Share

Mafia

Penulis: Aini Pien
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-15 22:02:29

"Sepertinya sekarang aku yang takut jika berhadapan dengan kamu, Lov" ucap Rama sambil duduk di sebuah sofa, di ruang kantornya.

Milova sengaja datang ke kantor Rama di pinggiran Kota Banda Aceh. Kantor yang baru saja ia bangun untuk kembali memulai bisnisnya yang sudah bangkrut.

Kali ini, menurut informasi dari Raju, lelaki kekar itu berkerja sama dengan salah satu perusahaan roti yang ada di Kota Medan. Dilihat dari gedung yang hanya tiga lantai, juga karyawannya yang bisa dihitung jari, menandakan Rama maksih butuh asupan dana yang besar.

Lagi pula, Raju menafsir bahwa lelaki itu belum berani memperluas jaringan narkobanya lagi. Karena kasus yang belakangan ini hampir menyeretnya ke balik jeruji besi, membuatnya sangat hati-hati dalam bertindak.

"Bukannya justru kamu mafianya?" Milova melempar kembali ketakutan Rama padanya, sambil tersenyum manis ke arah lelaki itu.

"Jadi, kenapa kamu kemari? Jika kamu mau, bisa aku saja yang menemui mu. Kamu tidak perlu bersusah payah k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Rahim Yang Hilang   Kaget

    "Apa? Aku gak salah dengar, Ma?" tanya Osa, merasa tak percaya dengan apa yang didengarnya. Malam ini, Ratna memutuskan untuk menginap di rumah Milova. Ya, semenjak Milova dan Osa menikah, Osa memutuskan untuk menempati rumah Milova. Tujuannya tak lain agar tidak satu atap dengan ibunya dan ia juga takut Ratna mengetahui tentang perjanjian kontraknya dengan Milova. Bahkan sebelum Ratna datang, Osa meminta Maya memindahkan semua barang-barangnya ke kamar Milova, agar ibunya itu tidak curiga. "Iya, Mama serius." sahut Ratna dengan tegas. Maya dan Milova yang tengah mempersiapkan makan malam di dapur sedikit mendengar ketegangan antara ibu dan anak tersebut. "Bu, maaf saya tanya begini," Maya membuka pembicaraan sambil menyusun piring-piring yang akan diletakkan makanan. Malam ini, Milova juga Maya sengaja memasak kuah patarana, makanan khas Aceh yang juga kesukaan mertuanya itu. Pliek-U (patarana) adalah ampas kelapa yang telah dibusukkan untuk diperas minyaknya. Sejak dah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-16
  • Rahim Yang Hilang   Ningsih

    "Aku istri sah Saka!" teriak seorang wanita paruh baya. Ia masuk begitu saja ke ruang kerja Milova, tanpa permisi. Padahal, SMAS Tunas Bangsa memiliki peraturan baru, dimana setiap tamu tidak boleh masuk ke ruang guru atau ruangan lainnya. Tamu harus menunggu di ruang tunggu. Tapi wanita itu sama sekali tak peduli. Bahkan dengan beraninya ia membentak satpam saat melarangnya masuk tanpa permisi. Sayangnya, ia salah sasaran. Malah marah-marah ke Milova. Karena tak menemukan orang yang dicarinya, lantas ia melampiaskan murkanya ke menantu Ratna, Milova. "Anda ini marah-marah ke orang yang salah loh, Bu" Milova menasihati. Toh cuma buang-buang tenaga saja jika ia berteriak ke Milova. Jelas, Milova tak bisa berbuat apa-apa. Jauh-jauh wanita itu datang ke Aceh, hanya untuk memberi pelajaran pada Ratna. Ia tak lagi bisa membendung kecemburuannya. Bukan hanya rasa cemburu, tapi lebih tepatnya "kecewa". Wajar saja, Ningsih, istri sah Saka itu menemani suaminya dari nol, saat Sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-17
  • Rahim Yang Hilang   Sekap

    Disekap di sebuah ruang bioskop dalam keadaan pingsan membuat Milova tak bisa berbuat apa-apa. Ia yang sedang singgah di toilet umum sebuah rumah sakit dimana Saka dirawat, justru mendapati dua pria bertubuh kekar yang menikamnya dengan obat bius. Ketika sadar, ia dikejutkan dengan tayangan video di layar lebar bioskop tersebut. "Sial!" gumam Milova. Ia curiga ada yang berani masuk ke kantornya dan mengambil barang-barangnya. Bisa jadi saat ia sedang mengantar Saka ke rumah sakit tadi. Lantas siapa? Milova sendiri tak bisa menebak siapa pelakunya. Ia justru tak sanggup melihat semua adegan yang ada di dalam tayangan video tersebut. Saka dan Ratna yang sedang bercumbu ada di dalamnya. Ya, Milova memang sengaja mengambil ponsel pintar milik Saka saat jamuan makan malamnya bersama lelaki itu. Bisa dibilang, pertemuannya malam itu dengan tujuan menemukan kelemahan Saka. Namun sayangnya, Milova kurang hati-hati dan tidak menyimpan barang bukti perselingkuhan Saka dan Rat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18
  • Rahim Yang Hilang   Menyerah

    "Sepertinya, kali ini kamu menang!" pungkas Milova sambil mendongakkan dagunya. Oa menemui Rama di sebuah gedung tua, dimana pertama kali ia menyekap anak buah mantan suaminya itu. Milova mengambil sendiri keputusannya untuk menyerah pada perintah Rama, yaitu membebaskan preman yang sudah disekap oleh Milova. Milova tak ingin membuat Osa terpukul jika ia masih bersikeras pada pendiriannya. Rasanya sangat tidak etis, jika demi keegoisannya, ia mengorbankan reputasi Osa dan ibu mertuanya. Secara tidak sadar, Milova menaruh simpati pada lelaki yang sudah dinikahinya itu. "Jadi, benar dugaan ku, kamu lebih mencintai Osa dari pada aku!" tawa jahat terdengar dari mulut Rama, ia sembari menarik puntung rokok dari bibirnya yang menghitam. Milova merasa tak perlu menjelaskan pada Rama tentang alasannya menyerah. Ia tak ingin lagi terlalu mendramatisir keadaan. Toh, Milova juga sudah tahu belangnya lelaki itu. "Aku pikir kamu tulus mencintai ku, ternyata dugaan ku salah, Lov" ujar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19
  • Rahim Yang Hilang   Ingkar

    "Nih, lihat!" Saka menunjukkan layar ponsel pintar miliknya ke Milova. Betapa terkejutnya Milova ketika melihat video syur mertuanya ada di layar ponsel pintar Raka. Dan ternyata tayangan video tersebut sudah viral. Raka dan Husna sangat panik, mereka saling meminta saran terbaik untuk mengatasi masalah ini. Tapi menurut Milova, tak ada Yang bisa mencegahnya lagi. Semua orang juga sudah tahu dan Osa harus siap dengan semua konsekuensinya. "Masalahnya, bukan hanya bisnis Pak Osa yang akan terancam, tapi juga hubungan baik kita dengan pemerintah. Oh Tuhan, membayangkannya saja sudah membuat ku hampir gila." keluh Raka sambil melangkah keluar dari ruang kerja Milova. Milova tertegun. Ternyata kini, Rama secara terang-terangan menunjukkan kebusukannya, pikir Milova. Kini Milova dapat melihat dengan nyata karakter Rama yang sebenarnya, lelaki itu sudah ingkar janji. Memang benar kata orang, jangan berjanji dengan seorang pendusta. Tak ada gunanya, dan hanya buang-buang waktu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • Rahim Yang Hilang   Sekarat

    "Bagaimana, Dok?" ucap Ningsih sesaat setelah dokter ke luar dari ICU. Tergopoh-gopohnya dokter membuat Ningsih tak lagi berani bertanya. Dokter spesialis itu pun hanya meninggikan telapak tangan kanannya, lalu pergi. Sepertinya ia sedang buru-buru. "Ibu tenang dulu, ya. Pasien sedang kritis, jadi mohon diperkuat doanya ya, Bu?" ucap seorang perawat yang juga keluar mengikuti sang dokter. Ningsih hanya bisa mengangguk, menatap punggung perawat yang perlahan menjauh. Ia memijat keningnya dan merebahkan bahunya ke tembok, tepat di dekat pintu ruang ICU tersebut. Wanita yang baru menginjakkan kakinya di Aceh itu terlihat sangat menyedihkan. Tanpa seorang pun yang menguatkannya, ia harus merawat suami yang justru telah membantai mentalnya habis-habisan. Kejam sekali Saka pada istrinya. Ia tidur dengan wanita lain tanpa memikirkan luka batin yang ia torehkan. Begitukah lelaki? Liar dan buas ketika sudah berada di puncak. Padahal semua kesuksesan yang diraih Saka tak luput dari

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Rahim Yang Hilang   Liat Lahat

    Menatap liang lahat yang terbuka membuat Osa kembali mengulang masa lalunya, saat pemakaman sang ayah. Berkaca mata hitam dengan pakaian serba hitam membuatnya ikut berduka atas meninggalnya Saka. "Yang sabar ya, Bu" ucap seorang kerabat Ningsih sambil mengusap bahunya. Sebenarnya ada kekhawatiran lain yang mengusik pikiran Osa. Yaitu tentang Ratna yang kemungkinan besar akan terjerat hukum karena video asusilanya. Dari sanalah Osa berpikir untuk membawa Ratna ke luar negeri dan menghilangkan semua identitas tentang ibunya itu. Bisa dikatakan Ratna akan hidup dengan dunianya yang baru. Ya, dengan semua kekuasaan yang dimiliki lelaki kekar itu, ia dapat melakukannya dengan mudah. Bahkan ia bisa membuat sebuah sandiwara agar semuanya terlihat normal, misalnya dengan adegan kecelakaan tunggal yang menimpa Ratna dan mengakibatkan ia meninggal dunia. "Semua itu untuk menyelamatkan Mama" bantah Osa saat Milova menasihatinya untuk tidak melakukan sesuatu yang dapat membahayakannya di

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Rahim Yang Hilang   Pindah

    Milova merasa keputusan Osa terlalu gegabah. Ia berniat menjual sekolah yang sudah susah payah dibangun oleh almarhum Pak Seno. SMAS Tunas Bangsa merupakan cita-cita Pak Seno sejak dulu. "Kamu tetap harus ikut aku" ucap Osa pada istrinya itu. "aku janji akan tetap membantu mu membalas dendam meski kita sudah tidak di negara ini lagi." Osa berusaha meyakinkan Milova. Ya, meski pernikahan mereka hanya sebuah perjanjian di atas materai, Osa merasa masih membutuhkan Milova di sisinya. Entah sebagai apa, ia sendiri tak tahu, faktanya ia ingin Milova ikut pindah bersamanya ke luar negri. "Entahlah, aku belum bisa berpikir jernih." sahut Milova, menanggapi. Malam ini terasa sangat sendu. Milova sendiri hanya terpaku di depan meja makan dengan semua hidangan mewah dan enak yang disajikan Maya. Ia tak lagi bisa berpikir jernih. Banyak hal yang sedang dipertimbangkan Milova. Ia masih harus menyelesaikan urusannya dengan Rama. "Tapi lelaki itu sudah mendekam di penjara." Osa ingin Mi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23

Bab terbaru

  • Rahim Yang Hilang   Sadar

    Milova memeluk tubuh Osa dengan deraian air mata. Osa yang masih lemah bisa menyadari kehadiran wanita yang dicintainya. "Kamu tidak perlu mencari keberadaan bayi mu lagi," ucap Osa dengan nada suaranya yang masih terbata-bata. Milova mengerutkan keningnya. Sedikit kekecewaan menyelinap dari tatapannya pada Osa. Ia pikir, dengan melihat wajah lelaki kekar itu, ia akan sedikit tenang. Ternyata Osa justru membuatnya semakin kalut. "Bayi mu sudah meninggal satu tahun yang lalu, bersama istri pertama suami mu dan juga mertua mu." jelas Osa. Entah dari mana ia tahu segalanya. Milova berpikir bahwa suaminya sedang bermimpi. Atau mungkin alam mimpi membawanya menerjemahkan banyak hal selama ia koma. "Kamu bermimpi, ya?" tanya Milova, mencoba membenarkan isi pikirannya. "Aku tidak sedang bermimpi, ini benar adanya." sahut Osa, meyakinkan Milova. Pikiran Milova begitu kacau ketika mendengar apa yang dikisahkan suaminya, tepat sebelum kecelakaan itu terjadi. Osa sudah tahu tentang

  • Rahim Yang Hilang   Gagal Lagi

    Raju melaju dengan kecepatan tinggi. Pajero sport yang ia kendarai adalah milik Osa. Demi mengejar seseorang yang ia curigai sebagai salah satu tokoh penculikan bayi Milova, ia hampir saja mempertaruhkan nyawanya sendiri. "Hati-hati Raju!" pekik Milova yang duduk di sebelahnya. Milova yang trauma dengan kecepatan tinggi memaksa diri untuk ikut bersama Raju. Ia tak ingin lagi kehilangan jejak bayinya. Ternyata, orang-orang yang membawa bayi Milova, tepat di hari Osa mengalami kecelakaan, sengaja mengecoh Raju dengan mengarahkan kemudian mereka menuju bandara. Padahal, sebagian dari mereka berputar arah dan terbagi menjadi dua kelompok, salah satunya menuju tujuan yang lain. Licik sekali mereka, pikir Milova. Tapi, jika tidak licik, tak mungkin Rama mempercayai para preman suruhannya. "Bagaimana Rama bisa mengendalikan semua ini, sedangkan ia sedang mendekam di penjara?" Milova tak habis pikir dengan kelakuan mantan suaminya itu yang sudah sangat keterlaluan. Dan bayi yang seda

  • Rahim Yang Hilang   Negatif

    Milova terlihat lunglai di sebuah sofa empuk, tepat di kamar mewah dimana Osa dirawat. Ia sama sekali tidak tidur dan hanya sekadar minum dan makan beberapa suap. Kekhawatirannya semakin memuncak ketika melihat kondisi suaminya yang sama sekali tak menunjukkan perubahan. Osa masih koma dengan semua alat medis yang melekat pada tubuh kekarnya. "Kamu gak pulang saja dulu? Ya, istirahat sehari. Lagi pula, di sini ada Raju dan Raka yang menjaga Pak Osa." Husna memberi saran. Benar apa yang dikatakan Husna. Milova butuh waktu untuk istirahat dan menenangkan dirinya. Lagi pula, jika pun ia memaksa untuk menjaga Osa, dikhawatirkan justru kondisinya sendiri yang memburuk dan tentunya akan menjadi masalah baru. "Aku ingin menemaninya sampai ia sadar." sahut Milova. Husna dapat melihat betapa sedihnya perasaan Milova. Wajah cantiknya sudah berubah pucat, tubuhnya pun terlihat sangat lemah karena kekurangan energi. Jarang makan dan tidak tidur menjadi penyebabnya. "Kalau kamu mau te

  • Rahim Yang Hilang   Gagal

    Milova sadar dan membuka kedua matanya. Ia melihat Raju yang terlihat panik dan memijat kepalanya. Samar-samar Milova bisa membaca raut wajah Raju. "Ibu sudah sadar?" tanya Raju. Milova baru sadar kalau ternyata sedari tadi ia pingsan. Ia memang tidak punya keberanian untuk mendonorkan darahnya, namun tetap ia lakukan demi menyelamatkan Osa. "Bagaimana keadaan Osa?" tanya Milova spontan. Yang ia khawatirkan bukan dirinya sendiri, tapi Osa. Milova khawatir jika terjadi sesuatu dengan lelaki yang dicintainya itu. "Aku harus melihatnya." Milova berusaha untuk beranjak dari salah satu ranjang rumah sakit, dimana para perawat menidurkannya yang pingsan di depan ruang operasi. Milova mengerang, kepalanya sangat sakit, membuatnya tak mampu bangkit, bahkan hanya untuk duduk. "Jangan dipaksakan, Bu." Raju memberi saran. "Bagaimana keadaan mu?" tanya Husna yang tiba-tiba datang bersama Raka. "Pak Osa bagaimana?" Raka yang baru saja datang menodong Raju dengan pertanyaannya.

  • Rahim Yang Hilang   Kritis

    Milova tergesa-gesa menyusuri setiap ranjang di ruang IGD rumah sakit yang jaraknya cukup jauh dari SMAS Tunas Bangsa. Perasaannya sangat gundah. Ada ketakutan yang tak bisa ia jelaskan dengan kata-kata, tapi pastinya, ia sangat khawatir. Raka memberitahunya bahwa Osa mengalami kecelakaan dan mobilnya menabrak sebuah truk dari arah belakang. Saat ditemukan, kondisi Osa kritis dan mengalami pendarahan di otaknya. Milova sendiri tak tahu kemana Osa akan pergi, sampai pagi-pagi tadi ia sudah menghilang tanpa pamit. Menurut kabar yang beredar juga, Osa bertujuan ke bandara. Karena tempat dimana ia mengalami kecelakaan searah dengan arah bandara. Tapi, untuk apa ia ke bandara? Siapa yang ingin ia jemput?, pikiran Milova ikut bertanya-tanya. Tapi saat ini, yang terpenting baginya adalah keselamatan Osa, lelaki yang saat ini menjadi satu-satunya tempat ia berlabuh. "Bagaimana keadaan suami saya, Dok?" tanya Milova pada seorang dokter yang sedang memeriksa kondisi Osa. Terlihat je

  • Rahim Yang Hilang   Menyesali

    Matahari yang menghempas wajah Milova secara perkasa membangunkannya dari tidur panjangnya. Gorden yang sudah tersibak, membuatnya mencari-cari kemana Osa pergi. Padahal pagi ini, Milova sudah berjanji akan diantar oleh suaminya itu ke sekolah. Tapi pagi ini, sarapan yang sudah rapi di atas meja, hanya disantapnya sendirian. "Kamu tahu kemana Bapak?" tanya Milova pada Maya yang sedang meletakkan roti bakar di atas meja makan. "Tadi Bapak sudah pergi duluan, Bu. Katanya ada urusan mendadak." jelas Maya. Milova tahu apa yang menjadi alasan Osa pergi begitu saja, tak lain karena ia kecewa atas apa yang dilakukannya semalam. Tapi semua sudah terjadi, dan sebagai sepasang suami istri yang saling mencintai, Milova dan Osa sama sekali tak terpaksa melakukannya. Mengendarai mobilnya, Milova melaju menuju ke sekolah. Jam menunjukkan pukul 07.35 WIB. Cuaca pagi ini lumayan panas, terlihat jelas dari beberapa bunga di teras rumahnya yang sudah tak lagi berembun, tidak seperti biasanya.

  • Rahim Yang Hilang   Malam Pertama

    "Terima kasih, ya?" ucap Osa pada Milova, sesaat setelah kedua guru itu pulang. Milova memberi pilihan jika Bu Sarah dan Bu Cantika masih ingin mengajar di SMAS Tunas Bangsa, maka mereka harus mencari peserta didik yang akan masuk ke SMAS Tunas Bangsa dengan jumlah yang sama dengan jumlah peserta didik yang sudah keluar dari sekolah tersebut. Milova juga memberi waktu selama tiga bulan untuk mereka menyelesaikan misi tersebut. Selama tiga bulan tersebut juga Milova masih mengizinkan kedua guru itu untuk bekerja di SMAS Tunas Bangsa. Syarat tersebut sengaja Milova berlakukan sebagai salah satu strategi untuk mengembalikan nama baik nama SMAS Tunas Bangsa. Dengan begitu, tanpa disadari, nama sekolah akan kembali membaik dengan sendirinya. Dan tentunya, Bu Sarah dan Bu Cantika akan mempelopori misi Milova demi terpenuhinya jumlah peserta didik yang diinginkan sebelum waktu tiga bulan tersebut berlalu. "Sama-sama." ucap Milova seraya menyentuh pipi kiri Osa. Tindakan wanita itu me

  • Rahim Yang Hilang   Permohonan Maaf

    "Jadi itu tujuan Bu Cantikan dan Bu Sarah sampai harus datang ke rumah saya?" tanya Milova sesaat setelah menyeruput kopi khas Gayo. Kualitas Kopi Gayo (Aceh) sudah diakui oleh dunia sebagai kopi terbaik melalui sertifikat resmi akan kualitasnya yang keluar pada tahun 2010 lalu. Selain itu, sekarang ini juga para petani sedang mengembangkan tiga varietas Kopi Gayo yang sedang dibudidayakan, yaitu Gayo 1, Gayo 2, dan P88 yang juga sudah diakui oleh dunia sebagai kopi terbaik. Kenikmatan Kopi Gayo dimulai dari rasanya yang kuat dan berkarakter. Kopi Gayo memiliki rasa yang tidak pahit dan memiliki keasaman yang rendah, serta memiliki sedikit sentuhan rasa manis. Makanya, Kopi Gayo ini seringkali dijadikan sebagai bahan campuran berbagai house blend coffee. Kopi Gayo paling cocok ditanam di ketinggian 1000 mdpl. Namun, kopi Gayo ini juga memiliki keunikan tersendiri, yaitu ketinggian perkebunan yang menentukan cita rasanya. Perbedaan ketinggian perkebunan ini ternyata juga bisa mem

  • Rahim Yang Hilang   Rapat

    "Kok tiba-tiba rapat, sih?" para guru saling bertanya. Rapat ini tidak seperti biasanya, pemberitahuannya hanya satu jam sebelumnya. Sehingga menimbulkan banyak persepsi dari guru-guru. Apalagi, para internal SMAS Tunas Bangsa sedang dihebohkan dengan rencana Osa menjual sekolah ini. Dan kabar tersebut bukan lagi kabar burung, bahkan pembeli sekolah ini juga sudah bertemu langsung dengan Osa. "Acara serah terima, mungkin." tebak salah seorang guru. Osa dan Milova masuk dari pintu utama ruang guru. Berhubung dilakukan secara dadakan, maka saran dari Raka, rapat dilaksanakan di ruang guru saja. Lagi pula, ruang guru cukup luas dan nyaman, juga sejuk karena dilengkapi oleh pendingin ruangan. Dan yang terpenting, Raka sudah memastikan, semua guru mengikuti rapat ini, seperti perintah Osa. "Ada yang tahu, untuk apa rapat ini diadakan secara mendadak?" tanya Milova, membuka pembicaraan setelah Osa memberi sambutan dan mempersilakan Milova untuk bicara. "Untuk pengalihan kepal

DMCA.com Protection Status