Suasana di markas Aliansi Pelindung masih dipenuhi euforia kemenangan atas Lord Vashta. Namun, Lie Feng, Mei Lin, Lin Xue, dan Tuan Li tahu pertempuran belum sepenuhnya usai. Kekalahan Lord Vashta hanyalah satu langkah kecil dalam perjalanan panjang menuju perdamaian. Ancaman-ancaman lain masih mengintai di balik bayangan.Suatu malam, seorang mata-mata yang berhasil mereka rekrut datang dengan informasi penting. Mata-mata itu, seorang mantan anggota Kelompok Naga Hitam bernama Ren, mendekati mereka dengan tawaran kerjasama. Ren, dengan wajah dipenuhi luka dan dendam, menceritakan kisah pengkhianatan yang terjadi di dalam Kelompok Naga Hitam."Ada pengkhianat di dalam Kelompok Naga Hitam," kata Ren, suaranya bergetar karena emosi yang terpendam. "Namanya Zarthus. Ia tangan kanan Lord Vashta, namun menyimpan dendam mendalam terhadapnya."Lie Feng mengerutkan kening. "Dendam? Apa yang terjadi?"Ren menjelaskan, "Zarthus dulunya pemimpin klan yang sangat disegani. Namun, Lord Vashta meng
Meskipun Lord Vashta telah dikalahkan, bayangan kegelapannya masih menghantui negeri ini. Kematian Zarthus, meskipun merupakan hasil dari ambisi dan dendamnya sendiri, mengingatkan Lie Feng, Mei Lin, Lin Xue, dan Tuan Li bahwa pertempuran belum sepenuhnya usai. Kekuatan gelap masih bersembunyi di balik bayangan, menunggu saat yang tepat untuk bangkit kembali.Beberapa minggu setelah kekalahan Zarthus, suasana tenang yang menyelubungi negeri itu tiba-tiba terusik oleh serangkaian kejadian aneh. Laporan-laporan tentang hilangnya para petualang berpengalaman, serta penemuan mayat-mayat yang mengerikan di berbagai lokasi terpencil, menimbulkan kekhawatiran di hati para pelindung negeri."Ada sesuatu yang tidak beres," kata Tuan Li, wajahnya dipenuhi dengan kekhawatiran. Ia duduk di tengah ruangan, mengelilingi peta besar yang menggambarkan wilayah negeri itu. Lie Feng, Mei Lin, dan Lin Xue duduk di sekelilingnya, memperhatikan setiap gerakannya."Aku merasakannya juga, Tuan
Lie Feng, Mei Lin, dan Lin Xue terhuyung keluar dari reruntuhan kuno, tubuh mereka lelah dan terluka. Asap masih mengepul dari pakaian mereka, bau belerang masih tercium tajam di hidung. Mereka berhasil lolos dari jebakan maut Lord Vashta, namun perasaan lega belum sepenuhnya menyelimuti mereka. Mereka tahu bahwa ini hanyalah satu kemenangan kecil dalam perang yang panjang dan melelahkan."Kita berhasil," kata Mei Lin, suaranya masih terengah-engah. Ia memegangi lengannya yang terluka, darah masih mengalir perlahan."Ya," jawab Lin Xue, mengucek matanya yang terasa perih akibat asap. "Tapi ini belum berakhir. Lord Vashta tidak akan menyerah begitu saja."Lie Feng mengangguk setuju. Ia melihat sekeliling, memastikan bahwa mereka benar-benar aman dari kejaran makhluk-makhluk jahat Lord Vashta. "Kita perlu melaporkan ini kepada Tuan Li," katanya. "Ia akan tahu apa yang harus kita lakukan selanjutnya."Mereka bergegas kembali ke markas Aliansi Pelindung. Tuan Li sud
Seiring berjalannya waktu, Lie Feng, Mei Lin, dan Lin Xue menjalankan tugas mereka dengan tekad. Lie Feng mengunjungi berbagai kerajaan, menawarkan bantuan dan informasi tentang ancaman Lord Vashta, namun banyak yang ragu untuk percaya. Beberapa bahkan menuduhnya memanfaatkan situasi untuk memperluas pengaruh Aliansi Pelindung. "Mereka belum melihat ancaman sebenarnya," gumam Lie Feng ketika ia kembali ke markas, wajahnya dipenuhi dengan kekecewaan. "Mereka terlalu sibuk dengan urusan mereka sendiri." "Tapi ada beberapa kerajaan yang bersedia membantu," kata Mei Lin, menyerahkan sebuah gulungan berisi informasi yang ia dapatkan dari para ahli sejarah. "Mereka telah menemukan beberapa catatan kuno yang mungkin menyimpan petunjuk tentang Lord Vashta." "Terima kasih, Mei Lin," kata Lie Feng, menerima gulungan tersebut. "Kita akan mempelajari catatan-catatan ini dengan saksama." Lin Xue kembali dengan tim penyelidiknya. "Kami telah menemukan beberapa jejak Lord Vashta," katanya. "N
Hutan Terlarang menelan mereka dalam kegelapan yang pekat. Pohon-pohon menjulang tinggi, cabang-cabangnya saling berjalin membentuk kanopi yang menghalangi sinar matahari. Udara terasa dingin dan lembap, dipenuhi aroma tanah yang lembap dan bau busuk yang tak dapat dijelaskan. "Kita harus berhati-hati," bisik Mei Lin, matanya menyipit melihat bayangan yang bergerak di balik pepohonan. "Aku merasakan aura jahat yang kuat di sini." "Ya, kita harus waspada," jawab Lie Feng. "Lord Vashta pasti telah mempersiapkan berbagai jebakan di sini." Mereka berjalan dengan hati-hati, pedang mereka terhunus siap, mata mereka mengawasi setiap gerakan. Semakin dalam mereka masuk ke hutan, semakin pekat kegelapan yang menyelimuti mereka. Mereka merasakan suasana yang menyeramkan, seolah-olah mereka sedang diperhatikan oleh sesuatu yang jahat. "Ada sesuatu yang mengawasi kita," kata Lin Xue, suaranya berbisik namun tegas. "Aku merasakannya." Tiba-tiba, sekelompok makhluk jahat menyerang mereka d
Udara di Lembah Terlarang berbau kematian. Bau anyir darah dan asap memenuhi setiap sudut lembah yang terpencil itu. Di depan Lie Feng, Mei Lin, Lin Xue, dan Tuan Li berdiri pasukan besar Kelompok Naga Hitam, sebuah organisasi jahat yang telah lama menjadi duri dalam daging bagi negeri ini. Ribuan prajurit, masing-masing bersenjatakan pedang, tombak, dan sihir gelap, menunggu perintah untuk menyerang."Mereka lebih banyak dari yang kita perkirakan," kata Mei Lin, suaranya tenang namun tegas. Ia menatap pasukan besar Kelompok Naga Hitam dengan tatapan yang tajam."Ya," jawab Lie Feng. "Tapi kita tidak akan menyerah. Kita akan melindungi negeri ini!""Kita harus menggunakan strategi yang tepat," kata Tuan Li. "Kita tidak bisa mengalahkan mereka dengan kekuatan kasar.""Aku setuju," kata Lin Xue. "Kita harus menggunakan kekuatan kita dengan bijak."Tuan Li menjelaskan strategi pertempuran mereka. Mereka akan menggunakan f
Beberapa minggu setelah pertempuran di Lembah Terlarang, suasana di negeri itu mulai pulih. Kerusakan yang disebabkan oleh Kelompok Naga Hitam perlahan diperbaiki, dan rakyat mulai merasa aman kembali. Namun, Lie Feng, Mei Lin, Lin Xue, dan Tuan Li tahu bahwa perdamaian ini bersifat sementara. Musuh-musuh mereka pasti akan kembali dengan rencana yang lebih jahat."Kita harus memanfaatkan masa tenang ini untuk memperkuat diri kita," kata Tuan Li, duduk di tengah ruangan, mengelilingi peta besar yang menggambarkan wilayah negeri itu. Lie Feng, Mei Lin, dan Lin Xue duduk di sekelilingnya, memperhatikan setiap kata yang diucapkannya."Kita perlu melatih lebih banyak pelindung," kata Mei Lin. "Kita perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi ancaman yang lebih besar.""Ya," jawab Lie Feng. "Dan kita perlu meningkatkan kemampuan kita sendiri. Kita harus terus berlatih dan meningkatkan kemampuan kita.""Aku setuju," kata Lin Xue. "Kita juga perlu mencari informasi tentang
Udara berbau amis. Bau darah memenuhi lembah sempit yang dikelilingi tebing-tebing curam. Pertempuran melawan sisa-sisa Order of the Shadow masih berlangsung sengit, meskipun sebagian besar pasukan mereka telah dikalahkan di basis operasi mereka. Namun, pertempuran ini berbeda. Ini bukan pertempuran yang terencana, ini adalah pertarungan putus asa untuk bertahan hidup.Lie Feng, Mei Lin, dan Lin Xue berjuang mati-matian melawan sekelompok penyihir Order of the Shadow yang tersisa. Mereka adalah penyihir elit, yang kekuatan sihir gelapnya jauh melebihi prajurit biasa. Tuan Li, yang biasanya memberikan dukungan sihir dari jarak jauh, terluka parah oleh serangan mendadak dari seorang penyihir elit."Tuan Li!" teriak Lie Feng, melihat Tuan Li terjatuh ke tanah, darah mengalir deras dari luka di perutnya. Ia dengan cepat menghindar dari serangan musuh dan berlari menuju Tuan Li."Jangan khawatirkan aku," kata Tuan Li,
Gulungan kuno itu telah membuka sebuah jendela kecil ke dalam masa lalu Lie Feng, tetapi hanya sekilas. Banyak pertanyaan masih belum terjawab, dan rasa penasaran yang membara membakar jiwanya. Hubungannya dengan Vashta, wanita misterius dalam mimpinya, dan arti dari "anak yang dipilih," "kekuatan yang tertidur," dan "ikatan darah yang tak terputus"—semuanya masih menjadi teka-teki yang membingungkan.Lie Feng menyadari bahwa ia membutuhkan jawaban, dan ia tahu di mana harus mencarinya: di dalam dirinya sendiri. Ia memutuskan untuk melakukan meditasi mendalam, mencoba untuk menembus lapisan-lapisan ingatan yang terkubur dalam, untuk menemukan kebenaran yang telah lama tersembunyi.Ia mencari tempat yang tenang dan damai, jauh dari hiruk-pikuk kehidupan perguruan. Di puncak gunung yang menjulang tinggi di belakang perguruan, di bawah langit yang dipenuhi bintang-bintang, ia memulai meditasi. Ia duduk bersila, menutup matanya, dan membiarkan pikirannya melayang, me
Petunjuk dari ukiran kuno itu, walau samar, menuntun Lie Feng ke jantung Perguruan Naga Teratai. Bukan ke ruang pelatihan, bukan ke tempat tinggal para murid, tetapi ke sebuah tempat yang tersembunyi, yang keberadaannya hanya diketahui oleh segelintir orang terpilih – perpustakaan rahasia. Selama bertahun-tahun, Lie Feng sendiri pun tak pernah mengetahuinya. Hanya sebuah intuisi yang kuat, didorong oleh sisa-sisa energi Vashta yang masih berdenyut di udara, yang membawanya ke sana.Lie Feng, didampingi Lin Xue dan Mei Lin, menemukan lorong sempit yang hampir tak terlihat, tersembunyi di balik tirai tanaman rambat lebat di taman belakang perguruan. Udara di dalam lorong terasa lembap dan berat, bau tanah dan kayu lapuk memenuhi hidung. Lin Xue menyinari lorong dengan obornya, mengungkapkan dinding batu yang kuno dan lembap."Ini… sangat berbeda dari bagian perguruan lainnya," kata Mei Lin, suaranya berbisik, seperti takut mengganggu kedamaian tempa
Udara di Perguruan Naga Teratai masih bergetar, meski pertempuran dahsyat melawan makhluk dunia lain telah berakhir beberapa minggu lalu. Bekas luka masih terlihat jelas di dinding-dinding perguruan, tanda nyata dari pertempuran sengit yang telah mereka lalui. Lie Feng, yang tampak lebih kurus dan lelah daripada biasanya, duduk bersila di halaman belakang, matanya terpejam rapat. Bukan sekadar beristirahat, ini adalah meditasi yang mendalam, sebuah pencarian akan sesuatu yang tersembunyi, sesuatu yang hanya dia yang bisa merasakannya.Udara di sekitarnya berdenyut dengan energi yang samar, getaran halus yang terasa seperti bisikan di antara daun-daun. Ini bukan energi chi biasa yang mengalir di tubuh para pendekar, bukan pula energi gelap yang mengerikan dari makhluk dunia lain. Ini adalah sesuatu yang berbeda, sesuatu yang… mengenal. Sebuah resonansi energi yang unik, dingin, tajam, dan menyeramkan, namun juga… familiar.Setelah beberapa saat, Lie Feng membu
Tim pengintai Jian berangkat menuju pegunungan barat. Mereka terdiri dari Jian sendiri, dua murid senior yang terampil dalam pertempuran jarak dekat, dan seorang ahli dalam penyamaran dan pengintaian. Perjalanan mereka berbahaya dan penuh tantangan. Mereka harus melewati hutan lebat, tebing curam, dan sungai deras. Mereka juga harus menghindari patroli musuh dan jebakan yang tersembunyi.Setelah beberapa hari perjalanan, mereka tiba di sebuah lembah terpencil. Di tengah lembah, terdapat sebuah bangunan kuno yang memancarkan energi misterius yang kuat. Energi itu sama dengan energi yang terdeteksi di berbagai tempat di dunia."Ini dia," kata Jian, suaranya berbisik. "Sumber energi misterius itu."Mereka mendekati bangunan tersebut dengan hati-hati. Mereka memasuki bangunan tersebut dengan hati-hati. Di dalam, mereka menemukan banyak ruangan yang penuh dengan artefak kuno dan gulungan kuno. Mereka juga menemukan beberapa makhluk misterius ya
Di sisi lain lapangan, Mei Lin melatih kelompoknya dalam meningkatkan intuisi dan kesadaran energi. "Tutup matamu," perintahnya. "Rasakan energi di sekitarmu. Rasakan getaran terkecil pun. Itu adalah kunci untuk memperkirakan gerakan lawan dan menghindari bahaya.""Sangat sulit, Tuan Mei Lin," keluh seorang murid. "Saya tidak bisa merasakan apa pun.""Sabar," jawab Mei Lin. "Ini membutuhkan latihan dan konsentrasi. Jangan menyerah. Kemampuan ini akan menyelamatkan hidupmu di lapangan pertempuran."Jian, dengan kelompoknya yang terdiri dari murid senior, berlatih dalam mengembangkan strategi pertempuran yang baru. "Kita harus mempelajari kelemahan musuh kita yang lalu," katanya. "Kita harus mengetahui bagaimana mereka bergerak, bagaimana mereka menyerang, dan bagaimana mereka berpikir.""Tapi bagaimana kita bisa mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan?" tanya seorang murid."Ki
Sinar matahari pagi menyinari Perguruan Naga Teratai, mengusir bayang-bayang kegelapan yang masih melekat setelah pertempuran dahsyat melawan makhluk energi gelap. Udara sejuk pagi membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang baru saja terkena embun. Di halaman perguruan, yang masih menunjukkan bekas-bekas pertempuran, Lie Feng, Lin Xue, dan Mei Lin berdiri berdampingan, memandang para murid mereka yang berkumpul. Wajah-wajah mereka, meski lelah, mencerminkan tekad yang baru. Mereka telah melewati ujian api, dan telah keluar sebagai pemenang, tetapi kemenangan ini hanyalah awal dari perjalanan baru yang lebih panjang dan lebih menantang.Lie Feng memulai, suaranya tenang namun berwibawa, "Kita telah melewati banyak hal bersama. Kita telah menghadapi kematian, kehilangan, dan keputusasaan. Namun, kita telah melewatinya bersama-sama. Kita telah mengukir ikatan persahabatan yang lebih kuat dari baja."Lin Xue mengangguk, "Ya, Lie Feng. Pertempuran itu telah menempa ki
Ketegangan menyelimuti Perguruan Naga Teratai. Getaran yang terasa beberapa hari lalu semakin kuat, mengindikasikan bahwa ancaman itu semakin dekat. Para petarung, di bawah kepemimpinan Lie Feng, Lin Xue, dan Mei Lin, terus memperkuat pertahanan dan meningkatkan kewaspadaan. Mereka berlatih dengan tekun, menajamkan intuisi dan memperkuat kerja sama tim mereka.Suatu malam, saat bulan purnama bersinar terang, getaran itu mencapai puncaknya. Tanah berguncang hebat, dan suara gemuruh menggelegar di udara. Para petarung siaga penuh, pedang mereka terhunus, siap menghadapi apa pun yang akan datang."Itu dia!" teriak Jian, matanya melihat sesuatu di ujung hutan di dekat perguruan. "Ada sesuatu yang sedang mendekati!"Semua petarung menatap ke arah ujung hutan. Di tengah kegelapan, mereka melihat sesosok bayangan besar bergerak mendekati perguruan. Bayangan itu memancarkan aura yang sangat mengancam, aura yang beg
Matahari terbit di ufuk timur, mewarnai langit dengan warna jingga keemasan. Udara pagi masih sejuk, membawa kesegaran yang menenangkan. Di halaman Perguruan Naga Teratai, para petarung berkumpul untuk latihan rutin. Namun, latihan kali ini berbeda. Lie Feng telah memperkenalkan metode pelatihan baru yang menekankan pada pengembangan kekuatan batin dan kerja sama tim yang lebih efektif."Hari ini, kita akan fokus pada intuisi," kata Lie Feng, suaranya tenang tetapi tegas. "Kemampuan untuk merasakan bahaya sebelum ia datang adalah senjata paling ampuh yang kita miliki.""Bagaimana kita melatih intuisi kita?" tanya Jian, salah satu petarung muda, dengan penasaran. "Apakah kita harus berlatih merasakan getaran di tanah seperti yang terjadi sebelumnya?""Itu salah satu caranya," jawab Lin Xue. "Tetapi intuisi itu lebih dari sekadar merasakan getaran fisik. Itu adalah kemampuan untuk merasakan energi di sekitar kita, untuk merasakan bah
Matahari pagi menyinari Perguruan Naga Teratai, cahaya keemasannya menerangi wajah-wajah para petarung yang berkumpul di halaman luas. Suasana berbeda dari beberapa minggu lalu. Ketegangan dan ketakutan telah sirna, diganti oleh suasana yang tenang tetapi penuh dengan kekuatan baru. Mereka telah melewati ujian api, dan dari uji itu, mereka muncul lebih kuat dan lebih bijak.Lie Feng berdiri di depan mereka, senyum tersungging di bibirnya. "Teman-teman," katanya, suaranya bergema di seluruh halaman, "kita telah melewati masa yang sangat sulit. Kita telah menghadapi pengkhianatan, kehilangan, dan ancaman yang sangat besar. Tetapi kita telah melewatinya bersama-sama. Kita telah membangun kembali kepercayaan kita, dan dari abu kehancuran, kita telah menemukan kekuatan baru.""Kekuatan baru itu bukan hanya tentang kemampuan bertarung kita," lanjutnya, "tetapi juga tentang kebijaksanaan dan kekuatan