Klontang!!!"Siapa disana!?" seru Freya sambil menoleh ke arah belakang, di mana suara itu berasal."Sialan!! Siapa yang naruh kaleng cat di sini sih!?" gerutu Kenzi saat baru saja tanpa sengaja dirinya menendang kaleng cat yang ada di hadapanya, namun dia tak menyadarinya karena dirinya yang terlalu fokus menguping pembicaraan Freya dan Vano.Saat baru aja berbalik dan berjalan beberapa langkah untuk segera pergi dari tempat itu, Kenzi pun kaget saat tiba-tiba saja ada sebuah tangan yang menepuk bahunya dari belakang, suara Kenzi pun auto tercekat takut-takut itu adalah Vano yang menangkap basah dirinya yang tengah menguping."Ee... aku tidakak bermaksud buat nguping pembicaraan kalian, cuma tadi lagi nyari angin aja. Lagian aku juga tidak tau kalo kamu dan Freya ternyata ngobrolnya di sini," gumam Kenzi tanpa membalikkan tubuhnya dan menatap pemilik tangan itu."What?! Menguping?! Are you kidding me!? Seorang Kenzi Adinata menguping, kayaknya bisa jadi trending topic nih," mendengar
"Huh... Akhirnya ak..." ucapanya pun terpotong saat Kenzi menatap tajam padanya. "Hah? Apa lagi, bukanya kak Kenzi bilang aku sudah boleh bicara?" tanyanya."Kau boleh bicara hanya saat aku bertanya padamu," jelas Kenzi yang di jawab anggukan oleh Ronald."Sekarang jawab pertanyaanku tadi, kenapa kau bisa ada di sana?" Kenzi pun mulai mengintrogasi Ronald."Hm... Karena kak Kenzi," jawabnya singkat."Karena aku? Maksudmu?""Ya karena aku tadi liat kak Kenzi buru-buru pergi makanya aku susul aja," Ronald pun menjawab pertanyaan kakaknya sambil nyengir."Hilang sudah mobil kesayanganku... Tapi sudahlah, asalkan Vano tidak tahu kalau tadi aku mengikutinya dan Freya," gumam Kenzi dalam hatinya.Sedangkan Freya dan Vano kini tengah berjalan ke arah datangnya suara yang sempat mengganggu obrolan mereka tadi."Suara apa sih tadi itu?" gumam Freya yang di jawab oleh Vano dengan bahunya yang terangkat tanda bahwa dia juga tidak mengetahuinya."Entahlah,"Meong ...."Astaga!! Ternyata cuma kucin
Kenzi membentak Freya, karena dia adalah orang yang paling tidak suka dibantah apalagi oleh seorang Freya yang notabene adalah istrinya."Really? Kalau begitu terima kasih, aku akan meminta Vano mengantarku pulang, atau aku bisa tinggal disini saja yang jelas-jelas lebih aman," balas Freya dengan senyum di wajahnya."Ck! Dasar wanita merepotkan!" Kenzi pun turun dari mobilnya lalu berjalan memutar menghampiri Freya dan mengangkat tubuhnya begitu saja, bukan ala bridal style layaknya seorang putri namun ala-ala karung beras yang dia panggul di pundaknya."Kenzi sialan! Turunkan aku!" Freya memukul-mukul bahu Kenzi, rasanya dia ingin muntah karena posisi kepalanya yang terbalik.Dengan cepat Kenzi memasukkan tubuh Freya ke dalam mobil, dan mendudukkanya di kursi penumpang di sebelah kemudi dan tanpa basa basi dia juga memasangkan sabuk pengaman untuk Freya."Dasar pemberontak!" umpatnya sambil mendudukkan dirinya di kursi kemudi.Freya yang kesal pun baru saja ingin membuka pintu dan kel
"Nyalakan Ac!" Kenzi pun berseru sambil memegang remote rumah pintarnya, dan seketika itu juga Ac di dalam sana pun hidup membuat hawa panas di hati kedua insan itu sedikit mereda."Buatkan makanan untukku!" titahnya pada Freya yang baru saja mendaratkan bokongnya di sofa ruang tamu apartemen Kenzi itu."What?! Kau menyuruhku?! Aku tidak salah dengar kan?" seru Freya dengan jengah plus tatapan sinis yang dia arahkan pada Kenzi."Kurasa kau belum tuli kan? Jadi aku tidak perlu mengulang ucapanku," balasnya dengan ketus."Cih! Tidak bisakah kau lebih sopan saat meminta tolong pada orang lain?" Freya pun kesal mendengar jawaban pria yang sudah sah menjadi suaminya secara agama dan negara itu.Yup, Robert tidak hanya menikahkan mereka secara agama saja. Namun dia menggunakan koneksinya untuk membuat pernikahan anak pertamanya itu sah di mata negara juga.Benar-benar sesuai dengan ungkapan 'uang bisa berbicara dan kekuasaan mampu untuk bertindak', jika kita memiliki kekuasaan dan uang seola
Freya merutuki kebodohan dirinya sendiri, yang begitu teledor sampai bisa melupakan hal sepeting itu.Lift khusus itu memang memerlukan kartu akses untuk bisa di gunakan, jika ingin menuju ke lantai atas. Namun, jika dari lantai atas ke bawah tanpa kartu itu pun bisa.Freya pun merogoh saku celananya dan mengambil telepon genggam miliknya dan segera mencari nomor kontak suaminya itu.'Mr.Arrogant' setelah menemukan kontak dengan nama itu, Freya pun segera menekan tombol call."Hallo, Kenzi," panggil Freya yang di jawab dengan deheman malas oleh pria di seberang sana."Hem," jawab Kenzi malas."Aku lupa meminta kartu akses," lanjut Freya."Dasar menyusahakan!" kesal Kenzi yang langsung mematikan teleponnya."Apa!? Kau bilang aku menyu ...." ucapan Freya tak sempat selesai dan juga pastinya tak di dengar oleh pria itu, karena suara telefon terputus sudah berbunyi lebih dulu. "Dasar Mr.Arrogant minus akhlak, rasanya aku ingin memutilasinya jadi 5 bagian dan ku masukkan ke dalam karung!"
Mungkin karena masa lalunya yang membuatnya sangat sulit mempercayai wanita yang terlihat polos seperti Freya ini.Bagaimana tidak? Di saat hari pernikahanya dan calon istrinya dulu yang bernama Viona anastasya itu tinggal menghitung hari, dia justru melihat dengan mata kepalanya sendiri wanitanya itu tengah bergumul mencari puncak kenikmatan bersama pria lain.Mereka berdua berbagi peluh dengan tubuh yang saling berusaha memuaskan satu sama lain, bahkan mereka sampai tidak menyadari keberadaan Kenzi yang tengah berdiri mematung di depan pintu kamar Viona.Tanganya terkepal erat dengan rahang yang mengeras menyaksikan adegan di hadapanya itu.#FlashbackSore hari itu, Kenzi tampak tengah bersenandung dengan wajah senang sambil mengenakam pakaiannya, pakaian casual yang tampak sangat pas di tubuh atletisnya itu dan membuatnya tampak semakin tampan."Ayah, ibu, aku pamit pergi sebentar ya," pamit Kenzi dengan wajah sumringahnya pada kedua orang tuanya."Kau mau pergi kemana?" tanya Robe
"Aku tidak bisa mendapatkan hal ini dari Kenzi, bahkan saat aku berusaha menggodanya dengan mengenakan lingerie di hadapanya dia tetap tidak mau menyentuhku dengan alasan dia baru akan melakukan hal itu saat kita sudah resmi menikah," jelas Viona yang membuat Kenzi geram.Padahal dia melakukan itu karena dia benar-benar mencintai Viona dan ingin menjaganya hingga dia benar-benar halal, untuk dia sentuh.Namun justru Viona menggunakannya sebagai alasan untuk dirinya berselingkuh di belakang Kenzi dan melakukan hal seperti itu yang membuatnya menjadi seperti wanita jal*ang, yang rela membuka kakinya lebar-lebar hanya untuk mendapatkan sebuah kepuasan."Bukankah itu hal yang bagus?" tanya si pria sembari merebahkan tubuhnya di samping Viona dan membawa Viona ke dalam pelukannya."Ya, itu memang hal yang bagus dan benar. Itu juga membuktikan kalau dirinya adalah pria sejati yang baik, tapi aku juga butuh sentuhan seperti yang selalu kau berikan padaku. Dan karena itu aku mau tidur bersamam
Tapi wajar saja karena dulunya dia memang suka mengikuti balap liar semacam itu, saat dirinya masih duduk di bangku SMA.Dan setelah kejadian itu, Kenzi tak pernah lagi mau bertemu dengan Viona dan selalu menghindar dari wanita itu. Dia takut jika perasaan cintanya pada Viona akan mengalahkan kewarasan otaknya.Semenjak saat itu juga, Kenzi sangat membenci wanita yang tampak polos di luar karena dia masih trauma dengan kejadian pahit yang menimpanya saat itu. Dan dia melampiaskannya dengan terjun ke dunia bawah, menjadi seorang mafia yang amat di segani, tapi tentu saja itu tanpa sepengetahuan ayahnya.#flashback off"Kau mau makan atau tidak?" suara Freya memecahkan lamunan Kenzi tentang masa lalunya.Freya datang menghampirinya hanya untuk mengatakan hal itu dan kemudian kembali ke meja makan.Kenzi pun segera bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya yang terletak di lantai 2, dia memilih untuk mengganti bajunya lebih dulu sebelum makan.Beberapa menit kemudian Kenzi pun b
"Kamu hadirkan ke pesta nya Randy besok Viona?" tanya Sonya, salah satu teman dekatnya Viona. "Entahlah.." Jawabnya sambil melihat-lihat berita terbaru Kenzi di laman gosip."Dia lagi?" tanya Sonya sembari mendaratkan pantatnya di lengan sofa yang sedang diduduki oleh Viona."Dia tetap tampan seperti biasanya kan?" cicit Viona, melihat foto Kenzi yang di salah satu cover majalah pengusaha sukses.Viona menatap cover majalah itu dengan sebuah senyuman di wajahnya. "I miss you.." Ujar Viona dan memeluk majalah itu erat."Kalau masih cinta itu bilang!" cicit Sonya. "Dia udah gak cinta aku Sonya." Ujar Viona sambil masih mendekap erat majalah tadi."kata siapa? Bukti nya doi masih belum married ampe sekarang!" Tukas Sonya, sambil melipat kedua tangannya di dada."Tapi Kenzi udah punya pacar. Kau tahu kan siapa pacar Kenzi saat ini!" Viona pun meletakkan majalah tadi dan berjalan ke meja bar mini di dalam apartemen nya itu. Viona menuangkan anggur ke dalam gelas yang ada di atas meja. Da
Kenzi tiba-tiba teringat Clarisa. Benar, mengapa Kenzi tidak menjadikan Clarisa sebagai tameng hidupnya. Paling tidak dengan menggandeng Clarisa maka Kenzi tidak perlu lagi raket nyamuk untuk menyingkir wanita-wanita yang pasti akan menempel pada nya selama pesta itu. Lagi pula kan Clrisa memang adalah pacar Kenzi. Semua orang di dunia tahu itu. "kau dimana Clarisa?" Tanya Kenzi pada Clarisa begitu telpon itu tersambung. "Aku? aku sedang di salon sayang." Jawab Clarisa berbohong sebab saat ini dia sedang ada di apartemen salah satu selingkuhannya yang berprofesi sebagai model juga. "Temani aku ke Villa nya Randy sabtu dan minggu ini. Dia mengadakan pesta koktail."Ujar Kenzi. Clarisa menoleh pada pria yang sedang bersama nya saat ini. Clarisa sudah terlanjut berjanji untuk ke Paris bersama pria ini sabtu dan minggu ini. Mereka pun sudah membeli tiket dan membooking hotel. Itu lah mengapa tadi Clarisa datang ke tempat Kenzi sebab dia membutuhkan suntikan dana tambahan untuk bero
Freya menarik nafas sebanyak yang dia bisa lalu menghembuskan sambil terisak-isak. Kata-kata Kenzi yang mengatakan tidak ingin memiliki anak Freya bagaimana pun tetap dirasa kejam bagi Freya.Memang Freya tidak cintai Kenzi bahkan Freya sangatlah membenci pria itu. Tapi kenyataannya saat ini Freya sudah terikat tali pernikahan dengan Kenzi. Kalau bukan memiliki anak dari Kenzi, lantas dari siapa lagi Freya harus memiliki anak? Sedangkan bagi seorang wanita, takdirnya baru akan terasa sempurna bila ia bisa memiliki anak dari rahimnya sendiri. Tapi kini, laki-laki kejam yang berstatus sebagai suami Freya malah dengan jelas mengatakan dia tidak ingin di repotkan dengan kehadiran anak di antara mereka."Dia memberikan ku status sebagai nyonya Kenzi Adinata, tapi di merenggut hak ku sebagai seorang ibu! Aku harus bagaimana tuhan?" Rintih Freya dalam hati. Ucapan Kenzi benar-benar menjadi satu pukulan yang lainnya bagi Freya. Bukan karena dia berharap memiliki anak dari laki-laki itu tap
"Cewek-cewek pasti akan sedih kalau kalian tidak datang. Lagi pula ini party nya weekend. So waktu kerja para pejantan tangguh seperti kita ini tidak akan terganggu!" Tukas Randy. "Woman penting, tapi cuan lebih penting because no cuan, no woman, man.." Seru Randy yang hanya di tanggapi tatapan aneh oleh Kenzi dan Vano."Kriik..""Krik..."Sungguh garing."Well aku cuma mau ngasih itu untuk kalian berdua! Dan ingat besok untuk datang." Randy pun keluar dari ruangan Kenzi.Begitu Randy menutup pintu itu, pandangannya terkunci pada sekertaris Kenzi. Siapalagi kalau bukan Freya..Randy ingat, dia masih punya satu undangan lagi di dalam jas nya. Entah mengapa Randy sangat ingin memberikan undangannya itu pada gadis yang baru saja dia kenalkan ini."Aku akan membuat dia menjadi kemeriahan di pesta nanti. Aku rasa Kenzi pasti tidak akan keberatan bila kau menjadi keseruan di pesta nanti." Pikiran jahat sudah menghinggapi kepala Randy."Sibuk?" tanya Randy pada Freya yang sedang merapikan ja
Begitu keluar dari walk in closet setelah berganti baju, Freya langsung melihat ke arah tempat tidurnya, dan ternyata Kenzi sudah tidak lagi berada di sana. Freya pun menscan seluruh ruangan kamar dan hasilnya tetap saja nihil, Kenzi juga tidak ada dimana pun, di ruangan itu. "apa dia mandi?" gumam Freya dalam hati, sambil melihat ke arah kamar mandi. Tapi pintu kamar mandi itu tidak tertutup yang artinya tak ada siapapun di dalam sana. "Sepertinya tidak di kamar mandi juga." Freya hendak melanjutkan langkah kaki nya keluar dari kamar itu. "Apa kau sedang mencari ku, Freya?" tanya Kenzi dari arah belakang, yang membuat Freya sedikit terkejut. Dan benar saja, saat Freya menolehkan kepalanya, dia mendapati Kenzi yang sedang bersandar di samping pintu walk in closet, tempat dia mengganti pakaiannya tadi. Dari penampilannya yang hanya menggunakan handuk yang dililitkan di pinggang, Freya yakin jika si Mr. Mesum ini pasti baru saja selesai mandi. "Kenapa aku tidak melihatny
Akhirnya suapan terakhir pun, masuk sudah ke dalam mulut Freya. Dia meletakkan kembali piring itu, ke atas nakas."Ini minumlah." Kenzi menyodorkan segelas air pada Freya, dan Freya yang ingin ini semua drama memuakkan ini segera berakhir pun, meminum air itu dengan wajah yang masih menunjukkan ketidaksukaannya pada Kenzi."Kau perlu apa lagi?" Tanya Kenzi sambil memperlihatkan gigi putihnya yang begitu sempurna. Berharap setelah perut Freya kenyang, hati nya jadi sedikit senang."Bisakah kau pergi dari kamar ini?" tanya Freya tanpa basa basi ditambah dengan senyum terpaksa, yang sangat jelas terlihat."Tidak!!" Jawab Kenzi masih dengan senyum manisnya."Oke." Freya yang merasa jengah pun, kembali membaringkan dirinya di kasur."Dia tidur lagi! Apa bagian bawahnya masih terasa sakit?" Kenzi sebenarnya sangat ingin menanyakan hal itu, tapi tidak berani ia lakukan.Kenzi ingat sewaktu dia membobol Clarisa, wanita itu terlihat sangat kesakitan padahal rasanya tidak lah sesulit sewaktu Ke
"Jangan coba bilang kau tidak melakukan apapun pada Freya di malam hari sebab%&*#.. " Nayla pun sudah masuk gigi empat dan hendak mundur tajam menyenggol Kenzi.Tapi untung nya, Kenzi buru-buru membekap mulut sang ibu. Kalau tidak, maka sudah bisa dipastikan jika ibunya itu akan merangkum semua perkataan nya tadi, plus mengatakan kalau tadi malam Ken juga menggerayangi Freya."%*&(*)(_... Argh!!" Nayla menggigit tangan Kenzi"Auw!! Ibu apa-apaan sih!!" Teriak Ken kesakitan."Kau itu yang apa-apaan Ken!! Pakai menyumbat mulut ibu mu ini dengan tangan mu!! Itu tangan ngomong-ngomong bersih atau tidak!" Seru Nayla sambil mengusap kasar mulutnya."Paling Ken pakai untuk ...." Kenzi tersenyum jahil untuk mengerjai sang ibu.Nayla langsung mengambil tisu dan membersihkan mulut nya."Sudah-sudah!! Ibu keluar sana! Biar aku saja yang mengeringkan rambut Freya!" Kenzi menarik paksa tangan Nayla untuk bangkit dan meninggalkan kamarnya.Kenzi langsung menutup pintu kamarnua, tepat di depan muka i
Freya yang tengah emosi, kini sedang duduk di depan cermin rias di kamarnya."Dasar Mr.arogan! Apa karena kau punya banyak uang, itu artinya kau boleh melakukan apapun seenak jidatmu!" umpatnya, "Ya... meskipun memang uang berkuasa sih. Tapi kan tidak begitu konsepnya!" kesal Freya sembaru menatap pantulan wajah dongkolnya sendiri di cermin.Hingga saat pandangan matanya, kini tertuju pada totol-totol merah dilehernya yang kini berubah warna menjadi sedikit keunguan."Astaga... kenapa warnanya jadi berubah? Apa serangga yang menggigitku itu beracun?" Tak ingin mengambil resiko, Freya pun menyambar ponslenya dan mengetikkan apa yang ingin dia ketahui di laman mbah google.Dan seketika itu pula matanya membulat sempurna, karena yang muncul di sana sangat mengejutkannya. Pelaku yang membuatnya menjadi macan betina itu, ternyata bukanlah serangga, melainkan manusia laknat itu."Dasar Mr.Arogan mesum!" Sambil menghentakkan kakinya, Freya masuk ke dalam kamar mandi.Jangan tanya untuk apa,
Seorang pelayan yang melintas, tampak terkejut melihat Freya yang tengah berada di dapur, "Nyonya?! Apa yang Nyonya lakukan?" tanyanya dengan berlari kecil, menghampiri Freya.Freya terkejut dengan tubuh yang sampai terlonjak, akibat panggilan pelayan itu. Dia menolehkan kepalanya dan berkata, "Apa kau tidak lihat? Aku ini sedang memasak. Apa aku terlihat seperti sedang bermain gundu?" tanya Freya sambil menghela nafas jengah.Mendengar jawaban dan tanggapan Freya, yang terlihat begitu acuh dan biasa saja, membuat pelayan itu justru semakin panik."Astaga Nyonya, biar saya saja. Kalau Nyonya butuh apa-apa, Nyonya tinggal panggil para pelayan. Ini bukan tempat Nyonya, di sini kotor dan berbahaya.Lagi dan lagi, Freya hanya bisa menghela nafas jengah. Apanya yang kotor? Dapur bukan tempat sampah, lalu berbahaya yang dimaksud itu apa? Apakah mungkin tabung gasnya akan meledak? No, karena rumah itu tidak menggunakan tabung gas, melainkam kompor listrik. Lalu dimana letak bahayanya? Lagip