Share

Bab 27

Penulis: Anak Ketiga
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-18 18:40:43
Wanita itu memiliki alis yang indah, pipi dan bibir yang merona, layaknya peri dalam lukisan. Gaun hitam pun tidak bisa menyembunyikan sosok sempurnanya itu.

Angin malam pun seakan-akan terpikat dengan kecantikannya.

Dalam sekejap, penampilan Widia langsung mencuri perhatian banyak orang. Bahkan mereka sepenuhnya mengabaikan Tania, wanita cantik yang tak kalah menawan itu, yang mengikuti Widia dari belakang.

Apalagi Tobi yang hanya mengenakan pakaian kasual.

"Putri siapa ini? Cantik sekali."

"Kalian nggak kenal dia? Itu Widia, direktur Grup Lianto, direktur cantik di kota kita."

"Ternyata begitu. Dia punya aura yang terkesan dingin."

Di saat bersamaan, sebuah mobil mewah lainnya juga berhenti di depan pintu. Pria yang turun lebih dulu itu sangat tampan dan tegap, dia mengenakan pakaian Versace mahal, yang membuatnya tampak seperti bangsawan.

Di belakangnya, tampak seorang pria dan seorang wanita. Ternyata itu adalah Willy Yoman dan Lisa Yoman, kakak beradik yang mereka temui di klub an
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Gorila Jantan
jangan dikuncilah
goodnovel comment avatar
wowon Wibowo aprianto
kenapa ga bisa loncat kebab lain nhaa
goodnovel comment avatar
MTs IU1997
lumayan bagus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 28

    Mata Willy membelalak.Cantik!Cantik sekali!Ini bukan kecantikan biasa, tapi kecantikan murni!Wanita itu mengenakan gaun putih dan wajahnya sangat cantik. Sepasang mata hitamnya tampak bersinar-sinar dan kulitnya putih sekali. Dia tampak seperti peri yang ada di pegunungan.Willy buru-buru melangkah maju untuk menyapa, "Ha ... halo ...."Namun, wanita itu sama sekali tidak menghiraukannya. Dia berjalan ke arah Tobi, mengulurkan tangan kanannya dan berkata sambil tersenyum, "Halo, Tuan Tobi."Tobi mengangkat tangannya untuk menyambut uluran tangannya itu, lalu segera melepaskannya. "Halo!"Jessi kini terlihat sehat dan lebih bersemangat dari sebelumnya.Terutama aura yang keluar dari tubuhnya itu, memperlihatkan kepolosan hatinya.Kilatan keterkejutan melintas di mata Jessi. Ini pertama kalinya dia bertemu dengan pria yang begitu dingin padanya."Terima kasih atas bantuanmu kemarin. Kalau nggak, nyawaku sudah nggak tertolong lagi.""Sama-sama.""Ayo kita duduk di sana sambil mengobro

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-18
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 29

    "Oh?"Jessi tampak bingung sesaat. Meskipun dia tidak tahu asal usul Tobi, ayahnya jelas-jelas mengatakan pria itu sangat hebat. Apalagi, Jessi sendiri telah melihat keterampilan medis Tobi.Joni berpikir wanita itu memercayainya, jadi dia lanjut berbicara, "Benar, kok. Bukan hanya itu saja, dia juga baru saja datang dari pedesaan. Sudah miskin, nggak punya bakat lagi.""Kalau bukan karena undangan yang aku punya, dia nggak akan bisa masuk ke sini.""Benarkah? Kalau begitu, aku harus berterima kasih kepadamu karena sudah memberiku kesempatan untuk dekat dengan Kak Tobi," kata Jessi sambil tersenyum."..."Joni benar-benar pusing dibuat wanita itu. Apa wanita ini lamban? Dia tidak ngerti ucapannya itu? Kemudian, Joni kembali berkata, "Cantik, pikirkanlah. Kamu begitu sempurna, dengan kondisi seperti itu, kamu bisa dapat pria kaya mana pun, jadi mengapa kamu memilih pria nggak berguna seperti ini?"Mendengar ini, Jessi langsung marah dan berkata dengan dingin, "Beraninya kamu bilang Kak

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-18
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 30

    Namun, dia teringat dengan sebuah kabar baik. Setelah Joni membawanya menyapa senior-senior, Burhan Sulistiyo sangat murah hati dan bersedia memberikan kuota untuk Keluarga Lianto.Burhan adalah salah satu dari enam pejabat Serikat Dagang Lawana dan memiliki status yang sangat tinggi.Dengan bantuan dia, kali ini mereka pasti akan berhasil.Joni mengangguk, kemudian dia berjalan ke samping dan mengomeli Willy dan dua orang lainnya, "Ada apa dengan kalian? Aku bawa kalian kemari untuk mempermalukan Tobi, tapi kalian malah membuatnya begitu nyaman?"Willy tampak bersalah dan berkata pelan, "Tuan Joni, kami juga mau mempermalukannya, tapi Tobi mengabaikan kami dan menganggap kami bagai angin lalu.""Lagian, dia terlihat santai berada di tempat seperti ini. Berbeda dari kita bayangkan, dia sama sekali nggak merasa gugup.""Kenapa aku selalu merasa dia tidak sesederhana itu?""Apaan! Dia hanya tak tahu malu saja."Joni mendengus dingin, "Sudahlah, lagian kali ini Tobi sudah membuat Widia ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-18
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 31

    "Tobi, buat apa kamu telepon? Kamu pikir kamu kerabatnya Pak Damar?" umpat Tania dengan marah. Di saat genting seperti ini, pria itu masih berani membual."Widia, jangan pedulikan dia. Sekarang masih ada waktu, cepat cari Tuan Joni. Mana tahu dia menyelamatkanmu."Mendengar itu, Widia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak ada gunanya. Lagian, Tuan Joni sudah kenalkan banyak pejabat senior Serikat Dagang kepadaku hari ini. Dia sudah sangat membantu."Widia merasa harapannya telah pupus. Apalagi, masalah kuota ini telah diputuskan oleh Pak Damar. Jangankan Joni, meski ada orang yang lebih hebat dari Joni, dia yakin keputusan ini tidak akan berubah lagi."Tapi kita nggak mungkin diam saja dan nggak melakukan apa-apa, 'kan? Aku tanya-tanya temanku dulu."Tania bangkit dari tempat duduknya dan pergi.Melihat Tania pergi, Widia menghela napas tak berdaya.Dalam hatinya, masalah ini tidak akan berubah lagi.Tobi berjalan ke samping, mengeluarkan ponselnya dan menghubungi nomor Damar. Se

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-03
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 32

    Nada suara Yudi terdengar sangat dingin."Ya, ya ...."Wajah Willy seketika memucat. Hatinya dilanda ketakutan sekaligus tidak senang. Kepala Keluarga Saswito adalah anggota senior Serikat Dagang Lawana, jadi mereka tidak berani menyinggungnya.Dia terpaksa membawa adiknya meninggalkan perjamuan itu dengan pasrah.Karena ruang perjamuannya sangat luas, ditambah penyelesaiannya cepat, masalah ini pun tidak begitu menarik perhatian banyak orang.Semuanya berjalan sesuai keinginan Yudi. Dia ingat pamannya bilang Tuan Tobi sangat rendah hati dan tidak suka membeberkan identitasnya.Yudi buru-buru memberi hormat kepada Tobi, "Halo, Tuan Tobi."Tobi mengangguk dan bertanya, "Sebelumnya, bukankah kamu sangat hebat? Mengapa kamu tiba-tiba pergi begitu saja?"Yudi tersenyum pahit dan menjelaskan, "Saya lihat Anda memegang kartu hitam Lawana. Pak Damar bilang dia memberikannya kepada tokoh hebat bernama Tobi.""Ternyata begitu!"Tobi menganggukkan kepalanya sambil menambahkan, "Barusan itu, teri

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-03
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 33

    Saat ini, Tania kembali dengan ekspresi wajah tak berdaya.Selain Joni, dia sama sekali tidak punya kenalan orang hebat. Jadi, dia pun mencari pria itu dan menjelaskan situasi yang terjadi kepadanya.Mendengar itu, Joni perlahan menggelengkan kepalanya. Jika masalahnya seperti ini, dia juga tak berdaya. Ayahnya juga tidak bisa memberikan bantuan apa pun.Namun, di depan Tania, Joni harus berlagak dan berpura-pura menelepon ayahnya.Setelah itu, dia pun kembali menemui Widia bersama dengan Tania."Widia, aku barusan dengar Tania bilang Keluarga Lianto nggak bisa bergabung dengan Serikat Dagang Lawana?" tanya Joni dengan wajah prihatin.Widia menganggukkan kepalanya."Huh, nggak disangka akan terjadi hal seperti ini, tapi jangan khawatir, aku sudah telepon ayahku dan minta bantuannya.""Kamu minta bantuan ayahmu?"Widia termenung sejenak, bertanya-tanya dalam hatinya, jangan-jangan Pak Damar meneleponnya bukan karena Tobi melainkan ayahnya Joni?Benar juga. Lagi pula, Tobi baru saja turu

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-03
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 34

    Lalu, mengapa Keluarga Lianto bisa bergabung dengan Serikat Dagang Lawana? Masa itu karena Tobi?Tidak mungkin!"Ya. Tuan Joni, terima kasih banyak atas bantuanmu kali ini," ucap Widia."Sama-sama. Aku merasa jauh lebih senang dibandingkan saat keluargaku sendiri bergabung dengan Serikat Dagang Lawana." Joni tidak peduli begitu banyak lagi. Dia cepat-cepat mengambil alih kontribusi sebesar ini."Tobi, lihat itu. Hanya dengan satu panggilan telepon, Tuan Joni berhasil menyelesaikan masalah besar yang hampir menentukan nasib Keluarga Lianto.""Kalau kamu? Hanya bisa duduk termenung saja. Apa kamu pantas dibandingkan sama Tuan Joni?"Begitu mendengar itu, wajah Joni penuh dengan ekspresi bangga, lalu dia berkata, "Nggak juga. Aku rasa, Tobi juga punya keahlian lain, contohnya pintar merayu wanita. Bukankah wanita tadi begitu melindunginya?"Ucapan itu mengingatkan Widia kepada Jessi. Dia makin kesal mendengarnya.Tobi benar-benar tidak berdaya. Dia kemudian bertanya dengan nada datar, "Ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-03
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 35

    Damar mengedarkan pandangannya ke seluruh hadirin, bahkan dia sengaja menatap Tobi sejenak, lalu tersenyum dan berkata, "Terima kasih telah hadir di jamuan hari ini. Aku yakin semua orang sudah mendapatkan hasil yang baik hari ini."Semua orang menjawabnya, "Tentu saja."Setelah salam pembuka yang sederhana, Damar pun menambahkan, "Sekarang aku akan mengumumkan satu-satunya keluarga yang bergabung dengan Serikat Dagang Lawana tahun ini. Dia adalah ...."Sampai di situ, Damar sengaja menghentikan kalimatnya dan melihat sekelilingnya.Mendengar itu, anggota yang mempunyai peluang besar untuk bergabung itu menahan napas dan menatapnya lekat-lekat.Begitu juga dengan Widia. Matanya juga terpaku pada Damar yang berada di atas panggung.Meski sudah diberitahukan sebelumnya, selama tidak diumumkan ke publik, semuanya masih bisa berubah."Grup Lianto yang dipimpin oleh Bu Widia!" ucap Damar dengan suara menggema.Benar-benar Grup Lianto. Widia langsung bersorak kegirangan.Dia tahu beban yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-04

Bab terbaru

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1602

    Hingga detik ini, Widia baru memahami segalanya.Dari awal sampai akhir, ibunya tidak pernah bertobat, apalagi mengubah sikapnya.Tampaknya ibunya melakukan semua ini demi kekuasaan di tangan Tobi dan juga perusahaan yang kini telah dipegang oleh Widia.Sebenarnya Widia pernah memikirkan kemungkinan tersebut. Hanya saja, dia enggan mengakui semua itu, apalagi saat melihat sikap orang tuanya yang berubah drastis dan terus memperlakukannya dengan penuh kasih dalam beberapa hari terakhir ini.Meski semuanya itu hanya kepura-puraan, Widia bahkan lebih memilih untuk memercayainya.Jadi, bukannya Widia tidak pernah membayangkan semua ini. Hanya saja, dia enggan menerima kenyataan dan lebih memilih terjebak dalam angan-angannya sendiri.Namun, saat ini, dia telah tersadar dan mencerna segalanya.Tobi juga memperhatikan ekspresi sedih Widia. Pria itu menepuknya dengan lembut, lalu berkata perlahan, "Jangan sedih. Bukankah masih ada aku di sini? Aku akan selalu menemanimu.""Ada kamu?""Nak, se

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1601

    Melihat orang tuanya ditendang dan terjatuh, Widia tampak terkejut. Dia dengan gugup berjalan ke depan untuk memeriksa kondisi kedua orang tuanya.Namun, detik berikutnya, dia kembali menghentikan langkahnya.Terutama saat melihat orang tuanya bangkit kembali. Meski darah mengucur dari sudut mulut mereka dan tubuh mereka penuh luka, sepertinya bukan masalah besar. Setidaknya, tendangan barusan tidak mengancam nyawa.Jika Widia memperlihatkan kekhawatirannya pada orang tuanya sekarang, sepertinya dia bakal dimarahi lagi.Mereka sekarang menganggap Widia bagaikan wabah penyakit. Mereka berharap Widia menjauh dari mereka.Hanya saja, siapa kedua orang ini. Dendam apa yang mereka miliki kepada Widia?"Siapa kalian sebenarnya?" tanya Widia dengan marah."Kalian nggak tahu siapa kami? Hal-hal yang dilakukan oleh Keluarga Lianto sebelumnya, apa kalian begitu cepat melupakannya?"Kaivan tersenyum sinis. "Nggak masalah. Aku akan bantu kamu mengingatnya kembali. Apa kamu masih ingat dengan Mirza

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1600

    Saat ini, Widia dan Tobi sudah sampai di depan pintu.Baru saja sampai di depan pintu, Tobi sudah tertegun. Sepertinya dugaannya tidak salah. Pasti terjadi sesuatu pada orang tuanya Widia. Apalagi, lawan adalah orang yang sangat hebat.Sejak kapan di Harlanda muncul ahli bela diri Guru Besar tingkat puncak yang baru lagi?Eh, bukan. Orang ini tidak berasal dari Harlanda.Tobi bisa merasakan aura lawan yang berbeda. Orang Melandia?Widia tidak menyadari semua ini, jadi dia pun mengajak Tobi masuk dan berteriak sambil tersenyum, "Bu!"Namun, begitu masuk, dia mendapati orang tuanya tengah berjongkok ketakutan, lalu ada beberapa pengawal yang tergeletak di lantai dan juga dua pria pendek yang berdiri sana sambil memasang ekspresi dingin.Orang Melandia?Kenapa mereka bisa datang ke sini?Begitu melihat semua itu, Widia bergegas maju ke depan dengan khawatir. "Ayah, Ibu, kalian baik-baik saja?"Saat melihat Saim dan Kaivan menoleh, wajah Yesa langsung berubah. Wanita itu khawatir mereka ak

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1599

    Wajah Yesa dipenuhi ketakutan, tetapi dia tetap mengumpulkan keberaniannya dan berkata dengan hati-hati, "Ka, kalian jangan sembarangan. Aku beri tahu kalian, suaminya Widia adalah tuan muda Keluarga Yudistira di Jatra. Kekuatannya sangat hebat dan nggak ada orang yang nggak takut padanya.""Kekuatannya luar biasa? Nggak ada yang nggak takut padanya? Hanya seorang tuan muda dari Keluarga Yudistira, tapi masih berani mengatakan hal seperti itu? Lucu sekali!""Jangankan tuan muda Keluarga Yudistira, meski kepala Keluarga Yudistira datang ke sini, aku juga bisa membunuhnya hanya dengan lambaian tanganku."Saim juga pernah mendengar tentang Keluarga Yudistira di Jatra. Meski demikian, dia sangat meremehkan Keluarga Yudistira. Dia merasa dirinya-lah yang paling hebat, apalagi kekuatannya telah mencapai Alam Guru Besar tingkat puncak.Dulu, Saim pernah datang ke Harlanda untuk belajar seni bela diri, jadi bahasa Harlandanya masih termasuk fasih. Itu sebabnya, dia sangat kagum dengan master h

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1598

    Waktu terus berlalu begitu saja. Bahkan setelah diingatkan oleh Vamil, Tobi masih belum menemukan petunjuk apa pun. Apa ini karena kemampuannya terlalu rendah atau dia memang tidak bisa membuat terobosan?Jika tidak, selain Vamil dan tiga lainnya, mengapa tidak ada orang lain yang bisa memahami hukum langit dan bumi dan mencapai tingkat menakutkan seperti mereka?Yang paling penting lagi, Tobi bahkan tidak tahu mereka telah mencapai alam kultivasi yang seperti apa dan juga kekuatan seperti apa yang mereka miliki.Mungkin dia harus pergi mencari Vamil dan merasakannya secara langsung.Tobi berdiri dan melihat waktu. Dia tiba-tiba teringat dengan sesuatu. Dia telah berjanji pada Widia agar kembali ke kediaman Lianto untuk makan malam.Memberi kesempatan kepada orang tuanya Widia untuk meminta maaf.Meski Tobi tidak ingin melihat mereka, pria itu juga tidak ingin mempersulit Widia. Dia pun menyalakan mobil dan pergi menjemput Widia dari kantor agar bisa sekaligus pulang bersama.Saat mene

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1597

    Tobi dan Widia mencari warung di pinggir jalan dan menikmati sarapan mereka dengan santai.Widia dulunya tidak akan terbiasa dengan tempat-tempat seperti ini.Namun, sejak bersama dengan Tobi, dia bukan hanya terbiasa, tetapi terkadang dia juga menyukai lingkungan seperti ini. Tempat seperti ini malah memberinya perasaan santai dan nyaman."Ibumu baik-baik saja?" tanya Tobi sambil tersenyum."Ya, dia benar-benar banyak berubah kali ini. Seakan pemikirannya sudah terbuka."Widia memperlihatkan senyum bahagia dan berkata, "Sepertinya kejadian kali ini telah memberikan akhir yang baik. Hanya saja, kamu sudah mengorbankan banyak hal, menghabiskan banyak uang, dan berutang budi pada bos besar lainnya.""Nggak juga. Masalah sepele seperti ini bukanlah apa-apa."Tobi mengatakan yang sebenarnya, tetapi Widia mengira pria itu hanya tidak ingin dirinya merasa terbebani. Hal itu membuat Widia makin menyukainya.Entah dimulai sejak kapan, yang dia pikirkan hanyalah Tobi.Demi Tobi, dia rela melaku

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1596

    "Mungkin juga karena situasi khusus inilah, mereka bersedia tinggal bersamaku dan menjaga selama 60 tahun penuh."Vamil menjelaskan bahwa dia telah membuat terobosan 55 tahun yang lalu. Sedangkan, kekuatan yang lainnya jelas jauh berbeda darinya. Mungkin inilah salah satu alasan mereka takut dan ingin bergabung dengannya untuk mengambil tindakan."Mungkinkah ada cara untuk menerobos, aku ...." Hati Tobi tergerak."Jangan memikirkan hal ini lagi. Di sana sudah hancur total dan nggak ada lagi yang tersisa." Vamil menggelengkan kepalanya tak berdaya.Setelah mendengar itu, Tobi tampak tidak berdaya. Jadi, apa yang harus dia lakukan? Dia tidak takut dirinya terluka, tetapi dia lebih takut dirinya tidak bisa melindungi orang-orang di sekitarnya dan juga melindungi Harlanda."Kamu nggak perlu terlalu khawatir. Berlatihlah dengan keras dan dapatkan pemahaman baru. Aku percaya padamu!"Tobi menutup telepon dengan tak berdaya. 'Kamu percaya padaku? Tapi aku sendiri nggak percaya diri. Terlebih

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1595

    "Ya, katakanlah!" Tobi segera mengumpulkan kekuatan mentalnya dan memastikan keamanannya."Kamu masih ingat apa yang kukatakan padamu sebelumnya? Setelah aku bertemu orang itu, aku pasti akan menceritakan semuanya padamu. Sekarang, inilah saatnya."Raja Naga Tua segera menceritakan akar permasalahannya, termasuk masalah Vamil dan lainnya yang terluka parah. Sekalipun pulih, nyawanya juga tidak akan bertahan lama lagi.Begitu mendengar semua itu, Tobi tertegun lama. Dia seakan-akan merasa semuanya seperti mimpi. Dia tidak pernah menyangka bahwa masih ada empat tokoh sehebat itu di dunia ini.Terutama Vamil, yang telah mengorbankan segalanya demi Harlanda. Kini Tobi makin mengaguminya. Dari nada bicara gurunya, Tobi bisa merasakan bahwa setiap kata-katanya menunjukkan perasaan yang sesungguhnya, yang jelas berasal dari lubuk hati yang paling dalam."Apa Master Vamil ada di sana? Bolehkah aku berbicara dengannya?" tanya Tobi.Raja Naga Tua melirik sekilas Vamil yang berada di sampingnya.

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1594

    Ekspresi Raja Naga Tua berubah. Dia bersiap untuk mengejar."Lupakan saja. Kamu nggak bisa mengejarnya. Sekalipun terkejar, kamu juga bukan lawannya." Vamil menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tapi dia barusan mendengar percakapan kita. Tobi mungkin dalam bahaya.""Kita harus kembali secepat mungkin. Namun, kondisiku nggak memungkinkan untuk bertindak sekarang. Aku perlu istirahat selama tiga hari lagi. Kamu harus segera memberitahunya masalah ini dan menyuruhnya untuk berhati-hati dengan ahli bela diri dari Negara Melandia itu.""Tapi jangan membuat pergerakan besar seperti mengutus sekelompok orang untuk melindunginya. Karena itu hanya akan makin membuat identitasnya terungkap. Barusan kita nggak menyebut nama muridmu, 'kan?" ucap Vamil memperingatkan.Raja Naga Tua mengangguk. Seharusnya, mereka tidak akan menemukannya secepat itu. Dia berkata tak berdaya, "Terlepas dari penampilannya saat ini, jika Negara Melandia bersikeras menyelidikinya, mereka mungkin bisa mengetahui identita

DMCA.com Protection Status