Kekuatan Nisha bahkan belum mencapai tingkat puncak Guru Besar. Dia seketika merasakan kekuatan besar dahsyat menyapu ke arahnya. Dia tidak bisa melawan sama sekali. Dalam sekejap, tubuhnya langsung terhempas.Bahkan, bagian dadanya juga terasa nyeri. Terlihat jelas, Tetua Arum tidak main-main. Dia sungguh ingin memberi pelajaran kepada Nisha.Beliau bukan hanya mendorongnya menjauh.Melihat pemandangan itu, Sapta juga terkejut. Menghadapi tekanan dan kekuatan yang begitu menakutkan, Pandu masih begitu tenang. Bahkan, nada bicaranya sangat mendominasi.Apa Pandu sudah begitu kuat? Meski begitu, takutnya dia juga tidak bisa mengalahkan lawan. Sapta segera melaporkan masalah itu kepada Tobi untuk meminta bantuan.Mungkin, hanya Tuan yang bisa menghadapi wanita tua ini. Apalagi, Tuan mengatakan dia telah berhasil menerobos Alam Tanah Abadi.Sebaliknya, Bahri jauh lebih tenang. Menurutnya, meski Pandu tidak bisa mengalahkannya, nyawanya juga tidak akan terancam.Wajah Yola berubah pucat da
"Kamu cari mati!"Tetua Arum menggeram. Kekuatan dahsyat dan menakutkan menyembur keluar dari tubuhnya. Suhu udara di sekitarnya tiba-tiba turun beberapa derajat.Wajah semua orang berubah pucat. Mereka mulai bergerak mundur.Terutama Yola. Hanya saja, Bahri dan Sapta masih terus berjaga di sampingnya. Meski tidak ada mereka berdua, Pandu juga masih bisa melindungi adiknya.Namun, Yola sangat gugup. Kakaknya memang kuat, tetapi wanita tua itu terlalu menakutkan.Raut wajah Nisha dan lainnya juga terlihat muram. Saat mengetahui Tetua Arum masih hidup, mereka mulanya mengira mereka masih punya harapan di masa depan. Siapa sangka, begitu kembali, Tetua Arum sudah menyinggung Tuan Tobi.Jika sesuatu terjadi pada Pandu, Tuan Tobi pasti akan sangat marah. Mungkin juga tidak akan melepaskan nyawa Tetua Arum begitu saja.Masalah sudah jadi seperti begini, tidak ada yang bisa mereka perbuat lagi. Mereka hanya bisa berusaha mengingatkan Tetua Arum tentang kekuatan Tuan Tobi dan bersembunyi denga
Namun, di bawah kehancuran energi yang menakutkan itu, di bagian tengah telah muncul sebuah lubang besar yang dalam. Apalagi, pecahan dan puing-puing beterbangan di sekitarnya.Arum yang terjebak di tengah merasakan sakit yang menusuk di bagian dadanya. Organ dalamnya serasa diubrak-abrik oleh energi besar yang tak tertandingi. Langkahnya terus-menerus mundur.Namun, dia tidak bisa menahan lebih lama lagi. Setelah menghancurkan banyak rintangan, dia pun terjatuh ke bawah.Kondisinya sekarat!Karena energinya terlalu menakutkan. Sekalipun ada ahli bela diri Guru Besar di sekitar, bahkan ada juga master hebat lainnya, mereka juga tidak bisa melihat dengan jelas.Di saat mereka bisa melihat dengan jelas, sosok Pandu tengah berdiri di sana dengan santai. Tidak ada kerusakan sama sekali di sekelilingnya.Sebaliknya, Arum tampak memuntahkan darah segar. Dia mengerang kesakitan, kemudian mundur dan terjatuh."Tetua Arum!"Wajah Nisha dan yang lainnya berubah drastis. Mereka langsung berlari m
Melihat Pandu memamerkan kekuatannya, Yola juga sangat antusias. Dia tidak menyangka kakaknya akan begitu kuat. Kakaknya keren sekali, juga begitu mendominasi.Bahkan, Bahri yang telah mengetahui hal itu, juga masih terkejut. Hanya saja, dia turut senang melihat Pandu memiliki kekuatan seperti itu.Perhatian mereka sepenuhnya tertuju pada Pandu. Itu sebabnya, mereka tidak menyadari hal lainnya. Saat ini, Tobi telah muncul dengan tenang di tempat kejadian.Mata Sapta juga penuh dengan keterkejutan. Meski dia menebak kekuatan Pandu mungkin telah meningkat lagi, dia juga tidak menyangka akan begitu menakjubkan.Berdasarkan kekuatannya saat ini, jika Pandu ingin menghabisinya, juga hanya perlu menggunakan lambaian tangannya.Padahal, kesenjangan di antara mereka tidak terlalu jelas sebelumnya. Tanpa disadari, kesenjangan mereka berdua sudah begitu besar sekarang.Dengan kekuatan Pandu saat ini, pantas saja dia begitu tenang barusan. Bahkan, Sapta sempat mengirim pesan kepada tuan agar data
Tapi Tetua Arum sudah mengakui kesalahannya. Memandang dari Sekte Kayana kami, mohon Tuan beri Tetua Arum kami kesempatan kali ini saja."Tobi melirik Nisha dan yang lainnya. Dia berkata dengan nada datar, "Beri dia kesempatan? Kalau Pandu nggak bisa mengalahkannya barusan, siapa yang akan memberi Pandu kesempatan?"Saat mendengar itu, Nisha dan yang lainnya juga tidak tahu harus bagaimana menanggapinya. Jika tidak ada Tuan Tobi, apalagi Pandu benar-benar tidak bisa mengalahkannya, mereka tidak berani membayangkan akhir yang akan dihadapi Pandu. Pria itu pasti berakhir mati.Raut wajah Arum berubah muram. Dia berusaha menggerakkan tubuhnya yang hampir tidak bisa bergerak itu sambil memohon. "Tuan Tobi, saya minta maaf. Saya nggak bisa menilai orang dan membuat Anda tersinggung!""Tolong beri saya kesempatan. Asalkan Anda bersedia melepaskan saya, kelak saya bersedia berusaha keras untuk membalas kebaikan Anda. Berdasarkan kekuatan yang saya miliki, tentunya saya akan sangat berguna bag
Mendengar perkataan Pandu, Arum, tetua Sekte Kayana, langsung bergidik.Dia masih terpukau dengan kekuatan Tobi barusan. Pemuda itu bisa menghilang dari tempat dan mendadak muncul di kejauhan pada detik berikutnya.Sepertinya perkataan Tobi barusan yang ingin menghabisinya dengan mudah itu tidak berlebihan sedikit pun. Apalagi, jika dilihat dari kekuatan yang dimiliki pemuda itu.Sebaliknya, Arum yang baru berhasil menerobos Alam Tanah Abadi itu malah menyombongkan diri. Dia mengira dirinya sudah tidak terkalahkan dan tidak ada lagi yang bisa menyentuhnya.Siapa sangka, begitu pertarungan pertama dimulai, Tuan Pandu telah menaklukkannya.Selain itu, ternyata kekuatan Tuan Pandu masih kalah dibandingkan Tuan Tobi. Jika demikian, kesenjangan antara Arum dengan Tuan Tobi sudah pasti seperti langit dan bumi.Membayangkan semua ini, Arum makin tidak berani macam-macam lagi.Sebenarnya, ini juga akhir yang diinginkan Tobi. Dia harus menakuti orang seperti Arum dan membuatnya jera. Jika tidak
Makin berbicara, Yesa makin kesal. "Bagaimana orang-orang ini bisa begitu nggak tahu malu? Mereka dulu begitu mendukung Keluarga Lianto, tapi sekarang malah menarik kembali begitu saja.""Mereka benar-benar nggak masuk akal. Widia, bisakah kamu menyuruh Tobi mengurus hal ini?"Widia tertegun sejenak. Dia mengira ada orang yang menindas ibunya. Tak disangka, hanya karena Damar dan lainnya tidak lagi memberinya keuntungan, dia langsung mengeluh dan memarahi mereka.Yang tidak masuk akal itu ibunya."Kenapa kamu nggak bicara? Jangan-jangan kamu nggak mau membantu hal kecil seperti ini?" Nada bicara Yesa terdengar tidak senang."Bukan!"Widia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Bukankah bisnis Grup Lianto kita masih terus berkembang? Apalagi, formula kosmetik telah diberikan kepada Ibu. Keuntungan dari bisnis kosmetik sangat tinggi. Aku merasa kita juga nggak perlu mengambil keuntungan dari mereka lagi.""Apa maksudmu mengambil keuntungan dari mereka? Kita jelas pantas mendapatkannya. Me
Tobi diam-diam tersenyum pahit. Sesuai perkataan Widia, Grup Lianto memang kian berkembang dan mustahil akan mengalami masalah besar.Namun, yang menjadi permasalahannya adalah keberadaan Yesa.Jika Yesa tidak sembarangan bertindak, apa akan terjadi hal seperti sekarang ini?"Kenapa? Kamu nggak percaya sama aku?" tanya Widia. Dia bahkan telah meminta Helen untuk membantu ibunya. Seharusnya, tidak akan menjadi masalah."Bukan. Tentu saja aku percaya," jawab Tobi.Widia juga tidak terlalu memikirkan hal itu, apalagi menanyakan situasi perusahaan. Lantaran telah mengundurkan diri, dia harus menyerahkan segalanya kepada ibunya.Jangan membuat ibunya mengira Widia enggan melepaskannya. Jika Yesa tahu Widia masih berhubungan dengan karyawan perusahaan, bahkan menyelidiki situasi perusahaan, ibunya pasti akan salah paham.Selesai makan, Widia masih terus bekerja. Tobi juga tidak pergi dan duduk di luar menemaninya. Namun, Tobi juga menerima informasi dari bawahannya mengenai Grup Bustan.Teru
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K