Melawannya?Kata-kata itu bahkan sempat membuat Burhan curiga dengan pendengarannya.Bagaimanapun juga, itu termasuk keluarga besar di Jatra, sanggupkah mereka melawannya?Mungkin dia tidak dengar jelas siapa lawan yang akan kita hadapi?Reaksi anggota Keluarga Saswito lainnya juga hampir sama. Mereka semua tercengang, beberapa di antaranya bahkan tidak memercayai apa yang ditangkap oleh telinga mereka."Begini, Tuan Tobi, Keluarga Capaldi juga termasuk keluarga besar di Jatra. Kekuatannya mereka juga sangat hebat, apalagi keluarga kecil seperti kami, nggak akan mungkin bisa menandinginya."Burhan sengaja menunjukkan kelemahan keluarganya, tetapi secara tak langsung, dia juga memperingatkan Tobi mengenai kekuatan luar biasa yang dimiliki Keluarga Capaldi."Aku tahu."Tobi berkata, "Ya, memang kalian bukanlah tandingannya, tapi bukannya aku sudah bilang, kalau dia datang, panggil aku, biar aku yang menghadapinya, bukan menyuruh kalian turun tangan sendiri."Begitu kata-kata itu dilontar
Walaupun dia tidak begitu percaya, tetapi dari sikap Damar, terlihat jelas Tobi bukanlah orang biasa. Jadi, mana mungkin orang sehebat itu berani membual kepada mereka?"Tapi, ini terlalu menakutkan.""Marganya Yudistira, 'kan? Jangan-jangan dia anggota Keluarga Yudistira di Jatra?" kata Yudi tiba-tiba, lantaran Darel, mereka bahkan sempat memahami sedikit keluarga besar di Jatra.Mereka terus mencari bantuan, tetapi tidak ada seorang pun yang bisa membantu mereka."Keluarga Yudistira di Jatra?""Nggak mungkin, nggak mungkin sama sekali!""Mana mungkin tuan muda Keluarga Yudistira di Jatra bisa berada di tempat sekecil ini?"Burhan segera menimpali, menjawab, "Keluarga Yudistira adalah salah satu keluarga kelas atas di Jatra, apalagi putra mereka semua termasuk pemimpin di antara generasi muda Harlanda.""Benar juga, jadi siapa sebenarnya dia?"Burhan tersenyum pahit dan berkata, "Lagi pula, Tuan Tobi telah setuju untuk membantu, mungkin krisis kita kali ini benar-benar akan teratasi."
Melihat mereka berdua begitu mesra, ibunya Susan tersenyum bahagia, lalu berkata, "Tobi, kamu pria yang baik. Ada kamu yang menjaga Susan, Bibi sudah tenang.""Kalau kalian capek, di dekat sini ada hotel, lingkungannya juga sangat bagus, cocok untuk pasangan muda seperti kalian.""Bagaimana kalau aku buat reservasi untuk kalian? Daripada nanti kehabisan kamar."Kata-kata itu seketika membuat Susan tersipu malu.Tobi tampak berdaya. 'Perlukah menyerahkan putrinya secepat itu?'Susan takut Kak Tobi akan ketahuan, jadi dia pun buru-buru berkata, "Nggak usah, kami bisa memesannya sendiri.""Ya, ya, kalau begitu, bersenang-senanglah malam ini. Ayahmu dan aku nggak akan ganggu kalian lagi." Usai mengatakan itu, orang tuanya Susan pun pamit dari sana.Tobi tidak tahu harus berkata apa lagi. Namun, dia tiba-tiba merasa ada yang tidak beres. Saat membalikkan badannya, dia tak kuasa menahan senyum pahit.Gawat!Lantaran orang yang berdiri di sana tak lain adalah Widia.Oh ya, juga ada Tania.Waj
Wajah Susan terlihat murung. Dia tidak menyangka tindakannya akan mencelakai Tobi dan merusak hubungan mereka. Dia pun hanya bisa menutup mulutnya rapat-rapat.Tobi sedikit tidak tega, tetapi dia tetap menahan diri, lalu berkata, "Widia, ini benar-benar salah paham. Kenapa kamu bisa datang ke sini? Apa ada orang yang sengaja menghasutmu ke sini?""Sengaja menghasutku?""Tobi, sampai sekarang kamu masih mau melemparkan tanggung jawab kepada orang lain?"Wajah Widia penuh amarah, lalu berkata dengan nada dingin, "Jangan-jangan kamu mau bilang Tania sengaja menghasutku ke sini, lalu ingin merusak hubungan kita?""Memangnya bukan?" kata Tobi sambil melirik Tania, cahaya dingin melintas di sorot matanya.Akibat dilirik oleh Tobi, Tania merasa kaget dan mulai panik.Namun, sebelum dia menanggapinya, Widia telah mendahuluinya, "Tentu saja bukan. Masalah ini nggak ada hubungannya dengan Tania. Aku sendiri yang mau datang ke sini."Tania diam-diam merasa bangga. Awalnya, dia memang berencana me
Mendengar ucapan Widia, Tania tertegun sejenak, tetapi tak lama kemudian, ekspresinya berubah senang.Berhasil! Akhirnya berhasil juga.Tak disangka, semuanya akan berjalan lancar.Tuan Gavin pasti akan memberi Tania hadiah besar.Tobi terkejut, lalu diam-diam menahan senyum pahit. Dia tahu yang keluar dari mulut Widia saat ini hanyalah kata-kata emosi.Namun, Widia masih berada di puncak emosi, pasti dia tidak akan mendengarkan penjelasan Tobi.Kakek Muhar tercengang. Apa yang terjadi dengan cucunya? Mengapa tiba-tiba berubah? Namun, dia tidak peduli begitu banyak lagi. Yang penting cucunya sudah setuju.Dia langsung bersemangat dan berkata, "Bagus, bagus, ini baru cucu kesayanganku."Walaupun Widia tidak bisa menikah dengan Darel, putra Keluarga Capaldi di Jatra, tetapi bisa menikah dengan putra Keluarga Gumilar di Kota Sawarna juga bukan pilihan buruk.Setelah menutup telepon, Kakek pun memberitahukan kabar itu kepada orang tuanya Widia. Mereka juga turut gembira.Sekeluarga itu tak
Lantaran takut cucunya berubah pikiran, Kakek Muhar juga ingin menyelesaikan masalah ini secepat mungkin. Ditunda terlalu lama hanya akan menambah masalah."Baik, aku akan ke sana besok siang," ucap Gavin."Ok."Setelah itu, Kakek Muhar menelepon Widia lagi, memintanya segera pulang untuk mendiskusikan masalah.Widia menebak itu mungkin ada hubungannya dengan Gavin. Dia ragu-ragu sejenak, lalu berkata, "Aku nggak pulang malam ini. Kalau ada masalah, besok baru dibicarakan.""Kenapa mau tunggu besok? Cepat pulang.""Asal kamu tahu, menerima lamaran pernikahan Gavin itu keputusan yang tepat. Lagi pula, Tuan Gavin itu pria berbakat dan punya pengalaman belajar di luar negeri. Dia pasangan yang cocok untukmu, kalian sangat serasi," kata Kakek Muhar.Wajah Widia terlihat murung. Sebenarnya, dia sudah menyesal. Sekalipun marah kepada Tobi, tidak seharusnya dia menyetujui pernikahan ini begitu saja.Apalagi, dia sama sekali tidak punya perasaan kepada Gavin, bahkan merasa sedikit jijik saat m
Setelah Widia mempersiapkan semuanya, dia pun menarik napas dalam-dalam dan menghubungi nomor Gavin.Begitu tersambung, Gavin langsung berkata dengan gembira, "Bu Widia, eh salah, harusnya Widia, terima kasih sudah menerima lamaranku. Aku senang sekali.""Jangan khawatir. Aku sudah memberi tahu ayahku mengenai masalah ini, juga semua kerabat keluarga. Mereka semua setuju dan mendukung kita.""Besok siang, aku akan datang untuk melamar secara resmi!"Apa?Padahal hanya sebentar saja, tetapi dia sudah memberi tahu begitu banyak orang?Kalau dihitung-hitung, sejak dia menyetujui lamaran Gavin di pantai hingga sekarang baru satu jam lebih saja.Widia menyesal sekali. Seharusnya dia tidak begitu gegabah. Namun, dia masih harus menggigit jari dan berkata, "Tuan Gavin, yang kakekku bilang barusan itu mungkin hanya salah paham.""Salah paham?""Widia, apa maksudmu?" Nada bicara Gavin seketika berubah."A ... aku belum siap menerima lamaranmu.""Apa!""Widia, apa kamu bercanda?"Nada suara Gavi
Ekspresi wajah Tania terlihat kesal.Widia tersenyum pahit dan berkata, "Mungkin kita juga nggak bisa menyalahkannya sepenuhnya. Bagaimanapun juga, dia mewakili Keluarga Gumilar, apalagi tadi dia juga bilang, dia sendiri sih berniat memberiku kesempatan.""Kalau begitu, Tuan Gavin lumayan baik juga. Mungkin nggak ada salahnya kamu menikah dengannya."Berbicara sampai di sini, Tania menyadari ekspresi Widia sedikit berubah, lalu dengan cepat menambahkan, "Sayangnya, kamu nggak menyukainya sama sekali. Kamu hanya menyukai Tobi si bajingan itu.""Begini saja, aku telepon kenalanku dulu, siapa tahu mereka punya jalan keluar.""Aku rasa nggak mungkin lagi." Lagi pula, itu Keluarga Gumilar di Kota Sawarna. Bahkan dirinya sendiri tidak bisa berbuat apa-apa, mana mungkin Tania punya jalan keluar?"Sekalipun nggak mungkin, aku juga harus mencari jalan keluar untukmu. Jangan khawatir, serahkan masalah ini kepadaku," kata Tania dengan sungguh-sungguh.Kata-kata seperti itu langsung membuat Widia
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K