Sebagian besar dana empat triliun dari Grup Karawaci yang dibawa lari oleh orang akan dikembalikan. Karena orang-orang dari Sekte Naga telah menangkap mereka dan telah memastikan sebagian besar uangnya masih ada.Ditambah lagi, lahan kosong luas di dekat tempat pembuangan sampah di kota bagian timur juga akan membantu Grup Karawaci berkembang.Siapa sangka, tempat terpencil dengan tempat pembuangan sampah dan sungai yang tercemar itu bisa dipilih sebagai lokasi pengembangan kawasan baru, bahkan akan menjadi kawasan perkotaan inti.Beberapa ribu hektar tanah yang ditinggalkan oleh Grup Karawaci akan segera berubah menjadi pohon uang.Di sisi lain, Burhan dan putranya masih belum pergi juga. Lagi pula, mereka tidak akan melewatkan kesempatan langka seperti itu. Hanya saja, mereka telah menghabiskan waktu lama di sana dan masih belum melihat tanda-tanda tokoh hebat keluar.Untungnya, Tobi dan yang lainnya keluar saat ini.Damar tampak heran dan bertanya, "Burhan, kamu masih di sini?""Heh
"Tenang saja. Tuan Haris sangat tertarik dengan industri kosmetik. Apalagi, tim penelitian dan pengembangan yang kamu punya saat itu sangat hebat dan produk perawatan kulit yang mereka kembangkan sangat bagus," ujar Tania."Mudah-mudahan seperti itu!" ujar Widia.Dalam beberapa tahun terakhir ini, pasar real estat makin lesu. Keluarga Lianto juga kesulitan untuk mengembangkannya. Kosmetik adalah industri baru yang dia perjuangkan.Sebagai wanita, dia sadar wanita rela menghabiskan uang untuk membeli produk bagus.Apalagi, dia telah menginvestasikan lebih dari 200 miliar dalam produk ini. Jika hasilnya tidak bagus, dia pasti akan mengalami krisis besar.Tidak sampai setengah jam, Tuan Haris telah tiba. Tania segera memanggil Widia untuk turun dan menyambut Haris naik ke atas.Bagaimanapun juga, Tuan Haris adalah putra sulung dari Keluarga Sunaldi.Keluarga Sunaldi memiliki banyak industri kuat. Keluarga mereka termasuk salah satu dari empat keluarga besar di Kota Tawuna.Mata Haris tamp
Tania yang mendengar dari samping pun ikut menimpali, "Tuan Haris, Widia memang nggak sanggup minum. Begini saja. Kami akan menenggak tiga gelas anggur lagi. Setelah itu, mari kita membahas kerja sama."Jika Widia menenggak tiga gelas anggur lagi, dia mungkin tidak akan bertahan lama. Namun, ini permintaan Tania, bagaimana dia bisa membantahnya?Setelah dipikir-pikir, dia memutuskan untuk menenggak tiga gelas anggur.Tuan Haris terpengaruh oleh ucapan Tania dan berkata, "Oke. Tiga gelas lagi. Setelah Nona Widia menenggak tiga gelas anggur, kita akan bahas kerja samanya."Dia hanya akan membahas saja, tetapi tidak berniat untuk menyepakati kerja sama.Melihat persetujuan Tuan Haris, Widia pun mengangguk. Setelah melihat gelasnya diisi penuh oleh Tania, dia pun mengangkat gelas itu dan meminum semuanya dalam satu tegukan.Di saat itu juga, ada orang yang menerobos masuk ke dalam ruangan mereka.Dalam sekejap, kejadian itu langsung menarik perhatian semua orang."Widia, toleransi minummu
"Kamu!"Haris tampak emosi. Bocah bodoh dari mana yang berani memprovokasinya seperti ini?Widia tidak hanya khawatir tentang kerja sama, tetapi dia juga takut Tobi menyinggung Keluarga Sunaldi. Dia pun buru-buru berkata, "Tobi, jangan omong kosong! Apa kamu tahu siapa Tuan Haris? Dia nggak mungkin berbohong kepada kita."Bersamaan dengan itu, dia juga berkata dengan nada panik, "Tuan Haris, kami sudah salah paham kepada Anda. Tolong jangan marah. Saya yakin Anda pasti ingin bekerja sama dengan kami."Tobi diam-diam kagum dengan Widia.Ternyata gadis ini tidak begitu bodoh. Setidaknya, dia tahu cara menyenangkannya dengan memujinya.Dia tidak tahu kalau Widia hanya tidak ingin memprovokasi Tuan Haris.Haris tentu saja menerima pujian itu dan tampak bangga. Dia mendengus dingin dan berkata, "Tentu saja. Kalian sudah salah paham.""Begini saja. Asalkan dia menenggak habis tiga botol Maotai, aku akan menginvestasikan 200 miliar untuk perusahaan kosmetik milikmu."Tiga botol? Bagaimana mun
Tania sangat tertekan, tetapi wajahnya masih harus berpura-pura memperlihatkan ekspresi senang.Tobi tersenyum tipis dan berkata, "Jangan khawatir, Tuan Haris. Aku masih bisa makan, minum dan punya seorang istri cantik. Aku nggak akan menyesal."Sorot mata Tuan Haris berubah dingin. Namun, setelah berlalu, dia juga tidak langsung menyuruh orang mengambil tindakan. Sebaliknya, dia mengutus orang untuk menyelidiki masalah Tobi.Ini adalah kebiasaannya. Sebelum mengambil tindakan, dia harus menyelidiki seluk-beluk orang itu dengan jelas.Begitu mengambil tindakan, dia pasti akan mengerahkan seluruh kekuatannya dan tidak meninggalkan konsekuensi.Kini, kerja samanya sudah ditandatangani. Sesuai kesepakatan, besok setelah menandatangani beberapa formalitas, mereka akan menerima 200 miliar. Namun, Widia tidak terlihat senang."Tobi, terima kasih atas bantuanmu hari ini. Kamu minum begitu banyak, apa kamu baik-baik saja?""Nggak apa-apa. Tiga botol alkohol bukanlah apa-apa." Tobi menggunakan
Mendengar itu, Widia langsung marah dan berkata, "Apa yang ingin mereka lakukan? Lagian, kita nggak memaksa mereka berinvestasi, jadi mengapa kita harus membayar kerugian?""Ya, aku juga bilang begitu. Tapi kali ini, kakek keduamu datang dan membawa keluarga besar. Dia bilang meski mau putus hubungan, mereka mau menuntut uang itu kembali," ucap Yesa dengan cemas."Jadi, Kakek bilang apa?" tanya Widia lagi."Teman lama kakekmu yang tinggal di Kota Jatra sedang sakit parah. Dia pergi menjenguknya sore tadi.""Mereka sengaja memilih saat Kakek nggak ada. Baiklah, aku pulang sekarang juga."Widia menutup telepon dengan marah dan berkata, "Orang-orang ini benar-benar nggak tahu malu."Meskipun Widia tidak senang dengan sanak keluarganya, dia jarang memarahi mereka seperti ini. Hal ini menunjukkan ketidakpuasan dalam hati wanita itu."Kamu baik-baik saja?" tanya Tobi."Nggak apa-apa, tapi aku harus kembali ke kediaman Keluarga Lianto dulu,” kata Widia."Aku ikut denganmu.""Ya!"Suasana hati
"Benar. Tobi, keluar dari sini. Kamu nggak diterima di Keluarga Lianto.""Kalau bukan gara-gara kamu, Keluarga Lianto nggak akan menjadi seperti ini," ujar Herman dengan marah.Tobi mengerutkan kening dan berkata dengan nada datar, "Keluarga Lianto bisa terlibat masalah besar karena kalian nggak mau dengar nasihatku dan bersikeras menginvestasikan uang kepada Joni. Mengapa kalian malah menyalahkanku sekarang?""Kamu masih berani berdalih. Ini semua gara-gara kamu!" umpat Yesa dengan kesal.Demi Widia, Tobi masih memperlihatkan sikap sopan, "Baik. Kamu bilang semua ini gara-gara aku, 'kan? Kalau begitu, alasannya apa?""Karena, karena kamu sangat menyebalkan. Pokoknya, kamu membuat kami makin percaya pada Joni." Setelah berpikir lama, Yesa hanya bisa menemukan alasan ini."Jadi, ini alasan kalian?"Bibir Tobi tampak tersenyum menyeringai.Meskipun yang lainnya membenci Tobi, mereka juga menganggap alasan ini terlalu dipaksa.Yesa bertambah kesal dan berkata, "Apa pun alasannya, Keluarga
Kakek kedua, Wirya, tidak menoleransinya lagi dan langsung bertanya, "Yesa, jangan omong kosong lagi. Kamu mau bertanggung jawab atas uang ini atau nggak?"Kakaknya tidak ada di sini. Apa pun yang terjadi, mereka harus memperjuangkan uang mereka kembali. Kalau tidak, setelah kakaknya kembali, mereka pasti akan diusir keluar dan tidak memperoleh sepeser pun.Kini, dia mengabaikan panggilan telepon dari Kakek Muhar.Sebenarnya, kakeknya Widia baru saja menelepon, tetapi mereka tidak mengangkatnya sama sekali.Yesa dikejutkan oleh Kakek Wirya yang agresif. Tanpa sadar, wanita itu mundur beberapa langkah.Widia buru-buru melangkah maju untuk menghentikannya dan berkata, "Kakek Wirya, kita harus berpikiran logis. Kami mungkin punya tanggung jawab atas masalah ini, tetapi bukan sepenuhnya ditanggung oleh keluarga kami.""Widia, seharusnya kamu tahu betapa sulit kami menabung. Sekarang, kami semua tertipu. Bagaimana kami bisa menerimanya?""Kami berbeda dengan kalian yang menguasai sebagian b
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K