Share

49. Kabur

Author: Rai Seika
last update Last Updated: 2024-03-23 23:21:30

“Eirlys,” gumam Lixue mengulang nama yang sama berkali-kali. Tanpa sadar air mata mengalir jatuh di pipinya. Nama yang dia dengar terasa menyentuh relung jiwanya, begitu dekat dan terasa kerinduan mendalam, tetapi ingatannya tak kunjung menunjukkan siapa sebenarnya Eirlys.

“Apa ini? Kenapa aku menangis? Siapa Eirlys?” Lixue bertanya dalam hatinya, mencari nama Eirlys dalam ingatan yang masih tertutup kabut tebal. Dia tidak ingat siapa Eirlys.

“Bekukan dia, Lixue!” gema perintah dari Leiz terdengar. Suara Leiz merupakan perintah yang menekan ingatan tentang masa lalunya, penolakan menjalankan perintah berbuah rasa sakit. Kepala Lixue seperti mendapatkan tekanan kuat setiap kali dia menolak perintah Leiz.

“Bekukan dia!” perintah Leiz terus saja berulang hingga Lixue kembali mengangkat tangannya lalu mengarahkannya ke arah Yuan, rasa sakit berkurang sedikit saat perintah mulai dilakukan.

“Bekukan, bekukan, turuti perintah,” ucap Lixue yang berkata tidak seperti dirinya, dia seperti robo
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   50. Dermaga

    Xavier berlari secepat yang dia bisa menuju ke Kota Pertanian Besar. Semua zombie sudah keluar dari kota itu hanya menyisakan kerusakan dan korban yang tidak sedikit. Xavier mencari keberadaan Yui di antara kericuhan suasana yang sedang terjadi.“Putri Yui!” teriaknya. Dia sudah mulai frustasi dan juga merasa takut jika kedua anak kembar tersebut berhasil ditangkap.“Di sini!” jawab Yui melambaikan tangan. Memperlihatkan senyuman yang membuat Xavier lega. Mata Xavier membulat sempurna melihat pria yang berdiri di sebelah Yui. Wajah yang sama yang selalu dia lihat di dalam tabung kaca laboratoriumnya kala itu.“Nacht Fansford, bagaimana bisa dia bangkit lagi,” pikir Xavier menatap pria di sebelah Yui. Jantungnya berdetak lebih kencang, seketika dia mendapatkan serangan kepanikan yang luar biasa, bayangan kehancuran seakan ada di depan mata. Ingatan tentang hari-harinya di laboratorium kembali terulang, juga kebodohannya memercayai Leiz yang menjanjikan dunia indah dengan raja baru. Waj

    Last Updated : 2024-03-24
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   51. Kereta Luncur

    Yui mendekap erat Yuan dalam pelukannya. Dia merasa akan hanyut terbawa air setiap kali matanya melihat lautan. Kilauan air yang terlihat tenang justru membuat pikiran Yui melanglang buana, dia memikirkan binatang buas di laut dalam, gelombang besar yang akan menerjang tiba-tiba dan segala sesuatu yang bisa saja terjadi. Bulu kuduk Yui meremang, bergidik memikirkan segala kemungkinan yang bisa saja terjadi apalagi saat ini mereka tengah berada di lautan lepas.“Tidak perlu takut, Putri Yui.” Yoru yang sepertinya tahu ketakutan Yui yang kini berada di atas kereta luncur tampak memberikan senyuman untuk menenangkan. Dia ingin mengulurkan tangan atau sekadar memberikan belaian untuk menenangkan. Jika saja mereka hanya berdua, pria ini mungkin sudah memeluk sang putri. Namun, saat ini dia hanya bisa menjaga dari tempatnya menghela napas panjang karena sepasang mata menatapnya penuh kecurigaan. Xavier masih belum bisa memercayai dengan Yoru.“Apa esnya cukup aman? Tidak akan patah atau ret

    Last Updated : 2024-03-27
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   52. Kisah Yuan dan Light

    Lixue mengetuk pintu sebuah rumah, lalu mereka menunggu pemilik rumah keluar. Rumah yang berada di antara kepungan hutan dan sebuah danau besar tak jauh dari tempat itu. Sebuah rumah sederhana yang terlihat tidak permanen dan satu-satunya hunian yang mereka temui selama berjalan di tengah gempuran hujan salju yang turun tak bersahabat.Mata Yui membulat dan muluttnya menganga saat pintu dibuka dan menampilkan sosok yang dia kenal. “Nenek Rachel!”Wanita dengan rambut hitam yang diikat sembarangan dan terlihat acak-acakan itu juga menatap Yui seakan tidak percaya dengan penglihatan matanya. Beberapa kali dia mengucek matanya memastikan yang dia lihat siungguh nyata.“Yui!” seru Rachel langsung menarik gadis itu untuk masuk. “Kalian juga, ayo masuk!” lanjut Rachel membuka lebar pintu rumahnya, mempersilakan tamunya untuk duduk di dekat perapian.“Pasti kalian melakukan perjalanan sulit, sudah satu minggu ini salju turun tanpa henti,” ucap Rachel terlihat sibuk ke arah dapur lalu kembali

    Last Updated : 2024-03-28
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   53. Istana Es dan Harpa Ajaib

    “Xavier!” Rachel berlari ke arah pria yang terjatuh di lantai. Yoru membantu Rachel membawa pria itu dan meletakkannya di kursi panjang yang ada di ruang tamu. Sementara Lixue cepat-cepat menutup pintu yang terbuka. Angin dingin masuk ke dalam rumah dan mengakibatkan api di perapian mengecil. Lixue menambah kayu di perapian supaya udara lebih hangat.“Bisakah kau ambilkan baskom dan air?” pinta Rachel kepada Lixue setelah melihat anggukan dari Lixue, wanita itu berjalan dengan cepat lalu kembali dengan sebuah kotak di tangannya. Dia membuka kotak yang berisi peralatan dan juga beberapa botol kaca dan benda-benda kecil yang terlihat seperti obat.“Terima kasih Lixue,” ucap Rachel mengambil kain dan membersihkan luka-luka pria tersebut. Tangan dan kaki Xavier penuh luka, beberapa luka menganga mengeluarkan cairan merah kental yang sebagian sudah mengering.“Siapa yang mengejar kalian?” tanya Rachel tanpa menoleh sedikitpun ke arah Yoru maupun Lixue, dia fokus membersihkan luka-luka di t

    Last Updated : 2024-03-29
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   54. Harpa Ajaib

    Ergions, sebuah wilayah yang dihuni oleh Elf. Sebuah benua yang terpisah dari benua utama. Hanya ada dua bagian di wilayah ini, Ergions dan Woodclift. Tanah para elf berupa hutan lebat yang tidak terjamah oleh manusia termasuk orang-orang Woodclift meskipun berada di satu wilayah yang sama, satu benua yang sama.Seorang pangeran Elf tengah bernyanyi dan memainkan harpa. Sebuah harpa yang memiliki kekuatan ajaib yang mampu menumbuhkan berbagai macam tanaman dan memberikan kesuburan tanah, separah apa pun kondisinya.“Kenapa berhenti?” Moura Elwood, gadis yang menjadi jiwa dari pohon kehidupan menatap Lou Sherwood, sang Pangeran Elf.“Kau sudah cukup subur, satu hingga tiga abad pun pohon ini masih akan berdiri kokoh,” ucap Lou Sherwood. Dia terlihat bosan dan meletakkan harpanya serta berhenti bernyanyi.“Kita sudah membicarakan ini ribuan kali, Pangeran Lou,” ucap Moura.“Sekali saja, hanya sekali,” pinta sang pangeran menatap ke arah Elf terpilih.Moura Elwood, salah satu elf terpili

    Last Updated : 2024-03-30
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   55. Celah Dimensi

    Rasa penasaran membuat Pangeran Lou terus mencari informasi tentang celah dimensi. Dia berkeliling kota Avari untuk mendapatkan informasi. Sesekali dia mengagumi arsitektor kota yang menyatu dengan alam, sangat indah. Pohon-pohon besar dengan rumah yang menempel di pohon tersebut, juga keindahan rumah pohon yang benar-benar rumah pohon dengan pohon yang masih hidup.“Aku benar-benar iri,” gumam Pangeran Lou melihat semua yang dia lihat di Kota Avari.“Apa yang membuatmu iri, Pangeran?” Seorang wanita dengan gaun sewarna daun mint berada di sebelahnya. Gaun indah dengan butiran kemilau intan membuat gaun itu terlihat mewah, begitu pula sebuah mahkota yang bertengger di atas kepalanya.“Ratu Esmeralda!” seru Pangeran Lou yang kemudian membungkuk memberi salam. “Maafkan atas kelancangan saya,” lanjut Pangeran Lou.“Ada yang ingin Pangeran tanyakan?” tanya Ratu Esmeralda, seakan bisa membaca pikiran sang ratu berjalan dengan anggun dan mempersilakan sang pangeran untuk duduk dalam jamuann

    Last Updated : 2024-03-31
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   56. Cinta Pertama di Benua Salju

    Lou Sherwood mulai membuka matanya. Hal pertama yang dia lihat sebuah langit-langit kamar yang tinggi. Ornamen serba putih yang terlihat elegant. Lalu hawa dingin yang menyentuh kulitnya terasa begitu nyata.“Aku masih hidup,” gumamnya.Dia menoleh ke samping, pemandangan yang tak kalah elok terlihat jelas. Seorang wanita dengan rambut putih sepih salju mengenakan gaun tebal dengan bulu-bulu binatang di bagian leher. Dia terlihat begitu anggun saat berjalan dengan rambut panjang yang terjalin begitu rapi dan indah. Mata biru sapphire menatap dirinya, kedua pasang mata itu terkunci dalam satu tatapan yang sama.“Kau sudah siuman, syukurlah,” ucap wanita itu mendekati Lou“Apa ini di surga?” tanya Lou yang hanya terpikir satu tempat indah dengan bidadari.“Ini Istana Es, Anda ditemukan terluka dan tabib sudah mengobati luka-luka Anda,” jawab wanita itu dengan suara lembut yang indah. Seakan sebuah lonceng berbunyi, berdentang begitu merdu mengalunkan nada-nada yang disebut cinta. Gelora

    Last Updated : 2024-04-01
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   57. Misteri Istana Es

    Lixue berdiri menghadap danau yang telah beku, jika saja dia tidak hafal tempat itu mungkin saja dirinya akan menginjak lapisan tipis es di permukaan danau dan berakhir tenggelam.“Bagaimana mengeluarkan Eirlys,” gumam Lixue. Dia teringat dengan percakapan yang dilakuannya dengan Yuan semalam.“Apa kau sudah baik-baik saja? Aku ingin bicara.” Lixue menatap Yuan secara langsung setelah mereka semua selesai makan malam. Semua mata memandang mereka.Yuan mengangguk, lalu mereka berdua berjalan menjauh dari yang lain. Rachel memanggil keduanya lalu memberikan sebuah tempat untuk mereka berdua berbicara, kamar yang terlihat seperti ruang kerja. Terdapat satu meja besar dengan tumpukan buku lalu beberapa kursi, rak yang dipenuhi buku-buku tersusun rapi. Beberapa benda-benda yang terlihat kuno tertata rapi di rak lain. Rachel membawakan minuman hangat lalu keluar dan mempersilakan mereka berdua berbincang di ruang itu.“Dia cukup baik,” ucap Lixue mengambil cangkir yang berisi minuman hangat

    Last Updated : 2024-04-03

Latest chapter

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   263. Suara Harpa

    Yui dan Yuan berdiri di luar dinding istana, hembusan angin lembut membelai rambut mereka. Jemari mereka dengan hati-hati menaburkan benih-benih ajaib dari dunia atas ke tanah yang dahulu gersang. Di bawah sentuhan mereka, dunia bawah yang dulunya kelam kini dipenuhi berbagai warna—hijau rumput yang merayap, kuning keemasan bunga-bunga liar, segala macam tanaman mulai mengular dari dalam tanah. Yui menoleh, alisnya berkerut melihat saudaranya. "Yuan, kau tidak apa-apa?" tanyanya, memperhatikan kembarannya yang tengah memainkan harpa keemasan—benda legendaris yang diperebutkan banyak makhluk.Yuan menggeleng pelan, jemarinya masih menari di atas senar harpa. "Tidak apa-apa," jawabnya singkat, matanya tetap terfokus pada alat musik di tangannya.Kebangkitan Yuan beberapa waktu lalu sungguh menggemparkan seluruh kerajaan. Bukan hanya wujudnya yang telah berubah sempurna sebagai raja kegelapan, tetapi juga reaksi tidak biasa dari harpa ajaib tersebut. Harpa keemasan itu bersinar terang,

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   262. Benih Kebangkitan

    Cahaya keemasan menyusup di antara dedaunan saat Raja Arlen membimbing Yui menyusuri jalan setapak menuju area tidak jauh dari Pohon Kehidupan. Angin lembut menerbangkan helaian rambut Yui, sementara matanya menangkap sosok Rafael yang tengah berbincang serius dengan Moura di kejauhan, wajah keduanya tampak khidmat di bawah naungan cabang-cabang raksasa."Sebelah sini," ujar Raja Arlen sambil menunjuk dengan jemarinya yang panjang dan ramping. Jubah kerajaannya berdesir lembut menyapu rumput saat ia memimpin Yui menuju sebuah pondok mungil yang hampir tersembunyi di balik rimbunnya aneka bunga warna-warni. Aroma manis nektar merebak di udara, menggelitik indra penciuman.Pintu pondok terbuka dengan derit pelan. Seorang pria melangkah keluar, mengenakan tunik berwarna lumut khas kaum elf yang melekat sempurna di tubuhnya. Namun, tidak seperti para elf lainnya, telinga pria itu tidak meruncing dan wajahnya tidak memancarkan keanggunan abadi yang biasa dimiliki kaum elf."Yoru!" pekik Y

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   261. Undangan

    Yui mendarat dengan lincah setelah melompat dari punggung Fury, naga hitam milik Rafael. Rambut panjangnya melambai tertiup angin saat kakinya menyentuh tanah. Matanya berbinar melihat sosok yang telah menunggunya."Kakak!"Yui menghambur ke pelukan Yuasa, jemarinya mencengkeram erat jubah sang kakak sementara aroma khas dedaunan segar menguar dari tubuh Yuasa. Mata keduanya berkaca-kaca, pertemuan yang menggetarkan jiwa setelah sekian lama terpisah."Kau baik-baik saja, Yui? Bagaimana tubuhmu setelah bangkit kembali?" tanya Yuasa sambil meneliti setiap inci wajah adiknya. Jemarinya yang ramping menyentuh pipi Yui, memancarkan energi keemasan yang menelusuri setiap sel dalam tubuh sang adik. "Setelah semua ini selesai, biarkan kakak menyembuhkanmu."Dahi Yuasa berkerut dalam. Sensasi dingin menjalar dari tubuh Yui—sesuatu yang sangat janggal. Api Suzaku yang seharusnya berkobar hangat kini terasa beku seperti es abadi."Tentu, untuk saat ini kakak fokus saja dengan pernikahan. Urusan

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   260. Malam Berbintang

    Malam di Kota Naga. Bintang-bintang bertaburan seperti permata di langit malam Kota Naga. Rafael berdiri sendirian di balkon gedung tertinggi, kedua tangannya mencengkeram pagar besi yang dingin sementara matanya menelusuri konstelasi-konstelasi yang berkilauan. Hembusan angin malam meniup rambut gelapnya, mengirimkan sensasi dingin yang menusuk tulang, namun Rafael tak bergeming.Suara langkah kaki lembut terdengar di belakangnya. Rafael menoleh, alisnya terangkat saat mengenali sosok yang mendekat."Yuichi?"Sosok itu tersenyum. Wajahnya merupakan versi maskulin dari Yui, garis rahang yang sama, mata yang sama, tetapi dengan ketegasan yang hanya dimiliki seorang ayah."Sendirian?" tanya Yuichi, suaranya merdu membelah keheningan malam.Rafael mengangguk pelan, lalu menggerakkan tangannya ke arah kursi kosong di sampingnya. Yuichi melangkah maju dan duduk, jubah hitamnya melambai pelan tertiup angin."Malam ini indah meskipun tanpa bulan," ucap Rafael, matanya kembali menatap cakraw

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   259. Kebangkitan

    Bunga putih mungil bertebaran di aula, mirip kepingan dandelion yang rapuh. Setiap tamu berjalan perlahan, meletakkan bunga kecil tanda penghormatan terakhir. Bunga-bunga itu mencerminkan ketangguhan luar biasa, seperti kehidupan yang bertahan di balik kerasnya dunia bawah, membisu namun tak terkalahkan. Mereka menyebutnya bunga bintang roh. Eirlys menatap Yuan yang terpejam, sosoknya tenang seakan tertidur lelap. Alunan harpa mengalir lembut memenuhi aula, melukiskan kesedihan yang mencekam setiap sudut ruang. Matanya menyipit saat menyadari bunga putih di dekat Yuan mulai membeku, embun es merangkak perlahan mengubah kelopak menjadi kristal dingin. Hawa sejuk mulai merambat, menusuk tulang."Mungkinkah?!"Dalam sekejap, Eirlys bangkit dari tempatnya. Langkahnya cepat mendekati peti kaca tempat Yuan dibaringkan. Jemarinya mendorong penutup tebal dengan tekad membara. Jantungnya berdebar dengan kencang, sebuah api harapan muncul. "Putri Eirlys, relakan Yang Mulia!" Xavier bergerak c

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   258. Kepergian sang Raja

    Senar harpa emas kaum elf bergetar lembut, berbeda dari instrumen biasa. Energi yang digunakan untuk menggerakkan senar ini sangat banyak. Eirlys membiarkan jemarinya terkulai di atas senar, tenaga terampas habis. Napasnya terengah-engah, seakan udara di sekitarnya menghisap oksigen dari paru-parunya."Eirlys!" Lixue melompat mendekati, gemetar mengambil harpa keemasan dari tangan sang adik. Dengan lembut, dia meletakkan instrumen berkilau itu di meja terdekat. "Istirahatlah sekarang." Lengannya melingkari pinggang Eirlys, memapah tubuh lemah itu menuju kursi panjang. Dengan hati-hati, dia mengangkat kaki adiknya dan membiarkan Eirlys setengah berbaring."Kak, bagaimana Yuan?" bisik Eirlys, kekhawatiran menembus kelelahan yang menyelimutinya.Lixue menggenggam tangan adiknya, mencoba menenangkan. "Dia akan baik-baik saja. Ingat, Tuan Xavier dan Tuan Ernest sedang menyiapkan ramuan untuknya." Dalam hati, dia berdoa agar takdir berkata lain. “Semoga Yuan bertahan, setidaknya biarkan Eir

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   257. Liontin Lenora

    Jalanan di depan Yuan terlihat asing. Jalan dengan bebatuan hitam, meskipun itu batu, tetapi tidak terasa seperti batu biasa. Dia mengamati orang-orang yang berjalan menuju ke satu arah yang sama, sebuah gerbang besar di ujung jalan, gerbang yang tidak terlihat jelas tulisan namanya. Yuan masih sangat jauh dari gerbang itu. “Akhirnya perjalanan terakhir,” gumam Yuan yang tahu di mana dia sekarang. Dunia orang mati. Kaki Yuan berhenti melangkah saat seorang wanita dengan jubah putih berdiri di hadapannya, muncul begitu saja hingga dia hampir jatuh tersungkur karena kaget. “Lenora!”“Pangeran Yuan, apa yang Anda lakukan di sini!” Suara Lenora terdengar penuh kekesalan dan amarah seakan dia sedang memarahi seorang anak nakal. “Hah?” Reaksi Yuan mendengar ucapan Lenora. Dia tidak tahu harus menjawab apa, tentu saja dia di sini karena nyawanya sudah terpisah dari tubuhnya. “Kuulangi, Pangeran, ah tidak, Yang Mulia Raja Yuan, kembalilah sekarang juga!” Lenora berkata dengan nada lebih

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   256. Gunjingan

    “Apa aliran air ini sudah dimantrai?” tanya pria yang menampilkan lengan hitamnya. Dia mengambil air dan menyiramkannya ke tangan hitamnya. “Mantra Genbu dari Putri Yui. Dengan adanya mantra ini tidak akan ada pencurian air untuk kepentingan pribadi yang ingin menjual air ini.” Penjaga itu kemudian terlihat menghela napas panjang sebelum kembali berbicara. “Sayangnya, kabar buruk terdengar di istana. Kabarnya Yang mulia saat ini dalam kondisi kritis.” Mendengar penuturan penjaga tersebut, pria yang sepanjang jalan selalu memberikan argumen tidak menyukai raja yang sekarang terlihat marah. “Apa katamu! Lalu kenapa mengundang kami jika dia sendiri dalam keadaan kritis, bukankah dia tidak akan bisa menyembuhkan kami!” suara pria itu terdengar begitu keras hingga mengundang perhatian orang-orang di sekitar. “Tuan tenang saja, di istana semua sudah dipersiapkan.” Penjaga gerbang berusaha menekan amarah pria itu, tetapi tidak berhasil. “Lebih baik kita pulang saja!” Pria dengan lengan

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   255. Air di Jalanan Ibukota

    Dunia bawah lebih berwarna. Langit yang biru membawa semangat baru. Kepala desa dan para pemimpin wilayah lainnya menjalankan perintah yang diberikan Yuan, raja mereka untuk mendata dan membawa penduduk dengan tingkat kontaminasi 80 %. Mereka yang telah mengalami kontaminasi bertahun-tahun dipilah dan dibawa ke ibukota untuk bertemu langsung dengan sang raja. “Apa benar kontaminasi ini bisa hilang? Rasanya aku sudah pasrah dengan kondisi ini seumur hidupku.” Pria dengan tangan dan kaki yang sudah menghitam karena kontaminasi terlihat pesimis. Meskipun begitu, setelah menatap langit biru ada secercah harapan di hatinya. “Kalau sang raja bisa menghilangkan kontaminasi di dunia bawah, kurasa bisa juga menghilangkan kontaminasi di tubuhku.” Semua penduduk dengan tingkat kontaminasi parah sudah mulai berangkat menuju ibukota. Mereka menaruh harapan yang sangat besar kepada sang raja, harapan kesembuhan dari kontaminasi yang selama ini menyiksa diri mereka.“Kudengar sang raja masih belia

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status