini hanya dibedakan dalam keluarganya, bahkan menurut gosip yang beredar dia sebagai tameng adiknya dan kakaknya yang memang kurang berminat di bidang perusahaan mereka."Apa maksudmu, Tuan?" tanya Davina."Ini bukanlah hari kelahiranku. Namun hari ini adalah hari di mana aku resmi menjadi anak dari keluarga mereka," jelas Lukas."Maksudnya?" sahut Davina."Hari di mana orang tuaku mengalami kecelakaan dan meninggal lalu aku diadopsi secara resmi, semua di ubah menjadi atas nama oleh Om dan Tanteku sendiri," terang Lukas."Lalu mengapa harus mengubah ulang tahun juga, Tuan? Kan mereka adalah keluargamu sendiri. Bukankah seharusnya
HADIAH PANAS UNTUK TUAN LUKAS!"Lalu muncul cerita kalau aku lebih cocok menjadi CEO dan presiden direktur di perusahaan milik mereka, milik kakekku. Orang tua angkatku cukup khawatir, sehingga mereka melakukan semua ini," ucap Lukas."Maksudnya?" tanya Davina."Mereka memintaku mengalah dan Mama angkatku yang mengatakan semuanya. Apakah aku tega menolak permintaan wanita yang sudah membesarkan aku? Bukan kah rasanya aku seperti tak tahu berterima kasih jika memang egois dan menolaknya," jelas Lukas."Jadi semua rumor yang beredar selama ini memang sengaja Tuan Lukas ciptakan?" tanya Davina. Lukas menganggukkan kepalanya. Selama ini memang Lukas mengorbanka semuanya bukan untuk Tuan Liem, Sean, atau pun Jenny, semua yang di lakukan Lukas demi satu orang saja yaitu Mama nya, Nyonya Liem. Hanya dia lah yang menyayangi Lukas tanpa syarat dan tak membedakannya."Aku mengetahui situasiku dengan baik untuk membuat Sean lebih menonjol dan Papa serta Mama sepakat u
RANJANG PANAS ATAU LIFT PANAS?"Asal kau tahu saja Tuan Lukas, saat berhubungan badan denganmu menjadi momen-momen menyenangkan tapi aku sadar diri, jika kita hanya akan menikah kontrak. Jadi suatu saat aku juga takut kau membuangku lalu bagaimana nasibku nanti?" batin Davina dalam hati. Davina tak pernah mau jujur mengatakan semua yang di ragukannya di hadapan Lukas karena dia tak mau dianggap sebagai wanita yang lemah dan kolot. Sehingga dia selalu berpikir bahwa melakukan hubungan badan seperti itu adalah hal yang lazim dilakukan oleh semua orang dia tak ingin terkesan sebagai wanita yang terlalu memegang teguh adat yang berlaku di masyarakat. Padahal di sisi lain kadang dia juga ingin hubungan yang pasti, apalagi jika dia hamil nanti."Kenapa kau diam? Kalau kau tidak suka aku tidak akan memaksamu," ucap Tuan Lukas."Maafkan aku Tuan Lukas. Aku bukan menolaknya. Ini bukan begitu," kata Davina. Benar dia masih takut jika melakukan hal itu dengan Lukas karena
MENGGUNAKAN PENGAMAN?Lukas nampak tak peduli, dia seperti anak kecil mendapatkan mainan barunya. Tambah menggoda Davina."Kalau begini apakah tetap tak boleh, Davina?" tanya Lukas menyentuh payudara bagian bawah Davina."Kalau kau melakukannya aku tak akan memaafkanmu, Tuan Lukas. Aku akan menggigitmu! Sungguh! Jaga dirimu dengan baik Tuan Lukas, ini di tempat umum," ancam Davina.Bukannya takut justru Lukas semakin menjadi-jadi menyentuh dan menyenggolnya. Davina mendongak ke atas, mata mereka beratatapan. Tinggi badan Davina yang hanya sepundak Lukas, membuat mereka saling bertatap mendalam. Lukas mengeratkan pelukannya, sampai Davina menempel di badannya."Bagaimana kalau aku tetap melakukannya seperti ini? Apa kau akan memukulku atau pasrah saja?" tanya Lukas sambil menatap Davina dalam-dalam. Davina hanya tersenyum."Tentu saja tidak," tantang Davina. Dia justru merangkul bahu Lukas mereka berdua masuk dalam lift."Aku akan membalasnya, Tuan Lukas
MAKIN MENGENAL LEBIH MENDALAM!"Kenapa kau melakukan itu, Tuan? Apakah kau belum siap memiliki anak?" tanya Davina dalam hati. Namun sepersekian detik dia merutuki kebodohannya sendiri bertanya hal seperti itu pada Lukas."Tentu saja dia tak ingin anak denganku! Sadar diri Davina, memang kau pikir siapa? Kalian hanya menikah kontrak. Kau adalah karyawannya saja. Ingat itu! Nikmati saja tubuh Tuan Lukas, anggap sebagai bayaran kau mau menerima nikah kontrak itu dan uang yang telah dia berikan padamu," sambung Davina dalam hati.Lukas meremas gundukan bawah bibir Davina untuk membangkitkan nafsu wanita itu lagi. Dia memasukkan satu jari tengahnya dalam lubang itu,"Arggghhhh! Ta-Tuan," desah Davina."Kau sudah basah lagi, Davina. Kau memang tidak sabar," ucap Lukan mengjek."Ahhh! Hahhhhh, Kau yang bilang tidak tahan lagi, Tu-Tuan, mengapa sekarang kau menyalahkan aku?" protes Davina."Jadi kau ingin aku melakukannya dengan cepat?" tanya Lukas.Davina
KESAMAAN JALAN HIDUP DAVINA DAN LUKAS!"Tuan Lukas, ini sudah larut malam. Tolong hubungi mereka besok saja. Kasihan mereka butuh waktu untuk istirahat," tegur Davina. Lukas tak memperdulikan ucapan Davina, dia tetap beranjak dari tempat tidur."Tidak apa-apa. Itu sebabnya aku membayar mereka mahal untuk hal ini," sahutnya. Lukas pun langsung mencet nomor wedding organizer yang mengatur pernikaha mereka. Dia pun mengatur semuanya bahkan tentang rumah setelah pernikahannya. Setelah merasa selesai semua dia meletakkan HP itu."Apa yang harus aku lakukan saat kita menikah nanti, Tuan Lukas?" tanya Davina bingng."Yang harus kau lakukan cuma datang ke pernikahannya. Sudah tak lebih, ini akan menjadi pernikahan yang privat juga," ucap Lukas."Kalau begitu aku akan bilang kepada Ibuku jika aku sebenarnya bisa melakukan pernikahan ini sendiri tanpa kehadiran mereka," ucap Davina."Ajak saja jika ibumu tak akan merecoki pernikahan kita. Tapi kalau ibumu tidak bi
DAVINA ANAK SIAPA?"Ya Tuan," sahut Davina."Aku pun sebenarnya adalah anak angkat juga sama sepertimu," ucap Lukas sambil menggaruk kepalanya tak gatal."Aku tidak tahu jika itu adalah kenyataan. Aku mengira itu hanya rumor saja. Apakah aku harus bahagia atau sedih, Tuan Lukas? Rasanya dulu aku memang sedih terlahir menyedihkan seperti ini. Namun setelah bertemu denganmu aku cukup senang karena aku seperti memiliki teman. Tapi yang jelas jika kau memang sama-sama anak angkat, Tuhan pasti sudah memiliki banyak alasan mengapa kita dipertemukan dalam ikatan pernikahan kontrak ini," terang Davina."Aku tak pernah mendengar rumor tentang kau yang diadopsi. Tapi aku pernah mendengar jika kau memang dibedakan di keluargamu," sambungnya."Sekarang kau paham kan?" tanya Lukas."Ya, aku mengerti sekarang bagaimana alasannya. Mengapa aku dibedakan? Karena aku bukanlah anak kandung Papa dan Mamaku sekarang. Mama dan Papaku sudah meninggal dan Mamaku yang sekarang adalah
EXTRA PART"Tuhan terima kasih! Terimakasih!" pekik Lukas sambil terus memeluk Davina, dia menciumi Davina kemudian mengelus perlahan Davina ya memang sedikit menggendut."Aku pikir kau gendut karena terlalu banyak makan, ternyata kalau hamil," gumam Lukas. Davina langsung mendelikkan matanya ke arah Lukas."Oh kalau aku gendut aku tak cantik lagi? Begitu?" protes Davina. Lukas langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat dan menyadari kesalahannya."Tidak Sayang, tidak. Kau mau gendut atau kurus tetap cantik, kau makin montoq dan menggairahkan saat gendut. Apalagi saat ini, kau sedang mengandung buah cinta. Mari kita periksa, kita harus segera memeriksakan kehamilanmu, Davina," jawab Lukas."Tapi benar ka, Tuan Lukas? Aku masih cantikkan?""Tentu dong. Cantikmu bertambah berkali kali lipat saat hamil, jadi jangan sampai bayi ini kenapa-kenapa ya, Sayang. Dia akan menjadi seorang yang hebat kelak karena memiliki orang tua seperti kita. Aku pastikan itu, jika dia wanita akan cantik se
KEHAMILAN MEMBAWA BERKAH!TAMAT!"Aku takut kecewa, Bu. Bagaimana kalau ini hanya sakit biasa" tanya Davina."Kalau memang kau tak hamil maka tak masalah. Toh kalian masih punya banyak waktu yang penting, kita tespek dulu agar jelas semuanya. Ibu yakin kau hamil," jawab"Entahlah, Bu. Aku takut," kata Davina."Aku takut banyak berharap. Karena selama ini aku juga tak kunjung hamil," sambungnya lagi.Tak lama Bi Sun pun kembali dengan membawa tespek yang sudah dipesan oleh Nyonya Rita. Davina ingin mengetesnya, dia sudah tak sabar sekali."Bu, bolehkah aku mengetesnya sekarang?" tanya Davina."Sebenarnya yang paling valid adalah besok pagi, Nak. Pipis pertamamu setelah bangun tidur. Tapi jika kau memang penasaran dan jujur Ibu pun juga sangat penasaran sekali. Bagaimana kalau kita cek kali ini saja? Kalau memang haslnya samar kau bisa mengulang lagi besok pagi," usulnya. Davina mengangguk setuju dengan usul Nyonya Rita."Baik, Bu," kata Davina.Untung saja Davina belum terlalu banya
Pergi membeli tespek "Kau kenapa?" tanya Ibu Davina melihat putrinya sedikit berubah. "Kau nampak tak sehat, Sayang? Kau sakit ya? Pucat sekali," sambungnya. "Benarkah aku nampak pucat, Bu?" sahut Davina. Nyonya Rita menganggukkan kepalanya. "Pantas saja Tuan Lukas khawatir," batinnya lagi. "Aku merasa tidak enak badan dari semam, Ma. Sudah beberapa hari mungkin namun aku terus menahannya. Aku rasanya seperti terkena terus-terusan masuk angin. Karena beberapa malam ini aku selalu lembur malam. Aku setiap pagi akan selalu berkali-kali muntah, entah mengapa aku merasa akhir-akhir ini begitu parah," jelas Davina. "Apa kau sudah periksa? Jangan-jangan kau terkena asam lambung. Kau setres karena pekerjaan? Apakah kau juga bekerja berat akhir-akhir ini?" tanya Nyonya Rita sambil menghampiri putrinya yang berada di sofa ruang tamu. Davina menggelengkan kepalanya lemah. "Tidak, Ma. Aku tidak pernah punya riwayat sakit maa
KAU KENAPA, DAVINA? "Lalu? Kenapa kok diam begitu tiba-tiba? Aku kira aku tak menginginkan anak dariku," kata Lukas sambil cemberut. "Tentu itu tidak mungkin, Tuan Lukas. Aku juga sangat mencintaimu dan memiliki anak darimu juga adalah salah satu impianku. Tapi bukankah ini aneh sekali, Tuan Lukas?" tanya Davina menoleh ke arah Lukas dengan wajah yang susah di artikan. "Aneh? Apanya yang aneh?" sahut Lukas. "Jika dipikir-pikir kita hampir melakukannya setiap hari. Bahkan kau tak pernah melakukan itu menggunakan pelindung kan? Tapi kenapa aku belum hamil juga ya?" gumam Davina. Lukas mengelus kepala Davina. Bukan tanpa alasan dia sangat yakin jika Tuhan pastilah tahu mana yang terbaik dan kapan waktu yang tepat untuk mereka memiliki anak. Karena kalau di pikir lagi memang benar apa yang dikatakan Davina itu. "Waktu Tuhan pasti yang terbaik, Davina. Apakah itu berarti kau mau kan memiliki anak dariku?" tanya Lukas.
ANAK DARI DAVINA? "Sekarang urusan kita sudah selesai kan? Ayo kita cepat masuk dan selesaikan apa yang kita lakukan di pagi hari lagi," aja Lukas. "Lagi?" tanya Davina. Lukas langsung mengangguk denga semangat. "Tentu! Kenapa kau terlihat seperti tidak tahu apa-apa dan meragukan kemampuanku begitu. Sudah aku bilang padamu untuk menyelesaikannya sekali di pagi hari tapi kau menundanya, aku baru keluar sekali. Kurang dua kali," bisik lukas sambil memeluk Davina. "Ck! Baiklah. Karena itu permintaanmu maka aku akan lakukan dengan senang hati, Tuan Lukas. Andai Ibu tahu apa alasan ku terlambat tadi dua puluh menit adalah kau harus melayani Tuan Lukas, akankah dia mengomel?" gumam Davina. "Tak akan berani," sahut Lukas mengecupnya. Ya, kini Lukas memang memiliki kebiasaan baru jika badannya pegal maka dia akan meminta Davina untuk memijatnya setelah bercumbu mesra. Mereka pun segera mengendarai mobil itu pulang ke rumah. Davina
AYO KITA SELESAIKAN LAGI"Aku tidak bisa merasa lebih baik tentang hal itu, kau akan menjadi Ibu suatu saat nanti. Jadi kau tak akan pernah mengerti bagaimana sakitnya hatiku. Tidak peduli seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memulihkannya, aku hanya ingin kau tahu saja apa alasanku memperlakukanmu," sambungnya. Davina tersenyum sinis."Tunggu saja sampai aku merasa kasihan padamu," ujar Davina kekeh.Jujur saja, sebenarnya hatinya sudah terusik sekali ingin segera membantu Mama angkatnya tapi mengingat lagi semua perlakuan lama angkat yang selama ini membuatnya cukup sakit hati. Apalagi Mama angkatnya juga tak pernah mengatakan maaf sekalipun, baru kali ini dia mendengar ucapan maaf dari mama nya.Tnpa diduga tiba-tiba mama angkat Davina berdiri dari kursinya. Kemudian di langsung menjatuhkan dirinya, dia terduduk di lantai bersimpuh. Ini adalah hal yang mustahil dilakukan oleh mama angkat Davina jika tidak dalam situasi yang sangat mendesak dan itu sempat membuat Davina terpe
PERTEMUAN DENGAN MAMA ANGKAT!"Kau tahu karena ulahmu buku tabungan barang-barang rumah tangga dan semuanya disita! DAN ITU ULAHMU, KAN?" cerca Mama Davina."Ulahku?" tanya Davina heran."Ya. Ka kan yang membuaat semuanya?" tuduh Mama Angkat Davina."Hahaha. Kau koyol sekali, Tante. Menduhku tanpa bukti. Baiklah kalau begitu, tidak ada lagi alasan bagiku untuk tetap di sini sambil mendengar hal-hal yang menggangguku. Sepertinya kau belum mengerti jika ada kata-kata yang mengganggu telingaku. Sekali lagi aku akan pergi dan aku tidak berkenan mendengarkan umpatan dari mulutmu," tegas Davina."Jadi sebaiknya kau hati-hati!" lanjutnya. 'Glek' mama angkat Davina langsung meneguk ludahnya dengan kasar. Dia tak menyangka anak angkatnya sekarang kini sudah berani berbicara kepadanya seperti itu. Mama angkat Davina terdiam dan memperhatikan Putri angkatnya itu. Dia melihat semua yang dipakai putri angkatnya adalah barang-barang branded salah satu desainer ternama. Bahkan dia mengenakan tas
DAVINA DAN TITIK BALIKNYA! "Pokoknya tidak, Tuan Lukas! Tidak ada acara bercinta siang atau sore hari. Pokoknya bercinta hanya akan dilakukan pada malam hari. Karena aku akan keluar untuk bermain di siang hari. Asal kau tahu saja, Tuan Lukas. Aku sudah menyiapkan banyak baju untuk outfit beitupun dengan bajumu. Seperti layaknya pengantin baru! Ini sangat tidak adil jika kita pergi ke sana dan tidak melakukan apa-apa," protes Davina. "Ya, ini tidak adil. Aku juga merasa sama sekali tidak adil, Davina. Karena aku lebih suka memelukmu seharian dari pada harus berlarian di tepi pantai," sahut Lukas mengeratkan pelukannya sampai dada Davina menempel di badannya. "Kau kan bisa melakukannya kapanpun, Tuan Lukas," jawab Davina. "Ya, tapi aku selalu merasa kurang. Bahkan rasanya satu juta kali lebih banyak daripada waktu luang yang bisa aku lakukan di sana akan ku habiskan untuk memelukmu seperti ini," kata Lukas. "Tapi itu tidak akan berhasi
PERGI BULAN MADU KE MALDIVES LAGI! "Sekarang, makanlah! Aku sudah menyiapkannya," perintah Davina. "Kau tidak berencana memberi aku makan ini lagi kan?" tanya Lukas. "Kenapa memangnya?" sahutnya. "Apa kau lupa, Davina? Kau pernah memberiku makanan ini, kau berkata memasaknya dengan spesial. Kau juga bilang melakukan semua untuk melayaniku dengan sempurna. Tapi apa nyatanya? Kemudian kau menghilang dan pergi begitu saja kan? Kau ingat tidak terakhir kali kau memberi makanan apa? Ini kan?" cerca Lukas. "Kau mengatakan makanan ini penuh kenangan dan memorial. Dan benar, makanan ini juga yang membuatku trauma kehilanganmu, Davina. Karena apa yang kau katakan saat itu sangat membekas dalam benak dan ingatanku. Dimana aku menjadi frustasi dan hampir gila karena kau meninggalkanku setahun lalu dari rumah ini," sambung Lukas. "Sungguh aku takut itu akan terulang lagi, Davina. Aku tak ingin itu terjadi, Davina. Pertama kau merayuku