Share

Bab 526

Penulis: Anak Ketiga
Waktunya telah terbuang sia-sia. Tobi tidak ingin bertele-tele lagi.

Ditambah lagi, akhir-akhir ini, Gavin sering mencari masalah dengannya. Kalau begitu, anggap saja Tetua Harun ini sebagai pembalasan kecil darinya.

Lagi pula, Keluarga Gumilar tidak akan bertahan lama.

Mendengar itu, Tetua Harun bertambah marah. Tampaknya Tobi sama sekali tidak percaya dengan kehebatan pistolnya. Kalau begitu, biarlah dia merasakannya.

Dia segera menarik pelatuknya.

Detik berikutnya, suara letusan terdengar. Peluru melesat ke arah Tobi dengan kecepatan yang tidak bisa dilihat kasat mata.

Secepat kilat!

Namun, Tobi masih terlihat tenang. Dia mengangkat tangan kanannya dan mengulurkannya dengan santai.

Tetua Harun tertegun. 'Apa otak anak ini bermasalah? Bukankah dia sedang cari mati?

Namun, detik berikutnya, sorot matanya memperlihatkan tatapan tidak percaya dan bola matanya makin membulat.

Lantaran dia melihat Tobi menangkap peluru yang melesat cepat ke arahnya itu dengan tangan kosong.

Ini benar-bena
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 527

    "Bukan apa-apa, hanya ingin mengingatkanmu.""Lain kali, kalau ingin membunuhku, jangan cari yang lemah seperti ini, carilah yang lebih hebat!""Kalau nggak, terlalu membosankan," kata Tobi dengan nada datar.Wajah Gavin berubah drastis, lalu bertanya dengan nada tidak percaya, "Apa maksudmu?" Jangan-jangan terjadi sesuatu pada Tetua Harun?"Namun, tidak mungkin.Dia adalah ahli bela diri Kekuatan Transformasi tingkat menengah. Mana mungkin kekuatan Tobi bisa begitu menakutkan?Berdasarkan penyelidikan sebelumnya, Tobi hanya pemuda yang baru saja turun dari gunung dan tidak memiliki latar belakang sama sekali. Dia hanya bisa sedikit seni bela diri dan itu juga tidak termasuk apa-apa."Nggak ada maksud apa-apa. Jaga dirimu baik-baik!"Usai berbicara, Tobi pun mengakhiri panggilan itu.Gavin segera menelepon Tetua Harun, tetapi tak peduli berapa kali dia menelepon, tidak ada respons dari seberang sana, bahkan dia juga tidak keluar sama sekali.Saat ini, wajahnya terlihat kusut.Dia baru

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 528

    Namun, Tuan telah memberi perintah, jadi mereka berdua pun membawa Tetua Harun ke kamar mandi, lalu menuang sedikit bubuk itu sesuai dengan instruksi Tobi.Tak lama kemudian, sebuah pemandangan ajaib muncul.Setelah beberapa saat, barulah mereka berdua keluar. Mata mereka penuh dengan keterkejutan. Entah dari mana datangnya bubuk ini dan siapa yang membuatnya?Bagi pembunuh seperti mereka, bubuk ini sangatlah berguna."Sudah beres?""Ya!'Sapta mengangguk, tetapi dia tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya. "Tuan, ini?""Aku masih punya, yang itu kamu simpan saja. Aku kerap merasa bubuk ini nggak ada gunanya, jadi malas untuk meraciknya lagi. Nanti kalau ada waktu, aku akan meraciknya lagi," ucap Tobi dengan nada datar."Ah, Tuan, bubuk ini Anda buat sendiri?""Ya, benar."Sapta tersenyum pahit. Semua kemampuan Tuan benar-benar melebihi bayangannya.Tepat setelah mengantar mereka berdua pergi, ponsel Tobi berdering. Sebuah nomor tak dikenal menghubunginya."Halo!""Kamu Tobi, 'kan?

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 529

    Lantaran penculik itu terus berganti posisi, akibatnya Tobi menghabiskan satu jam lebih untuk tiba di tempat tujuan.Ini adalah bangunan pabrik bobrok yang jauh dari kota.Apalagi, kawasan sekitarnya sangat kosong dan hampir tidak ada tempat untuk bersembunyi. Itu sebabnya, dia juga tidak melakukan rencana lainnya.Begitu mobil tiba di depan pintu, penjaga langsung menyuruhnya keluar dari mobil.Selanjutnya, salah satu penjaga memeriksa barang-barang yang dibawanya dengan cermat, sedangkan yang satunya lagi memeriksa mobilnya. Tidak ada masalah dan juga tidak ditemukan ada orang yang bersembunyi.Setelah semuanya selesai, penjaga membawanya masuk dan hanya menyisakan satu orang untuk mengawasi pintu.Setelah beberapa saat, Tobi melihat seorang pria mengenakan topeng. Di sampingnya, juga ada beberapa pria yang semuanya memakai topeng hingga wajah mereka tidak terlihat.Tobi mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, tetapi tidak menemukan bayangan Kristin."Nggak perlu lihat lagi, Kri

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 530

    Itu adalah luka lamanya, mana mungkin dia tidak marah?"Kelihatannya kamu sangat marah." Mata pria itu sangat jeli dan berkata, "Kalau tebakanku benar, kamu masih punya nama lain, Tomi Yudistira, benar?"Kata-kata itu seketika membuat Kristin terperanjat.Dia membeku di tempat.Kak Tobi adalah Tomi yang dia cari selama ini?Tidak, tidak mungkin.Lagi pula, Kak Tobi tahu dirinya mencari Kak Tomi. Jika dia benar-benar Kak Tomi, seharusnya dia sudah mengakuinya dari awal.Kali ini, Tobi tidak ingin menyembunyikan apa pun lagi, karena dia ingin mengetahui kebenaran di balik kejadian itu. Kemudian, dia berkata perlahan, "Ya, aku adalah Tomi. Saat terjadi kebakaran di panti asuhan, aku cukup beruntung dan berhasil selamat."Begitu kata-kata itu dilontarkan, Kristin terkejut, sorot matanya seakan tidak percaya dengan kenyataan itu.Kak Tobi itu Kak Tomi yang dia cari-cari selama ini?Dia benar-benar Kak Tomi!Tanpa sadar, air mata bahagia muncul di pelupuk matanya. Meski sebelumnya Kak Tobi t

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 531

    Kristin terpana. Namun, melihat Kak Tobi berubah seperti ini, hatinya merasa lega. Dia pun menuruti perintahnya dengan patuh."Haha ....""Aku pernah bertemu orang bodoh, tapi belum pernah ketemu yang separah ini.""Huh! Sepertinya dia belum tahu kalau kita semua pernah berlatih seni bela diri. Sekalipun ahli bela diri Kekuatan Transformasi berhadapan dengan kami, dia juga pasti akan mati.""Lantaran dia ingin mati, kami akan mengabulkannya!"Sembari berbicara, salah satu di antara mereka meluncur ke arah Tobi dengan cepat. Belati di tangannya langsung diarahkan tepat ke leher Tobi.Hanya saja, detik berikutnya, yang dia rasakan malah nyeri hebat yang menggerogoti tenggorokannya. Dia menatap Tobi dengan ekspresi kaget. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia pun ambruk ke lantai.Bahkan, setelah ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti kapan Tobi mengambil tindakan? Dia juga tidak tahu bagaimana belatinya bisa sampai ke tangan lawan?Wajah pemimpin itu berubah drastis. Ini teknik ya

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 532

    Begitu mobil sampai di kompleks, mereka berdua pun berjalan keluar. Kristin akhirnya tidak bisa menahan diri lagi dan bertanya, "Kak Tobi, yang kamu katakan tadi benar?"Lantaran masalah telah sampai di titik ini, Tobi juga tidak ingin menghindar lagi dan menjawab dengan jujur, "Benar. Kristin, maaf sudah menyembunyikannya darimu.""Benarkah? Kamu sungguh Kak Tomi? Kamu nggak bohong, 'kan?""Gadis bodoh, mana mungkin aku bohong? Seingatku, aku masih berutang boneka barbie kepadamu.""Ini untukmu!"Seolah-olah bermain sulap, boneka Barbie tiba-tiba muncul di tangan Tobi.Mendengar Tobi menyebut boneka Barbie, keraguan di hati Kristin seketika menghilang. Dia mengambil boneka itu dan berkata dengan penuh semangat, "Ya, kamu benar-benar Kak Tomi-ku.""Syukurlah!"Saking senangnya, dia tak kuasa mengendalikan emosinya dan langsung memeluk Tobi dengan erat.Pelukannya bahkan lebih erat dari sebelumnya, seolah-olah takut Tobi akan menghilang.Tobi juga merasa terharu. Dia membalas pelukan Kr

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 533

    "Buka bajumu," kata Meli.Tobi kelihatan kaget, tetapi dia tetap melepas bajunya dengan patuh.Meli berjalan mendekatinya, lalu menemukan sebuah tanda lahir merah kecil di punggung Tobi. Tanda lahir itu memang tidak terlalu kentara, tetapi jika diperhatikan lebih dekat, maka itu akan terlihat jelas.Benar, tak salah lagi.Bekas luka lain mungkin bisa dibuat, tetapi bekas luka ini tidak bisa dipalsukan.Selanjutnya, Meli mengajukan rentetan pertanyaan kepada Tobi, akan tetapi pria itu bisa menjawab semuanya.Akhirnya, Meli yakin dengan identitas Tobi sepenuhnya dan berkata, "Tomi, dulu sewaktu ibumu membawamu ke panti asuhan, dia meninggalkan sebuah liontin giok untukmu.""Ibumu bilang liontin itu sangat berharga dan nggak boleh hilang, jadi dia mau kamu terus memakainya.""Awalnya, aku ingin menunggu sampai kamu dewasa dan memberikannya kepadamu, tapi siapa sangka terjadi kebakaran dan membuat kita terpisah. Sekarang, saatnya mengembalikannya ke pemilik aslinya."Usai berbicara, Meli m

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 534

    "Kamu bahkan memaksaku datang ke kantor pagi-pagi begini, apa itu termasuk sopan?""Pagi-pagi begini? Apa yang kamu lakukan setiap malam? Kamu bahkan masih tidur saat aku meneleponmu jam sembilan tadi. Jangan-jangan kamu bermain-main di luar setiap malam?"Widia curiga pria jahat ini pasti menghabiskan malam dengan bermain-main di luar. Sebenarnya, dia ingin sekali menyeret Tobi kembali tinggal di rumahnya, tetapi Keluarga Lianto pasti tidak akan setuju."Nggak, kok!"Tobi tak berdaya, "Sudah kubilang sebelumnya, aku nggak tertarik dengan bisnis perusahaan. Lagi pula, aku sudah mencari orang untuk mengurus semuanya.""Tahukah kamu mengapa aku ingin mempromosikanmu menjadi direktur penjualan?" tanya Widia dengan emosi."Kenapa?""Kamu!"Widia langsung mengomelinya, "Aku benar-benar nggak ngerti apa yang kamu pikirkan sepanjang hari. Apa kamu nggak mau dirimu menjadi lebih baik?""Aku sudah sangat baik," kata Tobi tak berdaya."Kamu?""Baik. Meski kamu punya sedikit kemampuan, kamu nggak

Bab terbaru

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1646

    Namun saat mengetahui tentang siaran langsung global, dia segera memikirkan cara sempurna untuk menemukan ibu kandungnya Widia."Ya. Untunglah ada kamu yang menemaniku selama ini!"Widia mengangguk. Sekarang dia sudah tahu betapa menakutkan kemampuan yang dimiliki Tobi. Jika Tobi pun tidak bisa menemukan ibu kandungnya, mungkin tidak ada yang bisa dia lakukan lagi.Damar mengantar keduanya ke ruang VIP restoran, lalu bangkit dan pergi.Dia tidak ingin menjadi 'obat nyamuk' dan mengganggu kencan mereka berdua.Tobi juga memusatkan perhatiannya pada masalah Widia. Dia takut hal ini akan berdampak besar pada Widia, jadi dia juga tidak memedulikan hal lainnya lagi.Apalagi, kejadian ini terjadi terlalu cepat dan tiba-tiba.Saat ini, di area terlarang Jatra, akhirnya Harita berdiri di atas arena pertarungan dan ingin melawan Hirawan. Dia melakukan semua ini bukan untuk hal lain, tetapi demi martabat Negara Harlanda.Perlu diakui, setelah berhasil membuat terobosan, kekuatan Harita memang sa

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1645

    Melihat keduanya pergi, Yesa buru-buru bangkit. Dia tampak marah besar. Dia tak henti-hentinya mengumpati Widia dan Tobi.Kata-katanya begitu tidak enak didengar. Selanjutnya, saat memikirkan hidup mereka yang akan sulit ke depannya, dia juga kembali memarahi Herman.Dia bilang Herman tidak berguna dan membuatnya menjalani hidup yang menyedihkan. Herman tidak bisa memberinya kehidupan mewah, bahkan Grup Lianto pun jatuh di tangan orang luar.Yesa juga bilang, apa yang harus dia lakukan ke depannya? Jika tidak memberinya ratusan miliar atau membiarkannya menjadi orang terpandang di Kota Tawuna, bagaimana dia bisa hidup?Dia sudah kehilangan harga diri. Dia meminta Herman untuk memikirkan cara agar mendapatkan kembali Grup Lianto. Setidaknya, perusahaan itu sekarang bernilai triliunan atau bahkan mencapai puluhan triliun.Jika tidak, Yesa akan bercerai dengan pria tidak berguna sepertinya.Makin berbicara, dia makin emosi. Pada akhirnya, dia pingsan karena terlalu emosi dan sedih.Herman

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1644

    Wajah Widia berubah muram. Ekspresinya juga terlihat kusut. Namun, dia akhirnya mengangguk dan berkata, "Kuserahkan masalah ini padamu."Mendengar itu, Yesa langsung panik.Kali ini yang hilang bukan hanya kejayaan dan kekayaan, tetapi dia juga tidak punya harapan untuk menjadi nyonya kaya yang dikagumi semua orang. Bahkan, dia mungkin juga akan masuk penjara.Tidak bisa.Dia masih ingin meningkatkan prestisenya dan menjadi wanita bangsawan.Dia panik, lalu berlutut di depan mereka berdua sambil menangis. "Widia, ini salahku. Aku minta maaf padamu. Aku mengakui kesalahanku.""Apa yang kamu lakukan. Cepat berdiri dulu."Widia terkejut dan segera menjauh. Tidak peduli apa pun masalahnya, dia juga telah menganggap mereka sebagai orang tuanya selama ini.Menyadari hal itu, Yesa merasa masih ada harapan. Tangisnya makin menjadi-jadi. Dia juga memperlihatkan tampang memelas sambil berkata, "Nggak. Aku nggak akan berdiri, kecuali kamu memaafkanku.""Aku menyesali perbuatanku. Mengingat Keluar

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1643

    Begitu mendengar putrinya mencurigai mereka berdua bukanlah orang tuanya, Yesa tampak terkejut. Mungkinkah Tobi telah mengatakan yang sebenarnya kepada Widia? Seharusnya tidak mungkin, 'kan?Berdasarkan sifat Tobi, pria itu tidak mungkin mengatakan pada Widia bahwa dirinya dicampakkan oleh ibu kandungnya sendiri. Namun, setelah mendengar kata-kata selanjutnya, sepertinya itu karena Widia merasa Yesa tidak memperlakukannya dengan baik selama ini. Oleh karena itu, Widia bisa menyalahkan dirinya.Meski Yesa merasa tidak senang, dia segera berkata, "Widia, kami memang nggak memperlakukanmu dengan baik sebelumnya, tapi bagaimanapun juga, kami adalah orang tuamu.""Orang tuaku?" Widia berkata dengan dingin, "Kamu kira aku nggak tahu apa-apa? Tobi sudah memberitahuku segalanya!"Setelah mendengar itu, wajah Yesa berubah drastis. Dia tidak menyangka Tobi akan mengatakan yang sebenarnya kepada Widia. Dia pun buru-buru berkata, "Ka ... kamu sudah tahu semuanya?""Jangan salahkan aku. Kami takut

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1642

    Seiring berjalannya waktu, Negara Harlanda kini makin kuat dalam segala aspek. Termasuk teknologi, militer, dan lain sebagainya, meski menghadapi blokade gila-gilaan mereka.Mereka bahkan tidak peduli dengan kredibilitas negara, memberikan sanksi yang tidak masuk akal dan juga melanggar berbagai aturan seenaknya.Meski begitu, mereka tetap tidak bisa menghentikan perkembangan Negara Harlanda.Namun, saat ini Luniver tampak mengerutkan kening. Lantaran mereka mendapat kabar bahwa Tobi masih berada di Gunung Simeru dan belum turun. Jadi, mereka memikirkan cara untuk memaksa Negara Harlanda dan juga Tobi.Bagaimanapun, Negara Harlanda seharusnyanya tahu bahwa target mereka adalah Tobi. Selain itu, bocah itu sudah mulai memahami hukum langit dan bumi. Jika tidak menghabisinya sekarang, entah ancaman seperti apa yang akan mereka hadapi kelak.Walau Tobi masih tidak bisa menandinginya saat ini.Namun, dia baru saja menerima kabar. Katanya Tobi telah diam-diam meninggalkan Gunung Simeru. Tamp

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1641

    Indira mengangguk. Dalam hatinya, dia diam-diam bertekad, apa pun yang terjadi, dia pasti akan melindungi satu-satunya harapan mereka ini. Tepat di saat ini, ponselnya berdering.Dia mengeluarkan ponselnya dan mengangkatnya. Begitu mendengar apa yang disampaikan orang di seberang sana, wajahnya berubah drastis. Dia berkata dengan kaget, "Apa kamu bilang!"Dia sulit untuk percaya. Bukankah Vamil mengatakan mereka berdua akan membutuhkan waktu lama untuk pulih, jadi bagaimana bisa secepat ini?Dia kemudian menutup telepon dan berkata dengan ekspresi muram, "Entah sejak kapan, Luniver dan Hirawan telah menyelinap ke Negara Harlanda. Apalagi, Hirawan langsung membuat arena pertarungan di area terlarang.""Dia juga menyebarkan rumor bahwa seni bela diri Negara Harlanda diwarisi dari Negara Melandia. Apalagi, kekuatan kita jauh lebih rendah dibandingkan Negara Melandia. Mereka menganggap kita sebagai sampah. Dia bilang dia sendiri bisa dengan mudah menggulingkan semua master Negara Harlanda.

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1640

    Ekspresi Widia juga berubah. Tindakan ibunya ini seketika membuatnya merasakan firasat buruk. Apa telah terjadi sesuatu?Benar saja. Setelah melirik mereka berdua, Tobi mengangkat tangannya dan menampar Yesa sambil berkata dengan dingin, "Apa kamu pantas dipanggil ibu?"Yesa tertegun sejenak. Ada rasa sakit yang membakar di pipinya.Herman juga tertegun. Namun, dia segera berkata dengan marah, "Tobi, apa yang kamu lakukan!"Plak!Lagi-lagi sebuah tamparan.Tobi berkata dengan dingin, "Kamu juga nggak jauh berbeda!"Herman juga tercengang. Yesa tampak marah. Namun melihat tatapan tajam Tobi, dia tidak berani melakukan apa pun. Dia hanya bertanya dengan hati-hati, "Tobi, apa yang kamu lakukan? Apa kamu masih marah dengan masalah yang terjadi terakhir kali? Itu semua salahku. Aku menyesali perbuatanku.""Sekarang kamu juga sudah menamparku. Kita anggap masalah ini berlalu, ya?"Herman juga marah, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya memandang Widia dan berkata dengan marah, "W

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1639

    Saat ini, Yesa tampak mengumpat dengan kesal, "Widia itu nggak tahu berterima kasih. Dia malah nggak menghiraukan kita begitu saja.""Bukan hanya nggak menjawab panggilan teleponmu, dia bahkan nggak angkat teleponku. Sia-sia aku begitu peduli padanya."Herman yang mendengar hanya bisa memperlihatkan ekspresi tak berdaya. Saat teringat dengan apa yang telah dia dan istrinya lakukan selama ini, apa mungkin putrinya akan peduli dengan mereka lagi?Mengenai apa yang dikatakan Yesa tentang ingin membongkar kasus yang dilakukan Tobi, dia hanya berpura-pura saja. Karena dia tahu betul, begitu semua terekspos dan Negara Melandia mengejar mereka, sudah pasti mereka akan mati dengan mengenaskan.Yang paling penting lagi, belum tentu Tobi akan ditangkap. Sebaliknya, dia hanya akan menyinggung Widia.Sebenarnya, dalam hati Yesa, dia masih berharap Widia bisa berubah pikiran.Lagi pula, dia telah melakukan banyak hal yang lebih menjijikkan dan tidak tahu malu sebelumnya, bukankah Widia masih berula

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1638

    Bukankah sudah tidak ada orang yang bisa mengancam mereka lagi? Apa telah terjadi sesuatu?"Widia, ada satu hal yang aku minta orang selidiki selama ini dan sekarang akhirnya hasilnya sudah ketemu," ucap Tobi perlahan."Masalah apa? Ada hubungannya denganku?""Ya, kamu harus persiapkan mentalmu.""Apa yang terjadi sebenarnya?""Ada hubungannya dengan asal-usulmu." Tobi khawatir Widia akan sulit menerima kenyataan ini."Apa!"Ekspresi Widia seketika berubah. Begitu mendengar perkataan Tobi, dia sepertinya sudah bisa menebaknya. Wajahnya memucat. Dia pun bertanya, "Jangan-jangan, aku bukan anak kandung Keluarga Lianto?""Bukan hanya nggak, tapi Yesa menculikmu dari tangan ibumu."Tobi akhirnya menceritakan masalah itu pada Widia.Apa!Wajah Widia bertambah pucat. Tubuhnya gemetar. Fakta dia bukan anak kandung ibunya saja sudah membuatnya sedih. Tak disangka, malah ada hal seperti ini lagi sekarang.Namun, dia sangat kuat dan tegar. Jika tidak, dia juga tidak mungkin bisa menjabat sebagai

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status