"Ngerti, kok." Tobi terpaksa mengiakannya."Baguslah. Setelah aku meyakinkan Kakek nanti, kita akan mengurus akta cerai.""Ya."Tobi mengangguk. Meskipun hatinya merasa enggan, dia juga tidak ingin memaksa wanita itu.Widia menghela napas lega dan berharap Tobi telah mengerti. Lagi pula, mereka tidak berasal dari dunia yang sama. Kalau dipaksa bersama, mereka tidak akan bahagia.Sesampainya ke kamar, Tobi baru saja hendak berbaring. Tiba-tiba ponselnya berdering. Yang menelepon adalah Jessi."Nona Jessi!""Bukannya sudah kubilang panggil aku Jessi saja?" ujar Jessi dengan manja."Baiklah, Jessi!""Sepertinya kamu nggak begitu senang? Apa aku begitu menyebalkan?""Mana mungkin? Kalau ada yang bilang begitu, berarti dia bukan seorang pria.""Bagus. Besok malam kamu ada waktu?""Ada apa?""Temani aku pergi ke sebuah pesta jamuan, dong.""Kita berdua nggak akrab, kenapa kamu mengajakku pergi jamuan?""Bukannya kamu kakakku? Kenapa masih nggak akrab?""Aku nggak ada waktu!"Tobi langsung me
Pecundang ini malah mengaku dia tidak bicara banyak dengan wanita iniIni baru hari kedua saja dan Tobi sudah tidak sabar untuk berkencan dengannya.Hati Widia tiba-tiba merasa kesal. Apalagi. saat teringat dia berencana mengajak Tobi pergi ke jamuan makan malam ini.Tobi pun terpaksa masuk ke dalam mobil.Jessi tersenyum puas, lalu menyalakan mobil dan melaju pergi.Melihat kedua orang itu berlalu, Widia sangat kesal. Entah apa yang terjadi pada dirinya, padahal dia ingin mengusir Tobi dari rumahnya.Namun, saat melihat Tobi bergaul dengan wanita cantik lainnya, dia tidak senang.Itu pasti karena Tobi sudah menikah dengannya sekarang. Tindakannya sekarang sama saja dengan selingkuh.Pasti begitu!Widia tidak mau ambil pusing lagi. Lagi pula, mereka berdua tidak berada pada level yang sama. Cepat atau lambat hal ini akan terjadi.Yang paling penting saat ini adalah mendapatkan pinjaman bank.Di saat tidak ada yang memperhatikan, seorang pria diam-diam melihat kepergian Tobi, lalu seger
Kebetulan sekali. Setelah tahu putrinya pergi mencari Tobi, Damar pun sengaja menyingkirkan pengawal rahasianya. Dia takut Raja Naga salah paham karena melihat ada pengawal mengikuti mereka."Jangan takut. Masih ada aku di sini."Tobi berusaha menghiburnya dengan lembut.Entah kenapa. Kata-kata itu bagaikan sihir dan seketika membuat Jessi merasa aman. Dia pun mengangguk dan berkata, "Ya. Sekarang kita harus bagaimana?""Bagaimana?""Tentu saja harus balas dendam!"Jessi tertegun sejenak dan berkata dengan cemas, "Tapi jumlah mereka begitu banyak dan mereka juga punya pisau. Ayo kita telepon ayahku dan minta dia mengutus pengawal untuk menyelamatkanku.""Nggak usah!" ucap Tobi.Di saat ini, pemimpin pria bertopeng itu berjalan ke arah pintu mobil. Dia hendak memukul kaca pintu itu dengan tongkat besi.Namun, Tobi tiba-tiba mendorong pintu mobil hingga terbuka. Tenaganya refleks menghantam pria bertopeng itu dengan keras.Argh!Pria itu mengerang kesakitan dan terpental mundur beberapa
Mendengar ini, Tobi tidak bisa menahan tawa. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kamu bodoh sekali!"Meski Latif tidak setuju, dia buru-buru berkata, "Ya, saya memang bodoh. Tuan Tobi. Anda sangat baik, ampuni saya kali ini. Saya janji nggak akan melakukannya lagi.""Sepertinya kamu masih belum sadar di mana letak kebodohanmu!""Ya sudah, biar aku jelaskan saja. Grup Karawaci akan segera bangkrut. Nggak peduli berapa banyak uang yang kamu investasikan, kamu akan kehilangan segalanya.""Ini ...."Latif jelas-jelas tidak percaya dengan ucapan Tobi. Apalagi, tadi pagi Joni telah memberinya saham sebanyak 20 miliar. Kalau tidak, dia mana mungkin turun tangan sekarang.Sekalipun harus mempertaruhkan nyawanya, baginya, uang sebesar 20 miliar bukanlah jumlah kecil. Dividen yang akan diterimanya membuatnya makin bersemangat."Terserah kamu percaya atau nggak. Aku juga nggak perlu membohongimu.""Masalah hari ini, kamu putuskan sendiri saja. Kamu nggak mungkin membiarkan masalah ini berla
Jessi buru-buru menjawabnya, "Tentu saja!" Ini adalah alasan yang dia temukan dengan susah payah agar bisa bersama dengan Tobi."Kalau begitu, kita naik taksi ke sana saja."Mereka berdua pun naik taksi. Tak lama kemudian, mereka telah tiba di tujuan. Tampaknya itu sebuah klub yang sangat mewah. Mengikuti Jessi, mereka pun sampai di ruang perjamuan.Dekorasi interiornya terlihat mewah dan seluruh ruangan tampak dipasang lampu yang berkelap-kelip. Banyak pria tampan dan wanita cantik di dalamnya, pebisnis sukses saling berbaur satu sama lain serta terdengar alunan musik yang anggun dan merdu.Suasananya terlihat sangat mewah dan nyamanSekilas terlihat seperti tempat berkumpulnya kalangan atas.Mungkin karena masih syok, Jessi pergi ke kamar mandi dulu dan meninggalkan Tobi berdiri di sana.Baru ditinggal sebentar, seorang satpam maju dan memperingatkannya, "Maaf ini acara pribadi. Orang yang nggak berkepentingan dilarang masuk ke sini."Tobi tertegun sejenak dan menjelaskan, "Aku dibaw
Begitu ucapan itu dilontarkan, semua orang terkejut.Namun, mereka langsung menganggap Tobi bodoh. Meskipun banyak orang tidak mengetahui identitas Jessi, mereka semua kenal dengan Yanuar.Dia adalah putra sulung Keluarga Hartanto.Ayahnya adalah Hendro Hartanto, pemimpin nomor dua di Kota Tawuna.Ibunya juga berasal dari Keluarga Sanjaya, salah satu keluarga ternama di Kota Sawarna. Apalagi, satu-satunya putra kakeknya telah meninggal dan kini hanya tersisa putrinya seorang dan cucunya.Latar belakangnya sangatlah kuat. Bocah bodoh ini malah begitu sombong dan provokatif. Apa dia sudah bosan hidup?Bocah, tamatlah riwayatmu.Hampir semua orang berpikir seperti itu.Jessi juga tak kalah kagetnya, tetapi dia sudah bertekad tidak akan berpangku tangan. Meski harus mengorbankan nyawanya, dia akan menyuruh ayahnya menyelamatkan Tobi."Bagus. Bocah, kamu punya nyali. Kuharap kamu terus setangguh ini."Ekspresi wajah Yanuar makin gelap, lalu dia berbalik dan pergi. Di dalam hatinya, dia suda
Dasar pria berstatus rendah. Padahal aku hanya sembarang memainkan lagu, tetapi tampaknya kamu sudah tertinggal jauh.Yanuar merasa dirinya sangat hebat. Dia bahkan mengira Jessi telah ditaklukkan oleh permainan pianonya dan pengakuan romantisnya.Dia segera mengambil buket mawar, berjalan ke arah Jessi dan menatapnya penuh kasih sayang, "Jessi, sejak pertama kali bertemu denganmu, aku sudah jatuh cinta padamu.""Siang dan malam terus berganti, tapi aku merindukanmu sepanjang waktu. Jessi, maukah kamu jadi pacarku?"Semua orang menarik napas menyaksikan adegan ini. Tiba-tiba seseorang berteriak, "Terima!""Terima!""..."Dalam sekejap, makin banyak orang menyorakinya dan Yanuar makin bangga.Mana ada gadis yang tidak menyukai romansa dan menjadi pusat perhatian?Kali ini, dia pasti berhasil.Jessi tampak kesal. Dia tidak menyangka Yanuar begitu tidak tahu malu. Tadi hanya sedikit orang yang memperhatikannya, tetapi sekarang, dia harus menolak di depan umum.Yanuar seketika merasa malu.
Semua orang menatapnya tajam. Seketika Tobi meluruskan pinggangnya hingga postur tubuhnya kini tampak jauh lebih baik.Mata Jessi sekilas berbinar-binar. Dia merasa saat ini Tobi terlihat sangat berbeda dan membuatnya makin terlihat keren.Yanuar agak kaget, lalu mendengus dingin. Pasti Tobi hanya berpura-pura. Sebentar lagi, wujud aslinya pasti akan muncul.Jari Tobi menari-nari di tuts piano, menghasilkan melodi yang merdu dan menenangkan, senyaman semilir angin yang menerpa wajah.Melodi cinta itu begitu memesona, membuat hati yang gelisah menjadi tenang.Semua orang merasa terhipnosis. Melodi piano terus menghanyutkan pikiran mereka, seakan-akan mereka adalah tokoh utama di dalam cerita tersebut.Kebahagiaan, kemarahan, kesedihan dan kegembiraan tercakup seluruhnya di dalamnya.Butuh waktu lama bagi mereka untuk pulih.Semua orang mematung di tempat.Sempurna!Pertunjukan ini sangat sempurna!Setelah beberapa saat, tepuk tangan meriah mulai terdengar dari bawah panggung. Bahkan, ti
"...."Semua orang tampak marah. Begitu pula dengan Jensen. Namun, dia tahu pengaruh besar Bos Zafran di Cewadi. Berdasarkan kekuatan Bos Zafran, jika dia berani mengambil tindakan, Keluarga Ravindra pasti akan hancur.Hanya saja, dia benar-benar tidak mengerti. Kapan Keluarga Ravindra memprovokasi Raja Naga itu?Keluarga Ravindra juga bukannya tidak tahu diri, jadi mana mungkin mereka bisa memprovokasi orang hebat seperti itu?Tepat di saat ini, ponsel Kamran berdering. Saat menyadari itu panggilan dari Pak Haryo, dia segera berdiri dan menyapa dengan hormat, "Pak Haryo!""Bagaimana pembahasan kerja samanya?"Pak Haryo tahu Bos Zafran punya pengaruh kuat dan juga dukungan dari Sekte Naga. Jika bisa diperkenalkan, akan sangat bermanfaat bagi perkembangan Kota Doma.Jika Kota Doma bisa berkembang, bukankah itu akan menjadi persyaratan bagus baginya untuk dipromosikan ke depannya?Mendengar itu, Kamran buru-buru berkata, "Hmm, terjadi sedikit masalah di sini."Dia segera menjelaskan situ
Begitu mendapati adegan itu, barulah Kamran dan yang lainnya tidak menyalahkan sikap Bos Zafran lagi.Mereka semua menatap lekat Bos Zafran dan membuka telinga mereka lebar-lebar. Mereka ingin tahu apa yang dibicarakan keduanya.Siapa yang bisa membuat Bos Zafran, yang bahkan terkenal di luar Cewadi, menjadi gugup dan hormat seperti ini."Raja Naga!" panggil Bos Zafran dengan sopan.Raja Naga?Semua orang terkejut. Mereka pernah mendengar tentang Raja Naga. Dia adalah pemimpin Sekte Naga dan sangat berkuasa. Tak disangka, ternyata Bos Zafran punya hubungan dekat dengan Sekte Naga."Zafran, aku ingin menanyakan sesuatu padamu!" kata Tobi dengan datar."Tuan, silakan tanyakan," ucap Bos Zafran dengan cepat."Apa kamu tahu tentang daerah Morali? Katanya di sana ada Keluarga Ravindra yang sepertinya termasuk orang terkaya di daerah itu?" tanya Tobi.Mendengar itu, wajah Steven masih tampak menghina.'Masih berpura-pura!''Tapi nggak masalah. Semuanya akan terungkap sebentar lagi. Saat itu,
Steven terlihat bangga. Mendapati semua orang sepenuhnya dikendalikan olehnya, terutama Shinta yang tampak menyedihkan, dia sangat senang sekali."Mengapa nominalnya bertambah lagi? Jelas-jelas aku hanya meminjam 24 miliar saat itu." Brian tidak tahan lagi dan angkat bicara juga. Saat itu, dia juga kebingungan.Sebenarnya, dia juga sadar dirinya telah ditipu, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa."Huh! Pinjaman biasanya dikenakan bunga. Aku meminjamkan 40 miliar kepadamu. Bukankah wajar saja bunganya 10 miliar setelah lewat beberapa hari? Kalau di tempat lain, mungkin sudah berlipat ganda," ucap Steven sambil mendengus dingin."Memang benar. Kalau tempat judi seperti ini memang bisa berlipat ganda, bahkan sepuluh kali lipat. Tempat judi ini dibuka oleh keluargamu, 'kan?" ujar Tobi degan datar."Kalau benar, memangnya kenapa!" Nada bicara Steven tampak sombong dan mengejek. "Aku punya kemampuan seperti ini dan bisa menghasilkan uang dalam hitungan menit.""Apa itu legal?" tanya Tobi.W
Begitu kata-kata ini dikeluarkan, semua orang tercengang.Ayahnya Shinta dan yang lainnya memandang Tobi dengan kaget. Mereka diam-diam berpikir dalam hati.Bocah ini pasti sudah gila. Beraninya dia mengucapkan kata-kata seperti itu pada Tuan Steven. Apa dia masih nggak sadar dengan statusnya sendiri? Benar-benar cari mati.'Tamatlah riwayatnya kali ini.Perlu diketahui, Keluarga Ravindra kaya, punya kekuasaan, dan juga sangat berkuasa.Di matanya, Keluarga Ravindra adalah keberadaan yang sangat menakutkan.Hais, jangan salahkan dirinya. Salahkan Tobi sendiri saja. Siapa suruh dia berani berlagak padahal tidak tahu apa-apa!Steven tertegun sejenak, lalu tertawa sinis dan berkata, "Nak, kamu berani menyuruhku menunggu mati? Kamu bodoh sekali dan nggak kenal takut sepertinya!""Haha. Kamu kira Pak Galuh baru saja memberimu kartu nama, kamu sudah bisa bergantung kepadanya? Itu hanya karena dia mengambil anggur milikmu, jadi dia baru begitu sopan.""Kamu tahu nggak, meski aku memarahi Pak
"Shinta, kamu juga sama! Kamu kira kamu secantik bidadari langit? Aku sudah menghargaimu dan memberimu kesempatan, tapi kamu menolaknya. Kalau begitu, aku juga nggak segan-segan lagi."Steven berkata dengan dingin, "Brian, jangan salahkan aku kali ini. Salahkan kakakmu. Siapkan 40 miliar atau nggak, masuk penjara saja."Masalah sudah sampai tahap ini, dia juga tidak perlu berpura-pura lagi.Namun di saat Steven melampiaskan emosinya, dia sama sekali tidak memikirkan kekuatan seperti apa yang dimiliki Tobi. Mengapa pria itu bisa bersikap seperti itu?Begitu mendengar kata-kata itu, ekspresi ayahnya Shinta dan yang lainnya berubah muram.Khususnya, ayahnya Shinta. Dia buru-buru memohon. "Tuan Steven, kita bisa bicarakan baik-baik. Masalah ini nggak ada hubungannya dengan kami. Kami selalu mendukungmu."Steven menunjuk Tobi dan berkata dengan dingin, "Benarkah? Kalau begitu, suruh bocah itu keluar sekarang juga."Ayahnya Shinta juga memandang Tobi.Namun sebelum pria itu angkat bicara, Sh
Begitu kata-kata ini dilontarkan, semua orang akhirnya mengerti.Setelah bicara begitu banyak, terakhir anggur itu tetap saja diberikan kepada Galuh.Namun, anggur itu jelas bukan pemberian Steven. Jadi, bisa dikatakan Steven masih belum menebus kompensasi apa pun.Melihat pemandangan ini, raut Jensen berubah muram. Bocah ini berani mencelakai keponakannya. Sepertinya dia sudah bosan hidup.Hanya saja, ini bukanlah waktu yang tepat untuk memberi pelajaran kepada bocah ini. Tunggu sampai keponakannya berhasil lolos dari ancaman ini lebih dulu.Galuh tertegun sejenak. Dia baru memahami kebenarannya. Lalu, tertawa sambil berkata, "Adik kecil ini menarik. Siapa namamu?""Tobi," jawab Tobi dengan singkat."Oke, aku akan mengingatmu. Anggap aku berutang kepadamu kali ini," ucap Galuh sambil mengangguk. Bukannya dia tidak mampu membeli anggur ini, tetapi persediaan anggur ini terbatas.Berbeda dengan Lavite 1982 yang seakan tidak bisa habis dalam waktu lama."Pak Galuh, jangan sungkan," kata
"Nggak perlu. Aku nggak layak menerima permintaan maafnya," ucap Galuh dengan dingin.Steven langsung terperanjat. Dia tidak menyangka Galuh bukan hanya pemimpin asosiasi asli, tetapi juga punya latar belakang yang begitu kuat sehingga pamannya sendiri pun ketakutan.Dia masih tidak tahu kalau bukan karena berasal dari Cewadi, Jensen sama sekali tidak memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam jamuan malam ini.Karena Bos Zafran dari Cewadi akan datang untuk berinvestasi di sini malam ini, jadi Pak Kamran memintanya untuk menemaninya secara pribadi.Raut wajah Jensen berubah drastis dan langsung membentak Steven, "Kenapa masih diam saja? Cepat berlutut ke sini!"Steven tercengang. Begitu melihat ekspresi marah Jensen, dia tahu dia sudah mendapat masalah besar kali ini. Sebenarnya, dia lumayan takut dengan Paman Jensen.Hanya saja, mana mungkin dia bisa berlutut, apalagi masih ada Shinta di sini?Jensen kelihatannya tidak sabar lagi dan bersiap untuk mengambil tindakan secara langsung.
Begitu masuk, Galuh langsung bertanya, "Maaf, apa anggur ini milik kalian?"Dia tidak mengerti mengapa ada orang yang menganggap anggur bagus seperti ini sebagai anggur palsu dan membuangnya. Jika bukan karena dia kebetulan mencium aroma anggur yang tidak biasa, pasti anggur enak ini akan terbuang sia-sia.Saat mendengar itu, semua orang tertegun sejenak.Wajah ayahnya Shinta dipenuhi dengan ekspresi kegembiraan. Dia sangat menyesal karena terlambat mencegat. Tak disangka, anggur itu kini kembali lagi. Dia segera berkata, "Ya, ini milik kami!"Galuh tidak tahan lagi dan berkata dengan marah, "Anggur ini sungguh milik kalian? Ini anggur asli. Mengapa kalian bisa merasa anggur ini palsu dan membuangnya begitu saja? Mubazir sekali.""Ini ...."Ayahnya Shinta tidak tahu harus bagaimana menjawabnya. Bahkan, dia sendiri juga tidak yakin apa itu anggur asli atau bukan. Namun, didengar dari apa yang dikatakan lelaki tua itu, sepertinya anggur itu asli.Sebaliknya, Steven tidak tahan lagi. Dia
Tepat di saat ini, ayahnya Shinta kembali. Dia sama sekali tidak pergi ke kamar mandi. Begitu keluar dari ruang VIP, dia langsung menyusul pelayan tadi. Hanya saja, dia terlambat selangkah dan tidak menemukannya lagi.Dia tampak depresi dan menyesal bukan main.Kalau tahu akan jadi begini, dia barusan pasti tidak akan mengatakan anggur itu palsu.Saat melihat ada sebotol anggur lagi di atas meja, dia tertegun, lalu bertanya, "Apa ini?""Huh! Itu anggur yang dikeluarkan Tuan Tobi barusan. Sayangnya, hanya sebotol Moutai biasa saja," ucap Steven sambil mendengus dingin.Mendengar itu, Tobi pun memandang Steven dengan tatapan meremehkan, seakan-akan Steven itu orang bodoh. "Apa hanya dilihat dari luarnya saja, kamu sudah tahu itu Moutai biasa?""Tentu saja!""Apa kamu memahami produk Moutai sebelumnya?" tanya Tobi.Steven tercengang. Dia tidak tahu karena biasanya dia lebih suka minum anggur merah. Jadi, bagaimana dia bisa paham hal beginian?"Moutai bintang lima!"Ayahnya Shinta sepertin