Rak Maja membawa Jeanne d’Arc sebentar ke ruang perawatan untuk mengobati beberapa lukanya setelah Ratu Anastasia menyiksanya tadi. Beberapa Ksatria Kudus lainnya juga diperlakukan oleh yang sama dengan Rak.
“Kalian seharusnya patuh saja kepada Ratu Anastasia.” ucap Rak sambil membalut luka Jeanne d’Arc.
“Aku tidak tahu kalau jadi begini, Rak.” jawab Jeanne d’Arc.
“Yah, bukan salahmu sih memang. Tapi kau bagian dari mereka. Jujur aku kecewa Grand Mastermu, Andreana, tidak mau mendengarkanku.”
“Anu, kau dulu pernah bilang kepadaku. Jangan ikut jalan yang ada di depanku. Apa maksudnya.”
Rak Maja lalu menoleh ke kanan dan ke kiri, “Aku tidak bisa membahasnya di sini. Nanti saja.”
Rak Maja lalu membawa Jeanne d’Arc dan Ksatria Kudusnya menuju bagian barat di Kota Wisia. Di sana ada sebuah menara pengintai yang berdiri dengan gagah. Menara itu merupakan menara berbentuk kotak dengan sebuah lonceng besar di puncaknya. Rak Maja membawa mereka menuju puncak yang ada loncengnya.
Sesampainya di sana. Mereka melihat ada seorang anak perempuan kecil berambut hitam yang tidur dengan selimut gembel dan beralaskan peti mati. Rak Maja mendekatinya dan mencolek tubuhnya.
“Acra, bangunlah.” ucap Rak Maja.
Acra lalu bangun sambil menguap, “Ummmm? Aaaahhhh. Oh Rak? Sudah waktunya perang?”
“Belum.”
“Belum? Ya sudah aku mau tidur la—”
Rak lalu menahan tubuh Acra yang mau merebahkan dirinya. “Jangan tidur lagi. Aku punya tugas untukmu.”
“Ummm? Baiklah.”
Rak Maja lalu menghampiri gentong air yang ada di pojok. Setelah itu dia menggunakan gayungnya dan memenuhinya dengan air. Lalu dia bawa mendekati Acra.
“Sekarang aku akan mengusap wajahmu biar segar.” ucap Rak.
“Aku bisa sendiri, Rak. kamu kan bukan ibuku.”
“Iya, iya.”
Meskipun Acra berkata seperti itu. Acra tetap membiarkan apa yang dilakukan Rak kepadanya. Setelah selesai, dia disuruh berdiri di hadapan Jeanne d’Arc dan pasukan Ksatria Kudusnya oleh Rak Maja.
“Perkenalkan semuanya, ini Acra.” ucap Rak Maja memperkenalkan Acra.
“Halo semuanya, namaku Acra.” ucap Acra sambil membungkuk dengan nada masih mengantuk.
“Kalian pasti pernah mendengar namanya sebagai seorang Gunslinger. Dan inilah dia, Acra. Dia akan membantu kalian jika pasukan musuh juga memiliki Gunslinger.”
“Dia Acra?” balas Montmorency, “Dia terlihat seperti anak kecil.”
“Ya. Meskipun dia terlihat seperti anak kecil. Dia bisa membuat bola di selangkanganmu hancur sebelum kamu mengetahuinya.”
Montmorency langsung terdiam mendengar balasan dari Rak Maja yang terdengar marah.
“Jangan berkata kasar seperti itu, Rak.” ucap Acra. “Kau jadi tidak terlihat seperti kamu biasanya. Lagipula aku tidak masalah diejek—Uhuk, uhuk!” balas Acra sambil sedikit batuk.
“Nah kan, kamu batuk. Padahal aku sudah bilang jangan tidur di luar.” ucap Rak Maja sambil mendekati Acra dan memberikan dia air minum.
“Tapi ini perintah Ratu Anastasia untuk mengawasi dia.”
“Tapi bukan berarti kau mengawasi sampai tidur di luar kan? Nanti aku minta Yang Mulia agar tidak terlalu memberatkanmu nantinya.”
“Kenapa kamu memperlakukan aku seperti anak kecil sih?”
“Karena kamu sudah kuanggap sebagai anakku.”
“Terserah kamu deh, Rak. Jadi tugas baruku adalah membantu mereka?”
“Ya. mereka sekarang adalah pengkhianat Templar. Kau akan membantu mereka untuk melawan Templar yang mau datang untuk menghancurkan Kota Wisia.”
Acra mengangguk pelan sambil sedikit batuk. Setelah itu dia bertanya kepada mantan pasukan Templar itu untuk mengetahui siapa yang memimpin mereka sekarang. Lucunya, semua orang menunjuk Jeanne d’Arc.
Awalnya Jeanne d’Arc menolak sebagai pemimpin. Tapi karena semuanya memaksa dan dia juga memiliki Keping Eden. Maka dia yang akan jadi pemimpin. Jeanne d’Arc mau tidak mau menurutinya. Padahal dia lebih berharap Montmorency yang memimpin karena dia laki-laki.
Acra lalu meminta pertemanan agar yang nanti bisa melakukan telepati yang akan digunakan oleh Jeanne d’Arc sebagai pemandu tembakannya.
Berhubung pasukan Templar belum mencapai wilayah Kota Wisia. Acra meminta Jeanne d’Arc untuk berlatih bersamanya agar dia bisa memahami cara kerja seorang Gunslinger. Latihan itu hanya berlangsung beberapa jam karena mereka tidak punya waktu yang banyak. 2 hari lagi Templar akan sampai di Kota Wisia.
Latihan itu hanya untuk membuat Jeanne d’Arc mengerti cara memberikan arahan pelurunya Acra agar Acra bisa menembak di tempat yang tidak bisa dia lihat. Saat pelatihan tersebut, Jeanne d’Arc kagum dengan garis tembakan yang dibuat oleh Acra. garis itu berbentuk tali berwarna hijau, tapi ketika mau menembak sasaran, tali itu menipis seperti sebuah benang.
Setelah latihan, Jeanne d’Arc lalu kembali ke tempat menara tempat Acra berada. Di sana dia melihat Acra yang sedang mengarahkan senapannya ke arah kota Wisia dengan wajah serius. Hanya saja dia berhenti melakukannya saat Jeanne d’Arc datang.
Acra lalu menaruh senjatanya. Dia lalu menghampiri perapian yang diatasnya ada sebuah panci berisi susu coklat. Dia ambil gelas yang masih kosong, diisinya dengan susu coklat dari panci tersebut, dan diberikan kepada Jeanne d'Arc.
“Terima kasih.” jawab Jeanne d’Arc sambil menerimanya.
“Minumalah secepatnya. Hawa dingin di sini lebih ganas.”
Jeanne d’Arc lalu meminumnya. Menariknya susu coklat itu juga ditambahi jahe sehingga membuat dadanya jadi terasa lebih hangat.
Untuk beberapa alasan, Jeanne d’Arc mulai memperhatikan Acra. dia tidak terlihat seperti orang yang membencinya. Jeanne bahkan menerima susu coklat jahe darinya. Dia jadi agak penasaran dengan gadis bernama Acra ini. Tubuhnya agak lebih kecil dari Jeanne dan bajunya compang-camping. Banyak sekali jahitan-jahitan kasar untuk menutupi lubang rok, jaket, dan jubahnya. Hebatnya dia adalah Gunslinger dan bekerja untuk Ratu Anastasia.
“Kenapa kau melihatku seperti itu?” tanya Acra merasa sedikit risih.
“Ah tidak—umm, maksudku. Aku hanya penasaran. Kenapa kamu tidak terlihat membenciku ataupun kami sebagai Templar."
Acra lalu memandang Jeanne d'Arc dengan wajah yang sedikit sedih. "Karena aku sebenarnya tidak ingin menjadi gunslinger. Uhuk!” ucapnya sambil sedikit batuk.
“Eh, apa maksudnya?”
“Aku dulu seorang budak seks sampai aku membebaskan diriku dengan cara membunuh tuanku—Uhuk. Aku tidak tahu juga kalau tuanku adalah seorang Gunslinger. Sehabis membunuhnya, aku memperoleh kelas Gunslinger darinya.”
“Begitu ya. Tapi, bukanya kamu justru beruntung jadi memiliki kelas Gunslinger.”
“Seharusnya begitu. Tapi aku sebenarnya tidak suka membunuh orang. Membunuh tuanku sendiri saja sudah membuatku trauma. Tapi pada akhirnya aku menjadi Gunslinger. Dimana kelasku ini akan membuatku sering membunuh—Uhuk, uhuk!”
"Kau tidak apa-apa? Dari tadi kau batuk."
"Tidak apa-apa. Batuk ini tidak mengurangi kemampuanku sebagai Gunslinger. Lagipula aku sudah punya Susu coklat jahe ini. Minuman ini bisa mengurangi batukku.”
“Tadi aku lihat kamu mengarahkan senjatamu ke arah lain. Padahal tadi kamu kan ada di sana,” Jeanne menunjuk posisi Acra sebelumnya yang menghadap ke arah dirinya tadi, “Sekarang ada di sini.”
“Aku ditugasi Ratu Anastasia mengawasi seseorang.”
“Karena itu kau tidur di luar juga?”
“Ya, tapi aku melakukan ini benar-benar memaksakan diriku karena yang diawasi orang jahat.”
“Siapa yang kamu awasi dari sini?”
“Muhanov Merlinstone.”
Jeanne kaget mendengar nama dia dari Acra. “Kamu mengenal dia?” tanyanya.
“Hmm? Tidak, yang aku tahu dia pernah ketahuan hampir memperkosa Ern. kau tahu? Pelayan gadis kucing milik Ratu Anastasia. Jadi aku disuruh mengawasinya di sini agar dia tidak mendekati Istana Wil—uhuk, uhuk! Soalnya dia punya kemampuan untuk menerobos Istana WIl tanpa ketahuan sama sekali. Apalagi dia juga diduga oleh Lastina sebagai mata-mata. Jadi disinilah aku sekarang.”
Jeanne akhirnya paham kenapa Montmorency bilang kalau Muhanov berbahaya. Hanya saja dia tidak menyangka kalau Muhanov pernah mau memperkosa pelayannya Ratu Anastasia. Jeanne memuji keberanian Muhanov. Apalagi dia masih ingat bagaimana saat dia jadi Andreana dulu dan Muhanov miliknya di semestanya. Muhanov itu orang yang suka wanita. Sepertinya, di semesta ini juga sama.
“Jadi bagaimana dengannya sekarang?” tanya Jeanne d’Arc.
“Siapa?”
“Muhanov.”
“Kamu siapanya kok malah bertanya begitu?”
“Eh—ya, aku hanya—”
“Jeanne!”
Tiba-tiba ada suara perempuan memanggil namanya dari belakang. Ternyata dia tersebut adalah Rak Maja. Dia lalu menghampiri Jeanne d’Arc.
“Susu coklat, Rak?” ucap Acra sambil menunjuk panci yang ada susu coklat panasnya.
“Tidak, Acra, terima kasih.” balas Rak Maja, setelah itu dia menoleh kepada Jeanne, “Jeanne, bisa berbicara empat mata sebentar?”
“Umm, baiklah.” jawab Jeanne d’Arc.
Rak lalu menoleh ke Acra. “Oh ya, Ratu Anastasia menyuruh untuk kamu istirahat, Acra. Soalnya akan ada perang yang datang sebentar lagi. Jadi kamu tidak perlu mengawasi Muhanov untuk sementara.”
“Baik Rak.”
Acra lalu mengambil senjatanya. Dia matikan api untuk memasak susu tadi dan membawa pancinya bersamanya. Setelah itu dia turun lewat tangga.
“Apa yang ingin kamu bicarakan, Rak.” tanya Jeanne d’Arc.
Rak Maja lalu menatap tajam kepada Jeanne d’Arc, “Aku akan langsung ke intinya saja. Kamu, Andreana kan?”
Jeanne langsung terkejut mendengar pertanyaan dari Rak Maja. Jadi apakah benar kalau Rak Maja sudah mengetahui kalau dirinya adalah Andreana. Bagaimana Rak Maja bisa mengetahuinya? Jeanne d’Arc sampai tidak bisa menjawab pertanyaan Rak karena pertanyaan yang ada di kepalanya sekarang.“Kenapa kamu tidak menjawab? Kamu Andreana kan? Aku bisa mendengar lagumu. Kau mirip—bukan! Memang seperti dia. Sama tapi…. Tidak identik! Kamu sebenarnya siapa?”Jeanne d’Arc berpikir sebentar apakah dia harus memberitahunya atau tidak. Tapi dia merasa kalau jujur mungkin akan lebih baik. Terutama kepada Rak Maja yang dijuluki oleh Elf Legendaris. “Iya, benar. Aku Andreana. Tapi aku bukan Andreana Sheffield yang ada di sini. Aku bisa menjelaskan—”“Begitu rupanya. Aku paham sekarang. Jadi kau adalah Eastran.""Eastran?""Orang yang berasal dari semesta lain." “Eh—Ya, iya begitulah.”“Dasar, Dewi aneh ini masih suka mengirim orang lain kemari. Setelah Yang Mulia, sekarang kamu.”“Tunggu, Ratu Anastasia
Jeanne d'Arc sekarang sedang berdiri dengan tegap. Dia berdiri sambil memperhatikan ratusan prajurit yang dibawa oleh Remulta. Entah berapa prajurit yang Remulta bawa sekarang. Dari yang dilihat ada sekitar 30.000 pasukan lebih. Terdiri dari prajurit, pemanah, pasukan berkuda dan 15 Ksatria Kudus bersamanya. Jeanne d'Arc sendiri hanya bersama 30 Ksatria Kudus yang terhitung bersamanya. Meskipun Ksatria Kudus memang prajurit yang kuat dan bisa bernilai 1000 prajurit tiap 1 Ksatria Kudus. Tapi tetap saja, tanpa memiliki prajurit, bukan berarti dia bisa membalikkan keadaan. Dia butuh pasukan sesegera mungkin untuk membantunya. Rak Maja mulai turun tangan untuk mencarikan dia pasukan. Meskipun Rak Maja berjanji kepada Ratu Anastasia untuk tidak menggunakan pasukan utamanya. Hal tersebut bukanlah masalah. Rak Maja justru berhasil mengumpulkan pasukan yang dia dapat dari Kota Wisia dan sekitarnya sendirian. Sekitar 15000 prajurit lebih berhasil dia kumpulan. Meskipun disebut prajurit, me
Gemuruh tanah bergoncang dengan keras. Suara besi saling menumbuk dan beradu. Teriakan semangat dan kesakitan saling bercampur. Kadang ada hujan berwarna merah yang membasahi tanah yang sekarang menjadi tempat pertempuran antara pasukan Templar dari Bismarck dan Pasukan Sion dari Warsawa. Pasukan yang dipimpin Jeanne d'Arc langsung menerjang musuh tanpa takut meskipun mereka dihujani panah saat mereka berlari. Bahkan saat ketika mereka sudah saling beradu senjata. Mereka terus menekan musuh.Di tengah pertempuran itu, Jeanne d'Arc langsung menghadapi pemimpin pasukan Templar, Ksatria Kudus Templar, Remulta. Saat mereka berdua mulai beradu senjata. Jeanne d'Arc menyimpan kapaknya di sabuknya dan mulai menggunakan tongkat benderanya untuk menyerang Remulta. Hanya saja Remulta terlalu kuat. Selain itu Keping Eden miliknya bukanlah tandingan bagi tongkat benderanya. Sehingga dengan sedikit ayunan, tongkat bendera Jeanne d'Arc sudah patah.Jeanne d'Arc lalu membuang tongkat benderanya y
Setelah menang melawan pasukan Templar yang menyerang Kerajaan Warsawa. Jeanne d’Arc dan Ksatria Kudusnya diundang ke Lapangan Alexi. Lapangan itu berada di tempat yang berbeda dengan Istana Wil. Lapangan ini ada di bagian utara Kota Wisia dan merupakan lapangan terbesar di seluruh Kerajaan Warsawa.Sesampainya di sana. Jeanne d’Arc dan Ksatria Kudusnya disambut oleh pasukan utama dan terbesar yang dimiliki Ratu Anastasia. Pasukan ini terdiri manusia, elf, dwarf, orc, ogre, dan goblin memenuhi lapangan yang berluas 70 hektar ini. Meskipun begitu, Orc yang lebih mendominasi seluruh pasukan besar ini karena Ratu Anastasia adalah ras setengah Orc. Di pinggir tengah lapangan itu. Terdapat sebuah bangunan tinggi yang beratap, tanpa dinding dan pintu. Dimana Ratu Anastasia, para bangsawan, kasim, dan panglima perang berada. Ratu Anastasia sendiri sekarang berada di sana sambil berdiri dan menunggu di depan bangunan itu.Jeanne d’Arc dan Ksatria Kudusnya sangat gugup dan canggung. Soalnya p
Ratu Anastasia lalu membawa pasukan besarnya yang tadi berkumpul di Lapangan Alexi. Dia memimpin langsung 60000 pasukan keluar dari kota Wil menuju ke arah barat. Ratu Anastasia lalu menjadikan Jeanne d'Arc dan Ksatria Kudus Sionnya menjadi pasukan pelindungnya bersama beberapa Ogre bersamanya. Sayangnya pada saat keberangkatan, Rak Maja tidak bisa ikut menemani Jeanne d'Arc karena dia mendapatkan kabar kalau Acra sakit. Tapi dia berpesan kepada Jeanne d'Arc untuk mematuhi kata Ratu Anastasia dan mengikuti alur apapun yang ada di depannya jika dia mau mencapai apapun itu tujuannya. Jeanne d’Arc mematuhinya dan bersama pasukan Ratu ANastasia, mereka mulai perjalanan merebut wilayah kerajaan Warsawa.Tujuan pertama Ratu Anastasia yaitu menuju ke Kota Mor. Kota yang menjadi surga para Orc karena memang kota yang didominasi oleh Orc dan merupakan kota utama pembuat senjata. Anastasia ingin merebut kota tersebut agar mereka bisa membuat senjata lagi jika mereka ingin merebut kota selanj
Ratu Anastasia lalu menyuruh pasukannya untuk istirahat di Kota Mor sambil mengobati yang luka-luka. Dia sendiri lalu pergi ke rumah Walikota Kota Mor sebagai markas pimpinan sementara. Sayangnya ketika dia sampai di sana, bangunannya agak rusak. Untungnya yang rusak hanya menara dan lantai tiga saja. Sedangkan lantai bawahnya tidak mengalami kerusakan yang signifikan.Selain istirahat, Ratu Anastasia juga mendapatkan pengobatan di tubuhnya yang diakibatkan oleh sabetan senjata sihir yang dimiliki oleh Ksatria Kudus. Tentu saja, luka itu tidak bisa diobati oleh kelas Druid, luka itu harus diobati secara manual dengan menjahit kulitnya agar darahnya tidak keluar dan memanaskan jahitan luka tersebut dengan besi panas.Selama pengobatan, Ratu Anastasia menyuruh untuk membawa Walten berada di ruangannya. Walten hanya tersenyum saja ketika melihat Ratu Anastasia menahan rintihannya ketika kulitnya dijahit dan dipanasi.“Bagaimana rasanya, Yang Mulia?” tanya Walten.“Sebagai pria, kau bahka
Setelah pernikahan antara Ratu Anastasia dan Walten. Ratu Anastasia berencana ingin segera bercinta dengan Walten. Tapi Walten langsung tegas menolaknya dan ingin Ratu Anastasia berfokus kepada perangnya dulu. Walten beralasan juga kalau mereka bercinta saat sedang perang dan Ratu Anastasia hamil saat masih kondisi perang. Ini akan membuat Ratu Anastasia dipertanyakan siapa suaminya. Jika hak itu terjadi, Walten akan ketahuan tidak terbunuh. Ratu Anastasia jadi cemberut mendengar itu tapi untungnya dia dijanjikan oleh Walten kalau dia akan menyetubuhinya jika urusan perangnya selesai. Jadi Ratu Anastasia setuju.Ratu Anastasia lalu mengirim Walten untuk ke Istana Wil bersama Ern dan Ven. Ratu Anastasia juga berpesan untuk menyembunyikan Walten ke ruangan paling rahasia di Istana Wil. Setelah itu Ratu Anastasia melanjutkan misinya untuk merebut kembali wilayah Kerajaan Warsawa yang direbut oleh Templar. Jeanne d'Arc bersama Ksatria Kudusnya juga ikut berjuang bersama Ratu Anastasia
Jeanne d'Arc lalu kembali ke Sion yang bersembunyi di salah satu desa di wilayah Kerajaan Bismarck. Dia memutuskan untuk tidak menceritakan apa-apa yang terjadi kepadanya saat ke pasukan Templar. Tapi dia memberitahukannya secara khusus kepada Montmorency. Montmorency tidak terkejut ketika Jeanne d’Arc menceritakan apa yang terjadi kepadanya saat bertemu dengan Andreana. Tapi dia tidak menyangka bahwa Jeanne memilih dia seorang untuk membicarakannya. Montmorency jadi senang karena Jeanne d’Arc lebih percaya kepadanya daripada orang lain.Karena itu, ketika Jeanne d'Arc meminta Montmorency untuk mengawasi Muhanov lagi. DIa langsung menyetujuinya tanpa menolak sama sekali.Sedangkan Jeanne d’Arc sendiri membawa Sion menuju ke Istana Teutonic untuk mengembalikan senjata suci Valkyria ke sana. Untungnya Teutonic sama sekali belum tahu jika Jeanne d'Arc berkhianat dari Templar dan mendirikan Sion. Jadi dia dengan mudah mengembalikan senjatanya. Tapi Jeanne d'Arc tetap ditanyai siapa pe
Jeanne d'Arc lalu membantu Parliman dan Muhanov untuk masuk ke dalam istana Teutonic. Mereka masuk melalui gerbang depan Istana tersebut dengan cara Teutonic. Meskipun Parliman sedikit mengeluh ketika mereka masuk dengan cara seperti itu. Tapi akhirnya dia mengalah dan ikut melakukannya.Setelah mereka berhasil masuk. Jeanne d'Arc akhirnya bisa mengobrol kembali dengan Muhanov setelah 5 tahun lamanya. Dari yang dia tahu, Muhanov ternyata sudah menikah dengan Andreana. Jujur, berita itu cukup mengejutkan Jeanne d'Arc sampai dia malu sendiri mendengarnya. Dia juga sedikit cemburu mendengar itu. Tapi di lain sisi, hatinya juga merasa lega. Andreana di semesta ini bernasib sangat baik. Dia menikahi Muhanov sebagai istrinya. Bukan sebagai budak seks seperti dirinya di kehidupan sebelumnya sebagai Andreana. Sambil mengobrol, Jeanne d'Arc juga menunjukkan kemana mereka harus pergi, yaitu ke Waldgefängnis, penjara hutan. Jeanne d'Arc juga menunjukkan cara masuk ke penjara tersebut. Muhano
Kehadiran Leon di Sekte Sion menjadi sebuah kejutan bagi Jeanne d’Arc. Soalnya Leon sendiri bukan hanya seorang Templar biasa, dia adalah Grand Master Templar. Jeanne d’Arc dengan cepat langsung bersikap waspada dan mencabut pedangnya ke arah Leon.“Jeanne, tenanglah. Dia bukan musuh kita.” ucap Montmorency yang langsung menghampiri Jeanne.“Eh, Montmorency? Apa maksudmu?” tanya Jeanne.“Dia sekarang adalah teman kita. Seorang mantan Grand Master Templar ini akan menjadi teman kita. Dan juga dia yang akan membuka kebuntuan kita selama ini.”“Umm, mantan? Mantan Grand Master? Tunggu sebentar, aku tidak paham. Kok Grand Master Leon bisa keluar dari statusnya? Dan kenapa dia mau bergabung kepada kita?”“Eh ya, coba tanya satu-satu dulu Jeanne—”“Jeanne d’Arc,” ucap Leon sambil berlutut di depannya, “Aku Leon telah melakukan hal yang terhina di depan Katedral. Meskipun aku sudah bertobat, Katedral dan surga tidak ingin aku kembali. Karena itulah aku ingin memiliki pegangan hidup kembali
Jeanne d'Arc lalu kembali ke Sion yang bersembunyi di salah satu desa di wilayah Kerajaan Bismarck. Dia memutuskan untuk tidak menceritakan apa-apa yang terjadi kepadanya saat ke pasukan Templar. Tapi dia memberitahukannya secara khusus kepada Montmorency. Montmorency tidak terkejut ketika Jeanne d’Arc menceritakan apa yang terjadi kepadanya saat bertemu dengan Andreana. Tapi dia tidak menyangka bahwa Jeanne memilih dia seorang untuk membicarakannya. Montmorency jadi senang karena Jeanne d’Arc lebih percaya kepadanya daripada orang lain.Karena itu, ketika Jeanne d'Arc meminta Montmorency untuk mengawasi Muhanov lagi. DIa langsung menyetujuinya tanpa menolak sama sekali.Sedangkan Jeanne d’Arc sendiri membawa Sion menuju ke Istana Teutonic untuk mengembalikan senjata suci Valkyria ke sana. Untungnya Teutonic sama sekali belum tahu jika Jeanne d'Arc berkhianat dari Templar dan mendirikan Sion. Jadi dia dengan mudah mengembalikan senjatanya. Tapi Jeanne d'Arc tetap ditanyai siapa pe
Setelah pernikahan antara Ratu Anastasia dan Walten. Ratu Anastasia berencana ingin segera bercinta dengan Walten. Tapi Walten langsung tegas menolaknya dan ingin Ratu Anastasia berfokus kepada perangnya dulu. Walten beralasan juga kalau mereka bercinta saat sedang perang dan Ratu Anastasia hamil saat masih kondisi perang. Ini akan membuat Ratu Anastasia dipertanyakan siapa suaminya. Jika hak itu terjadi, Walten akan ketahuan tidak terbunuh. Ratu Anastasia jadi cemberut mendengar itu tapi untungnya dia dijanjikan oleh Walten kalau dia akan menyetubuhinya jika urusan perangnya selesai. Jadi Ratu Anastasia setuju.Ratu Anastasia lalu mengirim Walten untuk ke Istana Wil bersama Ern dan Ven. Ratu Anastasia juga berpesan untuk menyembunyikan Walten ke ruangan paling rahasia di Istana Wil. Setelah itu Ratu Anastasia melanjutkan misinya untuk merebut kembali wilayah Kerajaan Warsawa yang direbut oleh Templar. Jeanne d'Arc bersama Ksatria Kudusnya juga ikut berjuang bersama Ratu Anastasia
Ratu Anastasia lalu menyuruh pasukannya untuk istirahat di Kota Mor sambil mengobati yang luka-luka. Dia sendiri lalu pergi ke rumah Walikota Kota Mor sebagai markas pimpinan sementara. Sayangnya ketika dia sampai di sana, bangunannya agak rusak. Untungnya yang rusak hanya menara dan lantai tiga saja. Sedangkan lantai bawahnya tidak mengalami kerusakan yang signifikan.Selain istirahat, Ratu Anastasia juga mendapatkan pengobatan di tubuhnya yang diakibatkan oleh sabetan senjata sihir yang dimiliki oleh Ksatria Kudus. Tentu saja, luka itu tidak bisa diobati oleh kelas Druid, luka itu harus diobati secara manual dengan menjahit kulitnya agar darahnya tidak keluar dan memanaskan jahitan luka tersebut dengan besi panas.Selama pengobatan, Ratu Anastasia menyuruh untuk membawa Walten berada di ruangannya. Walten hanya tersenyum saja ketika melihat Ratu Anastasia menahan rintihannya ketika kulitnya dijahit dan dipanasi.“Bagaimana rasanya, Yang Mulia?” tanya Walten.“Sebagai pria, kau bahka
Ratu Anastasia lalu membawa pasukan besarnya yang tadi berkumpul di Lapangan Alexi. Dia memimpin langsung 60000 pasukan keluar dari kota Wil menuju ke arah barat. Ratu Anastasia lalu menjadikan Jeanne d'Arc dan Ksatria Kudus Sionnya menjadi pasukan pelindungnya bersama beberapa Ogre bersamanya. Sayangnya pada saat keberangkatan, Rak Maja tidak bisa ikut menemani Jeanne d'Arc karena dia mendapatkan kabar kalau Acra sakit. Tapi dia berpesan kepada Jeanne d'Arc untuk mematuhi kata Ratu Anastasia dan mengikuti alur apapun yang ada di depannya jika dia mau mencapai apapun itu tujuannya. Jeanne d’Arc mematuhinya dan bersama pasukan Ratu ANastasia, mereka mulai perjalanan merebut wilayah kerajaan Warsawa.Tujuan pertama Ratu Anastasia yaitu menuju ke Kota Mor. Kota yang menjadi surga para Orc karena memang kota yang didominasi oleh Orc dan merupakan kota utama pembuat senjata. Anastasia ingin merebut kota tersebut agar mereka bisa membuat senjata lagi jika mereka ingin merebut kota selanj
Setelah menang melawan pasukan Templar yang menyerang Kerajaan Warsawa. Jeanne d’Arc dan Ksatria Kudusnya diundang ke Lapangan Alexi. Lapangan itu berada di tempat yang berbeda dengan Istana Wil. Lapangan ini ada di bagian utara Kota Wisia dan merupakan lapangan terbesar di seluruh Kerajaan Warsawa.Sesampainya di sana. Jeanne d’Arc dan Ksatria Kudusnya disambut oleh pasukan utama dan terbesar yang dimiliki Ratu Anastasia. Pasukan ini terdiri manusia, elf, dwarf, orc, ogre, dan goblin memenuhi lapangan yang berluas 70 hektar ini. Meskipun begitu, Orc yang lebih mendominasi seluruh pasukan besar ini karena Ratu Anastasia adalah ras setengah Orc. Di pinggir tengah lapangan itu. Terdapat sebuah bangunan tinggi yang beratap, tanpa dinding dan pintu. Dimana Ratu Anastasia, para bangsawan, kasim, dan panglima perang berada. Ratu Anastasia sendiri sekarang berada di sana sambil berdiri dan menunggu di depan bangunan itu.Jeanne d’Arc dan Ksatria Kudusnya sangat gugup dan canggung. Soalnya p
Gemuruh tanah bergoncang dengan keras. Suara besi saling menumbuk dan beradu. Teriakan semangat dan kesakitan saling bercampur. Kadang ada hujan berwarna merah yang membasahi tanah yang sekarang menjadi tempat pertempuran antara pasukan Templar dari Bismarck dan Pasukan Sion dari Warsawa. Pasukan yang dipimpin Jeanne d'Arc langsung menerjang musuh tanpa takut meskipun mereka dihujani panah saat mereka berlari. Bahkan saat ketika mereka sudah saling beradu senjata. Mereka terus menekan musuh.Di tengah pertempuran itu, Jeanne d'Arc langsung menghadapi pemimpin pasukan Templar, Ksatria Kudus Templar, Remulta. Saat mereka berdua mulai beradu senjata. Jeanne d'Arc menyimpan kapaknya di sabuknya dan mulai menggunakan tongkat benderanya untuk menyerang Remulta. Hanya saja Remulta terlalu kuat. Selain itu Keping Eden miliknya bukanlah tandingan bagi tongkat benderanya. Sehingga dengan sedikit ayunan, tongkat bendera Jeanne d'Arc sudah patah.Jeanne d'Arc lalu membuang tongkat benderanya y
Jeanne d'Arc sekarang sedang berdiri dengan tegap. Dia berdiri sambil memperhatikan ratusan prajurit yang dibawa oleh Remulta. Entah berapa prajurit yang Remulta bawa sekarang. Dari yang dilihat ada sekitar 30.000 pasukan lebih. Terdiri dari prajurit, pemanah, pasukan berkuda dan 15 Ksatria Kudus bersamanya. Jeanne d'Arc sendiri hanya bersama 30 Ksatria Kudus yang terhitung bersamanya. Meskipun Ksatria Kudus memang prajurit yang kuat dan bisa bernilai 1000 prajurit tiap 1 Ksatria Kudus. Tapi tetap saja, tanpa memiliki prajurit, bukan berarti dia bisa membalikkan keadaan. Dia butuh pasukan sesegera mungkin untuk membantunya. Rak Maja mulai turun tangan untuk mencarikan dia pasukan. Meskipun Rak Maja berjanji kepada Ratu Anastasia untuk tidak menggunakan pasukan utamanya. Hal tersebut bukanlah masalah. Rak Maja justru berhasil mengumpulkan pasukan yang dia dapat dari Kota Wisia dan sekitarnya sendirian. Sekitar 15000 prajurit lebih berhasil dia kumpulan. Meskipun disebut prajurit, me