Share

Bab 55

Penulis: Anak Ketiga
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Darwin menganggukkan kepala dan berkata, "Aku nggak tahu Nyonya Besar bisa hidup berapa lama, tapi Dokter Tobi nggak hanya menyembuhkan stroke infark, dia juga membuat kondisi fisiknya jauh lebih baik."

"Selama kalian merawatnya baik-baik, kelak aku jamin penyakit yang diderita sebelumnya juga bisa disembuhkan."

"Benarkah? Syukurlah, syukurlah!"

Hendro sangat percaya dengan kata-kata Darwin. Dia sudah lama mendengar reputasi Dokter Darwin dan sempat berpikir untuk mengundangnya untuk memeriksa kondisi ibunya.

Namun, dia tidak punya kesempatan selama ini. Sekarang, mendengarnya berbicara seperti itu, tentu saja dia sangat bahagia.

Namun, begitu memikirkan apa yang dilakukan istri dan putranya barusan, matanya tiba-tiba menjadi dingin. "Yanuar, ke sini dan berlutut!" bentak ayahnya.

Ah!

Wajah Yanuar berubah pucat dan dia tampak kebingungan.

Melihat wajah ayahnya begitu galak, dia langsung meminta pertolongan ibunya.

Juli juga kaget. Ingin putranya berlutut di depan umum? Mana bisa. Dia t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Yusa Sayu
mahal juga koin nya,knpa ada novel lain 14 saja,di sini 20,syng sekali
goodnovel comment avatar
Arfil Syahadat
kenapa setiap mau baca hari berikutnya selalu harus buka kunci dulu ???
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 56

    Jangan-jangan, dia punya identitas lain.Apa pun yang terjadi, Hendro tetap berterima kasih kepadanya, "Terima kasih banyak, Dokter Tobi.""Sama-sama," jawab Tobi."Berdirilah."Hendro kemudian meminta putranya untuk bangkit sambil berkata, "Apa kamu dengar itu? Kamu nggak boleh memprovokasi Dokter Tobi lagi. Kalau ketemu dengannya, kamu harus memperlakukannya dengan hormat.""Ya!"Yanuar benar-benar ketakutan kali ini.Setelah melihat Hendro telah selesai menangani masalah itu, Darwin segera mengambil kesempatan dan berlutut di depan Tobi.Tobi terpaku sejenak.Yanuar juga tertegun, apa yang terjadi?Apalagi Hendro."Dokter Darwin, apa yang kamu lakukan?"Tobi langsung menariknya dengan kedua tangannya."Dokter Tobi, saya nggak punya tujuan lain. Saya hanya ingin membuat pengobatan tradisional berkembang pesat. Sejak saya melihat teknik akupunktur Anda, saya sudah memutuskan untuk menjadi murid Anda," ujar Darwin."Mohon terima saya sebagai murid Anda. Kalau nggak, saya nggak akan ber

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 57

    Setelah mendengar ini, Tobi baru mengerti apa yang sedang terjadi. Jika tebakannya benar, Tania seharusnya tahu situasi tadi malam. Jika tidak, Joni tidak akan berani berbohong seperti sekarang ini."Benar. Kalau bukan Tuan Joni, Widia sudah hancur."Ayahnya Widia berkata, "Tuan Joni, untungnya ada kamu kali ini. Bagaimana kami harus berterima kasih kepadamu?""Paman, kamu segan sekali!"Joni menatap Tobi dengan bangga sambil berkata, "Jangankan aku yang suka Widia itu bersedia melakukan apa pun untuknya, bahkan orang asing sekalipun pasti akan turun tangan menolongnya."Ibunya Widia pun ikut menimpali, "Tobi, dengar itu. Lihat apa yang sudah Tuan Joni lakukan, terus lihat dirimu sendiri. Apa kamu terlihat seperti suami Widia?""Apa yang sudah kulakukan? Seharusnya kamu tanya dia!"Kali ini, Tobi tidak akan diam begitu saja. "Joni, kamu yakin sudah menyelamatkan Widia?" tanya Tobi.Semua orang yang mendengar itu tampak terheran-heran.Namun, Joni berpura-pura bertanya dengan bingung, "

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 58

    Ayahnya Widia ikut menambahkan."Sudahlah, jangan bicara lagi!"Melihat Tobi dicerca oleh semua orang, hati Widia merasa tidak nyaman. Dia menyela pembicaraan semua orang dan bertanya, "Tania, kamu tadi telepon bilang Tuan Joni turun tangan dan membuat Pak Mardi terluka parah?""Benar. Tuan Joni nggak tahan melihat mereka memaksamu minum. Emosinya langsung meledak dan dia pun memukuli semua orang.""Terus, bagaimana pinjamannya?"Widia tersenyum pahit. Dia tidak mungkin menyalahkan Joni, tetapi dia butuh solusi.Begitu Joni mendengar itu, dia langsung tertawa dan berkata, "Apa yang kamu takutkan? Bukankah dia hanya seorang manajer bank? Lagian, dia pantas diberi pelajaran.""Jangan khawatir. Aku akan menelepon ayahku nanti dan menangani masalahmu.""Baguslah. Untunglah ada Tuan Joni, nggak ada masalah yang nggak bisa diselesaikannya. Widia sangat beruntung punya teman sepertimu."Ibunya Widia kelihatan senang sekali."Terima kasih atas pujiannya, Tante. Oh ya, dia dari bank mana? Kalau

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 59

    Tania masih kesal, tetapi Tobi sudah berlalu, jadi dia tidak bisa memarahinya lagi.Demi berada di sisi Widia, pecundang ini benar-benar tak tahu malu.Namun, selama Tania ada di sini, dia tidak akan membiarkannya berhasil.Mardi yang baru saja selesai memarahi ayahnya Joni pun bersiap-siap mencari orang untuk menangani Tobi.Tiba-tiba sebuah panggilan masuk. Selesai menjawab telepon itu, keringat dingin membasahi punggungnya.Dia hampir saja pingsan di tempat.Ternyata Jessi tidak mengikuti Tobi saat dia keluar dari jamuan makan. Meski dia tidak bertanya alasannya, dia penasaran dengan apa yang terjadi pada Tobi hingga membuatnya pergi dengan tergesa-gesa.Setelah menyelidikinya, akhirnya dia tahu alasannya. Jessi segera menggunakan kemampuannya untuk meminta Keluarga Yusnuwa maju.Seketika Mardi ketakutan.Meskipun pria itu punya banyak koneksi dan punya hubungan dengan Keluarga Hartanto, dia hanya akrab dengan Tuan Yanuar, apalagi ayahnya sangat jujur.Saking takutnya, Mardi pun seg

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 60

    Kebetulan sekali?Siapa yang membantunya lagi kali ini?Tobi tidak bisa menahan senyum pahit. Dia telah mendengar saat Widia menjawab panggilan telepon itu. Dia tahu orang yang ditakuti oleh Mardi tadi malam adalah dirinya sendiri.Jadi, ini semua bukan karena ayahnya Joni.Jadi, siapa?Keluarga Yusnuwa?Kemungkinan besar. Namun, bagaimana Keluarga Yusnuwa tahu kejadian tadi malam? Jangan-jangan itu Jessi?Mungkin saja. Meski gadis ini terlihat polos, dia juga pintar. Kalau tidak, dia tidak akan secepat itu meminta Tobi untuk mengobati ibunya Hendro."Tobi, lihat baik-baik. Itu baru namanya kemampuan sebenarnya. Bukan kemampuan singkat yang kamu miliki itu, yang hanya mengandalkan utang budi," sindir Tania."Kamu benar-benar pintar menjilat, tapi kamu yakin ini semua berkat ayah Joni?" tanya Tobi dengan dingin."Haha. Kalau bukan ayahku, siapa lagi? Apa kamu nggak tahu status Pak Mardi? Mana mungkin dia menyetujui pinjaman tanpa peduli dengan kejadian tadi malam?""Benar. Fakta sudah a

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 61

    "Benar, benar. Keluarga Tuan Joni punya bisnis besar. Tentunya Pak Mardi nggak buat nasabahnya tersinggung," timpal ibunya Widia."Tentu saja. Ini berhubungan langsung dengan kinerja mereka, sama pentingnya dengan nyawa mereka."Semua orang menganggukkan kepala menyetujuinya.Tobi tidak bisa menahan tawa saat mendengar omong kosong Joni, tetapi kalau dipikir-pikir lagi, Joni memang selalu seperti itu."Tobi, sekarang kebenaran sudah terungkap. Apa lagi yang mau kamu katakan?" tanya ibunya Widia dengan dingin."Kebenaran terungkap apanya? Kalian sudah ditipu olehnya," ucap Tobi.Widia kesal dibuat Tobi, jadi dia pun langsung membentaknya, "Tobi, cukup sudah! Dari tadi, yang keluar dari mulutmu hanyalah omong kosong. Apa yang sebenarnya ingin kamu lakukan?""Aku tahu kamu selalu iri dengan keluarga dan kemampuan Tuan Joni, tapi kamu mana boleh terus-terusan mengada-ada dan memfitnahnya seperti ini, 'kan?"Sebenarnya, dia tidak lagi membenci Tobi seperti sebelumnya. Dia hanya merasa tidak

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 62

    "Aku hanya ingin mentraktirmu makan siang sebagai ucapan terima kasih. Aku juga mau minta maaf atas kelakuan putraku.""Nggak perlu. Lagian, aku juga nggak memasukkannya ke dalam hati.""Itu karena kamu murah hati, tapi kalau aku nggak mentraktirmu, aku akan merasa nggak enak."Setelah dipikir-pikir, lagi pula Tobi juga tidak ingin tinggal di rumah Keluarga Lianto, jadi dia menyetujuinya, "Oke. Aku akan ke sana nanti.""Oke. Kalau begitu, kujemput kamu siang ini?""Nggak perlu. Kirimkan saja alamatnya."Hendro segera mengirimkan alamat Gedung Antasari kepada Tobi.Meskipun sang istri mengakui kesalahannya kepada Hendro, dia tetap tidak setuju dengan sikap suaminya yang begitu menghormati Tobi. Dia pun berkata, "Meski dia banyak membantu kita, kamu juga nggak perlu seperti itu. Lagian, kamu juga termasuk pemimpin nomor dua di Kota Tawuna ini."Putranya, Yanuar, juga berada di sana. Hatinya makin kesal mendengarnya, tetapi setelah kejadian tadi malam, dia tidak berani bicara terlalu bany

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 63

    Adegan itu juga mengejutkan Joni dan yang lainnya. Saking kesalnya, Joni hampir muntah darah.Sialan! Kenapa pria miskin itu beruntung sekali?Gadis yang begitu cantik nan polos itu malah memilih bersamanya.Tobi juga punya Widia, tunangan yang tak kalah memesona. Meski Widia ingin mengusirnya, setidaknya mereka masih berstatus suami istri untuk saat ini.Widia tidak mengerti bagaimana perasaannya saat ini. Dia merasa tidak senang dan kesal, seolah-olah barangnya telah diambil.Dia tidak tahan lagi dan berjalan tergopoh-gopoh mendatangi laki-laki itu, "Tobi, tahukah kamu apa yang kamu lakukan!"Tobi terlihat tenang dan menjawabnya, "Ya, aku keluar untuk makan. Kenapa? Kamu boleh keluar makan, terus aku nggak boleh?""Tobi, apa yang kamu bicarakan? Apa kamu hanya makan saja? Ini namanya selingkuh!" omel Tania."Bukan urusanmu!" Tobi tidak lagi memiliki kesan baik terhadap Tania. Meskipun dia berbadan seksi dan berpenampilan cantik, Tobi sama sekali tidak tertarik."Kamu!""Tobi!"Widia

Bab terbaru

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1406

    "...."Semua orang tampak marah. Begitu pula dengan Jensen. Namun, dia tahu pengaruh besar Bos Zafran di Cewadi. Berdasarkan kekuatan Bos Zafran, jika dia berani mengambil tindakan, Keluarga Ravindra pasti akan hancur.Hanya saja, dia benar-benar tidak mengerti. Kapan Keluarga Ravindra memprovokasi Raja Naga itu?Keluarga Ravindra juga bukannya tidak tahu diri, jadi mana mungkin mereka bisa memprovokasi orang hebat seperti itu?Tepat di saat ini, ponsel Kamran berdering. Saat menyadari itu panggilan dari Pak Haryo, dia segera berdiri dan menyapa dengan hormat, "Pak Haryo!""Bagaimana pembahasan kerja samanya?"Pak Haryo tahu Bos Zafran punya pengaruh kuat dan juga dukungan dari Sekte Naga. Jika bisa diperkenalkan, akan sangat bermanfaat bagi perkembangan Kota Doma.Jika Kota Doma bisa berkembang, bukankah itu akan menjadi persyaratan bagus baginya untuk dipromosikan ke depannya?Mendengar itu, Kamran buru-buru berkata, "Hmm, terjadi sedikit masalah di sini."Dia segera menjelaskan situ

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1405

    Begitu mendapati adegan itu, barulah Kamran dan yang lainnya tidak menyalahkan sikap Bos Zafran lagi.Mereka semua menatap lekat Bos Zafran dan membuka telinga mereka lebar-lebar. Mereka ingin tahu apa yang dibicarakan keduanya.Siapa yang bisa membuat Bos Zafran, yang bahkan terkenal di luar Cewadi, menjadi gugup dan hormat seperti ini."Raja Naga!" panggil Bos Zafran dengan sopan.Raja Naga?Semua orang terkejut. Mereka pernah mendengar tentang Raja Naga. Dia adalah pemimpin Sekte Naga dan sangat berkuasa. Tak disangka, ternyata Bos Zafran punya hubungan dekat dengan Sekte Naga."Zafran, aku ingin menanyakan sesuatu padamu!" kata Tobi dengan datar."Tuan, silakan tanyakan," ucap Bos Zafran dengan cepat."Apa kamu tahu tentang daerah Morali? Katanya di sana ada Keluarga Ravindra yang sepertinya termasuk orang terkaya di daerah itu?" tanya Tobi.Mendengar itu, wajah Steven masih tampak menghina.'Masih berpura-pura!''Tapi nggak masalah. Semuanya akan terungkap sebentar lagi. Saat itu,

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1404

    Steven terlihat bangga. Mendapati semua orang sepenuhnya dikendalikan olehnya, terutama Shinta yang tampak menyedihkan, dia sangat senang sekali."Mengapa nominalnya bertambah lagi? Jelas-jelas aku hanya meminjam 24 miliar saat itu." Brian tidak tahan lagi dan angkat bicara juga. Saat itu, dia juga kebingungan.Sebenarnya, dia juga sadar dirinya telah ditipu, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa."Huh! Pinjaman biasanya dikenakan bunga. Aku meminjamkan 40 miliar kepadamu. Bukankah wajar saja bunganya 10 miliar setelah lewat beberapa hari? Kalau di tempat lain, mungkin sudah berlipat ganda," ucap Steven sambil mendengus dingin."Memang benar. Kalau tempat judi seperti ini memang bisa berlipat ganda, bahkan sepuluh kali lipat. Tempat judi ini dibuka oleh keluargamu, 'kan?" ujar Tobi degan datar."Kalau benar, memangnya kenapa!" Nada bicara Steven tampak sombong dan mengejek. "Aku punya kemampuan seperti ini dan bisa menghasilkan uang dalam hitungan menit.""Apa itu legal?" tanya Tobi.W

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1403

    Begitu kata-kata ini dikeluarkan, semua orang tercengang.Ayahnya Shinta dan yang lainnya memandang Tobi dengan kaget. Mereka diam-diam berpikir dalam hati.Bocah ini pasti sudah gila. Beraninya dia mengucapkan kata-kata seperti itu pada Tuan Steven. Apa dia masih nggak sadar dengan statusnya sendiri? Benar-benar cari mati.'Tamatlah riwayatnya kali ini.Perlu diketahui, Keluarga Ravindra kaya, punya kekuasaan, dan juga sangat berkuasa.Di matanya, Keluarga Ravindra adalah keberadaan yang sangat menakutkan.Hais, jangan salahkan dirinya. Salahkan Tobi sendiri saja. Siapa suruh dia berani berlagak padahal tidak tahu apa-apa!Steven tertegun sejenak, lalu tertawa sinis dan berkata, "Nak, kamu berani menyuruhku menunggu mati? Kamu bodoh sekali dan nggak kenal takut sepertinya!""Haha. Kamu kira Pak Galuh baru saja memberimu kartu nama, kamu sudah bisa bergantung kepadanya? Itu hanya karena dia mengambil anggur milikmu, jadi dia baru begitu sopan.""Kamu tahu nggak, meski aku memarahi Pak

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1402

    "Shinta, kamu juga sama! Kamu kira kamu secantik bidadari langit? Aku sudah menghargaimu dan memberimu kesempatan, tapi kamu menolaknya. Kalau begitu, aku juga nggak segan-segan lagi."Steven berkata dengan dingin, "Brian, jangan salahkan aku kali ini. Salahkan kakakmu. Siapkan 40 miliar atau nggak, masuk penjara saja."Masalah sudah sampai tahap ini, dia juga tidak perlu berpura-pura lagi.Namun di saat Steven melampiaskan emosinya, dia sama sekali tidak memikirkan kekuatan seperti apa yang dimiliki Tobi. Mengapa pria itu bisa bersikap seperti itu?Begitu mendengar kata-kata itu, ekspresi ayahnya Shinta dan yang lainnya berubah muram.Khususnya, ayahnya Shinta. Dia buru-buru memohon. "Tuan Steven, kita bisa bicarakan baik-baik. Masalah ini nggak ada hubungannya dengan kami. Kami selalu mendukungmu."Steven menunjuk Tobi dan berkata dengan dingin, "Benarkah? Kalau begitu, suruh bocah itu keluar sekarang juga."Ayahnya Shinta juga memandang Tobi.Namun sebelum pria itu angkat bicara, Sh

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1401

    Begitu kata-kata ini dilontarkan, semua orang akhirnya mengerti.Setelah bicara begitu banyak, terakhir anggur itu tetap saja diberikan kepada Galuh.Namun, anggur itu jelas bukan pemberian Steven. Jadi, bisa dikatakan Steven masih belum menebus kompensasi apa pun.Melihat pemandangan ini, raut Jensen berubah muram. Bocah ini berani mencelakai keponakannya. Sepertinya dia sudah bosan hidup.Hanya saja, ini bukanlah waktu yang tepat untuk memberi pelajaran kepada bocah ini. Tunggu sampai keponakannya berhasil lolos dari ancaman ini lebih dulu.Galuh tertegun sejenak. Dia baru memahami kebenarannya. Lalu, tertawa sambil berkata, "Adik kecil ini menarik. Siapa namamu?""Tobi," jawab Tobi dengan singkat."Oke, aku akan mengingatmu. Anggap aku berutang kepadamu kali ini," ucap Galuh sambil mengangguk. Bukannya dia tidak mampu membeli anggur ini, tetapi persediaan anggur ini terbatas.Berbeda dengan Lavite 1982 yang seakan tidak bisa habis dalam waktu lama."Pak Galuh, jangan sungkan," kata

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1400

    "Nggak perlu. Aku nggak layak menerima permintaan maafnya," ucap Galuh dengan dingin.Steven langsung terperanjat. Dia tidak menyangka Galuh bukan hanya pemimpin asosiasi asli, tetapi juga punya latar belakang yang begitu kuat sehingga pamannya sendiri pun ketakutan.Dia masih tidak tahu kalau bukan karena berasal dari Cewadi, Jensen sama sekali tidak memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam jamuan malam ini.Karena Bos Zafran dari Cewadi akan datang untuk berinvestasi di sini malam ini, jadi Pak Kamran memintanya untuk menemaninya secara pribadi.Raut wajah Jensen berubah drastis dan langsung membentak Steven, "Kenapa masih diam saja? Cepat berlutut ke sini!"Steven tercengang. Begitu melihat ekspresi marah Jensen, dia tahu dia sudah mendapat masalah besar kali ini. Sebenarnya, dia lumayan takut dengan Paman Jensen.Hanya saja, mana mungkin dia bisa berlutut, apalagi masih ada Shinta di sini?Jensen kelihatannya tidak sabar lagi dan bersiap untuk mengambil tindakan secara langsung.

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1399

    Begitu masuk, Galuh langsung bertanya, "Maaf, apa anggur ini milik kalian?"Dia tidak mengerti mengapa ada orang yang menganggap anggur bagus seperti ini sebagai anggur palsu dan membuangnya. Jika bukan karena dia kebetulan mencium aroma anggur yang tidak biasa, pasti anggur enak ini akan terbuang sia-sia.Saat mendengar itu, semua orang tertegun sejenak.Wajah ayahnya Shinta dipenuhi dengan ekspresi kegembiraan. Dia sangat menyesal karena terlambat mencegat. Tak disangka, anggur itu kini kembali lagi. Dia segera berkata, "Ya, ini milik kami!"Galuh tidak tahan lagi dan berkata dengan marah, "Anggur ini sungguh milik kalian? Ini anggur asli. Mengapa kalian bisa merasa anggur ini palsu dan membuangnya begitu saja? Mubazir sekali.""Ini ...."Ayahnya Shinta tidak tahu harus bagaimana menjawabnya. Bahkan, dia sendiri juga tidak yakin apa itu anggur asli atau bukan. Namun, didengar dari apa yang dikatakan lelaki tua itu, sepertinya anggur itu asli.Sebaliknya, Steven tidak tahan lagi. Dia

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1398

    Tepat di saat ini, ayahnya Shinta kembali. Dia sama sekali tidak pergi ke kamar mandi. Begitu keluar dari ruang VIP, dia langsung menyusul pelayan tadi. Hanya saja, dia terlambat selangkah dan tidak menemukannya lagi.Dia tampak depresi dan menyesal bukan main.Kalau tahu akan jadi begini, dia barusan pasti tidak akan mengatakan anggur itu palsu.Saat melihat ada sebotol anggur lagi di atas meja, dia tertegun, lalu bertanya, "Apa ini?""Huh! Itu anggur yang dikeluarkan Tuan Tobi barusan. Sayangnya, hanya sebotol Moutai biasa saja," ucap Steven sambil mendengus dingin.Mendengar itu, Tobi pun memandang Steven dengan tatapan meremehkan, seakan-akan Steven itu orang bodoh. "Apa hanya dilihat dari luarnya saja, kamu sudah tahu itu Moutai biasa?""Tentu saja!""Apa kamu memahami produk Moutai sebelumnya?" tanya Tobi.Steven tercengang. Dia tidak tahu karena biasanya dia lebih suka minum anggur merah. Jadi, bagaimana dia bisa paham hal beginian?"Moutai bintang lima!"Ayahnya Shinta sepertin

DMCA.com Protection Status