Dan balapan pun sudah berjalan beberapa menit dan Rain masih belum melakukan perlawanan atau belum juga mencoba untuk melewati pembalap terbaik Anna, dan pertandingan pun semakin jenuh dantidak seru karena tidak ada perlawan dari Rain, semua penonton melihat kalau Rain hanya mengikuti pembalap terbaik Anna di belakang dan tidak mencoba untuk membalapnya dan tu membuat para penonton mudah menebak kalau yang akan menjadi pemenangnya adalah pembalap Anna.
Sementara itu Anna yang melihat balapan tersebt pun juga bosan karena tidak ada yang menarik dari balapan tersebut dan dia juga sudah pasrah kalau Rain tidak punya kemampuan untuk balapan.
“Engga bohong gi mana, kamu nggak pernah bilang sama aku kalau kamu bisa balapan dan aku bicara balapan sama kamu kaya katak yang bicara sama ikan tentang berenang yang ternyata ikan itu sudah memang handal namun tidak menunjukkannya” ucap Tania yang masih kesal “Kamu coba tanya sama katak itu apa katak itu pernah bertanya sama ikannya apa ikan bisa berenang, sama halnya dengan aku, kamu nggak pernah nanya ke aku apa aku bisa balapan atau tidak, iya kan” ucap Rain dengan santai sambil mengendarai mobilnya
“Nanti aku kasih tahu kalau kita sudah sampai di rumah” jawab Rain dengan santai Sementara itu Anna dan asistennya Diana masih berpikir apa yang di pikirkan Rain hingga Rain melakukan hal tersebut dalam balapan tadi, namun mereka tidak mendapatkan alasan yang tepat untuk ha itu yang membuat mereka berdua pusing sendiri. “Aduh Bos, saya sama sekali tidak mendapatkan alasan yang tepat Bos, maaf Bos” ucap Diana meminta maaf karena tidak m
Dan keesokan paginya, Tania yang sudah bangun pagi-pagi sekali, dia membangunkan Rain ketika waktu menunjukkan pukul delapan pagi, dia masuk ke kamar Rain yang terlihat di sana Rain masih tidur dengan nyenyak dan terlelap, Tania membangunkan Rain secara perlahan agar Rain tidak terkejut. “Rain bangun Rain, sudah pagi” ucap Tania membangunkan Rain secara perlahan “Sebentar lagi masih ngantuk” ucap Rain dengan suara yang rendah dan sedik
“Aku masih mau tidur” ucap Rain sambil berjalan karena dia sedang di paksa oleh Tania“Engga ada, ayo kita makan, biar kita bisa cepat pergi ke sana” ucap Tania pada Rain yang mau tidak mau Rain mengikuti kemauan Tania, mereka berdua berjalan ke meja makan dan sarapan bersama yang sudah di siapkan oleh Bi Inah. Dan setelah mereka makan Tania pun menyuruh Rain untuk mandi begitu pun dirinya, Rain dan Tania ke kamar masing-masing untuk mandi, dan kali ini Rain langsung mandi, dia tidak tidur lagi karena rasa mengantuknya sudah hilang karena sarapan tadi, tiga puluh menit kemudian Tania yang sudah cantik dan wangi dan sudah siap pergi bersama Rain menggampiri kamar Rain yang ternyata Rain tidak ada di kamarnya, Tania memanggil Rain di kamarnya dan ternyata Rain masih berada di dalam kamar mandi dan masih mandi dengan tenang di dalam kamar mandi.“Rain” panggil Tania“Iya kenapa ?” tanya Rain dari dalam kamar mandi
Dan mereka pun berpencar mencari barang yang mereka inginkan, Kevin bersama Toro, sedangkan Nana dia bersama Dimas dan juga Dina, sebelum mereka berpencar Kevin memberitahu Nana dan yang lainnya “Eh nanti kita kumpul di titik ini lagi yah, kalau ada yang sudah nemu barangnya langsung kabarin gua, biar gua bisa langsung ke datang ke sini” ucap Kevin sebelum mereka berpencar “Iya, elu juga kalau udah dapat barangnya kasih tahu gua juga” ucap Nana dan setelah itu mereka pun benar-benar berpencar mencari barang tersebut dan entah apa barang yang mereka cari dan untuk apa barang tersebut
“Ini tempatnya, kamu tunggu di sini jangan keluar, dan lihat baik-baik” ucap Rain dengan senyum “Jangan tinggalin aku” ucap Tania yang takut kegelapan “Engga akan, tunggu sini sebentar” ucap Rain dengan lembut karena melihat Tania yang takut akan kegelapan
mobil yang sangat cocok untuk balap drag race. Mobil yang mampu menembus kecepatan lima ratus kilo meter per jam dengan performa mesin yang di kembangkan khusus mobil ini bisa mengeluarkan tenaga maksimal mencapai dua ribu horsepower dan mampu memuntahkan torsi maksimal mencapai dua ribu seratus Nm. Kemampuan tersebut tak lepas dari pemakaian mesin lima belas liter yang di padukan dengan sistem transmisi otomatis sembilan percepatan.“Wow, apa ini mobilnya ?” tanya Tania yang masih kaget karena secara langsung meliat mobil kutukan tersebut“Iya, ini mobilnya,mobil yang di rakit oleh teman-teman aku dulu” ucap Rain pada Tania dengan serius“Berapa kecepatan mobil ini maksimalnya ?” tanya Tania yang sangat penasaran dengan kecepatan mobil kutukan yang ada di depan matanya itu“Mobil ini bisa sampai lima ratus kilo meter per jam” jawab Rain dengan serius sambil tetap serius pada mobil kutukan yang mangaki
Rain keluar dengan senyum karena Rain bisa mengedarai mobil kutukan ini setelah sekian lama, Tania memimpin jalan mereka keluar dan setelah keluar dan mereka sudah sampai di pintu masuk paling utama, Rain pun dengan santai mengedari mobil tersebut dan mobil yang di bawa Rain menjadi pusat perhatian orang-orang yang melihatnya, Rain dan Tania berkomunikasi melalui jaringan yang tadi Rain sudah sambungkan di mobilnya.“Tania kamu ikuti aku dari balakang dan jangan ngebut apapun yang akan terjadi pada aku nantinya” ucap Rain dengan serius“Rain jangan menakuti aku” ucap Tania dengan panik“Engga, pokoknya kamu ikuti aku dan tetap membawa mobil dengan pelan apapun yang terjadi nanti” ucap Rain dengan serius pada Tania yang ada di mobil yang berbeda‘Rain jangan aneh-aneh” ucap Tania yang panik dengan apa yang di omongin oleh Rain dan Rain pun hanya terdiam saja.Rain terdiam dan dia tetap membawa mobil ku
Ke dua penjaga itu pun jatuh tumbang di hajar Rain dan juga Diana, melihat Rain dan Diana menang ke tiga perempuan yang berjaga itu pun senang, setelah itu Rain dan Diana mengikat semua musuhnya agar tidak bisa melawan lagi, dan setelah itu mereka meminta ke dua penjaga itu membuka pintu untuk menuju hutan aslinya, namun ke dua penjaga itu masih tetap tidak mau membukanya dan itu membuat Rain dan yang lain kesal, karena ke dua penjaga itu tidak mau membuka pintu rahasia tersebut, Rain pun terpaksa menggunakan cara sedikit kasar agar ke dua penjaga itu pun membuka pintu keluar tersebut, Rain terpaksa menggunakan cara yang dia lakukan pada orang sebelumnya dengan menggunakan lidi kecil dan di masukan ke sela kukunya. “Oke kalau kalian tidak mau membuka pintu keluar itu, tapi jangan salahkan gua kalau kalian nantinya akan sangat menderita” ucap Rain dengan serius pada ke dua penjaga tersebut “Kita nggak takut, bahkan kalau elu embunuh kami semua di sini pun, kita tetap tidak akan membu
“Engga ada cara lain, kita harus melawan mereka agar bisa keluar dari hutan ini” jawab Rain pada Diana dengan serius “Aku yakin walaupun mereka hanya berdua, tapi mereka pasti lebih hebat dari orang-orang yang sebelumnya kita temui, karena mereka penjaga pintu keluar kita” ucap Diana pada Rain dan dia sangat yakin “Iya, aku juga berpikir seperti itu, orang itu tidak mungkin menaruh orang yang tidak bisa berkelahi di tempat penting ini” ucap Rain dengan serius “Kalian bertiga tunggu di sini, jaga orang ini, kalau dia bangun bikin dia pingsan lagi, biar aku sama Rain yang melawan orang itu” ucap Diana dengan serius pada Alana, Tania dan Bosnya sendiri Anna “Iya, kalian tunggu di sini untuk berjag-jaga, tetap waspada, jangan lengah sedikit pun” ucap Rain dengan wajah yang sangat serius “Iya, kamu hati-hati Rain” ucap Tania pada Rain untuk hati-hati karena dia sangat khawatir sama adiknya itu, begitu pun juga Alana dan Anna “Ayo Diana, kita kalahin mereka agar kita bisa keluar dari
“Ada di sebuah gua di sebelah selatan hutan ini, kalian tinggal masuk ke dalam dan nanti akan ketemu pintu rahasia di sana, itu adalah jalan keluar kalian dari hutan ini” jawab orang itu yang akhirnya memberitahu di mana jalan keluarnya setelah dia di siksa oleh Rain menggunakan lidi yang Rain dapat “Kalau begitu elu yang pimpin jalannya” ucap Rain dengan serius “Engga bisa, gua nggak bisa pimpin kalian,” ucap orang itu yang menolak mempimpin jalan keluar hutan buatan itu “Oke kalau elu nggak mau, sepertinya lidi ini suka sama kuku jari elu” ucap Rain dengan serius, mengancam orang tersebut agar orang tersebut mau mempimpin jalan mereka keluar dari hutan tersebut “Jangan-jangan, oke gua akan pimpin kalian keluar dari hutan ini” ucap orang itu yang akhirnya mau, setelah di ancam oleh Rain menggunakn lidi tersebut “Ayo bawa dia, kita keluar dari hutan ini” ucap Rain dengan serius “Anak buahnya bagaimana ?” tanya Alana dengan serius, karena tidak bisa di biarkan seperti ini “Kita
yang membuat orang itu langsung tersungkur ke tanah karena tendangan Diana yang tepat sasaran di muka orang itu. “Apa kamu pernah bermain permainan mental dalam berkelahi dengan yang lebih kuat ?” tanya Rain dengan santai dan setelah itu dia menghampiri orang itu dan membawanya ke teman-temannya “maksud kamu ?” tanya Diana dan ternyata Diana tidak mengerti apa yang di maksud Rain dengan permainan mental
namun Diana tidak menyerah, dia terus bertahan dan sesekali menghindar agar bisa menyerang balik, namun kemampuan orang itu tidak bisa di anggap remeh, orang itu mampu membalikan keadaan dan menyerang Diana kembali.Rain yang tidak sengaja melihat Diana pun khawatir kalau Diana akan kalah dan orang itu akan kabaur, karena orang itu bisa menjadi pintu jalan keluar untuk mereka dari hutan aneh itu, Rain yang melihat itu dia langsung berusaha dengan cepat menjatuhkan lawannya, dia menggunakan jurus cepat yang pernah di ajarkan oleh Bibi Fetrin ke dirinya, dia menggunakannya sekarang untuk melawan musuhnya, sementara itu Anna dan Tania telah berhasil mengalahkan musuhnya hingga babak belur dan terluka karena Anna memukulnya dengan kayu besar yang dia temukan di sekitarnya, sementara itu Alana masih bertarung dengan musuhnya dan dia sedikit lagi hampiri menang melawan musuhnya, namun musuhnya juga tidak mudah menyerah dan akhirnya dia menggunakan jurus yang dia punya, dengan
Mereka melanjutkan perjalanannya dan sekarang mereka memperhatikan sisi hutan tersebut berharap mereka dapat menemukan jalan keluar dari hutan buatan tersebut, setelah mereka berjalan untuk menemukan jalan keluar dari hutan tersebut bukannya menemukan jalan keluar, mereka malah bertemu dengan lima orang yang pasti suruhan bos mereka yang ingin mencelakai Rain dan yang lainnya“Ya elah pakai ketemu mereka lagi” ucap Anna dengan kesal karena mereka malah bertemu dengan orang-orang itu“Bagus kita bertemu mereka, kita bisa memaksa mereka untuk memberitahu kita jalan keluar dari tempat ini, mereka pasti tahu karena mereka anak buah pemilik lama vila Bunda sekarang” ucap Rain dengan pelan pada Diana dan Diana pun mengerti, dia mengangguk pelan sambil menatap Rain“Rupanya kalian di sini” ucap salah satu dari lima orang tersebut yang sepertinya pemimpin rombongan mereka“Kita nggak ke mana-mana kok” ucap Rai
mereka mengecek semua tempat dan tidak menemukan Rain dan yang lainnya karena Rain dan yang lainnya sudah pergi, dan setelah itu bos yang memimpin orang-orang itu pun menyuruh untuk mencari Rain dan yang lainnya sampai ketemu, dan ke lima orang itu pun langsung mencari Rain dan yang lainnya dengan perintah bosnya itu, sementara Rain dan yang lainnya terus berusaha mencari jalan keluar tercepat dari hutan tersebut.Rain dan yang lainnya tidak terasa mereka sudah berusaha mencari jalan keluar dari hutan tu berjam-jam, hingga hari sudah menunjukkan sore hari, dan mereka masih belum menemukan jalan keluarnya, di tambah mereka kelelahan karena berjalan cukup lama di dalam hutan tersebut, karena kelelahan mereka pun beristirahat sebentar sambil minum agar tidak terkena dehidrasi karena kehausan, mereka beristrahat lima belas menit dari mereka berhenti dan masih bigung bagaimana cara mereka menemukan jalan keluar untuk mereka.“Bagaimana ini ? kita masih belum bisa mene
“Tuh kan benar ada” ucap Rain pada Alana dengan serius“Iya ada, tapi yang aku bingung, kenapa tadi dari ujung sana nggak terlihat ya, padahal lidah buaya ini tumbuh cukup besar yang seharusnya bisa terlihat dari jarak kita berdiri tadi” ucap Alana dengan serius dan dia juga bingung kenapa ini bisa terjadi“Aku juga nggak tahu, semakin memikirkan hutan ini, semakin bingung aku, lebih baik sekarang kita petik lidah buayanya dan kembali ke yang lain” ucap Rain pada Alana dengan serius dan Alana pun mengangguk dan setelah itu mereka berdua memetik beberapa lidah buaya dan setelah itu dia kembali ke yang lain karena dia sudah mendapatkan lidah buaya untuk obat tangan AnnaSementara itu yang lainnya, mereka masih merawat Anna dan menyuruh Anna untuk sabar sambil memerika terus lukanya agar tidak ada pembengkakakn yang berlebihan di tangannya, mereka masih menunggu Rain dan Alana dengan sabar “Apa mereka berhasil menemukan lid
Selagi mereka berkelahi, musuh yang tadi tersungkur ke tanah karena di hajar Rain tiba-tiba saja dia bangun kembali, namun dia tidak melawan Rain kembali, dia berjalan ke arah tenda yang di dalamnya ada Tania dan Anna sedang bersembunyi, dia berjalan dengan cepat agar sampai tenda, sementara Rain, Diana, dan Alana tidak sadar karena mereka sangat fokus melawan musuhnya masing-masing, sedangkan orang itu terus berjalan ke arah tenda, Anna dan Tania yang melihat orang itu menghampirinya dari dalam tenda, Anna pun ketakutan, melihat Anna ketakutan, Tania mencoba untuk membuat Anna tidak takut dan tidak panik agar mereka bisa mengatasi orang itu.“Tania bagaimana ini” ucap Anna yang sangat panik“Jangan panik, sepertinya kita harus melawan orang itu, nggak ada pilihan lagi, kita juga harus membantu mereka melawan orang-orang itu” ucap Tania dengan serius pada Anna yang sedang ketakutan“Bagaimana bisa, kita nggak bisa berkelahi” u