"Siapa yang melakukannya? Feny, beri tahu Ibu! Siapa yang melakukannya? Ibu akan menghajarnya!""Feny, apa sakit? Sakit kali, ya?"Air matanya mengalir semakin cepat.Feny mengulurkan tangannya menyeka air mata ibunya."Ibu, jangan menangis lagi, ya. Feny baik-baik saja, aku cuma terjatuh. Maaf Ibu sudah membuatmu khawatir."James hampir menangis juga setelah mendengarnya.'Kenapa anak ini membuat orang merasa sangat prihatin?'Karena mobil James sedang berhenti hingga mobil di belakang tidak bisa maju, mobil di belakang terus membunyikan klakson dengan kuat sambil menegur James.James berkata, "Kalian tinggal di mana? Aku antar kalian pulang, ya."Fransiska terus berterima kasih kepada James.Dia pun memberikan alamat mereka.James menyetir tanpa mengatakan apa pun, dia mendengar perhatian yang disampaikan Fransiska terhadap Feny membuat hatinya terasa tenang.'Kalau kita benar-benar satu keluarga bisa hidup bersama dengan harmonis, bukankah itu akan sangat baik?'James memikirkan sam
Jantung James berdetak kencang, dia pun berkata, "Nona Fransiska ...."Fransiska malah menggelengkan kepalanya berkata, "Maaf Pak, aku hampir salah mengenal orang. Namaku Fransiska, aku adalah ibunya Feny. Siapa namamu?"James tercengang! Dia sudah bersiap untuk berkata secara jujur dan mengakui kesalahan terhadap Fransiska, siapa sangka Fransiska malah bersikap sopan terhadapnya.Kata-kata Feny memang mengingatkan Fransiska terhadap dirinya yang sangat berengsek dulu. James yang sekarang bajunya berantakan jelas-jelas karena menyelamatkan Feny. Di mata Fransiska, James adalah seorang pria bagai pahlawan yang berani dan adil.Seorang pria berengsek dan pria sejati yang berani, Fransiska berpikir bagaimana mungkin mereka adalah orang yang sama? Karena itulah, dia langsung menghilangkan pikiran itu, bahkan merasa bersalah karena mengira dirinya salah mengenal orang.Fransiska tidak menanyakan apa pun lagi, James pun bersedia untuk pura-pura bodoh. Kalau tidak, Fransiska pasti akan menamp
James tertawa dan berkata, "Ayo, Ayah menemanimu bermain jungkat-jungkit."James melipat kakinya, dia menggendong Feny duduk di pergelangan kakinya dan menaik dan menurunkannya.Feny tidak pernah bermain jungkat-jungkit dengan ibunya, setelah mencobanya, ternyata sangat seru. Dia pun tertawa dengan sangat senang.Fransiska yang sedang memasak menoleh melihat anaknya bermain bersama James dengan sangat bahagia, dia pun tersenyum dengan senang. Entah kenapa, senyumannya itu pun berubah menjadi pahit.Daging tumis seledri, tumis kubis dan telur orak-arik tomat adalah tiga masakan rumahan yang sederhana. Semuanya terlihat sangat menggoda dan menggugah selera."Aku buru-buru memasak, jadi nggak memasak terlalu mewah. Semoga Pak James menyukainya.""Lezat, kok. Ayo makan bersama-sama."Mereka bertiga makan di meja makan terlihat seperti keluarga yang makan malam sederhana. Setelah makan malam, James menemani Feny bermain sebentar, kemudian Fransiska pun membawa Feny untuk mandi setelah membe
Ini ....James bertatapan dengan Fransiska, tapi wajah Fransiska sudah terlihat kemerahan, dia berkata kepada Feny, "Ya, ayah akan tidur di sini. Feny tidur, ya. Ayah masih mau berbicara dengan Ibu."Feny baru menganggukkan kepalanya dan tidur dengan bahagia menuju alam mimpi.Setelah Feny tidur, tangan kecilnya dikepalkan dan menahan jari telunjuknya James.Menunggu Feny tidur lelap, James baru melepaskan tangannya dan menyelimutinya. Dia berjalan ke arah sofa, tapi Fransiska malah sedang menangis di sana.Melihat James mendekat, Fransiska langsung menyeka air matanya."Maaf sudah merepotkan dirimu, Pak James. Feny sejak kecil nggak punya ayah, dia sangat memerlukan kasih sayang ayah, tapi aku nggak bisa memberikannya ....""Nona Fransiska, kamu nggak perlu ...."James mengatakan sambil meletakkan tangannya di atas tangan Fransiska untuk menasihatinya.Siapa sangka, Fransiska malah langsung menghindar seperti digigit ular.James langsung menyadari bagi seorang wanita yang punya trauma
"Raja, orang tuamu ....""Ke depannya panggil aku Pak James saja," ujar James."Baik. Orang tuamu bilang nggak terbiasa tinggal di rumah sakit, mereka ingin keluar. Aku sudah menanyakan Pak Wahyu, katanya kondisi adikmu sudah stabil, luka di lidah juga sudah pulih. Kalau mau keluar, aku sudah menyiapkan sebuah kamar perawatan di rumah barumu dan perawat yang profesional.""Di rumah sakit juga membosankan, kita pulang saja. Oh ya, bagaimana perkembangan masalah Keluarga Iskandar?""Aku sudah membeli perusahaan investor terbesar Grup Emeran di Kota Asturi, sekarang sedang mencoba menghubungi investor utama untuk Keluarga Iskandar. Aku akan menyelesaikannya dan berjanji membuat Keluarga Iskandar bangkrut dalam tujuh hari.""Oke, selanjutnya selidiki Steven."Nadine yang masih menikmati hidupnya masih belum menyadari kalau dirinya sudah menjadi target James karena lupa budi dan licik, dia bahkan tidak menyadari kalau Keluarga Iskandar sudah mendekati kebangkrutan.Sekarang Nadine sangat ke
Sebelum Warren mengatakan kata ini, dia jelas-jelas sudah merencanakannya. Kini, dia pun berkata, "Bukankah kamu mengenal Pak Hendra kepala mafia dari Kota Gubeng? Aku dengar dia adalah orang yang sadis, dia punya banyak bawahan, bahkan seorang ahli bela diri yang sangat hebat di sisinya. Kalau meminta bantuannya, James pasti akan mati!"Nadine setelah mendengarnya langsung menegur, "Apa kamu gila? Pikirkan saja! Kamu kira membunuh itu hal yang kecil? Setelah kamu melakukannya, kamu akan sulit untuk terbebas lagi! Lagi pula, James punya begitu banyak bawahan yang hebat, kamu juga sudah melihatnya saat di Kediaman Kenrad. Ini bukankah kerjaan kita."Nadine diam sesaat, lalu berkata, "Saat di Kediaman Kenrad, James menampar Pak Anthony, jadi Pak Anthony pasti akan menanganinya. Meskipun James berhasil kabur, dengan kesombongannya di hari itu pasti akan membuat kekacauan yang lebih banyak.""Dia nggak punya uang dan kekuasaan, mau mencari masalah dengannya adalah hal yang mudah, kita ngga
Sambil mengatakannya, Sharon menasihati James, "James, kamu nggak pantas bersedih untuk wanita seperti Nadine. Anakku adalah yang paling hebat, nanti cari istri yang lebih baik sepuluh kali lipat darinya. Kamu tenang saja, Ibu akan membantumu mencari jodoh."James berkata, "Jangan, Ibu. Sebenarnya aku sudah punya wanita yang kusuka."Saat James mengatakannya, gambaran wajah Fransiska yang cuek dan tegar muncul di benaknya.Kemarin malam dia tidak tidur dengan baik karena terus memikirkannya. Dia masih belum merasa puas karena tidak menemukan solusi untuk bisa lebih dekat dengan mereka berdua.Di sisi Fransiska, dia lebih bingung karena sudah mau jam masuk sekolah, tapi Feny masih tidak mau bangun."Aku mau Ayah! Aku mau Ayah! Huhuhu!"Feny yang biasanya sangat penurut, sekarang menjadi sangat bandel."Aku mau Ayah memakaikan baju untukku! Kalau nggak, aku nggak mau ke sekolah. Aku mau Ayah! Aku mau Ayah! Huhuhu!"Fransiska kehabisan akal, dia mengambil baju Feny dan napasnya bahkan sem
Modal berdirinya Perusahaan Franvan kebanyakan dari Vanny.Jumlah uangnya tidak terlalu besar, maka itu Perusahaan Franvan pun hanya termasuk perusahaan kecil dengan keuntungan yang terbatas. Semua uang yang didapatkan dipakai Fransiska untuk kehidupan sehari-hari dan kebanyakan dihabiskan untuk Feny.Fransiska tidak akan beli baju baru untuk dirinya selama tiga tahun, tapi dia tidak akan membiarkan Feny dipandang rendah oleh teman-teman lainnya.Bus nomor 34 berpindah ke 539, kemudian setelah enam stasiun Fransiska baru berhenti di depan perusahaan dan memulai hari-harinya.Sebuah rumah dengan luas sebesar restoran kecil, tiga buah meja kerja, lalu tempat lainnya diletakkan bermacam-macam barang, papan iklan dan berkas-berkas.Dua meja itu satu milik bagian penjualan, satu lagi milik bagian periklanan, satu meja terakhir adalah mejanya Fransiska.Fransiska adalah bos tempat ini, dia termasuk bagian teknisi, periklanan dan penjualan ....Hal-hal yang perlu dilakukannya terlalu banyak.