Share

159. Undangan Peri (2)

Penulis: Rai Seika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-24 08:41:06

Aula menjadi hening saat Erina masuk. Kedua ayah dan anak hanya memandang sosok yang baru saja melewati pintu aula.

“Berikan undangan itu padaku!”

Suara wanita itu terdengar jelas dan penuh penekanan.

“Permaisuri Erina, Rains bilang dia setuju dengan perjodohan ini,” ucap Raja Edward saat wanita itu masih berjalan ke arahnya.

“Benar, Ibunda, saya tidak menolaknya jadi….”

Belum sempat Rainsword menyelesaikan ucapannya, wanita itu menatap tajam ke arahnya sehingga nyalinya menciut.

“Berikan undangannya!” Erina mengulurkan tangan meminta undangan yang ada di dalam surat tersebut.

“Ibunda?” Rainsword merasakan ada sesuatu yang tidak beres dengan ekspresi ibunya. Dia tidak terlihat senang.

“Rains, apa kau bisa membuat Putri Fiona menjadi permaisuri dan tinggal di Silverstone? Kau lupa dia putri satu-satunya Ratu Esmeralda? Dia calon ratu berikutnya.” Mata biru shapire itu menatap Rainsword begitu dalam.

“Bukankah tidak masalah, Ibunda? Fiona bisa menjadi ratu meskipun sudah menikah
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   160. Undangan Peri (3)

    “Tuan Rafael, mungkin ini benar-benar keegoisanku, tetapi aku benar-benar menyukai Fiona dan tidak ingin perjodohan ini dibatalkan,” ucap Rainsword. Dia terlihat canggung namun memberanikan diri, “bisakah Tuan Rafael menolongku?”Rafael tidak langsung menjawab, dia menoleh ke arah Yui. Helaan napas panjang terdengar dan pria kekar itu berdiri juga mengulurkan tangan ke arah Yui. “Yui, kau mau membantunya?”“Tentu!” seru Yui dengan riang dan meraih tangan Rafael. Rainsword tersenyum dan juga bersyukur dalam hati karena keduanya mau bersusah payah untuknya. “Pangeran Rainsword, kau harus menyiapkan dirimu, kita akan terbang dengan kecepatan penuh.” Rafael melirik ke arah Yui, “Yui, gunakan Byakko!” Rafael menyeringai dan gadis di sebelahnya sudah berubah wujud menjadi sosok yang berbeda, ada telinga dan ekor di tubuh Yui. “Byakko siap terbang dengan kecepatan kilat!” ucap Yui bersemangat.“Fury!” teriak Rafael dan seekor naga hitam terlihat dari langit meluncur ke arah mereka. Suara

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   161. Pertengkaran yang Belum Usai

    “Apa maksudmu? Putraku tidak akan menjadi bayangan putrimu, kau kira aku tidak tahu maksudmu, Esmeralda!” Nada bicara Erina lebih tinggi lagi. Dia meletakkan cangkir dengan keras di meja hingga sebagian isinya tumpah.“Kalau bukan karena Fiona jatuh cinta dengan Rainsword, apa kau pikir aku sudi mengirimkan undangan itu!” bantah Ratu Esmeralda sama sengitnya. “Kamu hanya ingin merusak hubunganku dengan Edward, kamu masih ingin mendekatinya, benarkan!” Erina berdiri dan berkacak pinggang, matanya menatap tajam dengan kilat amarah terlihat di matanya.“Hahaha, jangan membuatku tertawa, Edward memang pernah menjadi pria yang menarik di mataku tapi itu sudah berlalu. Bagaimana denganmu dan Yuichi? Kalian sempat menjalin kasih, bukan? Kalau tidak bagaimana kau bisa begitu dekat dengannya hingga menitipkan bayi padanya?” Ratu Esmeralda mengungkit kisah lama yang sudah dipendam rapat-rapat Erina membuat wanita dengan mata biru shapire itu meradang. “Esmeralda!” teriak Erina melemparkan air

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   162. Apa yang Salah?

    “Rafael!” pekikan suara nyaring seorang wanita yang tiba-tiba masuk ke kamar. Gadis dengan rambut ungu berkilau dengan debu peri di sekitarnya, sayap transparan masih terkembang saat si pemilik nama menoleh ke arahnya. “Fiona.” Helaan napas panjang mengiringi setelah menyebut nama tersebut. “Ini sudah malam, Yui juga perlu istirahat dengan tenang.”“Rafael, kau harus menolongku!”rengek manja Fiona dengan cara khasnya membujuk. Pria yang terlihat tidak cocok dengan ornamen manis ruangan tersebut menarik selimut hingga seluruh tubuh Yui tertutup. Memastikan gadis cantik itu terlindung dari dinginnya malam. “Kau mau apa? Kau pikir kenapa aku kemari jika bukan ingin menolong kalian? Nyatanya?” Rafael mengabaikan wajah cemberut Fiona.Putri cantik dengan mata ungu itu mulai berkaca-kaca. Dia duduk di sudut dan memeluk lututnya. “Jahat.”“Terserah.” Rafael menolak menatap Fiona, dia tidak tahan dengan tangisan dan tidak tahu bagaimana menghadapi para wanita. “Rafael, kali ini saja, tolo

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   163. Aroma Mawar Peri

    Rafael seakan kembali ke masa lalu, bayangan dalam mimpinya terasa begitu nyata. Dia kembali di saat Fiona memberinya secangkir teh yang di dalamnya terdapat kelopak mawar peri. Begitu cairan itu masuk ke dalam kerongkongan efek dari mawar peri bereaksi. Rafael kehilangan kesadaran dalam hitungan detik. “Aroma mawar peri sepertinya membuatku berhalusinasi.” Rafael seakan melihat dirinya yang terbaring. Beberapa pengawal mengangkatnya dan Fiona berteriak histeris. Rafael mengikuti pengawal yang membawa tubuhnya, hingga dia sampai di sebuah tempat yang begitu dingin. Kali ini Yui yang berada di sana, bersama dengan Ratu Esmeralda. Tubuh Rafael tertidur di atas ranjang es. Yui menggenggam sebuah daun. “Tunggu, darimana Yui mendapatkan daun itu?” Rafael mendekati Yui, dia seperti hantu yang tidak terlihat. Pria tinggi kekar itu memperhatikan detail dari daun yang dipegang Yui. “Ini daun dari pohon kehidupan, bagaimana Yui mendapatkannya?”“Apa kau tahu caranya, Putri Yui?” Suara Ratu E

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   164. Penyusup

    Ratu Esmeralda mendekatkan dirinya ke arah cangkir dan seperti yang dikatakan Rafael aroma mawar peri jelas tercium. “Pengawal!” teriak Ratu Esmeralda. Dua pengawal datang dan membungkuk menunggu perintah. “Tangkap pelayan yang baru saja masuk ruangan tadi!” Dalam sekejap pelayan tadi sudah diringkus dan dibawa ke hadapan Ratu Esmeralda. “Siapa yang menyuruhmu!” Suara menggelegar sang ratu terdengar mengintimidasi. Pelayan itu menatap sang ratu tanpa takut. Matanya justru menantang sang ratu dengan sinis. “Dunia ini akan dikuasai Tuanku! Kalian makhluk dunia atas akan menjadi budak!” “Lancang!” seru pengawal dengan sebuah cambuk di tangannya. Cambuk itu melecut kencang ke punggung si pelayan. “Dia segera menguasai semuanya, kami akan berjaya baik di dunia bawah maupun dunia atas!” Pelayan itu terus meracau dan mengatakan kejayaan pemimpinnya, dia seperti sudah dicuci otak oleh tiran tersebut. Lalu, tubuhnya seperti bergetar karena sesuatu, mata si pelayan tiba-tiba bergerak s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   165. Daun Penjara

    Yui baru saja menyelesaikan pencarian para penyusup. Dua puluh lima penyusup terjerat di bawah kekuatan guardian compass. Mereka semua ditangkap dan dimasukkan ke penjara peri. “Yui!” panggil Rafael saat dia melihat warna rambut Yui perlahan kembali menjadi hitam. Gadis itu menggunakan keempat guardian compass secara bersamaan. “Paman, sudah selesai?” tanya Yui berlari ke arah Rafael dan langsung bergelantung manja di lengan pria itu. Rafael tidak keberatan dan justru senang dengan tingkah manja Yui, dia membiarkan gadis itu begitu dekat dengannya. “Ratu ingin kau dan aku melihat sesuatu, aku juga tidak tahu benda apa itu.” Yui semakin riang dan berjalan berjingkat-jingkat. “Sepertinya menarik, ayo!” “Kau itu semua dibilang menarik.” Rafael membawa Yui menemui Ratu Esmeralda.Sang ratu sudah berdiri dengan elegan menunggu keduanya. Yui langsung melepaskan tangannya kemudian membungkuk memberi salam. “Yang Mulia Ratu Esmeralda,” salam Yui dengan suara nyaring dan lembut. “Terima

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   166. Celah Dimensi yang Berbeda

    Mata Yui terbelalak, dia merasakan ada yang tidak beres dengan celah dimensi ini. Tanpa menurunkan kewaspadaan dia langsung menggunakan keempat Guardian Compass sekaligus. Tekanan kekuatan Yui langsung terasa. “Yui?” Rafael merasakan ketakutan pada diri Yui. “Paman, cepat segel!” seru Yui memisahkan diri dari Fury. Dia terbang dengan kecepatan penuh. Seperti yang diperkirakan olehnya. Tekanan udara berubah dengan cepat dan seakan mengenali Yui, celah dimensi mengejar gadis itu dan berusaha menangkapnya dengan daya hisap yang kuat dan sulur-sulur hitam yang tiba-tiba muncul dari dalam. “Evakuasi! Jangan ada orang di sekitar celah dimensi!” teriak Rafael.Pasukan yang menjaga tempat itu langsung mundur teratur, mereka mengenali suara Rafael. Pria itu cukup terkenal dan memberikan pengaruh yang kuat. “Cepat mundur!” suara Recca memecah kesunyian. Pria itu melihat ke arah sulur-sulur yang mengejar Yui dan dari tangannya terlihat mengeluarkan sebuah api berwarna merah jingga. Semua ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   167. Jalan Lain ke Ergions (1)

    “Yui … Yui!” suara samar-samar yang memanggil Yui terdengar semakin jelas. Perlahan mata Yui terbuka, dia merasa hamparan putih berada di depannya. Salju turun dengan semilir angin lembut, tubuhnya sudah tertimbun salju sebagian. “Bangunlah!” Yui menatap sosok yang ada di depannya. Seorang wanita dengan tongkat sihir besar setinggi dirinya, jubah bulu binatang lembut membalut tubuh anggun nan cantik. Wajahnya terlihat sendu, ekspresi yang minim dan sulit ditebak. “Yui.” Suara wanita itu terdengar begitu lembut, tetapi ada perasaan sedih yang mengalir. “Anda Lenora Isolde?” Yui mengenali wanita ini, sangat banyak petunjuk yang mengarah padanya. “Ya, itu aku.” Wanita itu mengangguk lalu mengulurkan tangan ke arah Yui. “Kau sedang tertidur di dunia nyata, ini dunia mimpi.”“Apa yang ingin Anda sampaikan?” Yui menebak dengan kemunculan Lenora dalam mimpi. “Ratu Esmeralda memberimu sebuah penjara yang terbuat dari daun kehidupan.” Wanita cantik itu menghela napas panjang. “Ramalanku

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07

Bab terbaru

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   240. Mengubah Dunia Bawah (2)

    Tanah bergetar dengan kuat, bagaikan gempa yang kembali terjadi. Dari tempat mereka berpijak mulai terbentuk jalan yang membentang hingga ke depan gerbang istana. Jalan yang terbuat dari tanah, tetapi bukan tanah biasa. Tanah itu sudah lebih keras seakan terbuat dari batuan mengkilap seperti marmer. Jalan itu terus terbentuk hingga gerbang kota seakan mereka berdua sedang membuat jalan utama ibukota menuju ke istana.“Mereka memperbaiki ibukota?!” Antara percaya dan tidak, mereka yang ada di sana tercengang dengan apa yang dilakukan kedua anak kembar tersebut. Yui memiliki gerakan berbeda dan diikuti oleh Yuan. Mereka seperti menari di udara, para spirit masih mengikuti Yuan kemana pun dia melangkah. Memberikan energi yang besar kepada sang pangeran.Kali ini tunas-tunas muncul di pinggir jalan membentuk sebuah garis yang ditumbuhi rerumputan dan setiap dua meter terdapat pohon yang kini mulai menggeliat di atas tanah, menjulang dan mengembangkan daun-daunnya yang rimbun.Mereka berd

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   239. Mengubah Dunia Bawah (1)

    Mata itu masih menatap lurus ke arah gerbang dimensi, seakan tidak berkedip ke arah itu. Hingga dia dikegetkan dengan tepukan lembut di pundaknya.“Yuan, Ayahanda tidak akan datang,” bisik Yui memeluk Yuan dengan lembut. “Kenapa?” gumam Yuan yang samar-samar terdengar di telinga Yui.“Jubah yang kau berikan saat ini dipakai Kak Yuasa, kurasa itu alasannya. Kau harus membuat dunia ini bebas kontaminasi lalu ajak Ayahanda ke sini,” saran Yui. Dia menepuk lembut punggung Yuan sebelum melepaskannya.“Kau benar, Yui. Ayo kita selesaikan masalah dunia bawah.” Yuan kembali bersemangat, untuk terakhir kalinya dia menoleh ke arah gerbang dimensi.“Eirlys dan yang lain sudah menunggu,” lanjut Yui menarik tangan Yuan. Mereka berlari menuju ke arah kereta kuda yang sudah dilengkapi dengan semua persiapan. Yui melihat Rafael juga ada di sana. “Paman ikut?” tanya Yui dengan manja menarik tangan Rafael dan bergelayut manja di sana. Yuan yang melihat Yui seperti itu mulai berpikir apakah benar Raf

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   238. Bayangan Masa Lalu dan Masa Depan (2)

    “Tunggu Lenora!” Yoru mulai ragu dengan penawaran Lenora, meskipun dia tidak mengganggu hubungan Rafael dan Yui masa depan yang dia lihat tetap tidak berakhir bahagia. “Ada apa? Bukankah kau sudah setuju.” Lenora menyeringai seakan dia sudah tahu gambaran masa depan yang baru saja dilihat Yoru. “Yui dan Rafael tidak berakhir bahagia, itu tidak sebanding dengan pengorbanan apapun yang akan kuberikan, jika dia tidak pasti bahagia, aku tidak akan tinggal diam.” Yoru menarik kembali persetujuannya, dia tidak akan menuruti apapun keinginan Lenora jika Yui tidak bahagia. “Jadi, apa maumu? Putri Yui memang bukan berasal dari dunia bawah, itu tidak bisa diubah. Kenyataan yang sama dengan identitas Pangeran Yuan.” Lenora memainkan tangannya, dia terlihat sedang berpikir. Wajah anggunnya terlihat berubah seperti seorang yang sedang mempermainkan takdir. “Kalau kau mau memberinya identitas lain, dia bisa menjadi pemilik kristal hitam.” Mendengar hal itu, mata Yoru menyipit menatap lurus ke

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   237. Bayangan Masa Lalu dan Masa Depan (1)

    Yoru melihat dirinya sendiri, dirinya saat masih anak-anak, lebih tepatnya sosok Nacht saat masih anak-anak. Dia masih begitu polos dengan dunia ini. Ada keinginan kecil dalam hatinya untuk memeluk Nacht kecil saat ini. Belum sempat tangannya menggapai anak itu tubuhnya berpindah. Saat itu adalah pertemuan pertamanya dengan Yui, gadis yang begitu menarik perhatiannya. “Putri Yui,” gumam Yoru. Di saat yang sama, dari sudut pandangnya saat ini dia bisa melihat yang tidak pernah dia lihat selama ini. “Jadi selama ini Nacht juga melihat Yui,” batin Yoru. Selama ini hanya dia saja yang mengira tertarik dengan Yui. Yoru baru menyadari Nacht tertarik karena dia adalah pemilik kristal tanpa warna. “Kau sudah melihatnya?” Yoru terkejut dengan kemunculan Lenora yang tiba-tiba. “Apa maksudmu?” tanya Yoru dan wanita dengan gaun dan jubah bulu binatang itu hanya menyeringai. Yoru kembali berpindah tempat, tempat itu begitu sunyi. Hanya ada kegelapan tak berujung. Lalu suara-suara terdengar.

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   236. Benih Kebangkitan

    Suasana di bawah Pohon Kehidupan terasa mencekam. Dua makhluk yang tidak pernah berada di dunia atas muncul. Naga hitam yang terlihat bengis dengan sisik kemilau berwarna hitam pekat. Matanya merah seakan bisa menelan semua elf yang ada dihadapannya. Satu lagi seekor harimau hitam besar dengan loreng putih dan mata merah menyala. Keduanya berada di belakang pria itu, pria yang baru saja bangkit kembali setelah terbakar dan berubah menjadi abu.“Aku? Kau bertanya siapa aku?” ucap pria itu mengulangi pertanyaan Raja Arlen seakan memastikan dirinya tidak salah.“Ya, siapa Anda?” Raja Arlen mundur satu langkah setelah kemunculan dua makhluk yang begitu menakutkan itu, Sangat jelas jika keduanya merupakan makhluk milih anak pembawa petaka atau Raja kegelapan yang pernah mengamuk waktu itu.Pria itu mengamati kedua tangannya, alisnya berkerut, dia kemudian meletakkan tangan di wajahnya seakan memeriksa wajahnya. “Apa kalian memiliki cermin?” tanyanya.Raja Arlen memberikan cermin yang terbua

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   235. Kehidupan Kembali

    Di Ergions, Raja Arlen meletakkan Penjara Daun di Pohon Kehidupan. Udara berembus dingin, membawa aroma tanah dan getah pohon yang khas.“Moura, kau harus memastikan daun ini tidak pernah gugur,” pesan Raja Arlen, suaranya berat, diiringi desiran angin yang berbisik di antara dedaunan Pohon Kehidupan yang menjulang tinggi.Moura, dengan kekuatan jiwa pohon yang mengalir dalam dirinya, mengangkat daun itu hingga ke ranting tertinggi. Namun, saat daun itu menyentuh ranting, seolah-olah disentuh api neraka, daun tersebut terbakar dengan cepat. Api itu menari-nari seperti ular ganas, melahap daun tersebut dalam sekejap mata.Raja Arlen dan Moura tersentak kaget. Mereka berusaha memadamkan api, namun sia-sia. Hanya abu yang tersisa di tangan Moura, abu yang dingin dan terasa seperti debu waktu.“Yang Mulia, bagaimana ini?” tanya Moura, suaranya bergetar, seperti dedaunan yang diterpa angin ribut.“Aku tidak tahu, Moura,” balas Raja Arlen, matanya menyipit, gelap seperti langit sebelum bada

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   234. Hati yang Gelisah

    Rafael, Xavier, dan Razen meninggalkan kamar Yuan, langkah kaki mereka senyap di lorong. Mereka tak ingin mengganggu Yuasa yang sedang fokus memulihkan Yuan. Lixue dan Eirlys turut serta begitu pula dengan Yui yang memilih mengikuti Eirlys. Di dalam kamar, hanya Yuasa yang tersisa di sisi Yuan, sementara Rosaline menunggu dengan sabar di luar, sesekali melirik ke dalam.“Bukankah aneh jika Paman jatuh cinta pada Yui? Apa dia terkena mantra?” bisik Yuan, suaranya lemah, namun penuh kecurigaan.Yuasa menatap Yuan, alisnya terangkat sebelah. Tangannya yang lembut dan terampil masih bekerja, mengatur aliran energi untuk menstabilkan peredaran darah Yuan dan meredakan rasa sakitnya. Dia berdecak pelan mendengar ucapan Yuan. Adiknya yang satu ini memang sedikit kurang peka soal cinta. “Menurutmu, bagaimana dengan Eirlys?” tanya Yuasa, menguji Yuan.“Dia cantik, aku suka,” jawab Yuan polos, senyum merekah di wajahnya, tak mampu menyembunyikan perasaannya. Rona merah muda menghiasi pipinya, s

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   233. Dua Kristal (3)

    “Tenang, Paman, itu tidak melukai Yui,” ucap Yuasa. Dia tahu dari raut wajah Rafael yang terlihat cemas.Angin itu seakan menarik elemen air, bukan hanya angin, kini Yui berada di dalam pusaran angin dan air secara bersamaan dan dalam waktu singkat keduanya seakan menguap menjadi kabut tebal. Mereka tidak bisa melihat dengan jelas, seluruh ruangan dipenuhi kabut. Lalu cahaya mulai terlihat, api yang begitu besar menyala. Sepasang sayap api berada di punggung Yui, mata hitam Yui berubah menjadi jingga, kilatannya terlihat menyala bagai api. Di saat yang bersamaan tubuh Yuan terangkat oleh kekuatan yang begitu besar.Rafael tiba-tiba merasakan dorongan luar biasa hingga aliran kekuatan yang dihisap Yuan terputus dengan sendirinya. Mereka bertiga terdorong hingga jatuh ke lantai.Yuan membuka matanya perlahan, mata itu tidak terlihat memiliki kesadaran. Mata perak Yuan kini berkilat seperti Yui, dalam lingkaran api yang sangat kuat tubuh Yuan terbakar.“Yuan!” teriak mereka semua.Yuasa p

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   232. Dua Kristal (2)

    “Yui!” teriak Rafael, dia terlihat menarik tangannya, “Panggil Xavier atau Razen, siapa pun yang bisa menolong. Yuan menyerap kekuatanku!” Rafael berusaha menahan dirinya, menarik aliran kekuatan yang dia berikan. Namun, semakin dia menarik diri, dia seperti terus terhisap dalam lumpur yang semakin dalam.“Paman!” seru Yui, dia mencoba sekali lagi menggunakan kekuatannya. Nihil, tidak ada lingkaran sihir yang keluar. “Kenapa? Kenapa begini?”Eirlys yang juga panik berusaha mengendalikan diri, dia harus berpikir jernih dengan kondisi saat ini. “Biar aku yang memanggil bantuan,” usul Eirlys segera keluar dari kamar tersebut, berlari ke kamar kakaknya, Lixue.Rafael semakin melemah, dia tidak mengerti kenapa Yuan justru berbalik menyerap kekuatannya. Tubuhnya mulai kehilangan setengah dari energinya dan masih belum bisa memutuskan aliran energi tersebut.“Serangan balik, seharusnya aku dan Yuan yang melakukan mengorbanan, karena hanya aku sendiri, kekuatanku tidak kembali dan Yuan mengala

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status