Share

Kacau

Penulis: Aini Pien
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-01 22:14:14
"Sekolah kita sudah dilaporkan Pak, kita harus siap jika polisi datang." ucap Husna, masuk tanpa permisi ke ruang kerja atasannya itu. Ia tergesa-gesa sampai tak meminta izin untuk masuk.

Osa tak bergeming. Ia masih menyeruput kopinya sambil menatap lapangan basket yang terhempas dari balik kaca jendela besar di ruang kerjanya yang sangat sejuk. Beberapa anak sedang bermain dan tertawa lepas. Terlihat juga beberapa lainnya sedang berbincang di pinggiran hiruk pikuk penonton.

"Pak," Husna memanggil Osa kembali.

"Aku tidak sedang melamun." jelas Osa, menangkap dugaannya terhadap Husna yang barang kali mengira atasannya itu sedang melamun.

"Baik Pak, saya pamit." Husna melangkahkan kakinya.

Osa tidak sedang duduk diam. Ia sedang berpikir jalan terbaik atas semua masalah yang ada. Sudah satu bulan, sejak kepergian Milova, ia merasa hari-harinya sangat berat.

Bisa dikatakan, semenjak video asusila Ratna dan Saka tersebar luas seantero jagat maya, semua bisnis Osa mengalami penur
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Rahim Yang Hilang   Bertemu Rama

    "Aku punya tawaran menarik untuk mu." ucap Osa sesaat setelah pembicaraan sengit antara keduanya terjadi. Osa yang datang dengan sengaja ke lapas, menemui Rama yang sedang tidak baik-baik saja. Enam bulan lebih mendekam di penjara membuat lelaki kekar yang tadinya tampan dan memesona, berubah lusuh dan menyedihkan. Memandangi wajah lelaki yang tak punya semangat itu membuat Osa tersenyum jahat. "Jangan tawarkan ide gila mu pada ku!" Rama tak menanggapi dengan baik tawaran Osa. Bagi seorang Rama, tak penting apa yang akan ia dapatkan jika menuruti perintah Osa. Yang sedang ia pikirkan saat ini adalah bagaimana caranya bisa tetap menjalankan bisnis narkobanya. Sehingga ia tetap bisa meraup penghasilan, bahkan bisa ikut menyuap para tikus negara yang ada di lapas, pikirnya. Namun sampai saat ini, ia masih belum menemukan cara. "Lebih baik kamu tertawakan nasib sekolah mu. Aku dengar akibat video syur ibu mu, nama baik sekolah mu pun ikut buruk." kini giliran Rama yang tersenyum ja

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Rahim Yang Hilang   Menjual Aset

    "Ok baik, terima kasih banyak Pak Osa, kami izin pamit." ucap salah satu dari tiga lelaki berjas hitam yang baru saja pergi dari ruang kerja Osa. Osa merebahkan tubuhnya di sandaran sofa yang masih sangat empuk. Hampir 50 persen dari aset-asetnya sudah ia jual. Usaha yang sudah dirintis oleh almarhum Pak Seno harus ia korbankan satu per satu. Dari pada tidak mendapatkan keuntungan sama sekali, lebih baik ia menjualnya. Setidaknya, uang hasil penjualan tersebut bisa digunakan untuk membayar hutang serta pesangon bagi ratusan karyawannya yang terkena PHK. Berat rasanya, namun semua itu terpaksa ia lakukan demi menyelamatkan semua karyawannya. Setidaknya mereka punya modal untuk membuka usaha kecil-kecilan, pikir Osa. Banyak hal yang sudah dipertaruhkan Osa di dunia bisnis. Mulai dari aset-aset berharganya, hingga nama baik keluarganya yang sudah dijaga secara turun temurun juga ikut sirna. Osa tak ingin menyalahkan Ratna lagi. Mencerca perempuan itu tak ada gunanya juga, toh semu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Rahim Yang Hilang   Alamat

    Milova memang pernah melakukan kebaikan yang begitu besar bagi Raju. Saat ibu kandung lelaki itu dirawat di RS karena gagal ginjal dan kondisinya sangat kritis. Saat itu pula, Milova bersedia membiayai semua biaya pengobatannya yang nominalnya tidak sedikit. Belum lagi, kala itu ibu Raju membutuhkan donor darah. Sedangkan stok darah di PMI sedang kosong. Dengan segala kerendahan hati, Milova pun mendonorkan darahnya. Kebaikan itulah yang membuat Raju tak bisa melupakan Milova begitu saja. Meskipun wanita itu sudah memutuskan kerja samanya dengan Raju, tapi lelaki kekar itu tetap bersedia bekerja meski tanpa dibayar. Raju masih terus mencari bayi Milova. Meski Milova sendiri gak tahu tentang itu. Semua itu ia lakukan sebagai balas budi. Benar kata pepatah, setiap kebaikan yang dilakukan akan kembali dalam bentuk kebaikan pula. Osa melajukan mobilnya menuju alamat yang diberikan oleh Raju. Ia ingin membuktikan sendiri informasi yang didapatnya itu. Terlihat sebuah rumah tua,

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Rahim Yang Hilang   Hanya di sisiku

    "Aku tak akan menuntut lebih. Untuk saat ini, aku hanya ingin kamu di sisi ku." jelas Osa. Ia tersungkur di hadapan Milova yang sedang duduk di sofa kamar mereka. Yang dipikirkan Milova bukan lagi tentang perasaannya yang ternyata disambut oleh Osa. Tapi sekarang, ia sedang berpikir bagaimana membatalkan keinginan Osa untuk menjual SMAS Tunas Bangsa. "Kita akan pindah ke luar negri, dan memulai kehidupan yang baru." sambung lelaki kekar itu. Osa memang tak bisa menjamin bahwa Milova akan bahagia bersamanya. Ia juga tahu, penyakit yang dideritanya menjadi jarak terbesar antara keduanya. Dan Osa sama sekali tak ingin menyakiti wanita yang sudah berhasil masuk ke hatinya itu. "Jika aku menolak, apa kamu akan mendengarnya?" tawar Milova, menatap nanar wajah suaminya itu. Mungkin Milova hanya orang asing yang kini mulai menetap di hati Osa. Ia tak punya banyak kesempatan untuk menuntut. Dan hubungan keduanya juga belum memiliki kejelasan dan tujuan. "Ini untuk kebaikan semua or

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Rahim Yang Hilang   Rapat

    "Kok tiba-tiba rapat, sih?" para guru saling bertanya. Rapat ini tidak seperti biasanya, pemberitahuannya hanya satu jam sebelumnya. Sehingga menimbulkan banyak persepsi dari guru-guru. Apalagi, para internal SMAS Tunas Bangsa sedang dihebohkan dengan rencana Osa menjual sekolah ini. Dan kabar tersebut bukan lagi kabar burung, bahkan pembeli sekolah ini juga sudah bertemu langsung dengan Osa. "Acara serah terima, mungkin." tebak salah seorang guru. Osa dan Milova masuk dari pintu utama ruang guru. Berhubung dilakukan secara dadakan, maka saran dari Raka, rapat dilaksanakan di ruang guru saja. Lagi pula, ruang guru cukup luas dan nyaman, juga sejuk karena dilengkapi oleh pendingin ruangan. Dan yang terpenting, Raka sudah memastikan, semua guru mengikuti rapat ini, seperti perintah Osa. "Ada yang tahu, untuk apa rapat ini diadakan secara mendadak?" tanya Milova, membuka pembicaraan setelah Osa memberi sambutan dan mempersilakan Milova untuk bicara. "Untuk pengalihan kepal

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Rahim Yang Hilang   Permohonan Maaf

    "Jadi itu tujuan Bu Cantikan dan Bu Sarah sampai harus datang ke rumah saya?" tanya Milova sesaat setelah menyeruput kopi khas Gayo. Kualitas Kopi Gayo (Aceh) sudah diakui oleh dunia sebagai kopi terbaik melalui sertifikat resmi akan kualitasnya yang keluar pada tahun 2010 lalu. Selain itu, sekarang ini juga para petani sedang mengembangkan tiga varietas Kopi Gayo yang sedang dibudidayakan, yaitu Gayo 1, Gayo 2, dan P88 yang juga sudah diakui oleh dunia sebagai kopi terbaik. Kenikmatan Kopi Gayo dimulai dari rasanya yang kuat dan berkarakter. Kopi Gayo memiliki rasa yang tidak pahit dan memiliki keasaman yang rendah, serta memiliki sedikit sentuhan rasa manis. Makanya, Kopi Gayo ini seringkali dijadikan sebagai bahan campuran berbagai house blend coffee. Kopi Gayo paling cocok ditanam di ketinggian 1000 mdpl. Namun, kopi Gayo ini juga memiliki keunikan tersendiri, yaitu ketinggian perkebunan yang menentukan cita rasanya. Perbedaan ketinggian perkebunan ini ternyata juga bisa mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Rahim Yang Hilang   Malam Pertama

    "Terima kasih, ya?" ucap Osa pada Milova, sesaat setelah kedua guru itu pulang. Milova memberi pilihan jika Bu Sarah dan Bu Cantika masih ingin mengajar di SMAS Tunas Bangsa, maka mereka harus mencari peserta didik yang akan masuk ke SMAS Tunas Bangsa dengan jumlah yang sama dengan jumlah peserta didik yang sudah keluar dari sekolah tersebut. Milova juga memberi waktu selama tiga bulan untuk mereka menyelesaikan misi tersebut. Selama tiga bulan tersebut juga Milova masih mengizinkan kedua guru itu untuk bekerja di SMAS Tunas Bangsa. Syarat tersebut sengaja Milova berlakukan sebagai salah satu strategi untuk mengembalikan nama baik nama SMAS Tunas Bangsa. Dengan begitu, tanpa disadari, nama sekolah akan kembali membaik dengan sendirinya. Dan tentunya, Bu Sarah dan Bu Cantika akan mempelopori misi Milova demi terpenuhinya jumlah peserta didik yang diinginkan sebelum waktu tiga bulan tersebut berlalu. "Sama-sama." ucap Milova seraya menyentuh pipi kiri Osa. Tindakan wanita itu me

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Rahim Yang Hilang   Menyesali

    Matahari yang menghempas wajah Milova secara perkasa membangunkannya dari tidur panjangnya. Gorden yang sudah tersibak, membuatnya mencari-cari kemana Osa pergi. Padahal pagi ini, Milova sudah berjanji akan diantar oleh suaminya itu ke sekolah. Tapi pagi ini, sarapan yang sudah rapi di atas meja, hanya disantapnya sendirian. "Kamu tahu kemana Bapak?" tanya Milova pada Maya yang sedang meletakkan roti bakar di atas meja makan. "Tadi Bapak sudah pergi duluan, Bu. Katanya ada urusan mendadak." jelas Maya. Milova tahu apa yang menjadi alasan Osa pergi begitu saja, tak lain karena ia kecewa atas apa yang dilakukannya semalam. Tapi semua sudah terjadi, dan sebagai sepasang suami istri yang saling mencintai, Milova dan Osa sama sekali tak terpaksa melakukannya. Mengendarai mobilnya, Milova melaju menuju ke sekolah. Jam menunjukkan pukul 07.35 WIB. Cuaca pagi ini lumayan panas, terlihat jelas dari beberapa bunga di teras rumahnya yang sudah tak lagi berembun, tidak seperti biasanya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09

Bab terbaru

  • Rahim Yang Hilang   Sadar

    Milova memeluk tubuh Osa dengan deraian air mata. Osa yang masih lemah bisa menyadari kehadiran wanita yang dicintainya. "Kamu tidak perlu mencari keberadaan bayi mu lagi," ucap Osa dengan nada suaranya yang masih terbata-bata. Milova mengerutkan keningnya. Sedikit kekecewaan menyelinap dari tatapannya pada Osa. Ia pikir, dengan melihat wajah lelaki kekar itu, ia akan sedikit tenang. Ternyata Osa justru membuatnya semakin kalut. "Bayi mu sudah meninggal satu tahun yang lalu, bersama istri pertama suami mu dan juga mertua mu." jelas Osa. Entah dari mana ia tahu segalanya. Milova berpikir bahwa suaminya sedang bermimpi. Atau mungkin alam mimpi membawanya menerjemahkan banyak hal selama ia koma. "Kamu bermimpi, ya?" tanya Milova, mencoba membenarkan isi pikirannya. "Aku tidak sedang bermimpi, ini benar adanya." sahut Osa, meyakinkan Milova. Pikiran Milova begitu kacau ketika mendengar apa yang dikisahkan suaminya, tepat sebelum kecelakaan itu terjadi. Osa sudah tahu tentang

  • Rahim Yang Hilang   Gagal Lagi

    Raju melaju dengan kecepatan tinggi. Pajero sport yang ia kendarai adalah milik Osa. Demi mengejar seseorang yang ia curigai sebagai salah satu tokoh penculikan bayi Milova, ia hampir saja mempertaruhkan nyawanya sendiri. "Hati-hati Raju!" pekik Milova yang duduk di sebelahnya. Milova yang trauma dengan kecepatan tinggi memaksa diri untuk ikut bersama Raju. Ia tak ingin lagi kehilangan jejak bayinya. Ternyata, orang-orang yang membawa bayi Milova, tepat di hari Osa mengalami kecelakaan, sengaja mengecoh Raju dengan mengarahkan kemudian mereka menuju bandara. Padahal, sebagian dari mereka berputar arah dan terbagi menjadi dua kelompok, salah satunya menuju tujuan yang lain. Licik sekali mereka, pikir Milova. Tapi, jika tidak licik, tak mungkin Rama mempercayai para preman suruhannya. "Bagaimana Rama bisa mengendalikan semua ini, sedangkan ia sedang mendekam di penjara?" Milova tak habis pikir dengan kelakuan mantan suaminya itu yang sudah sangat keterlaluan. Dan bayi yang seda

  • Rahim Yang Hilang   Negatif

    Milova terlihat lunglai di sebuah sofa empuk, tepat di kamar mewah dimana Osa dirawat. Ia sama sekali tidak tidur dan hanya sekadar minum dan makan beberapa suap. Kekhawatirannya semakin memuncak ketika melihat kondisi suaminya yang sama sekali tak menunjukkan perubahan. Osa masih koma dengan semua alat medis yang melekat pada tubuh kekarnya. "Kamu gak pulang saja dulu? Ya, istirahat sehari. Lagi pula, di sini ada Raju dan Raka yang menjaga Pak Osa." Husna memberi saran. Benar apa yang dikatakan Husna. Milova butuh waktu untuk istirahat dan menenangkan dirinya. Lagi pula, jika pun ia memaksa untuk menjaga Osa, dikhawatirkan justru kondisinya sendiri yang memburuk dan tentunya akan menjadi masalah baru. "Aku ingin menemaninya sampai ia sadar." sahut Milova. Husna dapat melihat betapa sedihnya perasaan Milova. Wajah cantiknya sudah berubah pucat, tubuhnya pun terlihat sangat lemah karena kekurangan energi. Jarang makan dan tidak tidur menjadi penyebabnya. "Kalau kamu mau te

  • Rahim Yang Hilang   Gagal

    Milova sadar dan membuka kedua matanya. Ia melihat Raju yang terlihat panik dan memijat kepalanya. Samar-samar Milova bisa membaca raut wajah Raju. "Ibu sudah sadar?" tanya Raju. Milova baru sadar kalau ternyata sedari tadi ia pingsan. Ia memang tidak punya keberanian untuk mendonorkan darahnya, namun tetap ia lakukan demi menyelamatkan Osa. "Bagaimana keadaan Osa?" tanya Milova spontan. Yang ia khawatirkan bukan dirinya sendiri, tapi Osa. Milova khawatir jika terjadi sesuatu dengan lelaki yang dicintainya itu. "Aku harus melihatnya." Milova berusaha untuk beranjak dari salah satu ranjang rumah sakit, dimana para perawat menidurkannya yang pingsan di depan ruang operasi. Milova mengerang, kepalanya sangat sakit, membuatnya tak mampu bangkit, bahkan hanya untuk duduk. "Jangan dipaksakan, Bu." Raju memberi saran. "Bagaimana keadaan mu?" tanya Husna yang tiba-tiba datang bersama Raka. "Pak Osa bagaimana?" Raka yang baru saja datang menodong Raju dengan pertanyaannya.

  • Rahim Yang Hilang   Kritis

    Milova tergesa-gesa menyusuri setiap ranjang di ruang IGD rumah sakit yang jaraknya cukup jauh dari SMAS Tunas Bangsa. Perasaannya sangat gundah. Ada ketakutan yang tak bisa ia jelaskan dengan kata-kata, tapi pastinya, ia sangat khawatir. Raka memberitahunya bahwa Osa mengalami kecelakaan dan mobilnya menabrak sebuah truk dari arah belakang. Saat ditemukan, kondisi Osa kritis dan mengalami pendarahan di otaknya. Milova sendiri tak tahu kemana Osa akan pergi, sampai pagi-pagi tadi ia sudah menghilang tanpa pamit. Menurut kabar yang beredar juga, Osa bertujuan ke bandara. Karena tempat dimana ia mengalami kecelakaan searah dengan arah bandara. Tapi, untuk apa ia ke bandara? Siapa yang ingin ia jemput?, pikiran Milova ikut bertanya-tanya. Tapi saat ini, yang terpenting baginya adalah keselamatan Osa, lelaki yang saat ini menjadi satu-satunya tempat ia berlabuh. "Bagaimana keadaan suami saya, Dok?" tanya Milova pada seorang dokter yang sedang memeriksa kondisi Osa. Terlihat je

  • Rahim Yang Hilang   Menyesali

    Matahari yang menghempas wajah Milova secara perkasa membangunkannya dari tidur panjangnya. Gorden yang sudah tersibak, membuatnya mencari-cari kemana Osa pergi. Padahal pagi ini, Milova sudah berjanji akan diantar oleh suaminya itu ke sekolah. Tapi pagi ini, sarapan yang sudah rapi di atas meja, hanya disantapnya sendirian. "Kamu tahu kemana Bapak?" tanya Milova pada Maya yang sedang meletakkan roti bakar di atas meja makan. "Tadi Bapak sudah pergi duluan, Bu. Katanya ada urusan mendadak." jelas Maya. Milova tahu apa yang menjadi alasan Osa pergi begitu saja, tak lain karena ia kecewa atas apa yang dilakukannya semalam. Tapi semua sudah terjadi, dan sebagai sepasang suami istri yang saling mencintai, Milova dan Osa sama sekali tak terpaksa melakukannya. Mengendarai mobilnya, Milova melaju menuju ke sekolah. Jam menunjukkan pukul 07.35 WIB. Cuaca pagi ini lumayan panas, terlihat jelas dari beberapa bunga di teras rumahnya yang sudah tak lagi berembun, tidak seperti biasanya.

  • Rahim Yang Hilang   Malam Pertama

    "Terima kasih, ya?" ucap Osa pada Milova, sesaat setelah kedua guru itu pulang. Milova memberi pilihan jika Bu Sarah dan Bu Cantika masih ingin mengajar di SMAS Tunas Bangsa, maka mereka harus mencari peserta didik yang akan masuk ke SMAS Tunas Bangsa dengan jumlah yang sama dengan jumlah peserta didik yang sudah keluar dari sekolah tersebut. Milova juga memberi waktu selama tiga bulan untuk mereka menyelesaikan misi tersebut. Selama tiga bulan tersebut juga Milova masih mengizinkan kedua guru itu untuk bekerja di SMAS Tunas Bangsa. Syarat tersebut sengaja Milova berlakukan sebagai salah satu strategi untuk mengembalikan nama baik nama SMAS Tunas Bangsa. Dengan begitu, tanpa disadari, nama sekolah akan kembali membaik dengan sendirinya. Dan tentunya, Bu Sarah dan Bu Cantika akan mempelopori misi Milova demi terpenuhinya jumlah peserta didik yang diinginkan sebelum waktu tiga bulan tersebut berlalu. "Sama-sama." ucap Milova seraya menyentuh pipi kiri Osa. Tindakan wanita itu me

  • Rahim Yang Hilang   Permohonan Maaf

    "Jadi itu tujuan Bu Cantikan dan Bu Sarah sampai harus datang ke rumah saya?" tanya Milova sesaat setelah menyeruput kopi khas Gayo. Kualitas Kopi Gayo (Aceh) sudah diakui oleh dunia sebagai kopi terbaik melalui sertifikat resmi akan kualitasnya yang keluar pada tahun 2010 lalu. Selain itu, sekarang ini juga para petani sedang mengembangkan tiga varietas Kopi Gayo yang sedang dibudidayakan, yaitu Gayo 1, Gayo 2, dan P88 yang juga sudah diakui oleh dunia sebagai kopi terbaik. Kenikmatan Kopi Gayo dimulai dari rasanya yang kuat dan berkarakter. Kopi Gayo memiliki rasa yang tidak pahit dan memiliki keasaman yang rendah, serta memiliki sedikit sentuhan rasa manis. Makanya, Kopi Gayo ini seringkali dijadikan sebagai bahan campuran berbagai house blend coffee. Kopi Gayo paling cocok ditanam di ketinggian 1000 mdpl. Namun, kopi Gayo ini juga memiliki keunikan tersendiri, yaitu ketinggian perkebunan yang menentukan cita rasanya. Perbedaan ketinggian perkebunan ini ternyata juga bisa mem

  • Rahim Yang Hilang   Rapat

    "Kok tiba-tiba rapat, sih?" para guru saling bertanya. Rapat ini tidak seperti biasanya, pemberitahuannya hanya satu jam sebelumnya. Sehingga menimbulkan banyak persepsi dari guru-guru. Apalagi, para internal SMAS Tunas Bangsa sedang dihebohkan dengan rencana Osa menjual sekolah ini. Dan kabar tersebut bukan lagi kabar burung, bahkan pembeli sekolah ini juga sudah bertemu langsung dengan Osa. "Acara serah terima, mungkin." tebak salah seorang guru. Osa dan Milova masuk dari pintu utama ruang guru. Berhubung dilakukan secara dadakan, maka saran dari Raka, rapat dilaksanakan di ruang guru saja. Lagi pula, ruang guru cukup luas dan nyaman, juga sejuk karena dilengkapi oleh pendingin ruangan. Dan yang terpenting, Raka sudah memastikan, semua guru mengikuti rapat ini, seperti perintah Osa. "Ada yang tahu, untuk apa rapat ini diadakan secara mendadak?" tanya Milova, membuka pembicaraan setelah Osa memberi sambutan dan mempersilakan Milova untuk bicara. "Untuk pengalihan kepal

DMCA.com Protection Status