Mendengar percakapan keduanya, Widia makin putus asa. Tampaknya, mereka tidak berniat melepaskannya.Apalagi, saat teringat akan betapa hebatnya kemampuan mereka, yang gerakannya begitu gesit dan hampir menyerupai hantu. Belum lagi, dia sudah jatuh di tangan mereka sekarang. Meski dia tidak dijadikan sandera, mungkin Tobi juga tidak bisa mengalahkan mereka,Dia sudah melihat Mirza mengambil tindakan sebelumnya, bahkan jauh lebih hebat dibandingkan dengan yang biasa dia lihat di televisi. Gerakan tubuhnya begitu gesit, seperti sedang berteleportasi. Hanya mengandalkan kakeknya sendirian, mana mungkin beliau bisa menyelamatkannya.Sekalipun Tobi datang, dia rasa juga tidak ada gunanya.Melihat sorot mata Widia yang ketakutan, Mirza berjalan mendekatinya. Dia memperlihatkan senyum sinis sambil berkata dengan kejam, "Nona, saat kakekmu datang nanti, sebaiknya kamu bekerja sama dengan baik. Kalau nggak, aku pasti akan membiarkanmu menerima hukuman paling kejam.""Cuih!"Awalnya, saat meliha
Mereka tidak berada di dalam hutan belantara. Ini hanya sebuah pabrik bekas yang sudah tidak berproduksi lagi. Di dalamnya sangatlah besar, apalagi tidak ada orang yang melewati tempat ini, jadi mereka akan sulit untuk ditemukan.Setelah turun dari mobil, Kakek Muhar segera melepaskan kain hitam yang menutupi matanya. Setelah itu, dia mulai mengamati situasi di dalam dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling tempat itu.Dia terlihat gugup dan langsung bertanya, "Mana orangnya? Di mana cucuku? Kenapa Gibson nggak ada di sini?""Jangan panik. Bukankah aku sudah datang?"Di saat itu juga, Gibson keluar sambil memperlihatkan senyum sinis. Dia tampak menggendong seseorang dengan satu tangannya. Meski satu tangan menopang seseorang, dia masih tampak santai saja.Meski dijadikan sebagai sandera, mereka juga tidak menodongkan pisau ke leher Widia. Mereka terlalu meremehkan Kakek Muhar dan Tobi. Sekalipun memberi kesempatan kepada lawan, Kakek Muhar dan Tobi juga tidak akan bisa menaklukkan me
Melihat lawan begitu kooperatif, bahkan melepaskan Widia lebih dulu, kemudian meminta uang kepadanya, Kakek Muhar pun tidak ragu-ragu lagi. Dia bersiap untuk mentransfer uang kepada mereka.Lantaran Kakek Muhar begitu tanggap, Mirza langsung memasang ekspresi puas di wajahnya. Meski dia punya uang, satu triliun juga termasuk jumlah yang besar baginya.Apalagi, dia bisa mendapatkan wanita cantik ini. Andai kakak pertamanya puas, bukankah dia sudah termasuk berjasa besar? Kelak, dia pasti akan memiliki masa depan yang gemilang.Namun, di saat ini, Tobi tiba-tiba berkata, "Tunggu sebentar!"Kakek Muhar agak kaget, tetapi dia juga menghentikan gerakannya.Wajah Mirza berubah gelap, lalu berkata dengan nada gusar, "Bocah, sesuai perjanjian, aku sudah menyerahkan gadis itu. Sekarang, kamu mau curang?""Bukannya aku curang, tapi apa kamu masih ingat apa yang kukatakan saat di telepon tadi?" Tobi memasang ekspresi acuh tak acuh, bahkan ada niat membunuh yang begitu jelas di sorot matanya.Saat
Hanya saja, itu akan sedikit merepotkan saja.Ekspresi Kakek Muhar berubah drastis. Dia langsung berkata dengan geram, "Aku bisa memberi kalian uang, tapi mengapa kalian harus melakukan hal seperti ini?""Huh! Tentu saja karena cucumu cantik sekali. Kami semua tertarik kepadanya."Mirza juga tidak ingin berbasa-basi lagi. Dia langsung memberi perintah, "Gibson, cepat habisi bocah itu! Yang tua biarkan dia hidup dulu!"Lagi pula, masalah sudah menjadi seperti ini. Dia juga tidak perlu omong kosong di sini lagi. Ketika Gibson mendengar perintah itu, dia langsung menjilat bibirnya dan berkata dengan kejam, "Nak, kamu sendiri yang cari mati.""Oh ya, asal kamu tahu, akulah yang menampar wanita di sampingmu itu. Selain itu, tahukah kamu mengapa pakaiannya berantakan? Itu juga karena aku ingin bermain-main dengannya secara paksa."Begitu mendengar kata-kata itu, suhu di sekitar Tobi mendadak menjadi dingin. Awalnya, Tobi masih ingin meningkatkan kekuatannya secara perlahan untuk menghadapi M
Ternyata, di saat menghadapi gerakan Gibson yang menakutkan, Tobi masih begitu terampil dan bisa dengan mudah menghindari serangannya. Dia kemudian berbalik memukul bagian dada Gibson dengan telapak tangannya.Ekspresi Gibson seketika berubah. Dia baru sadar dirinya tidak sempat mengelak lagi. Dalam sekejap, dia hanya merasakan sakit menusuk di bagian dadanya. Tanpa sadar, tubuhnya juga terpental ke belakang.Serangan dahsyat yang dia keluarkan itu sama sekali tidak bisa mengenai Tobi.Meski Tobi telah berhasil membuat lawan mundur dengan satu telapak tangannya, dia masih belum menunjukkan tanda-tanda berhenti. Tubuhnya meluncur dengan gesit. Dalam sekejap, dia sudah berdiri di samping Gibson dan menodongkan sebuah pisau ke leher pria itu.Gerakannya begitu gesit dan perubahannya juga terlalu cepat.Bahkan, Mirza juga tercengang. Saat dia terhenyak, dia sudah kehilangan waktu yang tepat untuk menyelamatkan Gibson.Wajah Gibson berubah pucat. Dia merasa kaget sekaligus kesal. Dia kemudi
"Selain itu, dia saja nggak bisa mengalahkanku, kamu masih merasa dirimu mampu?"Meski Gibson begitu tersiksa dan putus asa, dia jelas-jelas masih berharap Kak Mirza bisa menyelamatkannya. Namun, saat mendengar kata-kata Tobi, dia makin putus asa.Apalagi, rasa sakit itu makin lama makin menjadi-jadi. Dia begitu menderita, bahkan merasa dirinya sudah di ambang kematian. Hanya dalam dua menit saja, dia sudah tidak tahan lagi dan langsung memohon."Bunuhlah aku. Bunuhlah aku."Padahal, kemampuan menahan rasa sakit Gibson sangatlah hebat. Kini dia malah meminta Mirza membunuhnya agar dia terlepas dari penderitaan ini.Taktik mengerikan seperti apa yang telah digunakan bocah ini?Mirza mulai merasa panik. Bahkan, dua rekan yang berada di sampingnya mulai ketakutan, terutama sopir yang membawa Tobi dan Kakek Muhar ke sini.Tak disangka, kekuatan dan teknik Tobi begitu menakutkan. Bisa-bisanya dia memandang remeh bocah itu.Walau mereka adalah pembunuh, tetapi saat ini, mereka juga mulai gug
Buam!Terdengar suara ledakan keras. Mirza hanya merasa ada kekuatan mengerikan yang meluncur ke arahnya, membuat pisau di tangannya hancur berkeping-keping.Selanjutnya, kekuatan menakutkan itu pun menerpa tubuhnya. Tangan kanannya langsung lumpuh di tempat. Diikuti dengan jeritan kesakitan, tubuhnya pun terhempas ke belakang, kemudian tergeletak di tanah.Saat ini, meski dia masih bisa berdiri dengan stabil, dia sudah sangat panik dan ketakutan.Kedua rekan yang berdiri di sampingnya juga terlihat pucat pasi dan ketakutan.Yang lebih menakutkan lagi, kekuatan yang dikerahkannya itu bukan hanya tidak bisa melukai lawannya, tetapi bahkan wanita di sampingnya itu juga sepertinya tidak terpengaruh sedikit pun.Mirza bertanya dengan ekspresi ngeri, "Se ... sebenarnya kekuatan seperti apa yang kamu miliki?""Haha. Kamu baru mau menanyakan hal ini sekarang? Bukankah sudah terlambat?"Tobi mendengus dingin, kemudian selangkah demi selangkah berjalan mendekati Mirza.Jangan harap ada satu pun
Lantaran kekuatannya dikeluarkan secara paksa, jadi kondisinya sekarang sudah mulai melemah.Setelah kekuatannya mencapai puncak, maka juga akan menurun dengan cepat. Itu sebabnya, dia tidak punya banyak waktu untuk bertele-tele dengannya lagi.Dua rekan lainnya yang melihat adegan ini tampak memucat. Mereka bergegas melarikan diri. Padahal, biasanya saat mereka berkelahi, mereka semuanya tidak takut mati.Namun, saat kematian benar-benar sudah dekat, mereka malah tidak berpikir seperti itu lagi.Sayangnya, Mirza sendiri sudah disingkirkan Tobi hanya dalam satu gerakan. Mana mungkin mereka berdua bisa lolos dari tangan Tobi?Sejak mereka berani memperlakukan Widia seperti itu, mereka sudah ditakdirkan untuk mati.Argh!Keduanya langsung mengerang kesakitan, terjatuh ke tanah dan langsung mengembuskan napas terakhir.Sebaliknya, Tobi yang mengambil tindakan itu bahkan tidak perlu menggerakkan kakinya sedikit pun. Hanya dengan bantuan patahan pisau di lantai, ditambah dengan ayunan tanga
Mata Leonel membelalak. Wajahnya penuh dengan keterkejutan dan ketidakpercayaan.Semua ini benar-benar berada di luar ekspektasinya.Berdasarkan kekuatannya, bukankah seharusnya dia sudah tidak terkalahkan? Mengapa energi yang dikeluarkan Tobi akan begitu menakutkan? Mengapa dia bahkan tidak bisa menahan satu serangan dari Tobi?Apa yang terjadi sebenarnya?Saat ini, samar-samar terdengar suara raungan. Tak lama kemudian, Leonel juga langsung menghilang.Benar. Pria itu lenyap!Seketika berubah menjadi debu!Lenyap tak bersisa!Tobi menggelengkan kepalanya. Baginya, kultivator Alam Tanah Abadi tingkat puncak hanyalah lawan kecil yang bisa disingkirkan dengan mudah.Jangankan Leonel, bahkan Hirawan juga sama.Di matanya, Hirawan juga tidak jauh berbeda dengan Leonel.Namun, Tobi jelas tidak akan membiarkan Hirawan mati begitu saja.Meski Widia tahu Tobi sangat kuat, masih ada keterkejutan dalam sorot matanya. Dia tahu Tobi sangat kuat sekarang, tetapi dia tidak menyangka akan sehebat it
Leonel berencana untuk memusnahkan Keluarga Yudistira lebih dulu. Setelah itu, dia baru akan mempermainkan wanitanya Tobi dan membuat pria itu tidak berdaya.Selanjutnya, dia akan membunuh Tobi dan membuat masalah ini menggemparkan seluruh Jatra.Terakhir, dia baru akan mengalahkan Hirawan dan mengejutkan seluruh dunia.Hanya dengan membayangkan semua ini saja, Leonel sudah sangat bersemangat. Bahkan, wajahnya juga tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya.Tak lama kemudian, Leonel sudah tiba di depan kediaman Yudistira. Saat melihat pria dan wanita di depannya, dia tampak terkejut.Bukankah itu Tobi?Bukankah semua orang mengatakan Tobi bersembunyi? Kenapa dia malah muncul di sini?Apalagi pria itu berdiri di sana, seolah-olah sedang menunggu dirinya?Tidak mungkin. Tobi sedang menunggunya?Bukankah dia cari mati sendiri?Saat melihat Leonel, Tobi juga tertegun sejenak. Tak disangka, ternyata itu Leonel. Hanya saja, pria itu bisa dikatakan telah mengalami perubahan drastis.Tingkah la
Kali ini, dia pasti akan membuat Tobi menderita dan putus asa.Hirawan juga setuju dengan perkataannya dan langsung mengangguk.Orang-orang yang mengikuti mereka juga sangat bersemangat. Kali ini, mereka benar-benar telah mencuri perhatian.Tepat di saat ini, di sebuah gua kuno, seorang pria dengan sosok ramping berdiri. Momentumnya tiba-tiba meledak. Tampak sangat menakutkan dan mengejutkan.Untuk sesaat, segala sesuatu di sekitarnya jelas sangat terpengaruh dan langsung berubah menjadi bubuk."Ckck. Tobi, sepertinya kamu nggak akan menyangka kalau aku, Leonel, akan bertemu dengan keajaiban dan kekuatanku meroket!" Leonel tidak bisa menahan kegembiraannya lagi dan langsung tertawa terbahak-bahak.Dia teringat dirinya dipermalukan oleh Tobi sebelumya, bahkan setelah memohon pengampunan berkali-kali, Tobi masih tidak berniat melepaskannya. Apalagi, pria itu juga mengebirinya.Membuat dirinya putus asa dan hampir ingin mati.Siapa sangka, dia akan punya kesempatan untuk mempraktikkan Kit
Widia mengangguk. Jelas, hatinya juga mengharapkan keajaiban terjadi. Yang dikatakan Tobi memang benar. Ini adalah kesempatan yang sangat baik. Jika ibunya masih tidak bisa ditemukan, mungkin ini juga termasuk takdirnya.Di saat pesawat hendak lepas landas, ponsel Tobi tiba-tiba berdering. Ternyata itu panggilan dari Polisi Devi, yang sudah lama tidak muncul. Ada apa wanita itu meneleponnya?"Halo!""Tobi, ternyata kamu Dewa Medis yang legendaris itu?" tanya Devi. Jika bukan Fila yang memberitahunya, dia juga tidak akan percaya.Tobi bukan hanya kepala Keluarga Yudistira, Raja Naga dari Sekte Naga, tetapi juga Dewa Medis yang legendaris. Semua identitasnya begitu menakjubkan.Jika bukan karena Dewa Perang Harita terluka, Keluarga Handoko juga tidak akan mengetahui tentang keberadaan Dewa Medis. Lantaran Fila tidak memiliki nomor teleponnya Tobi, jadi dia pun bertanya dengan Devi. Apalagi, hubungan Devi dengan Tobi lumayan dekat.Tak disangka, Devi memintanya menyerahkan masalah itu pad
Dia juga harus membiarkan Negara Amderika mereka dipuji.Selain itu, makin menakjubkan hasilnya, tentunya masalah ini akan makin menarik perhatian banyak orang. Dengan begitu, maka akan berdampak lebih besar pada prestise Negara Harlanda.Jadi, Luniver pun menampakkan dirinya dan tertawa, "Haha, dasar sekumpulan sampah. Nggak seru sama sekali. Hirawan, biarlah aku, Luniver, pemimpin Takhta Suci Barat di Amderika, bertarung denganmu."Tubuh Luniver melayang di udara. Dia juga memperlihatkan dua belas sayap, yang seketika mengejutkan semua orang.Apalagi, dia barusan bilang apa. Orang Amderika?Di saat bersamaan, semua penonton yang berasal dari Negara Amderika langsung menjadi bersemangat.Komentar yang masuk juga makin banyak.Hirawan juga tertegun sejenak. Kemudian, dia segera memahami pemikiran Luniver. Dia merasa tertekan, tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan. Lagi pula, dia masih harus menuruti perkataan Luniver.Bahkan, bisa dikatakan dia juga antek-anteknya Luniver.Dia hanya b
"Tobi, aku mengerti niatmu, tapi ...." Raja Naga Tua masih ingin membujuk.Namun, Tobi langsung menyela, "Guru, kamu nggak mengerti. Aku akan segera pergi ke bandara. Kalian harus tunggu aku datang ke sana. Ingat, jangan sampai ada korban lagi."Usai berbicara, Tobi langsung menutup telepon. Alih-alih banyak bicara, lebih baik dia langsung menangani masalah penting. Di saat bersamaan, dia juga segera membuat pengaturan dan meminta tiket penerbangan paling awal ke Jatra.Meski pesawat akan lepas landas dalam waktu setengah jam, ataupun harus membeli tiket orang lain dengan harga mahal, Tobi juga tidak keberatan.Meski hari sudah malam, siapa yang bisa memastikan bahwa Hirawan tidak akan melakukan pergerakan apa pun? Jika dia tidak berhenti, entah berapa banyak master Harlanda yang akan menjadi korban.Saat ini, Tobi juga memperhatikan kata-kata Hirawan di siaran langsung. Ada niat membunuh yang dingin di matanya. Dia akan membuat lawan merasakan apa namanya keputusasaan.Setelah berhasi
Kecuali ada orang yang melarang mereka memberitahunya.Mungkinkah Luniver dan yang lainnya telah kembali? Master Vamil dan Raja Naga Tua takut Tobi tidak mampu mengalahkan mereka dan tidak ingin dirinya mati di tangan lawan, jadi mereka sengaja menyembunyikan hal itu.Tidak dimungkiri, tebakan Tobi memang benar.Tobi membuka pintu ruang VIP. Dia segera mengeluarkan ponselnya dan ingin menanyakan masalah itu.Widia buru-buru berkata, "Tobi, kamu lihat ini. Terjadi masalah besar!""Hirawan sudah datang ke Harlanda. Entah Luniver bersamanya atau nggak."Saat Tobi keluar barusan, Widia mengeluarkan ponselnya sambil menunggu. Tak disangka, dia akan menemukan berita itu.Tobi bergegas mengeluarkan ponselnya dan melihat sekilas. Ada kilatan dingin yang muncul di matanya. Tak disangka, dia dan Widia baru saja meninggalkan Jatra belum lama, tetapi musuh sudah muncul.Namun, Tobi harus segera memberi tahu Master Vamil dan lainnya lebih dulu agar menghindari pengorbanan yang tidak diperlukan.Jad
Di saat Damar bersiap meninggalkan ruang VIP, Tobi tiba-tiba berkata, "Tunggu sebentar!"Damar langsung menghentikan langkahnya dan bertanya, "Apa Raja Naga masih punya instruksi lain?""Apa kamu masih ingat janjiku sebelumnya? Kalau kamu menangani masalah ini dengan baik, aku akan beri kamu imbalan besar. Kamu sudah melakukan pekerjaanmu dengan baik kali ini," ucap Tobi dengan tegas."Raja Naga terlalu sungkan. Ini semua sudah seharusnya aku lakukan." Damar sangat antusias. Dia mulai menerka-nerka, apa imbalan besar yang akan diberikan Raja Naga padanya?Tobi berkata dengan nada datar, "Cari sebuah ruang VIP dan jangan biarkan siapa pun mengganggumu.""Baik!"Mendengar itu, Damar sangat bersemangat. Dia bergegas pergi untuk membuat pengaturan.Lagi pula, restoran ini milik Keluarga Yusnuwa. Jadi, dia segera mengaturnya dan tidak akan ada orang yang mengganggunya."Aku keluar sebentar. Setelah lima menit, aku akan kembali." Tobi segera berpesan pada Widia."Ya, pergilah." Widia mengang
Namun saat mengetahui tentang siaran langsung global, dia segera memikirkan cara sempurna untuk menemukan ibu kandungnya Widia."Ya. Untunglah ada kamu yang menemaniku selama ini!"Widia mengangguk. Sekarang dia sudah tahu betapa menakutkan kemampuan yang dimiliki Tobi. Jika Tobi pun tidak bisa menemukan ibu kandungnya, mungkin tidak ada yang bisa dia lakukan lagi.Damar mengantar keduanya ke ruang VIP restoran, lalu bangkit dan pergi.Dia tidak ingin menjadi 'obat nyamuk' dan mengganggu kencan mereka berdua.Tobi juga memusatkan perhatiannya pada masalah Widia. Dia takut hal ini akan berdampak besar pada Widia, jadi dia juga tidak memedulikan hal lainnya lagi.Apalagi, kejadian ini terjadi terlalu cepat dan tiba-tiba.Saat ini, di area terlarang Jatra, akhirnya Harita berdiri di atas arena pertarungan dan ingin melawan Hirawan. Dia melakukan semua ini bukan untuk hal lain, tetapi demi martabat Negara Harlanda.Perlu diakui, setelah berhasil membuat terobosan, kekuatan Harita memang sa