Share

Bab 55

Penulis: Anak Ketiga
Darwin menganggukkan kepala dan berkata, "Aku nggak tahu Nyonya Besar bisa hidup berapa lama, tapi Dokter Tobi nggak hanya menyembuhkan stroke infark, dia juga membuat kondisi fisiknya jauh lebih baik."

"Selama kalian merawatnya baik-baik, kelak aku jamin penyakit yang diderita sebelumnya juga bisa disembuhkan."

"Benarkah? Syukurlah, syukurlah!"

Hendro sangat percaya dengan kata-kata Darwin. Dia sudah lama mendengar reputasi Dokter Darwin dan sempat berpikir untuk mengundangnya untuk memeriksa kondisi ibunya.

Namun, dia tidak punya kesempatan selama ini. Sekarang, mendengarnya berbicara seperti itu, tentu saja dia sangat bahagia.

Namun, begitu memikirkan apa yang dilakukan istri dan putranya barusan, matanya tiba-tiba menjadi dingin. "Yanuar, ke sini dan berlutut!" bentak ayahnya.

Ah!

Wajah Yanuar berubah pucat dan dia tampak kebingungan.

Melihat wajah ayahnya begitu galak, dia langsung meminta pertolongan ibunya.

Juli juga kaget. Ingin putranya berlutut di depan umum? Mana bisa. Dia t
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Yusa Sayu
mahal juga koin nya,knpa ada novel lain 14 saja,di sini 20,syng sekali
goodnovel comment avatar
Arfil Syahadat
kenapa setiap mau baca hari berikutnya selalu harus buka kunci dulu ???
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 56

    Jangan-jangan, dia punya identitas lain.Apa pun yang terjadi, Hendro tetap berterima kasih kepadanya, "Terima kasih banyak, Dokter Tobi.""Sama-sama," jawab Tobi."Berdirilah."Hendro kemudian meminta putranya untuk bangkit sambil berkata, "Apa kamu dengar itu? Kamu nggak boleh memprovokasi Dokter Tobi lagi. Kalau ketemu dengannya, kamu harus memperlakukannya dengan hormat.""Ya!"Yanuar benar-benar ketakutan kali ini.Setelah melihat Hendro telah selesai menangani masalah itu, Darwin segera mengambil kesempatan dan berlutut di depan Tobi.Tobi terpaku sejenak.Yanuar juga tertegun, apa yang terjadi?Apalagi Hendro."Dokter Darwin, apa yang kamu lakukan?"Tobi langsung menariknya dengan kedua tangannya."Dokter Tobi, saya nggak punya tujuan lain. Saya hanya ingin membuat pengobatan tradisional berkembang pesat. Sejak saya melihat teknik akupunktur Anda, saya sudah memutuskan untuk menjadi murid Anda," ujar Darwin."Mohon terima saya sebagai murid Anda. Kalau nggak, saya nggak akan ber

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 57

    Setelah mendengar ini, Tobi baru mengerti apa yang sedang terjadi. Jika tebakannya benar, Tania seharusnya tahu situasi tadi malam. Jika tidak, Joni tidak akan berani berbohong seperti sekarang ini."Benar. Kalau bukan Tuan Joni, Widia sudah hancur."Ayahnya Widia berkata, "Tuan Joni, untungnya ada kamu kali ini. Bagaimana kami harus berterima kasih kepadamu?""Paman, kamu segan sekali!"Joni menatap Tobi dengan bangga sambil berkata, "Jangankan aku yang suka Widia itu bersedia melakukan apa pun untuknya, bahkan orang asing sekalipun pasti akan turun tangan menolongnya."Ibunya Widia pun ikut menimpali, "Tobi, dengar itu. Lihat apa yang sudah Tuan Joni lakukan, terus lihat dirimu sendiri. Apa kamu terlihat seperti suami Widia?""Apa yang sudah kulakukan? Seharusnya kamu tanya dia!"Kali ini, Tobi tidak akan diam begitu saja. "Joni, kamu yakin sudah menyelamatkan Widia?" tanya Tobi.Semua orang yang mendengar itu tampak terheran-heran.Namun, Joni berpura-pura bertanya dengan bingung, "

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 58

    Ayahnya Widia ikut menambahkan."Sudahlah, jangan bicara lagi!"Melihat Tobi dicerca oleh semua orang, hati Widia merasa tidak nyaman. Dia menyela pembicaraan semua orang dan bertanya, "Tania, kamu tadi telepon bilang Tuan Joni turun tangan dan membuat Pak Mardi terluka parah?""Benar. Tuan Joni nggak tahan melihat mereka memaksamu minum. Emosinya langsung meledak dan dia pun memukuli semua orang.""Terus, bagaimana pinjamannya?"Widia tersenyum pahit. Dia tidak mungkin menyalahkan Joni, tetapi dia butuh solusi.Begitu Joni mendengar itu, dia langsung tertawa dan berkata, "Apa yang kamu takutkan? Bukankah dia hanya seorang manajer bank? Lagian, dia pantas diberi pelajaran.""Jangan khawatir. Aku akan menelepon ayahku nanti dan menangani masalahmu.""Baguslah. Untunglah ada Tuan Joni, nggak ada masalah yang nggak bisa diselesaikannya. Widia sangat beruntung punya teman sepertimu."Ibunya Widia kelihatan senang sekali."Terima kasih atas pujiannya, Tante. Oh ya, dia dari bank mana? Kalau

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 59

    Tania masih kesal, tetapi Tobi sudah berlalu, jadi dia tidak bisa memarahinya lagi.Demi berada di sisi Widia, pecundang ini benar-benar tak tahu malu.Namun, selama Tania ada di sini, dia tidak akan membiarkannya berhasil.Mardi yang baru saja selesai memarahi ayahnya Joni pun bersiap-siap mencari orang untuk menangani Tobi.Tiba-tiba sebuah panggilan masuk. Selesai menjawab telepon itu, keringat dingin membasahi punggungnya.Dia hampir saja pingsan di tempat.Ternyata Jessi tidak mengikuti Tobi saat dia keluar dari jamuan makan. Meski dia tidak bertanya alasannya, dia penasaran dengan apa yang terjadi pada Tobi hingga membuatnya pergi dengan tergesa-gesa.Setelah menyelidikinya, akhirnya dia tahu alasannya. Jessi segera menggunakan kemampuannya untuk meminta Keluarga Yusnuwa maju.Seketika Mardi ketakutan.Meskipun pria itu punya banyak koneksi dan punya hubungan dengan Keluarga Hartanto, dia hanya akrab dengan Tuan Yanuar, apalagi ayahnya sangat jujur.Saking takutnya, Mardi pun seg

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 60

    Kebetulan sekali?Siapa yang membantunya lagi kali ini?Tobi tidak bisa menahan senyum pahit. Dia telah mendengar saat Widia menjawab panggilan telepon itu. Dia tahu orang yang ditakuti oleh Mardi tadi malam adalah dirinya sendiri.Jadi, ini semua bukan karena ayahnya Joni.Jadi, siapa?Keluarga Yusnuwa?Kemungkinan besar. Namun, bagaimana Keluarga Yusnuwa tahu kejadian tadi malam? Jangan-jangan itu Jessi?Mungkin saja. Meski gadis ini terlihat polos, dia juga pintar. Kalau tidak, dia tidak akan secepat itu meminta Tobi untuk mengobati ibunya Hendro."Tobi, lihat baik-baik. Itu baru namanya kemampuan sebenarnya. Bukan kemampuan singkat yang kamu miliki itu, yang hanya mengandalkan utang budi," sindir Tania."Kamu benar-benar pintar menjilat, tapi kamu yakin ini semua berkat ayah Joni?" tanya Tobi dengan dingin."Haha. Kalau bukan ayahku, siapa lagi? Apa kamu nggak tahu status Pak Mardi? Mana mungkin dia menyetujui pinjaman tanpa peduli dengan kejadian tadi malam?""Benar. Fakta sudah a

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 61

    "Benar, benar. Keluarga Tuan Joni punya bisnis besar. Tentunya Pak Mardi nggak buat nasabahnya tersinggung," timpal ibunya Widia."Tentu saja. Ini berhubungan langsung dengan kinerja mereka, sama pentingnya dengan nyawa mereka."Semua orang menganggukkan kepala menyetujuinya.Tobi tidak bisa menahan tawa saat mendengar omong kosong Joni, tetapi kalau dipikir-pikir lagi, Joni memang selalu seperti itu."Tobi, sekarang kebenaran sudah terungkap. Apa lagi yang mau kamu katakan?" tanya ibunya Widia dengan dingin."Kebenaran terungkap apanya? Kalian sudah ditipu olehnya," ucap Tobi.Widia kesal dibuat Tobi, jadi dia pun langsung membentaknya, "Tobi, cukup sudah! Dari tadi, yang keluar dari mulutmu hanyalah omong kosong. Apa yang sebenarnya ingin kamu lakukan?""Aku tahu kamu selalu iri dengan keluarga dan kemampuan Tuan Joni, tapi kamu mana boleh terus-terusan mengada-ada dan memfitnahnya seperti ini, 'kan?"Sebenarnya, dia tidak lagi membenci Tobi seperti sebelumnya. Dia hanya merasa tidak

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 62

    "Aku hanya ingin mentraktirmu makan siang sebagai ucapan terima kasih. Aku juga mau minta maaf atas kelakuan putraku.""Nggak perlu. Lagian, aku juga nggak memasukkannya ke dalam hati.""Itu karena kamu murah hati, tapi kalau aku nggak mentraktirmu, aku akan merasa nggak enak."Setelah dipikir-pikir, lagi pula Tobi juga tidak ingin tinggal di rumah Keluarga Lianto, jadi dia menyetujuinya, "Oke. Aku akan ke sana nanti.""Oke. Kalau begitu, kujemput kamu siang ini?""Nggak perlu. Kirimkan saja alamatnya."Hendro segera mengirimkan alamat Gedung Antasari kepada Tobi.Meskipun sang istri mengakui kesalahannya kepada Hendro, dia tetap tidak setuju dengan sikap suaminya yang begitu menghormati Tobi. Dia pun berkata, "Meski dia banyak membantu kita, kamu juga nggak perlu seperti itu. Lagian, kamu juga termasuk pemimpin nomor dua di Kota Tawuna ini."Putranya, Yanuar, juga berada di sana. Hatinya makin kesal mendengarnya, tetapi setelah kejadian tadi malam, dia tidak berani bicara terlalu bany

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 63

    Adegan itu juga mengejutkan Joni dan yang lainnya. Saking kesalnya, Joni hampir muntah darah.Sialan! Kenapa pria miskin itu beruntung sekali?Gadis yang begitu cantik nan polos itu malah memilih bersamanya.Tobi juga punya Widia, tunangan yang tak kalah memesona. Meski Widia ingin mengusirnya, setidaknya mereka masih berstatus suami istri untuk saat ini.Widia tidak mengerti bagaimana perasaannya saat ini. Dia merasa tidak senang dan kesal, seolah-olah barangnya telah diambil.Dia tidak tahan lagi dan berjalan tergopoh-gopoh mendatangi laki-laki itu, "Tobi, tahukah kamu apa yang kamu lakukan!"Tobi terlihat tenang dan menjawabnya, "Ya, aku keluar untuk makan. Kenapa? Kamu boleh keluar makan, terus aku nggak boleh?""Tobi, apa yang kamu bicarakan? Apa kamu hanya makan saja? Ini namanya selingkuh!" omel Tania."Bukan urusanmu!" Tobi tidak lagi memiliki kesan baik terhadap Tania. Meskipun dia berbadan seksi dan berpenampilan cantik, Tobi sama sekali tidak tertarik."Kamu!""Tobi!"Widia

Bab terbaru

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1650

    Dia juga harus membiarkan Negara Amderika mereka dipuji.Selain itu, makin menakjubkan hasilnya, tentunya masalah ini akan makin menarik perhatian banyak orang. Dengan begitu, maka akan berdampak lebih besar pada prestise Negara Harlanda.Jadi, Luniver pun menampakkan dirinya dan tertawa, "Haha, dasar sekumpulan sampah. Nggak seru sama sekali. Hirawan, biarlah aku, Luniver, pemimpin Takhta Suci Barat di Amderika, bertarung denganmu."Tubuh Luniver melayang di udara. Dia juga memperlihatkan dua belas sayap, yang seketika mengejutkan semua orang.Apalagi, dia barusan bilang apa. Orang Amderika?Di saat bersamaan, semua penonton yang berasal dari Negara Amderika langsung menjadi bersemangat.Komentar yang masuk juga makin banyak.Hirawan juga tertegun sejenak. Kemudian, dia segera memahami pemikiran Luniver. Dia merasa tertekan, tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan. Lagi pula, dia masih harus menuruti perkataan Luniver.Bahkan, bisa dikatakan dia juga antek-anteknya Luniver.Dia hanya b

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1649

    "Tobi, aku mengerti niatmu, tapi ...." Raja Naga Tua masih ingin membujuk.Namun, Tobi langsung menyela, "Guru, kamu nggak mengerti. Aku akan segera pergi ke bandara. Kalian harus tunggu aku datang ke sana. Ingat, jangan sampai ada korban lagi."Usai berbicara, Tobi langsung menutup telepon. Alih-alih banyak bicara, lebih baik dia langsung menangani masalah penting. Di saat bersamaan, dia juga segera membuat pengaturan dan meminta tiket penerbangan paling awal ke Jatra.Meski pesawat akan lepas landas dalam waktu setengah jam, ataupun harus membeli tiket orang lain dengan harga mahal, Tobi juga tidak keberatan.Meski hari sudah malam, siapa yang bisa memastikan bahwa Hirawan tidak akan melakukan pergerakan apa pun? Jika dia tidak berhenti, entah berapa banyak master Harlanda yang akan menjadi korban.Saat ini, Tobi juga memperhatikan kata-kata Hirawan di siaran langsung. Ada niat membunuh yang dingin di matanya. Dia akan membuat lawan merasakan apa namanya keputusasaan.Setelah berhasi

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1648

    Kecuali ada orang yang melarang mereka memberitahunya.Mungkinkah Luniver dan yang lainnya telah kembali? Master Vamil dan Raja Naga Tua takut Tobi tidak mampu mengalahkan mereka dan tidak ingin dirinya mati di tangan lawan, jadi mereka sengaja menyembunyikan hal itu.Tidak dimungkiri, tebakan Tobi memang benar.Tobi membuka pintu ruang VIP. Dia segera mengeluarkan ponselnya dan ingin menanyakan masalah itu.Widia buru-buru berkata, "Tobi, kamu lihat ini. Terjadi masalah besar!""Hirawan sudah datang ke Harlanda. Entah Luniver bersamanya atau nggak."Saat Tobi keluar barusan, Widia mengeluarkan ponselnya sambil menunggu. Tak disangka, dia akan menemukan berita itu.Tobi bergegas mengeluarkan ponselnya dan melihat sekilas. Ada kilatan dingin yang muncul di matanya. Tak disangka, dia dan Widia baru saja meninggalkan Jatra belum lama, tetapi musuh sudah muncul.Namun, Tobi harus segera memberi tahu Master Vamil dan lainnya lebih dulu agar menghindari pengorbanan yang tidak diperlukan.Jad

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1647

    Di saat Damar bersiap meninggalkan ruang VIP, Tobi tiba-tiba berkata, "Tunggu sebentar!"Damar langsung menghentikan langkahnya dan bertanya, "Apa Raja Naga masih punya instruksi lain?""Apa kamu masih ingat janjiku sebelumnya? Kalau kamu menangani masalah ini dengan baik, aku akan beri kamu imbalan besar. Kamu sudah melakukan pekerjaanmu dengan baik kali ini," ucap Tobi dengan tegas."Raja Naga terlalu sungkan. Ini semua sudah seharusnya aku lakukan." Damar sangat antusias. Dia mulai menerka-nerka, apa imbalan besar yang akan diberikan Raja Naga padanya?Tobi berkata dengan nada datar, "Cari sebuah ruang VIP dan jangan biarkan siapa pun mengganggumu.""Baik!"Mendengar itu, Damar sangat bersemangat. Dia bergegas pergi untuk membuat pengaturan.Lagi pula, restoran ini milik Keluarga Yusnuwa. Jadi, dia segera mengaturnya dan tidak akan ada orang yang mengganggunya."Aku keluar sebentar. Setelah lima menit, aku akan kembali." Tobi segera berpesan pada Widia."Ya, pergilah." Widia mengang

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1646

    Namun saat mengetahui tentang siaran langsung global, dia segera memikirkan cara sempurna untuk menemukan ibu kandungnya Widia."Ya. Untunglah ada kamu yang menemaniku selama ini!"Widia mengangguk. Sekarang dia sudah tahu betapa menakutkan kemampuan yang dimiliki Tobi. Jika Tobi pun tidak bisa menemukan ibu kandungnya, mungkin tidak ada yang bisa dia lakukan lagi.Damar mengantar keduanya ke ruang VIP restoran, lalu bangkit dan pergi.Dia tidak ingin menjadi 'obat nyamuk' dan mengganggu kencan mereka berdua.Tobi juga memusatkan perhatiannya pada masalah Widia. Dia takut hal ini akan berdampak besar pada Widia, jadi dia juga tidak memedulikan hal lainnya lagi.Apalagi, kejadian ini terjadi terlalu cepat dan tiba-tiba.Saat ini, di area terlarang Jatra, akhirnya Harita berdiri di atas arena pertarungan dan ingin melawan Hirawan. Dia melakukan semua ini bukan untuk hal lain, tetapi demi martabat Negara Harlanda.Perlu diakui, setelah berhasil membuat terobosan, kekuatan Harita memang sa

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1645

    Melihat keduanya pergi, Yesa buru-buru bangkit. Dia tampak marah besar. Dia tak henti-hentinya mengumpati Widia dan Tobi.Kata-katanya begitu tidak enak didengar. Selanjutnya, saat memikirkan hidup mereka yang akan sulit ke depannya, dia juga kembali memarahi Herman.Dia bilang Herman tidak berguna dan membuatnya menjalani hidup yang menyedihkan. Herman tidak bisa memberinya kehidupan mewah, bahkan Grup Lianto pun jatuh di tangan orang luar.Yesa juga bilang, apa yang harus dia lakukan ke depannya? Jika tidak memberinya ratusan miliar atau membiarkannya menjadi orang terpandang di Kota Tawuna, bagaimana dia bisa hidup?Dia sudah kehilangan harga diri. Dia meminta Herman untuk memikirkan cara agar mendapatkan kembali Grup Lianto. Setidaknya, perusahaan itu sekarang bernilai triliunan atau bahkan mencapai puluhan triliun.Jika tidak, Yesa akan bercerai dengan pria tidak berguna sepertinya.Makin berbicara, dia makin emosi. Pada akhirnya, dia pingsan karena terlalu emosi dan sedih.Herman

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1644

    Wajah Widia berubah muram. Ekspresinya juga terlihat kusut. Namun, dia akhirnya mengangguk dan berkata, "Kuserahkan masalah ini padamu."Mendengar itu, Yesa langsung panik.Kali ini yang hilang bukan hanya kejayaan dan kekayaan, tetapi dia juga tidak punya harapan untuk menjadi nyonya kaya yang dikagumi semua orang. Bahkan, dia mungkin juga akan masuk penjara.Tidak bisa.Dia masih ingin meningkatkan prestisenya dan menjadi wanita bangsawan.Dia panik, lalu berlutut di depan mereka berdua sambil menangis. "Widia, ini salahku. Aku minta maaf padamu. Aku mengakui kesalahanku.""Apa yang kamu lakukan. Cepat berdiri dulu."Widia terkejut dan segera menjauh. Tidak peduli apa pun masalahnya, dia juga telah menganggap mereka sebagai orang tuanya selama ini.Menyadari hal itu, Yesa merasa masih ada harapan. Tangisnya makin menjadi-jadi. Dia juga memperlihatkan tampang memelas sambil berkata, "Nggak. Aku nggak akan berdiri, kecuali kamu memaafkanku.""Aku menyesali perbuatanku. Mengingat Keluar

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1643

    Begitu mendengar putrinya mencurigai mereka berdua bukanlah orang tuanya, Yesa tampak terkejut. Mungkinkah Tobi telah mengatakan yang sebenarnya kepada Widia? Seharusnya tidak mungkin, 'kan?Berdasarkan sifat Tobi, pria itu tidak mungkin mengatakan pada Widia bahwa dirinya dicampakkan oleh ibu kandungnya sendiri. Namun, setelah mendengar kata-kata selanjutnya, sepertinya itu karena Widia merasa Yesa tidak memperlakukannya dengan baik selama ini. Oleh karena itu, Widia bisa menyalahkan dirinya.Meski Yesa merasa tidak senang, dia segera berkata, "Widia, kami memang nggak memperlakukanmu dengan baik sebelumnya, tapi bagaimanapun juga, kami adalah orang tuamu.""Orang tuaku?" Widia berkata dengan dingin, "Kamu kira aku nggak tahu apa-apa? Tobi sudah memberitahuku segalanya!"Setelah mendengar itu, wajah Yesa berubah drastis. Dia tidak menyangka Tobi akan mengatakan yang sebenarnya kepada Widia. Dia pun buru-buru berkata, "Ka ... kamu sudah tahu semuanya?""Jangan salahkan aku. Kami takut

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1642

    Seiring berjalannya waktu, Negara Harlanda kini makin kuat dalam segala aspek. Termasuk teknologi, militer, dan lain sebagainya, meski menghadapi blokade gila-gilaan mereka.Mereka bahkan tidak peduli dengan kredibilitas negara, memberikan sanksi yang tidak masuk akal dan juga melanggar berbagai aturan seenaknya.Meski begitu, mereka tetap tidak bisa menghentikan perkembangan Negara Harlanda.Namun, saat ini Luniver tampak mengerutkan kening. Lantaran mereka mendapat kabar bahwa Tobi masih berada di Gunung Simeru dan belum turun. Jadi, mereka memikirkan cara untuk memaksa Negara Harlanda dan juga Tobi.Bagaimanapun, Negara Harlanda seharusnyanya tahu bahwa target mereka adalah Tobi. Selain itu, bocah itu sudah mulai memahami hukum langit dan bumi. Jika tidak menghabisinya sekarang, entah ancaman seperti apa yang akan mereka hadapi kelak.Walau Tobi masih tidak bisa menandinginya saat ini.Namun, dia baru saja menerima kabar. Katanya Tobi telah diam-diam meninggalkan Gunung Simeru. Tamp

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status