Share

Bab 14

last update Last Updated: 2025-02-13 19:52:17

Jam menunjukkan pukul sebelas malam. Kalingga sudah terbaring di ranjang pasien di ruang VIP yang disiapkan Gala. Meski tubuhnya lelah, pikirannya tak bisa berhenti berputar.

'Kenapa aku selamat? Kenapa harus seperti ini?'

Kata-kata itu terus terulang di benaknya. Ia memejamkan mata, berharap gelap bisa menenangkan pikirannya yang berantakan.

Baru beberapa detik matanya terbuka lagi, menerawang ke langit-langit. Wajahnya pucat, pikirannya masih berputar pada kejadian beberapa jam lalu.

Suara gaduh dari rumah tetangga sebelah awalnya hanya samar-samar terdengar di telinga. Saat itu ia sedang bersiap menunaikan shalat maghrib. Namun, ketika suara ledakan kecil menggema diikuti teriakan panik, jantungnya mulai berdebar.

Ia membuka pintu balkon kamar lantai dua dan melihat kepulan asap hitam pekat merayap masuk ke dalam rumahnya melalui ventilasi. Bau gas menyengat semakin kuat. Tetangga sebelah rumahnya tampak panik berlarian keluar, berteri
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Rahim yang Tergadai   Bab 15

    Gala justru duduk di kursi, tetap memandangi Kalingga yang tak kunjung menjawab pertanyaannya. "Kenapa kamu terus memanggilku dengan panggilan tuan? Kamu istriku, Kalingga.""Istri?" Kalingga membuka mata, berbalik dan menatap Gala. Ia tersenyum pahit. "Istri seperti apa, Tuan? Saya hanyalah bayangan, hanya boneka."Ucapan itu menusuk Gala, tetapi ia memilih diam."Tapi kamu tetap istriku, Kalingga."Kalingga menggeleng pelan. "Karena itu yang benar. Saya harus membatasi diri. Jika semuanya terbongkar nanti, setidaknya saya tidak akan terlalu sakit."Gala terdiam beberapa saat, 'tidak akan terlalu sakit?' Kalimat itu terasa janggal di telinga Gala, tapi dia menepisnya, lalu mengangguk. "Kamu benar. Tapi—" Kata-katanya terhenti. Ia ingin mengatakan sesuatu, tetapi memilih menahannya.Gala tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya. Kalingga begitu tenang dan itu yang telah mengambil alih semua kesombongan dan melemahkan Gala dalam

    Last Updated : 2025-02-14
  • Rahim yang Tergadai   Bab 16

    Pagi-pagi buta, Gala meninggalkan rumah sakit. Ilman telah membawa pakaian kerja dan menyiapkan segala kebutuhan agar Gala bisa langsung pulang tanpa menarik perhatian orang rumah.Ketika Gala tiba, baik Papa, Mama dan Selena sudah menunggunya di meja makan. Tak banyak percakapan yang dilontarkan di meja makan. Hanya denting peralatan makan yang mendominasi suasana pagi itu. Setelah sebelumnya Gala telah mengutarakan alasan kenapa dirinya terlambat. Alasan yang sama seperti hari-hari sibuk dengan pekerjaannya.Usai sarapan, Selena memberinya isyarat untuk ke kamar terlebih dahulu, "Aku ingin bicara."Gala mengikuti Selena yang mengunci pintu kamar dan duduk di sofa menunggu istrinya memulai percakapan."Beib, aku ada kabar bagus!" katanya ceria. "Aku ditawari jadi brand ambassador produk susu kehamilan. Apa menurutmu aku harus ambil tawaran ini? Bagaimana menurutmu?"Gala terdiam, pikirannya berkecamuk. Selena, yang selama ini menghindari

    Last Updated : 2025-02-14
  • Rahim yang Tergadai   Bab 17

    Selena, di sisi lain, selalu menuntut lebih. Penampilannya harus selalu memukau, ekspektasinya tak pernah rendah. Dan sekarang, dengan keinginannya untuk memiliki anak hanya karena tekanan dari kontrak baru, Gala merasa semakin jauh darinya.'Jika Selena tahu tentang Kalingga ... tidak! Dia pasti akan menghancurkan segalanya.'"Pak, istirahat dulu. Ini kopi baru untuk Anda, atau kita pergi keluar?" tanya Ilman sambil membawa berkas yang baru saja ia koreksi karena kesalahan Gala dan mendekatkan kopinya.Gala hanya mengangguk, "Kita keluar saja!" Dia berdiri tanpa memakai jasnya yang tersampir di kursi. Ilman akhirnya membawa Gala keluar kantor untuk istirahat di sebuah kafe. Di pinggir jalan tengah kota, dua laki-laki yang hanya terpaut usia dua tahun itu duduk berhadapan saling diam. Saat kopi tiba, Ilman membuka percakapan, mencoba menyelami apa yang sebenarnya mengganggu pikiran atasannya."Pak, maaf jika saya lancang," kata Ilman pe

    Last Updated : 2025-02-15
  • Rahim yang Tergadai   Bab 18

    Gala menarik napas panjang, mencoba merangkai kata. Namun, pikirannya buntu. Ia melangkah mendekati Selena, hendak menyentuh bahunya, tetapi Selena dengan kasar menepis tangan Gala."Apa kurangnya aku?" Suara Selena bergetar, antara marah dan terluka. "Aku bahkan tidak pernah menuntutmu untuk meluangkan waktu untukku. Aku menjalani semua kesenangan ini sendirian karena kamu selalu sibuk dengan pekerjaanmu!"Mata Selena mulai berkaca-kaca, tetapi amarahnya tetap membara. "Apa lima tahun tidak cukup membuat hatimu melihatku sedikit saja?"Gala terdiam. Untuk pertama kalinya, Selena mempertanyakan hubungan mereka—pernikahan yang selama ini hanya sebatas status, tanpa keintiman, tanpa kedekatan. Ia tahu, Selena benar, tetapi ia tidak bisa mengatakan apa pun untuk membela dirinya."Jadi, begini caramu memperlakukan aku, Gala? Setelah semua yang aku lakukan untuk mempertahankan pernikahan ini, kamu malah mencampakkanku begitu saja!" Selena berseru, suar

    Last Updated : 2025-02-15
  • Rahim yang Tergadai   Bab 19

    Namun, Selena tidak bergeming. Ia memandang Ilman dengan tatapan tajam, menuntut penjelasan.Ilman ragu sejenak, memikirkan kalimat yang tepat, akhirnya berkata, "Bu, Kalingga ... dia memiliki masalah dengan rahimnya. Pak Gala tadi pagi bertanya pendapat saya tentang Anda yang mengubah prinsip freechild Anda."Selena mengernyit, bingung. "Maksudmu apa?"Ilman melanjutkan dengan hati-hati, "Anda dan Kalingga ... adalah dua wanita yang sangat berbeda, Bu."Belum sempat Selena merespons, ketukan di pintu menginterupsi suasana tegang itu. Sekretaris Gala masuk dengan wajah penuh kehati-hatian. "Maaf, Pak Gala, Bu Selena. Nyonya Mita sedang dalam perjalanan ke sini. Beliau sudah di lobi dan sedang berada di lift sekarang."Ruangan itu mendadak senyap. Gala menatap Selena yang kini terlihat semakin marah, lalu beralih ke Ilman yang tampak pucat.Ketukan pintu diikuti oleh suara langkah mendekat. Pintu ruang kerja terbuka, menampilkan sosok seorang wanita paruh baya dengan penampilan anggun

    Last Updated : 2025-02-16
  • Rahim yang Tergadai   Bab 20

    Saat itu, suara langkah Sagara terdengar mendekat. “Apa yang terjadi di sini?” tanyanya, tatapannya tajam bergantian antara Selena dan Gala."Papa, kebetulan sekali. Aku mau mengungkap satu rahasia Gala pada kalian," jawab Selena sambil menatap Gala dengan pandangan menusuk.'Gala mungkin membenciku sekarang, tapi dia harus sadar bahwa dia beruntung memilikiku. Aku adalah Selena, model papan atas yang dicemburui banyak orang. Dengan nama belakang Sagara, karierku melesat lebih jauh dari yang pernah kubayangkan. Semua mata memandangku, menghormatiku, ingin menjadi sepertiku. Dan tak ada yang boleh menggantikan posisiku!' Hati Selena bergemuruh.Gala mengepalkan tangannya di sisi tubuh, melepaskan bahu Selena yang berjalan mengajak dua mertuanya ke ruang keluarga.Di sana, dua pasangan orang tua dan anak—menantu itu duduk mengelilingi meja. Selena membuka rekaman pembicaraan Gala dan Ilman di kafe. Suara dalam rekaman itu terdengar jelas, termasuk n

    Last Updated : 2025-02-16
  • Rahim yang Tergadai   Bab 21

    Gala menghela napas panjang. Ingatannya kembali pada malam memalukan itu, di mana dia mencari pelarian dengan alkohol, hingga nama Kalingga terlontar dari bibirnya. Semua kesalahan itu terasa begitu berat, sekarang. 'Kenapa aku bisa seceroboh ini?' Dia yerus memijit pelipisnya dengan tubuh setengah bersandat di sofa kamar setelah kepergian Selena, entah ke mana.Kemudian, pikirannya melayang pada momen awal pernikahannya dengan Selena. Gala ingat betul bagaimana ia menyetujui Selena memasang IUD atas nama kebebasan karir, dan bagaimana ia membiarkan mamanya mengatur pernikahannya demi menjaga kehormatan keluarga. Tapi sekarang, semua keputusan itu menghancurkannya.Tak berhenti di sana, pikirannya kembali pada permintaan mendadak Sagara beberapa minggu lalu. Ayahnya, pria dingin yang jarang memaksakan kehendak, mendesaknya menikahi Kalingga dengan alasan yang tak sepenuhnya masuk akal. Utang 100 juta? Itu terlalu kecil untuk keluarga Sagara. 'Ke

    Last Updated : 2025-02-17
  • Rahim yang Tergadai   Bab 22

    Gala tiba di rumah sakit dengan langkah tergesa-gesa. Ia menghindari kontak mata dengan siapa saja yang berpapasan, langsung menuju ruang rawat Kalingga untuk mengambil dokumen yang tertinggal.Pikirannya berkecamuk. 'Bagaimana aku bisa begitu ceroboh? Jika seseorang menemukan dokumen ini sebelum aku ... semua akan berantakan.'"Tuan? Maaf saya terpaksa kembali ke sini, Ilman sangat ceroboh meninggalkan ini." Gala mengangkat map di tangannya yang baru saja diambil dari meja.Kalingga mengernyit bingung dengan sikap Gala yang seperti orang asing, tak mengenalnya.Tanpa disadari, pria bertopi hitam itu juga memasuki rumah sakit, mengawasi Gala dari kejauhan. Ketika Gala keluar dengan dokumen di tangan, pria itu segera mengetik pesan singkat ke seseorang."Hanya mengambil sebuah dokumen. Saya akan terus memantau."Pria itu mengikuti Gala yang kembali ke mobilnya, tetap menjaga jarak. Namun sebelum masuk, ia sempat memotret dokumen d

    Last Updated : 2025-02-17

Latest chapter

  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Tetap Bersama

    Mentari pagi belum sepenuhnya naik ketika Galen perlahan membuka matanya. Tubuh Maiza masih tertelungkup di dadanya, napasnya tenang, wajahnya damai. Malam panjang yang mereka ulang berkali-kali itu telah menguras seluruh tenaga dan emosi. Tapi Galen tersenyum kecil. Semua itu nyata. Dia kembali ke tempat yang seharusnya: pelukan Maiza. Perlahan ia bangkit dari tempat tidur, menarik selimut menutupi tubuh kekasihnya. Ia mengenakan kembali celananya, melangkah ringan ke dapur. Tangannya mulai bekerja: mengiris bawang, mengocok telur, menyalakan kompor, dan menyiapkan kopi. Sambil memasak, benaknya melayang ke masa lalu. Ingatannya menguar, sejelas aroma tumisan yang memenuhi udara. Di penjara, Kalingga—ibunya—datang bersama Gala dan Sagara. Pertemuan itu seperti lembaran hidup yang dicabik paksa. Sagara tak lagi segarang dulu, kini hanya pria tua penuh penyesalan. Ia bicara lirih, mengaku semuanya. Bahwa semua ini bermula da

  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Maiza Menggila

    "Lakukan saja perintahku, NOAH!" bentak Maiza, suaranya meledak dalam kemarahan.Tak ada sepatah kata pun keluar dari Noah—sang asisten yang juga sahabat Galen. Ia hanya mengangguk singkat, lalu memutar balik kemudinya, melaju menuju tempat yang disebutkan Maiza.Perempuan itu terdiam, pikirannya sibuk menenun kegelisahan. Tatapannya kosong, mengarah lurus ke depan. Wajahnya datar dan dingin—tanpa jejak kesedihan, apalagi kebahagiaan. Namun perlahan, raut itu berubah. Menegang. Menyiratkan kemurkaan yang membakar.‘Kalau ini bukan halusinasi, aku harus tahu apa yang sebenarnya Galen sembunyikan dariku! Mungkin aku lemah di matanya, tapi aku akan buktikan kalau aku bisa hidup tanpa dia!’‘Sudahlah, Za ... ikhlaskan. Buka lembaran baru. Kamu Direktur Utama perusahaan multinasional sekarang—itu kesempatan langka! Gunakan baik-baik, Iza! Kamu bisa!’Suara-suara itu berisik di kepalanya. Saling tindih, saling beradu, seperti dua sisi dirinya t

  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Lakukan Saja!

    "Apa ini bagian dari prank, Noah?" Maiza menggeleng dengan senyum kaku yang dipaksakan, meski air matanya telah jatuh tanpa disadari. Suaranya bergetar saat teriakannya pecah, “Ini nggak lucu!?” Ia menggeleng lebih kuat, mata terpejam rapat menahan denyut luka yang begitu dalam.Tubuhnya perlahan kehilangan tenaga. Lututnya lemas, jatuh meluruh ke lantai dingin. Ia terus menggeleng, tangisnya meledak bersamaan dengan wajah yang telah basah kuyup oleh air mata yang tak terbendung.“Galeeen,” panggilnya lirih, suara itu hampir tak terdengar. Tangannya mengusap dada, mengepal erat di sana. “Permainan apa lagi yang harus aku jalani, Tuhan ....” isaknya pecah, mengguncang bahunya dalam tangisan tersedu-sedu.———‘Ingatlah satu hal dariku, Mai ... kamu harus lebih tangguh dari masa lalu kamu. Semua yang kamu lalui adalah obat, meski pahit itu akan membuatmu lebih kuat. Lupakan yang telah ada di belakangmu, syukuri apa yang kamu jalani dan yakinlah bahwa

  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Memilih Pergi

    Maiza masih terduduk di lantai, memeluk foto dan secarik kertas yang telah mengubah segalanya. Dada sesak, tangis mengalir tanpa bisa ditahan. Entah berapa menit berlalu dalam diam dan guncangan.Hingga suara ponsel berdering memecah keheningan. Dengan tangan gemetar, ia mengangkat tanpa sempat melihat nama di layar."Halo?" Suaranya parau."Bu Maiza?" Suara dari seberang terdengar ragu. "Saya dari kepolisian. Kami ... kami ingin menyampaikan kabar duka."Maiza membeku."Apa maksud Anda?""Tahanan atas nama Galen, suami Anda ... ditemukan meninggal dunia pagi ini di ruang isolasi. Beliau diduga mengalami serangan jantung mendadak."Ponsel nyaris terlepas dari genggamannya. Maiza menatap kosong ke depan, seperti tak percaya pada apa yang baru saja didengarnya."T-tidak ... tidak mungkin. Baru saja aku masih ... masih bertemu dengannya! Dia baik-baik saja!"Suara dari seberang terdengar berat, seolah terb

  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Bebas atau Tidak?

    "Aku sudah tak mengenalimu lagi, Hubby ...." suara Maiza pecah saat akhirnya ia berdiri dan berbalik, meninggalkan ruang tahanan dengan linangan air mata.Ia melangkah cepat keluar, seolah tak ingin siapa pun melihat rapuhnya. Kedua tangannya menutup mulut dan mengusap wajah yang kini telah basah. Dalam benaknya, kenangan bersama Galen berkelebat seperti kolase yang tersusun acak—tak utuh, tapi penuh warna.Ia mengingat saat pertama kali bertemu Galen, di taman itu, ketika hidupnya terasa seperti reruntuhan. Saat dia menangis dalam diam, dan pria muda itu menghampiri dengan kalimat sederhana yang mampu menyentuh hatinya.Sejak itu, Maiza percaya bahwa masih ada lelaki baik di dunia ini. Tapi mengapa sekarang, sosok yang dulu penuh perhatian itu menghilang? Ke mana mahasiswa polos itu pergi?Galen yang dulu melindunginya dari preman cabul—pria yang begitu sabar dan menjaga batas, yang tak pernah sekalipun memaksakan hasrat. Ia masih ingat jelas mal

  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Kemarahan Galen

     Flashback – Sebelum Maiza Sadar di Apartemen Galen"Bereskan ma–yatnya," titah Galen sambil menekan earpiece-nya.Tubuhnya tegak, tatapan dinginnya mengarah pada sosok yang tergeletak lemah di sofa. Wajah Maiza tampak damai dalam ketidaksadaran, namun bayangan kemesraan antara mantan pasangan suami istri itu terus mengganggunya. Wajah Galen kembali mengetat, rona merah amarah naik ke pipi. Ia mengalihkan pandang, melangkah cepat keluar ruangan tanpa menoleh sedikit pun.Namun baru beberapa langkah, ia berhenti mendadak. Tangannya meremas rambut sendiri, kepalanya tertunduk, dan matanya terpejam kuat—seperti sedang berusaha menghapus senyuman Maiza di pagi hari dari pikirannya."Aaarrrgh!" teriaknya tertahan, membalikkan badan dengan gerakan penuh gejolak. Ia berjalan cepat kembali, melepas jaket dan merobek gorden hingga terlepas dari gantungannya.Dengan gerakan kasar, ia membungkus tubuh tak berbusana Maiza yang terkulai di sofa. Tidak ada

  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Kenapa Belum Kembali?

    “By… aku berangkat dulu. Ada meeting penting hari ini. Mungkin pulang agak mal—”“Makanya sini dulu!”Tangan perempuan yang sudah rapi dalam setelan formal kantoran itu ditarik paksa hingga jatuh menimpa tubuh polos suaminya di ranjang.“Aku sudah mandi, By! Lima belas men—”Kalimatnya terpotong. Mulutnya dibungkam tanpa ampun oleh Galen yang langsung membalikkan posisi, menindih dengan gairah yang meletup.Satu minggu telah berlalu sejak insiden mengerikan itu. Tak satu pun jejak kasus tersisa.Pergerakan Secret Umbrella begitu senyap dan bersih. Big Boss mereka, seorang hacker jenius, mampu melumpuhkan sistem pemerintahan, menanamkan tersangka palsu, dan membebaskan seluruh anggota terlibat. Termasuk G4 dan Maiza—keduanya benar-benar lenyap dari radar publik.Hidup Galen dan Maiza kembali seperti biasa. Sepasang pengantin baru beda usia dan profesi itu melanjutkan rutinitas: Galen menyusun skripsi, Maiza sibuk mengelol

  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Bertukar Kehormatan

    "Jangan takut lagi, aku akan menjaga dan melindungimu. I love you .…" Kecupan yang lama dan dalam dia jatuhkan di kening Maiza yang mengangguk perlahan.Pelukan itu terasa seperti rumah, dan Maiza memejamkan mata, membiarkan dirinya larut dalam hangatnya perlindungan Galen—lelaki yang hampir saja dia lupakan, tapi hatinya tetap mengenalinya, selalu."Maafkan aku. Aku pikir tak akan pernah bertemu denganmu, dan aku tak pernah termaafkan atas keegoisanku sendiri.""Tidak ada yang bersalah dan tak ada yang perlu dimaafkan, Sayang." Galen merenggangkan pelukan, menatap manik mata sembab milik cinta pertamanya. Mata yang penuh arti, menunjukkan cinta yang begitu dalam. Memancarkan harapan dan semangat dalam sorot tajamnya."Hub–by...."Mantan anak didiknya itu menarik napasnya, lalu menekan tengkuk Maiza, membuat kepalanya mendongak. Gerakan lembut dan penuh candu itu berkembang cepat—menjadi balasan tak tertahankan antara dua insan yang telah

  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Bukan Hanya Kamu

    “Aaarrrgh!?” Suara letusan memecah malam, bersamaan dengan jeritan Galen yang menyayat. Namun, tubuhnya tetap meluncur masuk ke dalam pipa pembuangan yang sudah dirusaknya lebih dulu—pelarian terakhir yang ia punya.Pintu kamar mandi didobrak paksa. Tiga pria berpakaian serba hitam menyerbu masuk dan langsung menghujani ruangan dengan tembakan brutal. Cipratan darah membekas di dinding dan lantai, menyisakan jejak yang mengerikan.“Dia nggak akan bertahan lama dengan peluru beracun kita! Cari barangnya di setiap sudut!” bentak pemimpin mereka dengan suara dingin dan menakutkan.Sementara itu, di dalam mobil yang melaju tak tentu arah, Maiza menatap pria yang duduk di balik kemudi dengan pandangan terpaku. Ketakutan makin menyesakkan dadanya.“Ka–kamu bukan Galen?” suaranya nyaris tak terdengar, tercekat oleh rasa ngeri.Dia mencuri pandang, berharap sang penolong hanyalah Galen yang menyamar—tapi tidak. Sosok itu menoleh sekilas, wajahnya

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status